PENUTUP METODE PENELITIAN UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBANTU SISWA KURANG PERCAYA DIRI AKIBAT KEADAAN EKONOMI YANG RENDAH MELALUI TERAPI PEMBIASAAN DZIKIR : Study Kasus Siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

xi

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 81 B. Saran .............................................................................................. 83 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Percaya akan diri sendiri dalam melakukan sesuatu. Percaya diri wajib dimiliki oleh siswa agar mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya, karena dengan rasa percaya diri siswa akan lebih mudah mengeluarkan potensi yang ada pada dirinya dalam mendapatkan prestasi, namun untuk mendapatkan kepercayaan diri siswa harus percaya dengan potensi yang dimiliki agar perasaan itu muncul dan membuat siswa percaya akan kemampuan yang dimilikinya dari pada harus menggantungkan diri kepada orng lain. Dengan menanamkan rasa percaya diri kepada siswa sejak dini membuat mereka bisa lebih aktif dalam setiap pembelajaran yang diberikan disekolah, Dengan begitu siswa bisa mengaktualisasikan setiap potensi yang dimiliki. Dengan percaya diri siswa bisa membangun pribadi yang baik dan membuat pola fikir yang lebih positif. Tidak percaya diri adalah sikap yang ada pada diri yang tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki. Jika siswa memiliki rasa tidak percaya diri maka akan mengganggu pertumbuhan psikologis siswa dan membuat siswa akan selalu berfikir negative, pasrah akan keadaan, dan selalu merasa rendah diri. Keluarga yang lengkap dan fungsional serta mampu membentuk homeostatis akan dapat meningkatkan kesehatan mental para anggota keluarganya, dan kemungkinan dapat meningkatkan ketahanan anggota keluarganya dari gangguan-gangguan mental dan ketidakstabilan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id emosional keluarganya. 1 Keluarga mempunyai arti yang penting buat anak, kehidupan keluarga tidak hanya memberikan jaminan makan pada anak dengan demikian hanya memperhatikan pertumbuhan fisik anak, melainkan juga memegang fungsi lain yang lebih penting bagi perkembangan mental anak. 2 Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Dengan berinfaq diharapkan siswa bisa saling merasakan keadaan satu sama lain, dan menumbuhkan rasa simpati. Siswa di ajarkan berinfaq agar mereka belajar ikhlas dalam menyisihkan uang jajan dengan mengharap keridhoan dari Allah swt. Mengeluarkan infaq untuk mereka yang membutuhkan merupakan suatu latihan bagi orang muslim agar ia bisa bersikap baik kepada mereka dan membantu mereka. Dan memunculkan tanggung jawab dalam membantu oran yang kekurangan dan memotivasinya untuk bekerja lebih giat agar dapat membantu mereka. 3 Dengan sedekah pula kaum muslimin belajar untuk mencintai sesamanya dan melepaskan sikap egois, tamak, kikir dan membangga- banggakan diri. Berinfaq tidak akan mengurangi harta seseorang melainkan akan menambah harta orang tersebut, karena berinfaq bisa menenangkan dan membersihkan jiwa. Hubungan antara berinfaq dan tidak percaya diri minder terhadap siswa yang berekonomi rendah yakni dengan menggunakan terapi pembiasaan infaq. Bahwasanya dengan berinfaq jiwa seseorang akan 1 Moeljono Notosodirdjo Latipun, Kesehatan Mental, UPT. Penerbitan UMM, 2005 Hal125 2 Ibid, Hal204‐205 3 Dr MUsfir bin Said Az‐zahrani, Konseling Terapi, Gema Insani, 2005 Hal486‐487 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id merasa lebih tenang dalam menjalani kehidupan, dan dilakukan secara istiqomah. Tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu dalam melakukan sedekah, karena dengan ekonomi yang rendah tidak menjadi penghalang bagi kita untuk melakukan kebaikan terhadap sesama. Dengan membiasakan berinfaq maka akan tumbuh dalam diri siswa rasa simpati, tanggung jawab saling membantu sesama yang membutuhkan dan percaya bahwa Allah akan mengganti kebaikan yang kita lakukan meski tidak di ganti dengan harta yang berlimpah namun terkadang Allah menggantinya dengan ketenangan pada diri kita ataupun tumbuhnya rasa percaya diri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana keadaan anak yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin sepanjang sidoarjo ? 2. Bagaimana penerapan terapi pembiasaan dzikir bagi anak yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin sepanjang sidoarjo? 3. Bagaimana upaya guru BK dalam mengatasi siswa yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi pembiasaan dzikir? digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi untuk mencegah terjadinya pembahasan yang terlalu luas. adalah sebagai berikut: 1. Dalam melakukan penelitian ini peneliti akan meneliti tentang bagaimana Upaya guru BK dalam mengatasi siswa yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi pembiasaan dzikir di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. 2. Adapaun yang menjadi obyek kepala sekolah, guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran, teman dan orang tua di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keadan siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui penerapan terapi pembiasaan dzikir bagi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. 3. Untuk mengetahui upaya guru BK dalam mengatasi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah dengan terapi pembiasaan dzikir.

E. Manfaat Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan praktis. 1. Secara teoritis a. Dengan mengetahui tentang upaya guru BK dalam mengatasi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melaui terapi pembiasaan zikir di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan teoritis khususnya dalam masalah penerapan layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi siswa yang kurang percaya diri. b. Dapat menambah kepustakaan sebagai bantuan dan studi banding bagi mahasiswa dimasa mendatang. 2. Secara praktis a. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat khususnya wali kelas dan guru pembimbing sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru pembimbing untuk anak didiknya. b. Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam memberikan bantuan bagi para guru dan guru bimbingan konseling untuk menentukan kebijaksanaan dalam mengembangkan dan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id meningkatkan upaya guru BK dalam mengatasi siswa yang minder akibat ekonomi rendah melalui terapi pembiasaan infaq di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

F. Definisi Operasional

a. Bimbingan dan Konseling

Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. 4 Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri daam menyelesaikan masalah yang di hadapinya. 5 Bimbingan guidance dan penyuluhan counseling oleh beberapa ahli psikologi dan pendidikan, diberikan beberapa perumusan sesuai dengan aspek yang mereka tekankan. Menurut A.J. Jones : Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada 4 Dr. Achmad Juntika Nurihsan M.Pd, Bimbingan Konseling, PT. refika aditama,2006 Hal7 5 Ibid Hal9 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. 6 Definisi yang dikemukakan dalam “Jear Book of Education” 1995, bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social. 7 Secara lebih spesifik, SK Mendikbud No. 025O1995 mengemukakan bahwa : Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbigan social, bimbingan belajar, dan bimbngan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 8 Kurikulum 1975 mengartikan bimbingan sebagai : suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan- kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam 6 Dr. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, PT BPK Gunung Mulia,2002 Hal11 7 Djumhur, BP Di Sekolah, C.V. Ilmu Hal25 8 Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc. Ed, Panduan kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, PT Rineka Cipta,2001 Hal67 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id rangka perkembanganya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. 9 Bimbingan perkembangan di lingkungan pendidikan merupakan pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan agar mereka dapat memahami dirinya, lingkungan dan tugas-tugasnya sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat dan lingkungan yang akan dimasukinya kelak.

b. Definisi Minder

Minder adalah salah satu gangguan sikologis yang terjadi pada diri seseorang yang diakibatkan kurangnya rasa percaya terhadap diri sendiri yang diakibatkan oleh asumsi-asumsi internal. Ciri-ciri orang yang minder: 1. Menganggap dirinya tidak mampu 2. Cenderung menyalahkan diri sendiri 3. Sering menyendiri 9 Drs. Yusup Gunawan, MSc. Dkk, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, Gramedia Pustaka Utama,1996 Hal40 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Maladaktif 5. dll salah satu factor yang menjadi penyebab minder yang di alami seseorang yang menjadi pengamatan peneliti adalah keadaan ekonomi keluarga yang rendah. Ciri-ciri orang yang minder di akibatkan ekonomi keluarga yang rendah adalah : 1. cenderung kurang menyukai orang-orang yang kaya 2. cenderung berteman dengan yang sederajat 3. cenderung enggan untuk unjuk gigi

C. definisi dzikir

Dzikir berakar dari kata dzakara, menurut Amin Syukur bermakna ingatmengingat, mengambil pelajaran, memperhatikan, mengenang, mengenal, atau mengerti. Kata dzikir dalam sudut pandang Al-Quran maupun menurut para sufi memiliki kesamaan tujuan, yaitu agar setiap manusia jangan sampai lupa kepada tuhannya.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam sistematika pembahsan ini peneliti akan menjelaskan mengenai beberapa uraian pada pembahasan skripsi setelah proposal ini sudah dibuat dan sudah memenuhi kriteria yang sesuai dengan aturan sebuah karya tulis, dalam skripsi akan di bahas dalam V bab. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pada BAB I berisi tentang Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang dari permasalahan yang diteliti dan dalam hal ini peneliti akan menjelaskan mengenai alasan diangkatnya judul penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Implementasi Pendekatan Psikoanalisis dalam Mengatasi Anxiety Terhadap Penyesuaian Interpersonal pada Tahap Adolesen”. Selain itu dalam BAB I juga berisi tentang: Rumusan Masalah, Fokus penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian apabila dikaji dari segi teoritik dan praktis. Pada BAB II berisi tentang kajian teoritis mengenai judul dari penelitian ini yaitu ”Implementasi Pendekatan Psikoanalisis dalam Mengatasi Anxiety Terhadap Penyesuaian Interpersonal pada Tahap Adolesen”. Dalam bab ini akan dibagi menjadi empat bagian, yaitu kajian tentang: Pendekatan Psikoanalisi, Anxiety kecemasan, Penyesuaian Interpersonal dan Tahap Adolesen. Sedangkan BAB III berisi tentang metodologi Peneletian yaitu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yang meliputi: jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data, dan teknik keabsahan data. Pada BAB IV membahas tentang hasil peelitian yang dilakukan peneliti dengan judul skripsi “Implementasi Pendekatan Psikoanalisis dalam Mengatasi Anxiety Terhadap Penyesuaian Interpersonal pada Tahap Adolesen.” digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sedangkan BAB V berisi tentang penutup, yang mana dalam penelitian ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran peneliti bagi penelitian. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan

Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. 1 Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri daam menyelesaikan masalah yang di hadapinya. 2 Bimbingan guidance dan penyuluhan counseling oleh beberapa ahli psikologi dan pendidikan, diberikan beberapa perumusan sesuai dengan aspek yang mereka tekankan. Menurut A.J. Jones : Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. 3 Definisi yang dikemukakan dalam “Jear Book of Education” 1995, bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan 1 Dr. Achmad Juntika Nurihsan M.Pd, Bimbingan Konseling, PT. refika aditama,2006 Hal7 2 Ibid Hal9 3 Dr. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, PT BPK Gunung Mulia,2002 Hal11 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social. 4 Secara lebih spesifik, SK Mendikbud No. 025O1995 mengemukakan bahwa : Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbigan social, bimbingan belajar, dan bimbngan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 5 Kurikulum 1975 mengartikan bimbingan sebagai : suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan- kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembanganya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. 6 4 Djumhur, BP Di Sekolah, C.V. Ilmu Hal25 5 Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc. Ed, Panduan kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, PT Rineka Cipta,2001 Hal67 6 Drs. Yusup Gunawan, MSc. Dkk, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, Gramedia Pustaka Utama,1996 Hal40 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bimbingan perkembangan di lingkungan pendidikan merupakan pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan agar mereka dapat memahami dirinya, lingkungan dan tugas-tugasnya sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat dan lingkungan yang akan dimasukinya kelak.

b. Pengertian Konseling

Konseling merupakan bagian integral dari bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu teknik dalam bimbingan. Konseling merupakan inti dalam bimbingan ada yang menyatakan bahwa konseling merupakan “ jantung” bimbingan. Sebagai aktifitas inti atau jantungnya bimbingan, praktik bimbingan dapat dianggap belum ada jika tidak dilakukan konseling. Secara terminologis konseling juga didefinisikan sangat beragam oleh pakar bimbingan dan konseling. Arti dalam konseling setidaknya dapat dilihat dari kata kunci tentang konseling dalam tataran praktik , di mana konseling merupakan : a. proses prtemuan tatap muka atau hubungan atau relasi timbal balik antara pembimbing atau konselor dengan klien. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Selama proses pertemuan atau hubungan timbal baik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut wawancara konseling. Dapat dapat disimpulkan bahwasannya konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien yang berusaha memecahkan masalah dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan maslahnya berdasarkan penentuan sendiri. 7

c. Tujuan Bimbingan dan konseling

Secara lebih rinci tujuan bimbingan dan konseling adalah agar klien : 1. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya 2. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilkinya kearah tingkat perkembangan yang optimal. 3. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya. 4. Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif tentang dirinya. 5. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. 6. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 7 Tohirin, Bimbingan dan konseling, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2013 cet 5, hal20 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7. Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah suai. Dalam islam, sosok individu yang ingin dicapai seperti disebutkan 23dalam tujuan bimbingan dan konseling di atas identic dengan individu yang “kaffah” atau “insan kamil”. Individu yang kaffah atau insan kamil merupkan sosok individu atau pribadi yang sehat baik rohani mental atau psikis dan jasmaninya fisiknya. Dengan perkataan, lain sehat fisik dan psikisnya individu atau pribadi yang kaffah atau insan kamil juga merupakan sosok individu yang mampu mewujudkan potensi iman, ilmu, amal, serta zikir sesuai dengan kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari. 8

d. Fungsi bimbingan dan konseling

Pelayanan bimbigan dan konseling khususnya di sekolah dan madarasah memiliki beberapa fungsi yaitu 1. Pencegahan prefentif Fungsi ini dalam pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. 2. Pemahaman 8 Ibid hal 33 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang membantunya. 3. Pengentasan Diharapkan siswa dapat memecahkan masalah yang dialaminya. 4. Pemeliharaan Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik positif yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah di capai selama ini. 5. Penyaluran Fungsi penyaluran dalam pelayanan bimbingan dan konseling ini berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kearah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. 6. Penyesuaian Melalui fungsi penyesuaian, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebanyak enam kategori. Kadang-kadang status status ekonomi rendah digambarkan sebagai berpendapatan rendah, kelas pekerja, atau kerah biru; kadang-kadang kategori menengah digambarkan sebagai berpendapatan menengah, manajerial, atau kerah putih. Contoh pekerjaan berstatus sosioekonomi rendah adalah pekerja pabrik, buruh manual, penerima dana kesejahteraan, dan pekerja pemeliharaan. Contoh pekerjaan berstatus sosioekonomi menengah mencakup pekerja trampil, manajer, dan professional dokter, pengacara, guru, akuntan, dan lain-lain. Keluarga, lingkungan, dan sekolah anak-anak memiliki karakteristik sosioekonomi. Beberapa anak memiliki orang tua yang memiliki banyak uang dan memiliki pekerjaan prestisius. Anak-anak ini tinggal di rumah dan lingkungan yang menarik serta bersekolah di sekolah yang muridnya kebanyakan berlatar belakang SES menengah dan atas. Anak- anak lain memiliki orang tua yang tidak memiliki banyak uang dan memiliki pekerjaan yang kurang prestisius. Anak-anak ini tidak tinggal di rumah dan lingkungan yang menarik, dan mereka bersekolah di sekolah yang muridnya kebanyakan berlatar belakang SES rendah. Seperti orang tua mereka, anak-anak dengan latar belakng SES rendah beresiko tinggi mengalami kesehatan mental McLoyd, 1998, 2000. Masalah seperti depresi, kepercayaan diri yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id rendah, konflik sebaya, dan kenakalan remaja lebih banyak terjadi di antara anak-anak yang hidup di keluarga SES rendah di banding di anak-anak yang lebih beruntung secara ekonomi Gibbs Huang, 1989. Tentu saja, anak-anak dengan latar belakang SES rendah bervariasi dalam fungsi psikologis dan intelektual. Sebagai contoh, sebagian anak-anak dengan latar belakang SES rendah belajar dengan baik di sekolah; beberapa anak lebih baik di banding banyak siswa dari SES menengah. Satu studi terbaru menemukan bahwa ketika orang tua yang berpenghasilan rendah memiliki cita-cita pendidikan yang tinggi, hal itu berhubungan dengan hasil pendidikan yang lebih positif pada anak Schoon, Parsons, Sacker, 2004. Ketika anak- anak dengan latar belakang SES rendah berprestasi baik di sekolah, tidak aneh menemukan orang tua yang melakukan pengorbanan istimewa untuk memberikan kondisi kehidupan dan dukungan yang berkontribusi pada kesuksesan sekolah. 9 salah satu factor yang menjadi penyebab minder yang di alami seseorang yang menjadi pengamatan peneliti adalah keadaan ekonomi keluarga yang rendah. Ciri-ciri orang yang minder di akibatkan ekonomi keluarga yang rendah adalah : 99 John W. Santrock, Perkembangan Anak, PT Gelora Aksara Pratama, 2007 Hal282‐284 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. cenderung kurang menyukai orang-orang yang kaya 2. cenderung berteman dengan yang sederajat 3. cenderung enggan untuk unjuk gigi

B. Dzikir

1. Definisi

Dzikir berasal dari kalimat ،ركذ ،ركذي اركذ yang artinya mengingat sesuatu atau menyebut setelah lupa atau berdoa kepada Allah. Dzikir juga bermakna mengingat sesuatu atau menghafalkan sesuatu. Juga dapat dimaksudkan dengan sesuatu yang disebut dengan lidah atau suatu yang baik. 10 “Adz-Dzikr, kadangkala yang dimaksudkan adalah satu keadaan yang terjadi pada diri seseorang yang dengannya ia bisa tenang dan merasa puas untuk menghapal suatu pengetahuan. Istilah dzikir sama halnya dengan menghapal, hanya saja bedanya dalam menghapal mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Dan terkadang dzikir bermakna mendatangkan sesuatu, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Oleh karenanya, dzikir bisa berarti mengingat dari 10 Fairuz Abadi, Qamus Lisanul Arab, dan Mu’jam al-Wasit digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kelupaan, dan dzikir mengingat itu tidak hanya disebabkan karena lupa, tapi justru karena ingat maka berdzikir” 11 Menurut Imam an-Nawawi asy-Syafi’iy, “Berdzikir adalah suatu amalan yang disyari’atkan dan sangat dituntut di dalam Islam. Ia dapat dilakukan dengan hati atau lidah. Afdhalnya dengan kedua-duanya sekaligus”. Dzikir juga bermakna solat, membaca al-Qur’an, bertasbih, berdoa, bersyukur, dan taat. Dzikir menurut syari’at ialah setiap ucapan yang dilakukan bagi tujuan memuji dan berdoa. Yaitu lafaz yang digunakan untuk beribadah kepada Allah, berkaitan dengan pengangungan terhadap-Nya dengan menyebut nama-nama atau sifat-sifat-Nya, memuliakan dan mentauhidkan-Nya, bersyukur dan mengangungkan Zat-Nya, membaca kitab-Nya, dan berdoa kepada-Nya. Menurut Imam Al-Qurthubi, asal usul makna dzikir adalah adanya kesadaran bathin dan keinsyafan qalbu terhadap sesuatu yang menjadi objek kesadaran. 11 Ar-Raghiib Al-Asfahaaniy, Al-Mufradaat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sedangkan menurut Sa’id Ibn Jubair bahwa hakekat dari dzikir adalah Ketaatan seorang hamba kepada Allah , sehinga barang siapa yang taat kepada Allah, maka ia telah berdzikir, begitupun sebaliknya. Sebagaimana pula dikatakan al-Imam an-Nawawi asy-Syafi’iy di dalam kitabnya al-Adzkar, “Ketahuilah bahawa sesungguhnya dzikir tidak hanya tasbih, tahlil, dan takbir, bahkan dzikir ialah setiap amalan ketaatan yang dilakukan kerana Allah”. Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani asy-Syafi’iy: “Dan yang dimaksud dengan dzikir adalah mengucapkan dan memperbanyak segala bentuk lafadh yang di dalamnya berisi tentang kabar gembira, seperti kalimat : subhaanallaahi, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar; dan yang semisalnya, doa untuk kebaikan dunia dan akhirat. Dan termasuk juga dzikir kepada Allah adalah segala bentuk aktifitas amal shalih yang hukumnya wajib ataupun sunnah, seperti membaca Al-Qur’an, membaca Hadiits, belajar ilmu agama, dan melakukan shalat-shalat sunnah” Ibnu Råjab al-Hanbaliy berkata: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id “Contohnya adalah berbagai macam jenis dzikir seperti tasbiih, takbiir, tahmiid, tahliil, istighfaar, bershalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam; begitu pula membaca Al-Qur’an, berjalan menuju masjid, duduk di dalamnya untuk menunggu shalat ditegakkan, dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an”.

2. Macam-macam dzikir

a. Dzikir dengan hati Seperti engkau mengingat-ngingat nikmatNya, memikirkan penciptaanNya yang sempurna, menyadari akan kehadiranNya yang menyaksikan segala perbuatan kita, menyadari akan ilmuNya Yang Maha Mengetahui apa isi hati kita, menyadari akan PenglihatanNya yang Maha Melihat apa yang kita perbuat, menyadari akan PendengaranNya yang Maha Mendengar ucapan lisan kita, bertawakkal kepadaNya, dst. ini semua dzikir hati. b. Dzikir dengan lisan “Pertama: Menyebut nama-nama dan sifat-sifat Allah dan menggunakkannya untuk memuji dan menyanjungNya. Seperti dengan ucapan “Subhanallah”, “Alhamdulilaah”, “Laa ilaaha illalllah” atau dzikir-dzikir yang semisal. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kedua: Menyebut perbuatan Allah yang berkaitan dengan nama dan sifatNya. Misalnya dengan mngatakan: “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar seluruh suara makhlukNya dan Maha Melihat gerak-gerik mereka” Ketiga: Menyebut perintah dan laranganNya berdakwah Misalnya dengan mengatakan: “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan begini” atau mengatakan “Sesungguhnya Allah melarang begini” Keempat: Menyebut karunia dan kebaikanNya – tambahan dari abu zuhriy: misalnya dengan mengatakan: “Segala puji bagi Allah, yang telah memberikanku nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat Islam, nikmat Iman dan nikmat berada diatas sunnah nabiNya yang mulia…” – Dzikir bisa dilakukan dengan hati atau lisan. Dzikir yang paling bagus ialah dzikir yang dilakukan dengan hati dan lisan secara bersamaan. Namun dzikir hati lebih baik daripada dzikir lisan. 12 c. Dzikir dengan penggabungan hati dan lisan 12 Syaikh Ahmad Farid, Al-Bahrur Raiq Fiz Zuhdi war Raqaa-iq edisi Indonesia, hlm. 144 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yaitu penggabungan keduanya, disaat engkau berdzikir dengan lisanmu, diwaktu itu pula engkau menghadirkan hatimu. dan inilah sebaik-baiknya dzikir. d. Dzikir dengan anggota badan yaitu seperti engkau shalat, haji, jihad dsb. e. Dzikir dengan hati, lisan dan anggota badan semua ini terkumpul dalam shalat. maka dari itu Allah berfirman: “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah dalam shalat adalah lebih besar keutamaannya. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 13 Berkata Syaikhul Islam “Penafsiran yang benar tentang ayat ini, shalat memiliki DUA TUJUAN UTAMA, yang satu lebih besar dari yang lain. Sesungguhnya Shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. tapi Dzikrullah mengin 14 gat Allah yang terkandung 13 QS‐Al-Ankaboot: 45 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id didalam shalat itu LEBIH BESAR NILAI dan MANFAATnya daripada mencegah perbuatan keji dan mungkar.” digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu sebuah prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari subjek penelitian atau informan yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli menurut situasi dam kondisi yang tidak dapat di manipulasi serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya. yang dimaksud dengan jenis penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara nyata, dideskripsikan melalui kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisa data yang relevan diperoleh dari situasi yang alamiah. 1 Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang yang bersifat deskriptif. Alasan penulis menggunakan deskriptif kualitatif dalam judul penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa, perilaku atau suatu keadaan tertentu secara rinci dan mendalam tentang upaya konseling sekolah dalam membantu siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi zikir 1 Djam’an Satori Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Alfabeta,2011, hal.25. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id studi kasus siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. Maka peneliti akan menggambarkan dan memaparkan data yang telah diperoleh dari MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo khususnya siswa X yang berkaitan dengan upaya konseling sekolah dalam membantu siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi zikir studi kasus siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

2. Informan Penelitian

Informan penelitian yaitu sumber dari mana data diperoleh, penentuan informan pada penelitian kualitatif dilakukan secara purposive, yaitu ditentukan dengan meyesuaikan pada tujuan tertentu. 2 Yang menjadi Informan dalam penelitian ini adalah: a. Kepala sekolah, orang yang bertanggung jawab langsung tentang program bimbingan konseling yang ada di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. b. Konselor sekolah yaitu orang yang secara langsung melaksanakan layanan konseling. c. Wali kelas VIII Ips yaitu orang yang mengetahui keseharian siswa kelas VIII Ips, sehingga dapat memberikan penjelasan tentang tingkah laku siswa di dalam kelas ketika peneliti mewawancarai. 2 Djam’an Satori Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Alfabeta,2011, hal.50. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d. Siswa kelas VIII Ips di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo Tahun Ajaran 2014-2015 yaitu individu yang mengetahui tentang kebiasaan siswa X baik di kelas maupun di luar kelas.

3. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan, karena peneliti sendiri merupakan alat instrumen pengumpul data yang utama. Karena dengan terjun langsung di lapangan, maka peneliti dapat melihat secara langsung fenomena di lapangan. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya peneliti sendiri yang menjadi pelapor hasil penelitiannya. 3 Kehadiran penulis dalam penetilian ini sebagai peneliti terhadap objek atau informan. Adapun peran penulis dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Secara umum, kehadiran penulis di lapangan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: a Penelitian pendahuluan yang bertujuan mengenal tempat penelitian. b Pengumpulan data, dalam bagian ini penulis secara khusus menyimpulkan data. c Evaluasi data yang bertujuan menilai data yang diperoleh di lapangan dengan kenyataan yang ada. 3 Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, hal.121. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo bertempat di Jalan Ngelom, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

5. Sumber Data

Data ialah sekumpulan fakta tentang suatu fenomena, baik berupa angka- angka bilangan ataupun berupa kategori, seperti: senang, tidak senang, baik, buruk, berhasil, gagal, tinggi, rendah, yang dapat diolah menjadi informasi. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 4 Menurut Lofland sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moeloeng, menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif yaitu kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. 5 Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kepada Kepala Sekolah, alumni, dan masyarakat. Adapun sumber data dalam hal ini adalah: a. Sumber Data Primer Sumber data primer diperoleh langsung dari informan. Data yang diperoleh dari sumber data primer adalah data tentang upaya konseling sekolah dalam membantu siswa kurang percaya diri akibat ekonomi 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 129. 5 Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h.157. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id rendah melalui terapi zikir studi kasus siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data utama yaitu Kepala Sekolah, konselor sekolah, wali kelas, dan siswa kelas VIII Ips. Sumber data primer dalam penelitian ini juga berupa identitas nama, catatan peneliti ketika melakukan observasi catatan lapangan, maupun berupa catatan hasil wawancara dengan kepala sekolah, konselor sekolah, wali kelas, dan siswa kelas VIII Ips. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder ini dapat diperoleh dari buku, arsip, serta dokumentasi. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang didalamnya berfungsi melengkapi dan menunjang tentang judul skripsi ini.

6. Tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan proses pelaksanaan penelitian. Menurut Moloeng tahap penelitian tersebut meliputi antara lain tahap pra penelitian, tahap penelitian, dan tahap pasca penelitian. a. Pra-Penelitian Pra-penelitian perencanaan yaitu tahap sebelum berada di lapangan, pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain: mencari permasalahan penelitian melalui bahan-bahan tertulis, pengamatan atau digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang kemudian merumuskan permasalahan, menyusun sebuah konsep ide pokok penelitian, berkonsultasi dengan kepala sekolah, menyusun proposal penelitian yang lengkap, ujian proposal, perbaikan hasil konsultasi, serta menyiapkan surat izin penelitian dan menyiapkan instrument pengumpulan data. b. Penelitian Penelitian adalah tahap yang sesungguhnya, selama berada di lapangan. Observasi langsung ke MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data tentang siswa X, yakni: 1 Kepala Sekolah 2 Konselor Sekolah 3 Wali Kelas 4 Siswa Kelas VIII Ips 5 Observasi dan pengambilan data langsung di lapangan Kemudian mengidentifikasi data. Data yang telah terkumpul dari hari observasi, wawancara, dokumentasi, serta angket diidentifikasi agar memudahkan dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan, berkonsultasi dengan pihak berwenang dalam penelitian, mengumpulkan data atau informasi dengan fokus penelitian, berkonsultasi dengan dosen pembimbing, merevisi dan menganalisis data. c. Penulisan Laporan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Tahap ini dilakukan kegiatan antara lain, menyusun konsep laporan penelitian, berkonsultasi dengan dosen pembimbing, perampungan laporan penelitian, perbaikan hasil konsultasi, pengurusan kelengkapan persyaratan ujian akhir dan melakukan revisi seperlunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertahapan penelitian ini adalah bentuk urutan atau berjenjang yakni dimulai pada tahap pra penelitian, tahap penelitian, tahap pasca penelitian. Namun walaupun demikian sifat dari kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan tidaklah bersifat statis, melainkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembahasan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode atau teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun kelapangan dan terlibat seluruh panca indra, dalam hal ini peneliti melakukan observasi partisipan yaitu secara langsung terjun kelapangan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id untuk mengetahui keberadaan objek. Situasi, dan konteks dalam upaya mengumpulkan data penelitian. 6 Dalam penelitian ini peneliti terjun secara langsung di sekolah untuk mengetahui data tentang siswa X. Selain itu peneliti juga menganalisa pada kenyataan didalamnya terdapat peran konselor sekolah apa tidak. Peneliti juga mencatat secara langsung keadaan atau peristiwa yang ada di sekolah dan berkomunikasi dengan beberapa siswa dan untuk mendalami apakah ada peran konselor sekolah dalam upaya konselor sekolah dalam membantu siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi zikir. b. Wawancara Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi secara mendalam yang digali dari sumber data langsung atau informan melalui percakapan atau Tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara Holistic asli atau murni dan jelas dari informan. 7 Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, konselor sekolah dan siswa . 6 Djam’an Satori Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Alfabeta,2011, hal.105. 7 Ibid., hal,13. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dalam hal ini peneliti memakai wawancara tertutup untuk siswa X, yakni informan tidak mengetahui tujuan dan maksud diwawancarai oleh peneliti. Peneliti juga menggunakan wawancara terbuka untuk informan kepala sekolah, Guru mata pelajaran, konselor sekolah, wali kelas dan teman siswa. Peneliti mewawancarai kepala sekolah untuk mengetahui hal umum tentang upaya konselor sekolah dalam membantu siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah. Peneliti juga menggali informasi melalui wawancara kepada alumni apakah mereka terserap pada dunia usaha dan dunia industri. Begitupun bentuk wawancara untuk masyarakat tentang peran nnya di sekolah SMK Ma’arif NU Prambon. c. Catatan Lapangan Dalam penelitian kualitatif, catatan lapangan adalah merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi data. Menulis catatan lapangan bertujuan untuk mencatat segala sesuatu dengan rinci. 8 Dan peneliti memakai teknik catatan lapangan untuk membantu proses pengumpulan data. Berupa catatan mengenai keadaan yang sebenarnya di lapangan ketika melakukan observasi maupun wawancara. d. Dokumentasi 8 Ibid,. h,176. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dokumentasi ialah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, notulen, surat kabar, dan lain sebagainya. 9 Kemudian peneliti memakai metode dokumentasi untuk mengumpulkan data mengenai segala hal tentang informan, yaitu anecdotal record, program BK.

8. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data, penulis menganalisis mengolah data dan untuk menganalisanya menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Miles dan Huberman menjelaskan bahwa analisis data deskriptif dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tiga cara yaitu: reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan. 10 a. Reduksi data, dalam tahap ini peneliti memproses penyederhanaan data, memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian, dan data yang tidak sesuai dengan fokus dibuang, sehingga dengan mudah dapat dianalisis. b. Display data atau penyajian data, peneliti memulai memproses pengorganisasian data, sehingga mudah untuk dianalisis dan disimpulkan. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.236. 10 Djam’an Satori Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Alfabeta,2011, h.100-101. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, peneliti menarik kesimpulan pada waktu pengumpulan data selama dalam proses maupun setelah dilapangan.

9. Keabsahan Penelitian

Peningkatan keabsahan hasil penelitian, peneliti dapat melakukan cek dan ricek serta crosceck pada prosedur penelitian yang sudah ditempuh, serta telaah terhadap subtansi penelitian. Keabsahan suatu penelitian kualitatif tergantung pada kepercayaan akan kredibilitas, transferebilitas, dependablitas, dan conformabilitas. a. Kredibilitas, Keabsahan atas hasil penelitian dilakukan melalui: a Meningkatkan kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di lapangan. b Pengamatan secara terus menerus. c Trianggulasi pengecekan data dari beberapa sumber, baik metode dan sumber untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain. d Pelibatan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan dan kritik dalam proses penelitian. e Menggunakan bahan referensi untuk menigkatkan nilai kepercayaan akan kebenaran data yang diperoleh dalam bentuk rekaman atau tulisan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id f Memberchek, yaitu pengecekan tehadap hasil-hasil peneliti guna perbaikan untuk kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memberikan data yang dibutuhkan peneliti. b. Transferebilitas, bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh pemakai penelitian, penelitian ini memperoleh tingkat yang tinggi agar para pembaca laporan memeroleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian. c. Dependablitas dan Conformabilitas, yaitu dengan audit trail berupa komunikasi dengan pembimbing dan dengan pakar lain dalam bidangnya guna membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penelitian berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan. 11 11 Djam’an Satori Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Alfabeta, 2011, h.100-101. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN