Teori Hermeneutika To entertaint: memberi hiburan kepada khalayak agar merasa senang dan

dengan suatu kepentingan salah satu pihak dan berupaya mempengaruhi, agar tujuannya tercapai. Pesan-pesan bermuatan propaganda disampaikan lewat cerita dalam film, melalui bahasa film. Bahasa adalah medium yang menjadi perantara kita dalam memaknai sesuatu, memproduksi, dan memahami makna. Penelitian ini akan menjabarkan pesan-pesan bermuatan propaganda yang terkandung dalam film yang dilihat dari jenis propaganda dan tujuan propaganda, kemudian efek yang terbentuk dari propaganda dalam film tersebut. Pada penelitian ini akan difokuskan sesuai dengan fokus penelitian yaitu analisis isi pesan propaganda dalam film buatan Amerika Serikat tentang Korea Utara. Untuk menunjukkan representasi pesan propaganda pada film, penelitian ini menggunakan lingkaran hermeneutika. Dalam hal ini hermeneutic merupakan sebuah teori yang mampu membantu peneliti memahami dan menemukan makna yang terkandung dalam suatu film melalui proses penelitian pada adegan Ekspressi wajah, gesture, setting dan dialog Kosakata dan kalimat dalam dialog yang diperankan dalam kedua film tersebut. Sehingga setiap penonton dapat melihat dengan pasti film The Interview dan Red Dawn ini menyampaikan pesan-pesan bermuatan propaganda. Adapun kerangka pikir dari penelitian ini yaitu : Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Film The Interview film Red Dawn Dialog Verbal 1. Kosakata 2. Kalimat dalam dialog Isi pesan provokatif yang bermuatan propaganda dalam film The Interview dan Red Dawn dan Pesan-pesan bermuatan propaganda berdasarkan jenis propaganda, karakteristik propaganda, dan sifat propaganda Adegan Visual 1. Ekspresi wajah 2. Gesture 3. Setting Teori Hermenutika Model Lingkaran Hermeneutika 1. Pemahaman Keseluruhan 2. Pemahaman Perbagian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensi alat atau epistemologis yang panjang. Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigm konstruktivis. Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti.