PENGARUH PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA POSYANDU KELURAHAN MERJOSARI KOTA MALANG

(1)

PENGARUH PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN

POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KADER

POSYANDU BALITA DALAM PROGRAM KESEHATAN IBU

DAN ANAK PADA POSYANDU KELURAHAN MERJOSARI

KOTA MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Disusun Oleh:

INDRAWATI ISMAIL

(09060022)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama : Indrawati Ismail

NIM : 09060022

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan / FIKES UMM

Judul Skripsi :Pengaruh Pemberdayaan Kader Kesehatan Posyandu Terhadap Peningkatan Kinerja Kader Posyandu Balita Dalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak Pada Posyandu Kelurahan Merjosari Kota Malang.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini adalah benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, April 2014 Yang membuat pernyataan,

Indrawati Ismail 09060022


(5)

v

MOTTO:

Berangkat Penuh

Keyakinan,

Berjalan Penuh

Keikhlasan,

Dan Bersabar Dalam

Mengahadapi Cobaan


(6)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Sederhana Ini Untuk:

1. Allah SWT, Sang Pemberi Kehidupan, Sang Penguasa alam dan isinya. Puji Syukur yang selalu terucap dari bibir ini atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya yang diberikan selama proses yang tak pernah lari dari tantangan ini. Perjuangan yang mengeluarkan keringat hingga airmata guna mencapai hasil akhir yang membahagiakan.

2. Nabi Besar Muhammad SAW, pemimpin besar islam dan sebagai tauladan bagiku beserta para sahabatnya

3. Kedua orangtua ku tercinta, Ayahanda (Alm.) Ismail Mamang dan Mama Sumarni Said, yang tak pernah sedikitpun melewatkan waktu untuk selalu mendoakan dan mendukung anakmu sejak kecil hingga sekarang. I have nothing to say abt this cz I know it’s never enough. Hey Dad, I miss u btw, yup u’re not here but I know u’re always behind me right by my side. Thank u for being my Superhero…and dear the strongest woman I’ve ever know, u know what, u’re more just a greatest mom to me, u’re my strength, my teacher, n my guidance. U’re rare like diamond, stay beautiful like a goddess & pure like an Angel. I’m so blessed to have u in my life. Terimakasih Bapak, Terimakasih Mama, Terimakasih Sudah Menjadi Orang Tua Terhebat untuk saya dan adek :’)

4. The one n only I’ve ever had my little brother, Muhammad Idham Ratuloly. No matter what u are my bestfriend, terimakasih sdh telpon kk berjam2 walaupun “Kadang2” -______-”, mulai dari ngomongin mata pelajaran Matematika sampai hal2 yg gak penting. Love u buddy <3

5. Keluarga Besar yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama ini, Specially untuk paman Natsir dan bibi yang selalu memberikan masukan-masukan dan mengajarkanku untuk selalu bersabar, terimakasih sebanyak-banyaknya

6. Best Partner Lalita Eka Putri S.Farm & Karmila Sari S.Kep I lop uuuu guuuuyss,,thanx for being my “another siblings” hahahahaaa. Kangennnn   

7. Kangarangan Group: E-rha qrhewo, Mega bona, Evi kangaranga, Antutlolonely si ababil gak ingat umur, Neneng si aremanita sejati, Cris si tukang komentar -___-”, Bang Pahlawan yg necis abeeeeess & Bang Subur alias dani oppa yg masih blm bisa move on pemirsahh. I love my crazy, goofy, stupid, georgeus, weird, lame socially challenged friends n u guys absolutely, totally, & fantastically rock my world!!! Thanx for everything, heheheee

8. Dan semua Sahabat-sahabatku di PSIK ’09 A, terimakasih sudah memberikan kesan termanis selama 4 tahun bersama kalian, nanti klo reunian calling2 yaa, 1 pesen ku, keep contact biar qt bs kompak terus, okehhh!! :D :*


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat

menyelesaikan tugas akhir skirpsi dengan judul “

Pengaruh Pemberdayaan

Kader Kesehatan Posyandu Terhadap Peningkatan Kinerja Kader Posyandu Balita Dalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak Pada Posyandu Kelurahan Merjosari Kota Malang”. Tugas akhir skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetiyo, M.Kep,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Nurul Aini S.Kep. Ns, M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna serta motivasi selama penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Ledy Martha Aridiana S.Kep. Ns, M.Kes. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar dalam membimbing serta membagi ilmu pengetahuan, dan atas segala masukan dan motivasi yang diberikan.

4. Kepala Puskesmas Dinoyo yang berkenan memberikan ijin untuk studi pendahuluan serta melakukan penelitian.

5. Seluruh kader posyandu yang bersedia mengisi kuesioner penelitian.

6. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.


(8)

viii

7. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan komunitas dan kesehatan masyarakat.

Wassalamualaikum,,wr,,wb,,

Malang, April 2014


(9)

ix

The Effect Of Cadre Empowerment In Posyandu To Increase Cadre Performance In Toddler Posyandu On Maternal And Child Healthy Program

At Merjosari, Malang City

Indrawati Ismail1, Nurul Aini S. Kep. Ns, M. Kep2 Ledy Martha Aridiana S. Kep. Ns, M.Kes2

ABSTRACT

Background : Empowerment is a process to develop self-support character and to improve the potential of heath cadres of Health Integrated Center (Posyandu = Pos Pelayanan Terpadu). Bad performance among cadres may adversely influence the successful achievement of target that is set by Community Health Center (Puskesmas = Pusat Kesehatan Masyarakat) for the activity of Health Integrated Center. Voluntarily selected and assigned cadres may have limits such as lack of knowledge, less activeness in the Health Integrated Center programs, declined performance, less counseling or uneven mentoring from health officer of Community Health Center to cadres of Health Integrated Center, and lack of motivation among cadres. Therefore, health cadres of Health Integrated Center need refreshment or empowerment. It is a very important device to improve the performance of cadres and to increase their knowledge about service delivery at Health Integrated Center, especially related to a program of Health Integrated Center, which is “Mother and Child Health”.

Research Method : Research type is pre-experiment with one group pretest posttest design. The subject of research is cadres of Health Integrated Center at Merjosari Village. Sampling technique is Cluster Sampling. Data analysis is using a computerization system, SPSS Version 16.0, and t-test.

Result : The result obtained with t test that cadre empowerment of Health Integrated Center influence the performance improvement of cadres in Maternal and child health program, with thitung 21.487 and significance 0.000

Conclusion : Statistical analysis with the analysis of paired samples t test was concluded that H0 is rejected and H1 is accepted that, it can be concluded that no health worker empowerment posyandu influence on performance improvement cadres in maternal and child health programs. Performance decreases posyandu cadres need to be empowered, increasing the performance of cadres in the implementation posyandu

Keywords : Empowerment, Performance

1. Student of Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.

2. Lecturer of Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.

3. Lecturer of Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.


(10)

x

PENGARUH PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA POSYANDU

KELURAHAN MERJOSARI KOTA MALANG Indrawati Ismail1, Nurul Aini S.Kep. Ns, M.Kep2

Ledy Martha Aridiana S.Kep. Ns, M.Kes3 INTISARI

Latar Belakang: Pemberdayaan merupakan suatu proses untuk mengembangkan, memandirikan, serta dapat meningkatkan potensi para kader kesehatan posyandu. Kinerja kader yang cukup buruk dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, sehingga kinerja kader posyandu sangat mempengaruhi keberhasilan target yang telah ditentukan oleh Puskesmas dalam sebuah kegiatan posyandu. Kader yang dipilih dan bertugas secara sukarela memiliki keterbatasan yakni minimnya ilmu pengetahuan, kurangnya keaktifan para kader posyandu, kinerja yang menurun, kurangnya bimbingan para kader posyandu dari tenaga kesehatan puskesmas secara merata, serta kurang termotivasinya para kader, maka kader-kader kesehatan posyandu perlu mendapatkan suatu penyegaran berupa pemberdayaan. Pemberdayaan sangat penting demi meningkatkan kinerja dari kader itu sendiri serta pengetahuan dalam pemberian pelayanan di posyandu terkait salah satu program posyandu yakni Kesehatan Ibu dan Anak.

Metode Penelitian: Penelitian Pre eksperimental dengan one group pretest posttestdesign. Subjek penelitian ini adalah kader Posyandu yang terdapat dikelurahan Merjosari dengan Teknik Cluster Sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan system komputerisasi SPSS versi 16.0 dengan Uji T.

Hasil: Hasil penelitian dengan uji t didapat bahwa ada pengaruh pemberdayaan kader kesehatan posyandu terhadap peningkatan kinerja kader dalam program kesehatan ibu dan anak dengan thitung 21,487 dan signifikansi 0,000

Kesimpulan: Hasil analisa statistic analisa dengan uji t sampel berpasangan disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberdayaan kader kesehatan posyandu terhadap peningkatan kinerja kader dalam program kesehatan ibu dan anak. Kinerja kader posyandu yang menurun butuh diberdayakan sehingga, kinerja kader semakin meningkat dalam pelaksanaan kegiatan posyandu

Kata Kunci: Pemberdayaan, Kinerja

1. Mahasiswa Program Studi ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Studi ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

3. Dosen Program Studi ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ... v

Motto ... vi

Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Abstract ... x

Intisari ... xi

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.1 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

1.6 Definisi Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemberdayaan ... 10

2.1.1 Konsep Pemberdayaan ... 10

2.1.2 Tujuan Pemberdayaan ... 12

2.1.3 Tahap Pemberdayaan ... 12

2.1.4 Proses Pemberdayaan ... 13

2.1.5 Langkah-Langkah Pemberdayaan ... 14

2.2 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) ... 16

2.2.1 Konsep Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) ... 16

2.2.2 Dasar Pelaksanaan Posyandu ... 18

2.2.3 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu ... 18

2.2.4 Kegiatan Posyandu ... 19

2.2.5 Waktu Penyelenggaraan ... 20

2.2.6 Tempat Penyelenggaraan ... 20

2.2.7 Program posyandu ... 20

2.2.8 Sasaran Posyandu ... 23

2.2.9 Kriteria Posyandu ... 23

2.3 Kader Posyandu ... 25


(12)

xii

2.3.2 Persyaratan menjadi Kader ... 26

2.3.3 Tujuan Pembentukan Kader ... 28

2.3.4 Peran Kader Posyandu ... 28

2.3.5 Keaktifan kader... 30

2.4 Pemberdayaan Kader Kesehatan Posyandu ... 30

2.5 Kinerja ... 32

2.5.1 Konsep Kinerja... 32

2.5.2 Model Kinerja ... 33

2.5.3 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja ... 34

2.5.4 Penilaian Kinerja Kader Posyandu ... 38

2.6 Pengaruh Pemberdayaan Kader Kesehatan Posyandu Terhadap Peningkatan Kinerja ... 41

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 44

3.2 Hipotesa Penelitian ... 46

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 47

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 48

4.2.1 Populasi ... 48

4.2.2 Sampel ... 49

4.2.3 Teknik Sampling ... 51

4.3 Variabel Penelitian ... 51

4.3.1 Variaberl Independent ... 51

4.3.2 Variabel Dependent ... 51

4.4 Definisi Operasional ... 52

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 52

4.5.1 Tempat Penelitian ... 52

4.5.2 Waktu Penelitian ... 52

4.6 Intrumen Penelitian ... 53

4.7 Uji Validitas ... 53

4.8 Uji Reliabilitas ... 54

4.9 Teknik Pengumpulan Data ... 54

4.10 Analisa Data ... 55

4.11 Etika Penelitian ... 56

4.11.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent) ... 56

4.11.2 Tanpa Nama (Anonimity) ... 56

4.11.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ... 56

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden ... 57

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 58


(13)

xiii

5.2 Kinerja Kader Posyandu Sebelum (Pre) Dilakukan Pemberdayaan Terhadap

Kader Kesehatapan Posyandu Di Kelurahan Merjosari ... 60

5.3 Kinerja Kader Posyandu Setelah (Post) Dilakukan Pemberdayaan Terhadap Kader Kesehatapan Posyandu Di Kelurahan Merjosari ... 62

5.4 Pengaruh Kinerja Kader Posyandu Sebelum (Pre) Dan Sesudah (Post) Dilakukan Pemberdayaan Terhadap Kader Kesehatan Posyandu Di Kelurahan Merjosari Kota Malang ... 63

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Kinerja Kader Kesehatan Posyandu Sebelum Dilakukan Pemberdayaan ... 66

6.2 Gambaran Kinerja Kader Kesehatan Posyandu Setelah Dilakukan Pemberdayaan ... 68

6.3 Pengaruh Pemberdayaan Kader Kesehatan Posyandu Terhadap Kinerja Kader Posyandu ... 71

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 75

6.5 Implikasi Keperawatan ... 76

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 77

7.2 Saran ... 77

Daftar Pustaka ... 79


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rancangan Penelitian ... 47

Table 4.2 Tabel Jumlah Kader Posyandu ... 48

Tabel 4.3 Definisi Operasional ... 52

Tabel 5.1 Karakteristik Usia Responden ... 58

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Peningkatan Kinerja... 64


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden ... 58

Gambar 5.2 Karakteristik Masa Kerja Responden ... 59

Gambar 5.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ... 60

Gambar 5.4 Kinerja Sebelum Pemberdayaan ... 61

Gambar 5.5 Kinerja Responden Berdasarkan Penilaian Kinerja Sebelum Pemberdayaan ... 61

Gambar 5.6 Kinerja Setelah Dilakukan Pemberdayaan ... 62

Gambar 5.7 Kinerja Responden Berdasarkan Penilaian Kinerja Setelah Pemberdayaan ... 63

Gambar 5.8 Peningkatan Kinerja Sebelum Dan Setelah Dilakukan Pemberdayaan 65 Gambar Dokumentasi Penelitian ... 104


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Pengisian Kuisioner ... 83

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 84

Lampiran 3 Lembar Identitas ... 85

Lampiran 4 Lembar Kuisioner Kinerja Kader Posyandu ... 86

Lampiran 5 Kinerja Kader Sebelum Dilakukan Pemberdayaan ... 90

Lampiran 6 Kinerja Kader Setelah Dilakukan Pemberdayaan ... 93

Lampiran 7 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 96


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Anwas, Oos M. Suyono, Haryono. (2013), Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global.

Bandung: Alfabeta

Departemen Kesehatan RI, (2005). Panduan Umum Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta

, (2006). Modul Pelatihan Revitalisasi Posyandu. Jakarta: Departemen Kesehatan

, (2007). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Departemen Kesehatan

, (2011). Pedoman Kader Seri Kesehatan Ibu Dan Anak.

Jakarta Departemen Kesehatan

Effendi (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik Dalam Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Ekasari dkk (2008). Keperawatan Komunitas: Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat, Jakarta-timur: Trans Info Media

Eko, Sutoro. (2002), Pemberdayaan Masyarakat Desa, Materi Diklat Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Kaltim, Samarinda, Desember 2002.

Fadzilah, Ari (2006). Analisis Pengaruh Pemberdayaan Karyawan Self Of Efficacy Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Penjualan (Studi Kasus Pada Pt. Sinar Sosro Wilayah Pemasaran Semarang) Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. Volume 3, No 1, Semarang.

Gibson. (2005). Influence of Organizational Culture on Motivation and Job Satisfactionand Employee Performance in Sub Sector Medium Scale Wood Processing Industry in East Java. Journal of Management and Entrepreneurship. Vol. 7, No.2

Gibson, James L. (1989) Organisasi dan Manajemen Perilaku: Perilaku, Struktur, dan Proses. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Handoko, Hani T. (2008). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, BPFE, Yogyakarta

Harsiwi, Agung M. (2003). Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Karakteristik Personal Pemimpin. Artikel: Yogyakarta


(18)

xviii

Kementerian Kesehatan RI: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 747/Menkes/SK/VI/2007 tentang Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga

Kurrachman, T (2003). Pelatihan Pengukuran Status Gizi Dan Palpasi Gondok Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pada Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Semarang. Semarang

Mathis, Robert I, Jackson John H. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat

Manuaba, Ida Bagus. (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

, (1998), Ilmi Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Maulana, Heri D. J. (2009), Promosi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009. Jakarta

Mondy, Wayne & Robert M, Noe. (2008) Human Resource Management, New Jersey: patience Hall inc. (Terjemahan)

Muljono, Pudji. (2009), Model pemberdayaan masyarakat melaui Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga), Institut Pertanian Bogor

Muninjaya, A. A. Gde (2004). Manajemen Kesehatan Edisi 2, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Nilawati (2008), Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyanduy Terhadap Keaktifan Kader Di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008,

Tesisi, Sekolah Pascasarjana USU, Medan.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. . (2007), Kesehatan Masyarakat Dan Seni. Jakarta: Penerbit EGC . (2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip dasar cetakan

kedua, PT Rineka Cipta

__________________. (2003), Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta: Jakarta

Nursalam. 2011, Riset Untuk Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

, 2008, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu

Pio, Riane Johnly (2011). Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Pengaruhnya Terhadap Kinerja Usaha Mikro Dikota Manado, Manado.


(19)

xix

Ponijan (2012). Penilaian Kinerja Dan Komitmen Dalam Etika Pemerintahan. Universitas Satyagama. Jakarta

Rivai, Viethzal. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan (Dari Teori Ke Teori Praktek). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Siagian, Sondang, (2005), Manajemen Stratejik, Edisi keenam, PT. Bumi Aksara, Jakarta Soetomo. (2011), Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Sugiyono. (2010), Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta

. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukiarko, E. (2007) Pengaruh Pelatihan Dengan Metode Belajar Berdasarkan Masalah

Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Kader Gizi Dalam Kegiatan Posyandu.

Magelang

Sumonidingrat, Gunawan. (2004), Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. PT Bina Rena Pariwara, Jakarta

Sulistiyani. (2004), Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.

Syafei, M. (2008), Pemberdayaan Kader Dalam Revitalisasi Posyandu di Kabupaten Batang Hari, Sumatra. Diakses pada tanggal 24 Juli 2013, pukul 10:52 AM

Taufik, Sukasah. (2005), Pengaruh Proses Rekrutment, Seleksi Dan Penempatan Terhadap Kinerja Pegawai Di Deputi Administrasi Sekretariat Negara RI. Universitas Indonesia

Teguh, Ambar. (2004). Membangun Masyarakat Memberdayakan Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Rafika Aditama.

Wibisono, Dermawan (2011). Manajemen Kinerja Korporasi & Organisasi: Panduan Penyusunan Indikator. Jakarta: Erlangga. PT Gelora Aksara Pratama

Wibowo (2010). Budaya Organisasi: Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang. Rajawali Pers, Jakarta

Yuki, Gary A, Jusuf Udaya (2004). Kepemimpinan Dalam Organisasi Victory Jaya Abadi. Jakarta

Yulaelawati, Ela. (2012). Kurikulum Dan Pembelajaran, Filosofi Teori Dan Aplikasi.


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah salah satu indicator penting untuk mengukur status kesehatan masyarakat. Untuk memperkecil angka kejadian tersebut, Puskesmas hadir dengan programnya yakni Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu adalah suatu unit terkecil dari Puskesmas yang dilaksanakan disuatu wilayah kerja puskesmas dan dalam pelaksanaannya dilakukan di setiap kelurahan/RW, merupakan sebuah ujung tombak pelayanan kesehatan dan suatu bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (Infant mortality rate), angka kelahiran bayi (Birth rate) dan angka kematian ibu (Maternal mortality rate), serta dalam rangka mempercepat terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Depkes RI RI,1998). Kualitas dan kuantitas dari pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh keberhasilan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang holistik pada klien dalam rangka memenuhi sasaran yang ingin dicapai.

Posyandu diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam satu unit posyandu idealnya melayani 100 balita (120 kepala keluarga) yang disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat yang dibuka sebulan sekali, dan dilaksanakan oleh kader Posyandu. Kader yang ditugaskan adalah warga setempat yang telah dilatih oleh Puskesmas (Meilani, Setyawati, 2009). Effendi (2009) berpendapat bahwa kegiatan Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi


(21)

2

masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

Posyandu berdiri pada tahun 1986 dan berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi telah berhasil diturunkan serta umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 2003 AKI tercatat 307/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 37/1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2003), maka pada tahun 2007 AKI dan AKB mengalami penurunan masing-masing adalah 228/100.000 kelahiran hidup serta 34/1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Umur harapan hidup di Indonesia rata-rata meningkat dari 70,5 tahun pada tahun 2007 menjadi 72 tahun pada tahun 2014 (RPJMN 2010-2014). Posyandu dicanangkan pada tahun 1986 dan jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, dan pada tahun 2009, meningkat menjadi 266.827 posyandu dengan rasio 3-4 posyandu per desa/kelurahan. Peningkatan jumlah posyandu yang sangat tinggi, diharapkan tujuan dari posyandu yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia segera tercapai.

Pencapaian tujuan dalam suatu posyandu tidak terlepas dari peran para kader-kader kesehatan posyandu. Kader kesehatan posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan. Peran serta atau keikutsertaan kader melalui berbagai berbagai organisasi dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat desa harus dapat terorganisir dan terencana dengan tepat dan jelas. Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat


(22)

3

kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader juga ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan diposyandu. Peran dan fungsi posyandu sangat terlihat dan bergerak pada awal tahun 1990. Posyandu sebagai tempat penimbangan berat badan balita dan juga sebagai tempat pelayanan gizi dan pemeriksaan ibu hamil. Dengan berjalannya waktu, kader-kader kesehatan posyandu semakin menyusut. Kurangnya pemahaman dan keterampilan pelayanan, menyebabkan kader kurang mandiri sehingga sangat tergantung pada petugas kesehatan dan puskesmas.

Aspek kualitas dalam pelayanan kegiatan posyandu yang terdapat di masyarakat masih banyak ditemukan berbagai macam masalah, meliputi kelengkapan sarana dimana terdapat pada beberapa posyandu kurang lengkapnya peralatan dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu tersebut, dan yang menjadi inti permasalahan dari kader posyandu adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh sebagian kader masih sangat minim sehingga berdampak pada skill

(keterampilan) dan pemberian pelayanan saat posyandu terutama masyarakat kelompok rentan, yakni bayi, anak balita dan ibu hamil serta ibu menyusui.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang merupakan salah satu program dari posyandu menjadi faktor resiko akibat dari minimnya pengetahuan. Perkembangan dan mutu pelayanan posyandu sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakat, dan kader posyandu menjadi salah satu contohnya. Fungsi kader terhadap posyandu sangat besar yaitu mulai dari tahap perintisan posyandu, penghubung dengan lembaga yang menunjang penyelenggaraan posyandu, sebagai perencana pelaksana dan sebagai pembina serta penyuluh untuk memotivasi masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan posyandu di wilayahnya, maka peran kader dalam pelaksanaan posyandu ini sangat penting


(23)

4

karena kader posyandu sangat bertanggungjawab. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi dan balita (Bawah Lima Tahun) tidak dapat dideteksi secara dini, dan tentunya akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita. Terdapat kurang lebih 250.000 posyandu di Indonesia pada tahun 2007, hanya 40% yang masih aktif dan diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status kesehatannya (Martinah, 2008). Beberapa kader posyandu dengan segala keterbatasannya harus melayani masyarakat tanpa mendapatkan bimbingan secara terpadu padahal kader posyandu ini merupakan pemberi pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan untuk melayani masyarakat (Wahab, www.ccde.or.id), hingga pembinaan melalui pemberdayaan kader merupakan jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei

di Kelurahan Merjosari Kota Malang didapatkan data bahwa terdapat 12 posyandu balita yang aktif diselenggarakan. Peneliti mengikuti survey yang dilakukan oleh ketua posyandu pada beberapa kegiatan posyandu yang dilakukan dan terdapat masalah yaitu pada kehadiran kader posyandu. Jumlah kader posyandu yang terdapat di RW 07 adalah sebanyak 8 kader, namun yang hadir pada kegiatan posyandu saat itu sebanyak 2 kader diakibatkan kader posyandu masih pasif pengetahuannya terkait posyandu. Masalahan lain yang ditemukan melalui hasil wawancara pada ketua posyandu kelurahan Merjosari adalah kader kurang aktif dalam kegiatan posyandu, rendahnya tingkat pendidikan kader posyandu dan kurangnya bimbingan dari petugas kesehatan puskesmas sehingga, tentunya berdampak pada kinerja posyandu yang menurun. Salah satu contohnya adalah terdapat beberapa posyandu daerah tersebut tidak rutin menjalankan


(24)

5

posyandu sehingga warga berpindah pada posyandu yang lain. Selain itu didapatkan permasalah lain yakni kurangnya kader pada saat pelaksanaan posyandu sehingga menimbulkan kesulitan pada kader lain, berbeda dengan permasalahan pada posyandu lainnya, sebagian besar kader hanya melakukan penimbangan pada berat badan bayi, tinggi badan bayi, tanpa melakukan penyuluhan pada bayi tentang imunisasi. Angka kematian Balita yang didapatkan di kelurahan Merjosari, kota Malang pada tahun 2011-2012 sebanyak 3 bayi.

Minimnya ilmu pengetahuan, kurangnya keaktifan para kader posyandu, kinerja yang menurun, jarangnya bimbingan para kader posyandu dari tenaga kesehatan puskesmas, serta kurang termotivasinya para kader, maka kader-kader kesehatan posyandu perlu mendapatkan suatu penyegaran berupa pemberdayaan. Pemberdayaan merupakan suatu proses untuk mengembangkan, memandirikan, serta dapat meningkatkan atau mengembangkan potensi para kader kesehatan posyandu. Kegiatan pemberdayaan sangat penting demi meningkatkan kinerja dari kader itu sendiri serta pengetahuan dalam pemberian pelayanan di posyandu terkait salah satu program posyandu yakni Kesehatan Ibu dan Anak.

Latar belakang diatas membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberdayaan Kader Kesehatan Posyandu Terhadap Peningkatan Kinerja Kader Posyandu Balita Dalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis


(25)

6

Posyandu terhadap Peningkatan Kinerja Kader Posyandu dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh pemberdayaan kader posyandu terhadap peningkatan kinerja posyandu dalam program kesehatan ibu dan anak.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan gambaran kinerja kader kesehatan posyandu sebelum dilakukan pemberdayaan kader posyandu.

b. Mendeskripsikan gambaran kinerja kader kesehatan posyandu sesudah dilakukan pemberdayaan kader posyandu.

c. Menganalisis pengaruh pemberdayaan kader kesehatan posyandu

terhadap kinerja kader posyandu.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Kader Posyandu

Untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan dalam menjalankan program pemerintah untuk menurunkankan angka kematian ibu dan anak, dan sebagai masukan dalam rangka peningkatan partisipasi kader posyandu.


(26)

7

2. Bagi Penulis

Sebagai pengalaman langsung dalam melaksanakan penelitian dan juga menambah wawasan terkait pemberdayaan kader terhadap peningkatan kinerja dari para kader posyandu.

3. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan dapat membantu mengembangkan Ilmu Keperawatan,

khususnya dibidang Ilmu Keperawatan Komunitas dalam

mengembangkan Posyandu agar tercapainya tujuan dari posyandu.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah:

1. Kuscahyani (2005), dalam penelitiannya yang berjudul: Hubungan Antara Motivasi Dan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kinerja Kader Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Godean II Desa Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: dari 35 responden, 24 responden memiliki motivasi non financial, 21 responden tingkat pengetahuan ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, terletak pada jenis variable dan tempat penelitian.

2. Akbar, M. A. (2009), dalam penelitiannya yang berjudul: Studi Keaktifan Kader Posyandu Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Banjar. Hasil dari penelitian ini yaitu, motivasi kader bersedia menjadi kader posyandu karena adanya dukungan keluarga, ingin menambah pengalaman, kepuasan batin, ingin mendapat penghargaan,


(27)

8

mengurus keluarga agar sehat dan untuk menganjurkan masyarakat untuk ke posyandu. Untuk pengembangan posyandu, kader menginginkan adanya pembinaan, sarana prasarana yang lengkap serta partisipasi aktif dari masyarakat setempat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survey kualitatif partisipatif yang dianalisis secara deskriptif dengan subjek penelitian kader posyandu aktif, Pembina, serta pengguna posyandu. Perbedaan penelitian ini dengan yang akan diteliti oleh peneliti terletak pada jenis variable dan tempat penelitian.

3. Syariffudin (2009), dalam penelitiannya yang berjudul: Motivasi Kader Posyandu Di Puskesmas Rasa Ra’e Timur Kota Bima. Hasil penelitian ini adalah motivasi karena kebutuhan fisiologis kader antara lain mendapatkan insertif, obat, jaminan pemeliharaan kesehatan dan kemudahan pelayanan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah terletak pada jenis variable dan tempat penelitian.

4. M. Syafei (2008), dalam penelitiannya yang berjudul: Pemberdayaan Kader Dalam Revitalisasi Posyandu di Kabupaten Batang Hari. Hasil dari penelitian ini adalah supaya kinerja kader posyandu dapat berjalan dengan baik, maka diberikan pemberian insentif sebagai bentuik motivasi terhadap kinerja kader posyandu. perbedaan dengan penelitian peneliti adalah terletak pada jenis variable dan tempat penelitian.


(28)

9

1.6 Definisi Istilah

1. Kader

Kader adalah warga masyarakat setempat yang terpilih atau ditunjuk oleh masyarakat dengan kata lain kader kesehatan merupakan wakil dari warga setempat, yang membantu masyarakat dalam masalah kesehatan agar diperoleh kesesuaian antara fasilitasi pelayanan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan (Depkes RI, 2006).

2. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu proses untuk mengembangkan dan memandirikan masyarakat yang berpotensi, khususnya dibidang kesehatan untuk meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2011)

3. Kinerja

Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan (Simanjuntak, 2005)

4. Infant mortality

Infant mortality adalah angka kematian bayi (Kamus Saku Perawat, Weller 2005)

5. Maternal mortality

Maternal mortality adalah angka kematian (Kamus Saku Perawat, Weller 2005)

6. Birth rate


(1)

karena kader posyandu sangat bertanggungjawab. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi dan balita (Bawah Lima Tahun) tidak dapat dideteksi secara dini, dan tentunya akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita. Terdapat kurang lebih 250.000 posyandu di Indonesia pada tahun 2007, hanya 40% yang masih aktif dan diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status kesehatannya (Martinah, 2008). Beberapa kader posyandu dengan segala keterbatasannya harus melayani masyarakat tanpa mendapatkan bimbingan secara terpadu padahal kader posyandu ini merupakan pemberi pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan untuk melayani masyarakat (Wahab, www.ccde.or.id), hingga pembinaan melalui pemberdayaan kader merupakan jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei di Kelurahan Merjosari Kota Malang didapatkan data bahwa terdapat 12 posyandu balita yang aktif diselenggarakan. Peneliti mengikuti survey yang dilakukan oleh ketua posyandu pada beberapa kegiatan posyandu yang dilakukan dan terdapat masalah yaitu pada kehadiran kader posyandu. Jumlah kader posyandu yang terdapat di RW 07 adalah sebanyak 8 kader, namun yang hadir pada kegiatan posyandu saat itu sebanyak 2 kader diakibatkan kader posyandu masih pasif pengetahuannya terkait posyandu. Masalahan lain yang ditemukan melalui hasil wawancara pada ketua posyandu kelurahan Merjosari adalah kader kurang aktif dalam kegiatan posyandu, rendahnya tingkat pendidikan kader posyandu dan kurangnya bimbingan dari petugas kesehatan puskesmas sehingga, tentunya berdampak pada kinerja posyandu yang menurun. Salah satu contohnya adalah terdapat beberapa posyandu daerah tersebut tidak rutin menjalankan


(2)

posyandu sehingga warga berpindah pada posyandu yang lain. Selain itu didapatkan permasalah lain yakni kurangnya kader pada saat pelaksanaan posyandu sehingga menimbulkan kesulitan pada kader lain, berbeda dengan permasalahan pada posyandu lainnya, sebagian besar kader hanya melakukan penimbangan pada berat badan bayi, tinggi badan bayi, tanpa melakukan penyuluhan pada bayi tentang imunisasi. Angka kematian Balita yang didapatkan di kelurahan Merjosari, kota Malang pada tahun 2011-2012 sebanyak 3 bayi.

Minimnya ilmu pengetahuan, kurangnya keaktifan para kader posyandu, kinerja yang menurun, jarangnya bimbingan para kader posyandu dari tenaga kesehatan puskesmas, serta kurang termotivasinya para kader, maka kader-kader kesehatan posyandu perlu mendapatkan suatu penyegaran berupa pemberdayaan. Pemberdayaan merupakan suatu proses untuk mengembangkan, memandirikan, serta dapat meningkatkan atau mengembangkan potensi para kader kesehatan posyandu. Kegiatan pemberdayaan sangat penting demi meningkatkan kinerja dari kader itu sendiri serta pengetahuan dalam pemberian pelayanan di posyandu terkait salah satu program posyandu yakni Kesehatan Ibu dan Anak.

Latar belakang diatas membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberdayaan Kader Kesehatan Posyandu Terhadap Peningkatan Kinerja Kader Posyandu Balita Dalam Program Kesehatan Ibu Dan Anak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis membuat rumusan masalah “Adakah Pengaruh Pemberdayaan Kader Kesehatan


(3)

Posyandu terhadap Peningkatan Kinerja Kader Posyandu dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh pemberdayaan kader posyandu terhadap peningkatan kinerja posyandu dalam program kesehatan ibu dan anak.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan gambaran kinerja kader kesehatan posyandu sebelum dilakukan pemberdayaan kader posyandu.

b. Mendeskripsikan gambaran kinerja kader kesehatan posyandu sesudah dilakukan pemberdayaan kader posyandu.

c. Menganalisis pengaruh pemberdayaan kader kesehatan posyandu terhadap kinerja kader posyandu.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Kader Posyandu

Untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan dalam menjalankan program pemerintah untuk menurunkankan angka kematian ibu dan anak, dan sebagai masukan dalam rangka peningkatan partisipasi kader posyandu.


(4)

2. Bagi Penulis

Sebagai pengalaman langsung dalam melaksanakan penelitian dan juga menambah wawasan terkait pemberdayaan kader terhadap peningkatan kinerja dari para kader posyandu.

3. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan dapat membantu mengembangkan Ilmu Keperawatan, khususnya dibidang Ilmu Keperawatan Komunitas dalam mengembangkan Posyandu agar tercapainya tujuan dari posyandu.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah:

1. Kuscahyani (2005), dalam penelitiannya yang berjudul: Hubungan Antara Motivasi Dan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kinerja Kader Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Godean II Desa Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: dari 35 responden, 24 responden memiliki motivasi non financial, 21 responden tingkat pengetahuan ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, terletak pada jenis variable dan tempat penelitian.

2. Akbar, M. A. (2009), dalam penelitiannya yang berjudul: Studi Keaktifan Kader Posyandu Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Banjar. Hasil dari penelitian ini yaitu, motivasi kader bersedia menjadi kader posyandu karena adanya dukungan keluarga, ingin menambah pengalaman, kepuasan batin, ingin mendapat penghargaan,


(5)

mengurus keluarga agar sehat dan untuk menganjurkan masyarakat untuk ke posyandu. Untuk pengembangan posyandu, kader menginginkan adanya pembinaan, sarana prasarana yang lengkap serta partisipasi aktif dari masyarakat setempat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survey kualitatif partisipatif yang dianalisis secara deskriptif dengan subjek penelitian kader posyandu aktif, Pembina, serta pengguna posyandu. Perbedaan penelitian ini dengan yang akan diteliti oleh peneliti terletak pada jenis variable dan tempat penelitian.

3. Syariffudin (2009), dalam penelitiannya yang berjudul: Motivasi Kader Posyandu Di Puskesmas Rasa Ra’e Timur Kota Bima. Hasil penelitian ini adalah motivasi karena kebutuhan fisiologis kader antara lain mendapatkan insertif, obat, jaminan pemeliharaan kesehatan dan kemudahan pelayanan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah terletak pada jenis variable dan tempat penelitian.

4. M. Syafei (2008), dalam penelitiannya yang berjudul: Pemberdayaan Kader Dalam Revitalisasi Posyandu di Kabupaten Batang Hari. Hasil dari penelitian ini adalah supaya kinerja kader posyandu dapat berjalan dengan baik, maka diberikan pemberian insentif sebagai bentuik motivasi terhadap kinerja kader posyandu. perbedaan dengan penelitian peneliti adalah terletak pada jenis variable dan tempat penelitian.


(6)

1.6 Definisi Istilah 1. Kader

Kader adalah warga masyarakat setempat yang terpilih atau ditunjuk oleh masyarakat dengan kata lain kader kesehatan merupakan wakil dari warga setempat, yang membantu masyarakat dalam masalah kesehatan agar diperoleh kesesuaian antara fasilitasi pelayanan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan (Depkes RI, 2006).

2. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu proses untuk mengembangkan dan memandirikan masyarakat yang berpotensi, khususnya dibidang kesehatan untuk meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2011)

3. Kinerja

Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan (Simanjuntak, 2005)

4. Infant mortality

Infant mortality adalah angka kematian bayi (Kamus Saku Perawat, Weller 2005)

5. Maternal mortality

Maternal mortality adalah angka kematian (Kamus Saku Perawat, Weller 2005)

6. Birth rate