2. Sumber Data Sekunder
Burhan Ashshofa 2004:123 Data Sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari informanresponden. Sumber data sekunder yang
digunakan : a.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia b.
Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP c.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia d.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Civil Political Rights Kovenan Internasional tentang Hak
Sipil dan Politik e.
Peraturan Pelaksana Penetapan Presiden, Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri
f. Dokumen dan Data yang diperoleh dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia
g. Dokumen dan Data yang diperoleh dari Komnas HAM
h. Dokumen dan hasil-hasil penelitian yang ada kaitannya dengan kebebasan
beragama, tentang kelompok aliran agama Ahmadiyah dan tentang hak asasi manusia.
3.4. Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi untuk melakukan penelitian sangat penting dalam rangka mempertanggung jawabkan data-data yang akan diperoleh. Lokasi penelitian perlu
ditetapkan terlebih dahulu sehingga dapat mengetahui kejelasan penelitian tersebut dilaksanakan. Lokasi penelitian atau tempat dimana penelitian ini
dilakukan adalah di Jemaat Ahmadiyah Indonesia, yang terletak di Bogor,
Provinsi Jawa Barat. 3.5.
Fokus dan Variabel Penelitian
Lexy J Moleong 2010: 97 Fokus penelitian berarti penentuan permasalahan dan batas penelitian. Dalam pemikiran fokus terliput didalamnya
perumusan latar belakang studi dan permasalahan. Fokus penelitian ini pada dasarnya merupakan masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau
pengetahuan yang diperolehnya dalam kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya. Dalam penetapan fokus ini sangat penting, karena dengan adanya fokus
maka seorang peneliti dapat membatasi penelitian atau studi. Penetapan fokus penelitian yang jelas, maka penelitian dapat membuat keputusan yang tepat
didalam mencari data-data yang akan diambil. Yang menjadi fokus dari penelitian ini dibatasi pada hal yang dialami oleh
kelompok aliran agama Ahmadiyah terkait hak kebebasan beragama di Indonesia menurut peraturan Hak Asasi Manusia.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan informasi yang diinginkan, antara lain :
1. Wawancara
Lexy J Moleong 2010: 186 Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan alat pengumpulan data dengan berupa pedoman wawancara yaitu instrumen yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia. 2.
Observasi Gorys Keraf 1979:162 Metode observasi adalah pengamatan
langsung kepada suatu objek yang akan diteliti, observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat. Burhan Ashshofa 2010: 58 tujuan dari
observasi adalah untuk mendeskripsikan setting, kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh
para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung hal yang
dialami oleh kelompok aliran agama Ahmadiyah terkait hak kebebasan beragama di Indonesia menurut peraturan Hak Asasi Manusia., dan hasilnya
berupa foto dan data-data terkait. Melalui observasi maka peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian
dengan alasan: a.
Untuk mengetes kebenaran informasi karena ditanyakan langsung kepada subjek secara lebih dekat;
b. Untuk mencatat perilaku dan kejadian yang sebenarnya.
3. Teknik Mempelajari Dokumen
Lexy J Moleong 2010: 219-220 Untuk memanfaatkan dokumen yang padat isi biasanya digunakan teknik tertentu. Teknik yang paling umum
digunakan ialah content analysis atau disini diutamakan kajian isi. Untuk menggunakan kajian isi, seseorang hendaknya mengikuti kursus dan latihan
khusus yang diadakan untuk itu. Oleh karena itu, apa yang diuraikan disini barulah merupakan prinsip-prinsip dasar, dan apabila seseorang tertarik untuk
mendalaminya, sebaiknya ia mengikuti latiahan khusus tersebut. Beberapa definisi dikemukakan untuk memberikan gambaran tentang
konsep kajian isi tersebut, Berelson 1952, dalam Guba dan Lincoln, 1981: 240 mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan
mendiskripsikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi. Weber 1985:9 menyatakan bahwa kajian isi adalah
metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Definisi
berikutnya Lexy J Moleong 2010: 220 memberikan definisi agak lain dan menyatakan bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk
menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karekteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematif. Dari segi penelitian kualitatif
tempaknya definisi terakhir lebih mendekati teknik yang diterapkan.
4. Studi Pustaka
Dengan cara membaca, mencatat literatur yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, tentang Ahmadiyah dan tentang hak kebebasan beragama.
3.7. Objektivitas dan keabsahan Data