UJI EFEKTIVITAS INSEKTISIDA NABATI LARUTAN TEPUNG BIJI MIMBA ( Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP PENGENDALIAN HAMA Spodoptera exigua SECARA IN VITRO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
i
UJI EFEKTIVITAS INSEKTISIDA NABATI LARUTAN
TEPUNG BIJI MIMBA ( Azadirachta indica A. Juss)
TERHADAP PENGENDALIAN HAMA Spodoptera exigua
SECARA IN VITRO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
DISUSUN OLEH: MISTIENI
09330136
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
ii
UJI EFEKTIVITAS INSEKTISIDA NABATI LARUTAN
TEPUNG BIJI MIMBA ( Azadirachta indica A. Juss)
TERHADAP PENGENDALIAN HAMA Spodoptera exigua
SECARA IN VITRO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
DISUSUN OLEH: MISTIENI
09330136
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(3)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Mistieni
Nim : 09330136
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Uji Efektivitas Insektisida Nabati Larutan Tepung Biji
Mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap Pengendalian Hama Spodoptera exigua secara In Vitro sebagai Sumber Belajar Biologi
Diajukan untuk dipertanggung Jawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikam Strata Satu ( S1 )
pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
(4)
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Mistieni
Tempat /tgl Lahir : Probolinggo, 10 Maret 1991
NIM : 09330136
Fakultas/Jurusan : K.I.P/Pendidikan Biologi
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ Uji Efektivitas Insektisida Nabati Larutan Tepung Biji Mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap Pengendalian Hama Spodoptera exigua secara In Vitro sebagai Sumber Belajar Biologi” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang sudah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Malang, 30 Januari 2014 Yang Menyatakan,
( Mistieni )
Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
(5)
v
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi
Sebagian dari Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pendidikan biologi
Mengesahkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 30 Januari 2014 Dekan
(Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes.)
Dewan Penguji : Tanda Tangan
1. Dra. Lise Chamisijatin, M. Pd. 1 ………..
2. Drs. Wahyu Prihanta, M. Kes. 2………..
3. Drs. Nurwidodo, M. Kes. 3………..
4. Husamah, S.Pd. 4………..
(6)
vi
”Tidak semua masalah yang dapat dipecahkan, tetapi tak ada satupun masalah yang tidak terpecahkan kecuali berikhtiar dan berdo’a”
’’Jika kamu ingin mendaki gunung jangan pikirkan seberapa tinggi gunung itu, tapi pikirkan bagaimana kamu mencapainya”
”Kekuatan tidak lahir dari kemenangan, tetapi perjuangan yang membangun kekuatan.
Jika Anda terus berjuang melewati kesulitan dan memutuskan untuk tidak pernah menyerah, maka itulah kekuatan’’
Karya ini kupersembahkan untuk :
Ibunda, Ibunda, Ibunda Suha (alm), Ayahanda Suhari.
Kakekku Tersayang Joyo, Adikku Yulis Citra Andriani Ningsih dan Suamiku Muhammad Sholihin Andreas.
Terima kasih untuk setiap tetes kasih sayang yang tak henti tercurah untukku. Para sahabatku, Scooby, Bro Din, Embuk Luluk, Mbak Tryan, Abang dan
orang-orang terkasih, serta teman-teman yang dengan tidak mengurangi apresiasi saya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Terima kasih untuk semua dukungan dan bantuannya selama ini, hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan kalian dikemudian hari
KATA PENGANTAR
Sesunggunya sesudah kesulitan, ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(Qs.Al-Insyirah Ayat 6-8)
(7)
vii
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Uji Efektivitas Insektisida Nabati Larutan Tepung Biji Mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap Pengendalian Hama Spodoptera exigua secara In Vitro sebagai Sumber Belajar Biologi”.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan, terutama pada:
1. Orang tuaku ibu Suha (alm), bapak Rasyid al Suhari terima kasih atas kasih sayang dan bantuan moril mapun spiritual yang selama ini telah diberikan. 2. Kakekku Joyo dan adikku Yulis Citra Andriani Ningsih serta seluruh
keluarga. Terima kasih atas bantuan, motivasi, nasehat dan do’anya.
3. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Ibu Dra. Sri Wahyuni, M. Kes selaku ketua jurusan pendidikan biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
(8)
viii
5. Ibu Dra. Lise Chamisijatin, M. Pd. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk beserta saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes. selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Mbak Mega, S.Pd selaku staff analis laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
8. Mas Muhammad Sholihin Andreas terima kasih atas suport dan nasehatnya selama ini.
9. Teman-teman semua yang saya cintai dan yang saya sayangi
Semoga dengan bimbingan dan bantuan mereka semua, yang didasari atas keikhlasannya, sehingga skripsi yang sederhana ini diberi kemanfaatan oleh Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari harapan dan kesempurnaan. Untuk itu, evaluasi, apresiasi, saran dan kritik dari saudara sekalian merupakan amal baik yang besar manfaatnya untuk mengadakan perbaikkan demi kesempurnaan.
Malang, 30 Januari 2014
(9)
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAKSI ... viii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 7
1.5Batasan Penelitian ... 8
1.6Definisi Istilah ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Insektisida... 11
(10)
x
2.1.1 Insektisida ... 11
2.1.2 Insektisida Nabati... 12
2.1.3 Cara Insektisida Mematikan Serangga ... 14
2.2 Tinjauan Umum Tanaman Mimba (Azadirachta indica A. Juss) 17 2.2.1 Klasifikasi Mimba ... 17
2.2.2 Morfologi Tanaman Mimba ... 18
2.2.3 Kandungan Kimia Tanaman Mimba ... 21
2.2.4 Manfaat Tanaman Mimba ... 26
2.3 Tinjauan Umum Spodoptera exigua H. ... 27
2.3.1 Klasifikasi Spodoptera exigua H. ... 27
2.3.2 Morfologi Spodoptera exigua H ... 28
2.3.3 Distribusi Ulat Grayak ... 29
2.3.4 Siklus Hidup Ulat Grayak ... 29
2.3.5 Pertumbuhan Serangga Spodoptera exigua H ... 33
2.3.6 Ciri-ciri Umum Spodoptera exigua H ... 34
2.3.7 Kerusakan dan Serangan Spodoptera exigua H... 35
2.4 Perbedaan Serbuk dan Larutan Tepung Biji Mimba ... 36
2.5 Efektivitas Tepung Biji Mimba sebagai Insektisida Nabati ... 37
2.6 Sumber Belajar ... 40
2.6.1 Pengertian Sumber Belajar ... 40
2.6.2 Jenis – jenis Sumber Belajar ... 41
2.6.3 Ciri-ciri Sumber Belajar ... 43
(11)
xi
2.6.5 Fungsi Sumber Belajar ... 44
2.7 Kerangka Konsep Penelitian ... 45
2.8 Hipotesis... 46
BAB lll METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 47
3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 47
3.3 Populasi dan Sampel ... 50
3.3.1 Populasi ... 50
3.3.2 Sampel ... 50
3.3.3 Teknik Sampling ... 51
3.4 Jenis dan Definisi Operasional Variabel ... 52
3.4.1 Jenis Variabel... 52
3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 53
3.5 Prosedur Penelitian ... 54
3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 54
3.5.1.1 Menyiapkan Alat... 54
3.5.1.2 Menyiapkan Bahan ... 55
3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 56
3.5.2.1 Pengumpulan Ulat Spodoptera exigua H ... 56
3.5.2.2 Pembuatan Tepung dari Biji Mimba ... 56
3.5.2.3 Aplikasi Penelitian ... 57
(12)
xii
3.6 Prosedur Pengambilan Data ... 59
3.6.1 Data dan Sumber Data ... 59
3.6.2 Metode Pengambilan Data ... 59
3.7 Teknik Analisis Data ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian ... 67
4.2 Analisis data ... 68
4.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 69
4.2.2 Hasil Uji Homogenitas ... 69
4.2.3 Hasil Analisis Varians 1 Jalan ... 70
4.2.4 Hasil Uji Duncan ... 71
4.3 Pembahasan ... 72
4.4 Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar ... 79
4.5 Analisis SK/KD ... 81
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 82
5.2 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
(13)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel :
4.1 Rerata dan persentase Spodoptera exigua setelah pemberian perlakuan berbagai konsentrasi insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) ... 67 4.2 Ringkasan analisis varians 1 jalan mortalitas Spodoptera
exigua selama waktu pengamatan ... 71
4.3 Ringkasan uji beda jarak nyata duncan 5% mortalitas
Spodoptera exigua dalam setiap perlakuan selama waktu pengamatan ... 71
4.1 Data Mortalitas Larva Aedes aegypti akibat pemberian
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Morfologi tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) ... 20
2.2 Struktur kimia azadirachtin ... 22
2.3 Struktur kimia salannin ... 23
2.4 Struktur kimia meliantriol... 23
2.5 Struktur kimia nimbin dan nimbidin ... 24
2.6 Struktur kimia alkaloid ... 25
2.7 Struktur kimia flavonoid ... 26
2.8 Siklus hidup Spodoptera exigua H ... 33
3.1 Skematis rancangan penelitian ... 48
3.2 Denah rancangan RAL ... 49
4.1 Rerata mortalitas Spodoptera exigua setelah pemberian perlakuan berbagai konsentrasi insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) ... 68
(15)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data penelitian ... 87
Lampiran 2 Perhitungan uji normalitas ... 88
Lampiran 3 Perhitungan uji homogenitas ... 96
Lampiran 4 Perhitungan uji anava 1 arah ... 109
Lampiran 5 Perhitungan uji duncan ... 118
Lampiran 6 Tabel uji square untuk uji homogenitas ... 126
Lampiran 7 Tabel F untuk analisis varians ... 127
Lampiran 8 Tabel uji beda jarak nyata duncan ... 130
Lampiran 9 Hasil uji pendahuluan ... 132
Lampiran 10 Dokumentasi ... 133
Lampiran 11 Silabus ... 136
Lampiran 12 RPP ... 141
Lampiran 13 Materi belajar pencemaran lingkungan... 147
Lampiran 14 Artikel ... 161
Lampiran 15 Riwayat hidup ... 175
(16)
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Adi. 2012. Pemanfaatan Pestisida Alternative dalam Mengendalikan Hama. // (online), http:// klanapujangga. wordpress. Com /2011 /04/ 18/ pemanfaatan-pestisida-alternatif-dalam-mengendalikan-hama/. Diakses 29 Juni 2013.
Anonim. 2010. Klasifikasi Mimba. Diakses dari
http://tanaman.mimba.wikipedia.org. Tanggal 10 Maret 2013.
Anonim. 2010. Klasifikasi Mimba. Diakses dari http://Plantmor.com. Tanggal 10 Maret 2013.
Baehaki. 1993. Insektisida Pengendali Hama Tanaman. Penerbit Angkasa. Bandung.
Balfas, R. 1994. Pengaruh Ekstrak Air Dan Etanol Biji Mimba Terhadap Mortalitas Dan Pertumbuhan Ulat Pemakan Daun Handeuleum, Doleschalia Polibete. Prosiding seminar hasil penelitian dalam rangka pemanfaatan pestisida nabati. p. 203-207.
Baroroh, Tripthon dan Johson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi ke 6.Yogyakarta: UGM Press
Darmawati. 2002. Siklus Hidup Spodoptera Exigua Pada Pakan Buatan Daun Bawang Merah dan Daun Bawang Prey. Skripsi Jurusan Biologi Universitas Diponegoro. Diponegoro.
Departemen Pertanian. 2002. Identifikasi Organisme Pengganggu Tanaman
Sayuran. http://ww.deptan.go.id. Diakses tanggal 10 April 2013.
Dwi. 2007. Penghambatan insektisida aktifitas makanan ulat daun kubis (plutera xylostella l.) Oleh ekstrat sirsak.(online). http://www. slideshare.
net/haniponk/ penghambat-insektisida-aktifitas-makanan-daun-kubis//.
Diakses 05 Mei 2013
Hadi.2008 No. 2. Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan dengan Memanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh (Cromolaena odorata).ISSN 1410-8801. Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Jurusan Biologi FMIPA undip.
Handayani. 1995. Overview of the Current Status and Future Prospects of Botanical Pestisides in Asia and the Pasific. Report of the FAO Expert
(17)
xvii
Consultation on Regional Perspectives for Use of Botanical Pestisides in Asia and the Pasific, Bangkok, 28 Oct. 1994. P. 13-17.
Harbone. J.B, 1987, Metode Fitokimia,Penuntun Modern Menganalisa
Tumbuhan, terbitan ke-2, Terjenahan Kosasih Padmawinata dan iwang Soediro, ITB Bandung.
Irianto. 2009. Pestisida Nabati. Penebar Swadaya. Bandung.
Kalshoven, L. G. E. 1981. Pest of crops in indonesia. Revised and Translated by Van der Laan, P. A. Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta.
Kardinan, Agus. 1999. Pestisida Nabati. Ramuan Dan Aplikasi. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Kardinan, Agus. 2003. Pestisida Nabati. Ramuan Dan Aplikasi. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Natawigena. H. 1985. Entomologi Pertanian. ORBA Hakti
Novizan. 2002. Membuat Dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan.
Agromedia Pustaka. Depok.
Nugroho, Harif. 2006. 853 Hektar Tanaman Padi di Kotim Diserang Ulat Grayak. (online) diakses 12 Maret 2013
Nurindah. 2005. Faktor Mortalitas Biotik Helicoverpa armigera Hubner Pada Kapas Tumpangsari Dengan Kedelai. Makalah Disajikan dalam Prosiding Lokakarya Revitalisasi Agribisnis Kapas Diintegrasikan dengan Palawija di Lahan Sawah Tadah Hujan. Balittas. Malang.
Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta. Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prakash, A. and J. Rao. 1997. Botanical Pesticides In Agriculture. Boca Raton: Lewis Publishers.
Rismunandar. 1990. Rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Sinar Baru. Bandung. Rofieq, A. 2004. Metodologi Penelitian. Universitas Muhammadiyah Malang
Press. Malang.
Setiawati, 1996. Pengendalian Hayati sebagai Salah Satu Alternatif dalam Pengendalian Hama Terpadu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Pertanian UNIBRAW.
(18)
xviii
Solikin.2011. Pemanfaatan Peptisida Nabati untuk Mengendalikan Hama
Tanama. (online).http://bunga-nirwana.com/2011/02/15/
pemanfaatan-pestisida-nabati-untuk-mengendalikan-hama-pengganggu -tanaman/.
Diakses 29 Juni 2013
Sudarmo, S. 1995. Pestisida. Kanisius. Yogyakarta
Sudjana, 1996. Metode Statistika. Penerbit Tarsito, Bandung
Subiyakto. 2000. Ulat Buah Kapas dan Pengendaliannya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol. X No. 3.
Sudarmo, S. 1992. Pengendalian Serangga Hama dan Penyakit Kapas. Kanisius.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.
Sukorini, H. 2003. Pengaruh Pestisida Organik dan Interval Penyemprotan
terhadap Hama Plutella xylostella pada Budidaya Tanaman Kubis Organik. Laporan Hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.
Sunarto, Dwi Adi dan Nurindah. 2007. Penggunaan Insektisida Botani Biji Mimba (Azadirachta indica A. Jusseu) sebagai Substitusi Insektisida Kimia dalam Pengendalian Ulat Daun Tembakau Cerutu Besuki. Makalah disajikan dalam Prossiding Lokakara Nasional Agribisnis Tembakau. BALITTAS. Surabaya 7 Juni 2007.
Suwandi. 1996. Biopestisida sebagai Pengendali Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) yang Ramah Lingkungan. Jurnal Arkeoteknologi (ISSN No.0216-0188), Vol. 6 No. 1, Juli 1996. Hal. 88.
Thamrin, dkk. 2000. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa sebagai Pestisida Nabati.
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa.
Untung, K. 2006. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Jilid 2. Erlangga. Surabaya.
Ware, 1982-1983. Dalam Subiyakti, 2009. Ekstrak Biji Mimba sebagai Pestisida Nabati: Potensi, Kendala, dan Strategi Pengembangannya. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.Malang.
(19)
xix
Wijayani. 2005. Pestisida Nabati Menuju Petani Grobogan Mandiri.
2012//http://grobogan.go.id/info-daerah/artikel/559-pestisida-nabati-menuju-petani-grobogan-mandiri-dan-tangguh.html. Diakses 29 Juni 2013. Wudianto, R. 1992. Petunjuk Penggunaan Pestisida. PT Penebar Swadaya.
(20)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan pasar akan bawang merah dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun meskipun potensi pemasaran komoditas bawang merah masih sangat kuat dan sudah banyak memberikan sumbangan perbaikan teknologi produksi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, tetapi tingkat produktivitas komoditas yang bernilai ekonomi tinggi tersebut masih rendah, apabila dibandingkan dengan potensi yang mampu dicapai (Vsan Lishout 1992, Suwandi 1994). Kendala yang dialami petani sehingga produksi bawang merah masih dikatakan rendah yaitu karena pengetahuan yang kurang serta pengolahan yang kurang maksimal. Menurut Wijayani (2005) rendahnya produksi bawang merah di Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama dan penyakit yang masih kurang tepat dan efisien.
Menurut Setiawati dan Suwandi (1998), salah satu kendala terpenting yang dapat mengganggu proses budidaya bawang merah adalah serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Telah teridentifikasi bahwa terdapat sekitar 6 jenis penyakit dan 3 jenis hama utama, yang merusak dan menghancurkan produksi bawang merah. Organisme pengganggu tumbuhan bawang merah tersebut secara ekologis sebagian besar termasuk dalam organisme yang berstrategi atau berseleksi r atau peralihan antara r dan K. Ciri biologisnya antara lain daya
(21)
2
keperidiannya tinggi, mortalitas alamiah rendah, siklus hidup singkat, cenderung bermigrasi, daya adaptasi pada habitat baru tinggi, daya kompetisi antar spesies rendah, dan ukuran tubuh relatif kecil. Oleh karena itu, eksistensi OPT bawang merah laten dan sering tingkat populasinya sudah di atas ambang ekonomi sebelum bawang merah ditanam. Hal tersebut memicu petani agar selalu menggunakan pestisida sintetis untuk mengendalikan OPT untuk menjamin keberhasilan usaha tani bawang merah. Apabila serangan salah satu OPT bawang merah tidak mampu diatasi, maka kehilangan hasil dapat mencapai 37% (Setiawati, 1996).
Spodoptera exigua atau ulat grayak, atau lebih dikenal sebagai ulat pemotong daun bawang merah merupakan hama serangga yang banyak menyerang berbagai jenis tanaman dan bersifat polifak (mempunyai tanaman inang). Hama ini sulit diberantas dikarenakan aktif pada sore dan malam hari, dan pada siang harinya ulat grayak tidak tampak, karena pada umumnya bersembunyi di tempat-tempat yang teduh, di bawah batang dekat leher akar bawang merah. Serangga ini merusak pada stadium larva, yaitu memakan daun, sehingga menjadi berlubang-lubang dan biasanya dalam jumlah besar ulat grayak bersama-sama pindah dari tanaman yang telah habis dimakan ke tanaman lainnya.
Selama ini untuk menekan populasi hama Spodoptera exigua telah ditempuh dengan berbagai cara pengendalian, baik secara kultur teknis, mekanis, biologis, maupun dengan insektisida. Pengendalian dengan menggunakan insektisida sintetik merupakan cara yang paling mudah dan hasilnya akan tampak jelas dalam waktu yang singkat. Namun akhir-akhir ini harga insektisida semakin
(22)
3
meningkat, selain itu pemakaian insektisida sintetik dapat membunuh musuh alami hama dan organism bukan sasaran lainnya, serta timbulnya hama sekunder, resistensi, resurjensi, masalah residu dan pencemaran lingkungan yang dapat mengganggu ekosistem (Untung, 2006).
Menurut Nugroho (2006) ada lima cara untuk mengatasi meluasnya serangan hama Spodoptera exigua, yaitu menangkap kupu-kupu (induk ulat grayak) dengan jaring seranggan, mengumpulkan telur untuk dimusnahkan, meletakkan daun pisang pada lokasi serangan hama sehingga ulat grayak yang tidak tahan sinar matahari ini berkumpul di bawah daun kemudian dilakukan penyemprotan dengan insektisida kimiawi, selain itu melakukan penggenangan sawah dengan air dan melakukan penyemprotan dengan intektisida.
Banyak cara yang dilakukan petani untuk menekan meluasnya serangan hama Spodoptera exigua, namun hal itu dirasa masih kurang efektif. Banyak petani beralih menggunakan insektisida kimiawi. Namun, penggunaan insektisida kimiawi secara terus menerus dapat menyebabkan dampak negatif yang dapat merugikan resistensi hama sasaran. Insektisida kimiawi merupakan racun yang tidak ramah lingkungan. Penyalah gunaan insektisida kimiawi akibat minimnya pengetahuan tentang insektisida kimiawi dapat merugikan para petani. Zat kimia yang terkandung dalam insektisida kimiawi sangat mungkin meracuni orang lain yang tidak bersinggungan secara langsung. Selain itu, dapat membunuh serangga bukan sasaran (serangga penyerbuk, parasitoid, dan predator), pencemaran lingkungan dan keracunan pada ternak.
(23)
4
Melihat banyaknya bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan insektisida kimiawi, sangat perlu dipertimbangkan terutama dampak resiko terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan terhadap makhluk hidup lainnya. Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan insektisida ini, perlu dilakukan pengendalian hama terpadu (PHT) yang salah satunya adalah dengan pemanfaatan insektisida nabati. Insektisida nabati diartikan sebagai suatu insektisida dengan bahan dasar yang berasal dari tumbuhan. Insektisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan dengan keterbatasan karena terbuat dari bahan alami dan mudah terurai di alam. Sehingga dianggap tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang (Dwi, 2007).
Mimba (Azadirachta indica A. Juss) sudah lama dikenal sebagai bahan pestisida nabati yang sangat ampuh. Tanaman ini dahulu dikabarkan berasal dari India, tetapi sekarang sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tanaman ini mudah ditemui dan umumnya tumbuh liar di pingir-pingir hutan, lereng-lereng, atau di lahan kosong. Sudah ribuan tahun yang lalu (2500) mimba telah dimanfaakan sebagai tanaman obat untuk manusia dan hewan di India dan Myanmar.
Mimba (Azadirachta indica A. Juss) baik biji maupun daunnya
mengandung biotoksin yang dapat digunakan sebagai insektisida alternatif yang ramah lingkungan. Azadirachtin merupakan salah satu senyawa aktif paling banyak yang terdapat pada biji mimba. Selain itu juga terdapat salannin, meliantriol dan alkaloid. Azadirachtin berpengaruh terhadap serangga sebagai
(24)
5
penghambat pertumbuhan (growth regulator) dan penghambat reproduksi. Salannin berpengaruh sebagai penurun nafsu makan (anti feedant), meliantriol sebagai penolak makan (repellent) dan alkaloid berpengaruh sebagai racun. Hasil penelitian terdahulu telah mencatat bahwa biotoksin dari Azadirachta indica A. Juss memiliki potensi kuat untuk digunakan sebagai insektisida nabati (Untung,2006).
Pemanfaatan tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) sebagai insektisida nabati pada larva Spodoptera litura pada instar pertama dan kedua dapat menyebabkan kematian lebih dari 90%. Selain itu menurut hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa mimba efektif dalam mengendalikan
populasi Helicoverpa armigera, yaitu menghambat pertumbuhan dan
perkembangan ulat yang masih hidup yaitu menurunkan bobot ulat dan pupa (Isman, et al, 1990). Hasil penelitian lain juga mengungkapkan bahwa mimba yang digunakan pada tanaman kapas akan melepas parasitoid Trichogramma sp. sebanyak dua kali efektif sehingga meningkatkan produksi kapas hingga 20% dan menurunkan biaya pengendalian hama sebesar 61% (Handayani, et al, 2002).
Pada uji pendahuluan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa konsentrasi larutan tepung biji mimba dapat berperan sebagai insektisida nabati pada Spodoptera exigua (Hubner), dimana konsentrasi yang digunakan antara 0% sampai 100% (0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%). Pada konsentrasi 60% didapatkan mortalitas larva ulat grayak sebanyak 17 ekor dari 20 ekor atau mortalitas larva mencapai 85%.
(25)
6
Harapan dari penelitian ini adalah sebagai alternatif dalam pengendalian larva Spodoptera exigua yang ramah lingkungan dengan cara penggunaan bahan aktif dari biji mimba, sehingga penggunaan insektisida sintetik yang membahayakan dapat dikurangi. Selain itu juga hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di sekolah terutama dalam materi permasalahan lingkungan khususnya pada materi pencegahan pencemaran lingkungan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Uji Efektivitas Insektisida Nabati Larutan Tepung Biji Mimba
(Azadirachta indica A. Juss) terhadap Pengendalian Hama Spodoptera exigua
secara In Vitro sebagai Sumber Belajar Biologi”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh pemberian berbagai konsentrasi larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap pengendalian hama
Spodoptera exigua?
2. Pada konsentrasi berapakah pemberian larutan tepung biji mimba
(Azadirachta indica A. Juss) yang paling berpengaruh terhadap pengendalian hama Spodoptera exigua?
3. Bagaimana hasil penelitian ini dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA?
(26)
7
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi larutan
tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap pengendalian hama Spodoptera exigua
2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah pemberian larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) yang paling berpengaruh terhadap
pengendalian hama Spodoptera exigua
3. Hasil penelitian ini untuk dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA kelas X melalui analisis KD, perencanaan pembuatan silabus dan RPP pada materi pembelajaran permasalahan lingkungan dan pembuatan artikel pada materi pembelajaran pencegahan pencemaran lingkungan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi bidang pendidikan dari hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan lingkungan hidup dan pemanfaatan bahan tumbuhan sebagai insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap pengendalian hama Spodoptera exigua.
2. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu memberikan informasi ilmiah kepada para akademisi mengenai pemanfaatan larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap hama Spodoptera exigua.
(27)
8
3. Manfaat bagi masyarakat yaitu memberikan pilihan alternatif bahwa larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang dapat menghambat
pertumbuhan Spodoptera exigua yang aman bagi lingkungan dan
kesehatan.
1.5 Batasan penelitian
Agar tidak terjadi gambaran meluas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan-batasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Jenis hama yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva Spodoptera exigua H. pada instar III, dengan ciri-ciri panjang 6,8 mm, umur sekitar 4-6 hari dan gerakannya aktif. Larva Spodoptera exigua ini diperoleh dari BALITAS Jl. Raya Ploso KM.4 Malang.
2. Parameter penelitian ini adalah dengan menghitung jumlah kematian, gejala keracunan dan tingkah laku hama Spodoptera exigua saat terkena perlakuan yaitu dengan memberi larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss).
3. Konsentrasi insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0%, 50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75% dan 80%.
(28)
9
1.6 Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan pengertian, maka istilah-istilah penting dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut :
1. Insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) adalah insektisida yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan mimba. Insektisida tersebut murah, praktis dan relatif aman terhadap kelestarian lingkungan, masyarakat petani akan sangat terbantu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada disekitarnya (Irianto dkk, 2009).
2. Uji adalah percobaan untuk mengetahui kebenaran, baik-buruk, dan sebagainya (Purwadarminta, 1998).
3. Efektifitas adalah terjadinya suatu efek, pengaruh atau akibat dari suatu pekerjaan atau perlakuan (Novizan, 2007).
4. Konsentrasi insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0%, 50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75% dan 80%.
5. Tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) mengandung Azadirachtin, salannin, meliantriol dan alkaloid dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan konsentrasi tertinggi ditemukan pada bagian biji (Setiawan, 2010). 6. Ulat grayak (Spodoptera exigua) adalah serangga yang banyak menyerang
tanaman terutama pada tanaman bawang merah, dengan ciri-ciri panjang badangnya 6-8 mm, pada instar ini terjadi perbedaan warna.
7. Batas waktu adalah lamanya waktu yang telah ditentukan yaitu selama 2 x 24 jam.
(29)
10
8. In vitro adalah suatu percobaan biologi yang dilakukan dalam tabung reaksi atau wadah-wadah laboratoris lainnya atau dapat diartikan sebagai suatu istilah untuk menyebut penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium (Volk & Wheeler, 1988).
9. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar (Janah, 2012).
(1)
penghambat pertumbuhan (growth regulator) dan penghambat reproduksi. Salannin berpengaruh sebagai penurun nafsu makan (anti feedant), meliantriol sebagai penolak makan (repellent) dan alkaloid berpengaruh sebagai racun. Hasil penelitian terdahulu telah mencatat bahwa biotoksin dari Azadirachta indica A. Juss memiliki potensi kuat untuk digunakan sebagai insektisida nabati (Untung,2006).
Pemanfaatan tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) sebagai insektisida nabati pada larva Spodoptera litura pada instar pertama dan kedua dapat menyebabkan kematian lebih dari 90%. Selain itu menurut hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa mimba efektif dalam mengendalikan populasi Helicoverpa armigera, yaitu menghambat pertumbuhan dan perkembangan ulat yang masih hidup yaitu menurunkan bobot ulat dan pupa (Isman, et al, 1990). Hasil penelitian lain juga mengungkapkan bahwa mimba yang digunakan pada tanaman kapas akan melepas parasitoid Trichogramma sp. sebanyak dua kali efektif sehingga meningkatkan produksi kapas hingga 20% dan menurunkan biaya pengendalian hama sebesar 61% (Handayani, et al, 2002).
Pada uji pendahuluan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa konsentrasi larutan tepung biji mimba dapat berperan sebagai insektisida nabati pada Spodoptera exigua (Hubner), dimana konsentrasi yang digunakan antara 0% sampai 100% (0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%). Pada konsentrasi 60% didapatkan mortalitas larva ulat grayak sebanyak 17 ekor dari 20 ekor atau mortalitas larva mencapai 85%.
(2)
Harapan dari penelitian ini adalah sebagai alternatif dalam pengendalian larva Spodoptera exigua yang ramah lingkungan dengan cara penggunaan bahan aktif dari biji mimba, sehingga penggunaan insektisida sintetik yang membahayakan dapat dikurangi. Selain itu juga hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di sekolah terutama dalam materi permasalahan lingkungan khususnya pada materi pencegahan pencemaran lingkungan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Uji Efektivitas Insektisida Nabati Larutan Tepung Biji Mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap Pengendalian Hama Spodoptera exigua secara In Vitro sebagai Sumber Belajar Biologi”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh pemberian berbagai konsentrasi larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap pengendalian hama Spodoptera exigua?
2. Pada konsentrasi berapakah pemberian larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) yang paling berpengaruh terhadap pengendalian hama Spodoptera exigua?
3. Bagaimana hasil penelitian ini dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA?
(3)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap pengendalian hama Spodoptera exigua
2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah pemberian larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) yang paling berpengaruh terhadap pengendalian hama Spodoptera exigua
3. Hasil penelitian ini untuk dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA kelas X melalui analisis KD, perencanaan pembuatan silabus dan RPP pada materi pembelajaran permasalahan lingkungan dan pembuatan artikel pada materi pembelajaran pencegahan pencemaran lingkungan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi bidang pendidikan dari hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan lingkungan hidup dan pemanfaatan bahan tumbuhan sebagai insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap pengendalian hama Spodoptera exigua.
2. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu memberikan informasi ilmiah kepada para akademisi mengenai pemanfaatan larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap hama Spodoptera exigua.
(4)
3. Manfaat bagi masyarakat yaitu memberikan pilihan alternatif bahwa larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang dapat menghambat pertumbuhan Spodoptera exigua yang aman bagi lingkungan dan kesehatan.
1.5 Batasan penelitian
Agar tidak terjadi gambaran meluas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan-batasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Jenis hama yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva Spodoptera exigua H. pada instar III, dengan ciri-ciri panjang 6,8 mm, umur sekitar 4-6 hari dan gerakannya aktif. Larva Spodoptera exigua ini diperoleh dari BALITAS Jl. Raya Ploso KM.4 Malang.
2. Parameter penelitian ini adalah dengan menghitung jumlah kematian, gejala keracunan dan tingkah laku hama Spodoptera exigua saat terkena perlakuan yaitu dengan memberi larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss).
3. Konsentrasi insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0%, 50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75% dan 80%.
(5)
1.6 Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan pengertian, maka istilah-istilah penting dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut :
1. Insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) adalah insektisida yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan mimba. Insektisida tersebut murah, praktis dan relatif aman terhadap kelestarian lingkungan, masyarakat petani akan sangat terbantu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada disekitarnya (Irianto dkk, 2009).
2. Uji adalah percobaan untuk mengetahui kebenaran, baik-buruk, dan sebagainya (Purwadarminta, 1998).
3. Efektifitas adalah terjadinya suatu efek, pengaruh atau akibat dari suatu pekerjaan atau perlakuan (Novizan, 2007).
4. Konsentrasi insektisida nabati larutan tepung biji mimba (Azadirachta indica A. Juss) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0%, 50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75% dan 80%.
5. Tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) mengandung Azadirachtin, salannin, meliantriol dan alkaloid dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan konsentrasi tertinggi ditemukan pada bagian biji (Setiawan, 2010). 6. Ulat grayak (Spodoptera exigua) adalah serangga yang banyak menyerang
tanaman terutama pada tanaman bawang merah, dengan ciri-ciri panjang badangnya 6-8 mm, pada instar ini terjadi perbedaan warna.
7. Batas waktu adalah lamanya waktu yang telah ditentukan yaitu selama 2 x 24 jam.
(6)
8. In vitro adalah suatu percobaan biologi yang dilakukan dalam tabung reaksi atau wadah-wadah laboratoris lainnya atau dapat diartikan sebagai suatu istilah untuk menyebut penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium (Volk & Wheeler, 1988).
9. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar (Janah, 2012).