Pengertian Anak Luar Kawin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Kedudukan Anak Luar kawin

1. Pengertian Anak Luar Kawin

Menurut Undang-Undang Perkawinan, status anak dibedakan menjadi dua yakni anak yang sah dan anak yang dilahirkan diluar perkawinan. Anak sah menurut Pasal 42 Undang- Undang Perkawinan adalah “ anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah”. Dari rumusan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, bahwa termasuk dalam golongan anak sah menurut Pasal 42 Undang-Undang Perkawinan adalah : 1. Anak yang dibenihkan dan dilahirkan dalam perkawinan yang sah 2. Anak yang dibenihkan sebelum perkawinan dan dilahirkan dalam perkawinan yang sah. 3. Anak yang dibenihkan dalam perkawinan yang sah dan dilahirkan dan dilahirkan setelah perkawinan itu putus. Anak yang lahir diluar perkawinan seringkali disebut dengan istilah anak luar kawin atau anak tidak sah. Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Perkawinan tidak memberikan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan anak luar kawin. Dengan berpegang pada rumusan Pasal 42 Undang-Undang Perkawinan diatas, maka dapat dirumuskan bahwa termasuk anak luar kawin adalah anak yang tidak memenuhi kriteria sebagai anak sah. Kompilasi Hukum Islam tidak menentukan secara khusus dan pasti tentang pengelompokan jenis anak, sebagaimana pengelompokan yang terdapat dalam BW. Kompilasi Hukum Islam dijelaskan tentang kriteria anak sah, sebagaimana yang dicantumkan dalam Pasal 99 Kompilasi Hukum Islam, yang berbunyi bahwa anak yang sah adalah : 1. Anak yang dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yang sah. 2. Hasil pembuahan suami isteri yang diluar rahim dan dilahirkan oleh isteri tersebut Berdasarkan pemahaman tersebut, maka kriteria anak luar kawin adalah : 1 1. Anak yang dibenihkan dan dilahirkan diluar perkawinan yang sah 2. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari laki-laki dan perempuan diluar rahim dimana keduanya tidak dalam ikatan perkawinan yang sah, atau 3. Hasil pembuahan suami istri yang sah diluar rahim dan dilahirkan oleh wanita bukan istri tersebut. Dikenal juga anak yang lahir diluar perkawinan yang sah, seperti yang tercantum dalam Pasal 100 Kompilasi Hukum Islam bahwa “ anak yang lahir diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya ”. Dengan demikian sejalan dengan Pasal 43 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1974 yang rumusann ya sama dengan Pasal 100 KHI, adalah : “anak yang lahir di 1 Christiana Tri Budhayati.2012.Putusan MK No 46PUU-VIII2010 Merombak Hukum Keluarga di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum. Hal 235. luar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya.” Yang termasuk anak yang lahir di luar perkawinan adalah : 2 1. Anak yang dilahirkan oleh wanita yang tidak mempunyai ikatan perkawinan yang sah dengan pria yang menghamilinya. 2. Anak yang dilahirkan oleh wanita yang kehamilannya akibat korban perkosaan oleh satu orang pria atau lebih. 3. Anak yang dilahirkan oleh wanita yang di li’an diingkari oleh suaminya. 4. Anak yang dilahirkan oleh wanita yang kehamilannya akibat salah orang salah sangka disangka suaminya ternyata bukan. 5. Anak yang dilahirkan oleh wanita yang kehamilannya akibat pernikahan yang diharamkan seperti menikah dengan saudara kandung atau sepersusuan. Menurut hukum adat anak sah adalah anak yang dilahirkan dari perkawinan bapak ibu yang sah, walaupun terjadinya perkawinan tersebut setelah ibunya melahirkan terlebih dahulu. Oleh karena itu sejak dalam kandungan hingga anak tersebut lahir sampai dengan anak tersebut tumbuh di dalam masyarakat adat akan selalu diadakan ritual khusus untuk mendoakan keselamatan anak tersebut. 3 2 www.kerinci.kemenag.go.id20130622status-anak-di-luar-nikah-dalam-kompilasi-hukum-islam , diunduh 6 September 2013 3 Bushar Muhammad 2006, Pokok-Pokok Hukum Adat, Jakarta, PT Pradnya Paramita, Hal 5. Dalam hukum adat tidak memberikan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan anak luar kawin. Dengan berpegang pada rumusan pengertian anak sah menurut hukum adat diatas, maka dapat dirumuskan bahwa yang termasuk anak luar kawin adalah anak yang tidak memenuhi kriteria sebagai anak sah, yakni anak yang dilahirkan diluar perkawinan yang sah, dimana anak tersebut dilahirkan dari seorang wanita yang tidak mempunyai ikatan perkawinan yang sah dengan pria yang menghamilinya.

2. Kedudukan Hukum Anak Luar Kawin