29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Kondisi Geografis
Kelurahan Kedungwuni Barat terletak di Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Kelurahan Kedungwuni Barat ini
memiliki luas wilayah 261,485 Ha. Memiliki 8 delapan dusun antara lain Dusun Gembong Barat, Dusun Gembong Selatan, Dusun Papagan, Dusun
Paesan Selatan, Dusun Paesan Utara, Dusun Paesan Kebumen, Dusun Madukaran, dan Dusun Pesantunan. Kelurahan Kedungwuni Barat ini
merupakan daerah dataran rendah yang berada diantara daerah pantai dan daerah pegunungan. Kondisi jalan di perkampungan telah menggunakan
aspal sehingga mempermudah mobilitas masyarakat sekitarnya. Kondisi rumah yang mayoritas adalah rumah permanen, ada beberapa yang
ditambah warung-warung makanan dengan bangunan semi permanen. Kelurahan Kedungwuni Barat termasuk salah satu daerah padat di
Kabupaten Pekalongan, bahwa masyarakat Kelurahan Kedungwuni Barat bukan termasuk daerah yang berbasis pertanian yaitu berdasarkan luas
wilayah yang digunakan untuk sawah atau tegalan lebih sempit yaitu 39,581 Ha daripada yang digunakan untuk bangunan yaitu seluas 172,363 Ha.
Berdasarkan banyaknya bangunan maka dapat dilihat bahwa karakteristik masyarakat di Kelurahan Kedungwuni Barat berada pada sektor pekerjaan
rumah, seperti buruh industri kecil, menengah dan besar.
2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Kedungwuni Barat adalah 12436 jiwa, 6401 yang berjenis kelamin laki-laki dan 6035 berjenis kelamin perempuan.
Jumlah penduduk 12436 jiwa maka penduduk Kelurahan Kedungwuni Barat memiliki latar belakang mata pencaharian yang berbeda-beda. Mata
pencaharian ini juga mengakibatkan adanya penggolongan masyarakat ke dalam stratifikasi sosial dan adanya suatu status seseorang di dalam
masyarakat. Mayoritas masyarakat Kelurahan Kedungwuni Barat bermatapencaharian pedagang dengan jumlah 1165 jiwa dan buruh industri
dengan jumlah 1124 jiwa. Adanya perbedaan mata pencaharian menyebabkan munculnya stratifikasi sosial dalam masyarakat, pedagang
dan buruh industri dengan pendapatan menengah ditempatkan pada kelas atas dan kelas menengah, sedangkan buruh industri dengan pendapatan
rendah dan buruh bangunan di tempatkan pada kelas bawah.
3. Kondisi Keagamaan