Pendekatan Penelitian Sasaran Penelitian Teknik Pengumpulan Data

24

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III berisi hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, yaitu: pendekatan penelitian, sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Masing –masing akan diuraikan sebagai berikut.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif memandang karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat dilepaskan dari pencipta dan lingkungan sosial budaya pada zamannya, sehingga karya sastra dapat dianalisis berdasarkan strukturnya Sudikan, 2001: 6. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang lebih menitikberatkan atau bertumpu pada karya sastra dan digunakan untuk mengungkap unsur-unsur di dalamnya. Pendekatan objektif juga disebut analisis otonomi, analisis ergocentric, serta pembacaan mikroskopi karena pemahaman dipusatkan pada analisis unsur- unsur dalam dengan mempertimbangkan keterjalinan antar unsur di satu pihak, dan unsur-unsur totalitas di pihak lain Ratna, 2004:73. Pendekatan objektif digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan unsur-unsur pembangun sebuah cerita melalui hubungan para tokohnya yang ditinjau dari skema aktan dan struktur fungsional menurut teori strukturalisme Greimas.

3.2 Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah skema aktan dan struktur fungsional dalam cerita Ki Ageng Bangsri di Kabupaten Jepara, serta mengkorelasikan atau menghubungkan skema aktan dan struktur fungsional dalam membentuk cerita utama. Data penelitian berupa peristiwa-peristiwa dalam teks cerita Ki Ageng Bangsri yang diduga mengandung skema aktan dan struktur fungsional. Sumber data penelitian ini berupa teks cerita Ki Ageng Bangsri.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktural kebahasaannya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Membaca heuristik dilakukan untuk menangkap makna secara harfiah yang berupa kode bahasa. Melalui membaca heuristik, dapat diketahui bagaimana jalan cerita dan isinya secara garis besar. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan sistem semiotik tingkat kedua atau berdasarkan konvensi sastranya. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang atau retroaktif sesudah pembacaan heuristik dengan memberikan konvensi sastranya Pradopo, 2009:135. Melalui pembacaan hermeneutik, makna cerita Ki Ageng Bangsri dapat diketahui secara mendalam dengan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Data dikumpulkan dengan membaca teks cerita Ki Ageng Bangsri secara berulang-ulang untuk mengetahui peristiwa-peristiwa dan peran para tokoh dalam cerita Ki Ageng Bangsri sehingga dapat dikaji ke dalam skema aktan dan struktur fungsional menurut teori strukturalisme Greimas.

3.4 Teknik Analisis Data