PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK MELALUI KINERJA PEMASARAN UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING (Studi Pada Kawasan sentra Industri Keripik Lampung)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK MELALUI KINERJA PEMASARAN UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING

(Studi Pada Kawasan sentra Industri Keripik Lampung)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberi bukti empiris mengenai pengaruh diferensiasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing. Jenis penelitian ini adalah eksplanative research. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu diferensiasi produk (X), variabel intervening yaitu kinerja pemasaran (Z), dan variabel dependen yaitu keunggulan bersaing (Y). Setelah dilakukan tinjauan pustaka dan penyusunan hipotesis, data dikumpulkan melalui metode kuisioner yang disebar kepada 30 responden diambil dari keseluruhan produsen keripik pisang yang berada di kawasan sentra industri keripik Lampung. Sedangkan analisis dilakukan dengan pengolahan data menggunakan smartPLS versi 2.0 m3 yang dijalankan dengan media komputer. Hasil tes smatrtPLS menunjukkan bahwa semua hipotesis diterima yaitu H1: Diferensiasi produk memiliki pengaruh terhadap kinerja pemasaran keripik pisang, H2: Kinerja pemasaran memiliki pengaruh dengan keunggulan bersaing, H3 : Diferensiasi produk memiliki pengaruh terahdap keunggulan bersaing melalui kinerja pemasaran. Untuk penelitian selanjutnya mengenai pemahaman akan industri keripik pisang di Lampung perlu mengambil responden yang beragam, tidak hanya berada si satu lokasi penelitian.


(2)

ABSTRACT

EFFECT OF DIFFERENTIATION THROUGH PERFORMANCE PRODUCTS MARKETING TO ACHIEVE COMPETITIVE ADVANTAGE

(Studies inKawasan sentra Industri Keripik Lampung)

This study aims to analyze and provide empirical evidence on the effect of product differentiation through performance marketing to achieve competitive advantage. This research is eksplanative research. This study uses the independent variable is the product differentiation (X), an intervening variable is the performance marketing (Z), and the dependent variable is the competitive advantage (Y). After a literature review and hypothesis formulation, data were collected through questionnaire method which were distributed to 30 respondents drawn from the whole banana chips manufacturer located in Kawasan sentra Industri Keripik Lampung. While the analysis is done by processing the data using version 2.0 m3 smartPLS run with computer media.

SmatrtPLS test results showed that all accepted hypothesis is H1: Product

differentiation has an influence on the performance of the marketing of banana chips, H2: Performance marketing has the effect of competitive advantage, H3:

Product differentiation has influence obtain any competitive advantage through marketing performance. For further research on the understanding of banana chips industry in Lampung need to take a range of respondents, not only is the location of the study.

Keywords: Product Differentiation, Marketing Performance and Competitive Advantage


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Devi Yani Damanik, penulis dilahirkan di Desa Gulping Raya Kecamatan Raya Kabupaten simalungun pada tanggal 03 Maret 1992, anak pertama dari lima bersaudara. Putri dari Radinson Damanik dan Rosmina Sinaga.

Pendidikan pertama penulis ditempuh pada SD Negeri Tondang Raya No.091327 Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang diselesaikan pada tahun 2003, dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Raya diselesaikan pada tahun 2006. Kemudian dilanjutkan ke SMA Negeri 1 Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung, melalui Seleksi Nasional Masuk Pergutuan Tinggi Negri (SNMPTN). Selain mengikuti perkuliahan penulis juga pernah tercatat sebagai pengurus beberapa organisasi antara lain: 1. UKM Kristen sebagai Anggota Divisi Kaderisasi dan Komunikas (2011-2012). 2. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sebagai LITBANG (2012-2013). Pada tahun 2012, penulis melaksanakan KKN (Kuliah kerja Nyata) di Desa Tanjung Anom Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus, Lampung.


(8)

Persembahan

Kupersembahkan karyaku ini kepada:

My saviour, Jesus Christ

Orangtuaku Radinson Damanik dan Rosmina Sinaga

adik-adik ku bagian dari hidupku masa depan keuargaku

Citra Moni damanik, Hengky Prianto Damanik,

Richuandi Damanik dan Fine Putri Damanik.

Keluarga besar penulis,

&


(9)

MOTO

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang

apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala

hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur

(Filipi 4:6)

Kekuatan terbesar adalah harapan

(kata Bijak)

Jangan hina pribadi anda dengan kepalsuan

karena dialah mutiara diri anda yang tak

ternilai

(Devi Yani Damanik)


(10)

SANWACANA

Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus juruselamatku karena berkat, kasih serta penyertaan-Nya setiap hari sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi dengan judul:”PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK MELALUI

KINERJA PEMASARAN UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN

BERSAING (Studi Pada Kawasan Sentra Industri Keripik Lampung)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana administrasi Bisnis di Universitas Lampung.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini. Karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Dr.Suripto, S.sos, M.A.B selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos, M.Si. selaku sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta selaku dosen penguji pada ujian skripsi, terimakasih atas segala saran dan masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(11)

4. Bapak Wheny Khristianto, S.Sos.,M.A.B. selaku dosen pembimbing utama, terimakasih untuk segala arahan, bimbingan serta keikhlasannya dalam mendidik dan membantu mahasiswa selama masa perkuliahan. yang telah sabar dan banyak memberikan arahan serta bimbingannya dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Maulana Agung P.,S.Sos.,M.A.B. Terimakasih atas segala saran dan masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Arief Sugiono, S.Sos, M.A.B selaku dosen pembimbing Akademik. 7. Ibu Merta selaku staf Jurusan Ilmu Administrasi bisnis yang selama ini telah

banyak membantu, serta Seluruh jajaran dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan bermanfaat selama penulis menuntut ilmu.

8. Bapak dan ibuku tersayang, rasanya tak cukup beribu terimakasih saya ucapkan untuk membalas budi atas segala kasih sayang, perhatian, semangat serta doa yang tulus dalam mendidikku hingga sampai sekarang ini. Semoga Tuhan memberikan berkat yang luar biasa untuk Bapak dan Ibu. Amin 9. Keempat adik-adik ku tersayang, Citra Moni Damanik semoga kuliahnya

lancar dan selalu sukses, Hengky Prianto Damanik, Richuandi Damanik dan Fine Putri Damanik semoga sekolahnya pinter-pinter dan jadi kebanggan orangtua. Terimakasih atas semangat dan dukungannya.

10. Semua keluarga yang telah mendukung dan menantikan keberhasilanku, sepupuku semuanya, saudara ayah dan ibuku. Terimakasih, saya tetap memerlukan doa kalian semua.


(12)

11. Special Thanks untuk Edwarjon Turnip yang selalu memberi dukungan, semangat serta doa untukku. Semoga cepat kelar kuliahnya. Amin 

12. Saudara-saudaraku sekaligus teman seperjuanganku. Buat Mika, yang selalu gupek, makasih buat dukungan dan semangatnya. Merluk, yang paling rajin makasih untuk motivasinya. Centong, sahabatku yang paling sabar makasih buat hari-harinya. Jupe, yang suka gak jelas makasih buat waktunya yang selalu nemenin aku. Terimakasih untuk persahabatan kita selama ini. Aku selalu merindukan kebersamaan kita.

13. Sahabat-sahabatku di kosan. Dora (jangan cerewet ntar jadi mamak tiri loh :D, terimakasih buat dukungan nya nang). Kak imel (makasih untuk kebaikanmu kak). Nangka (terimakasih untuk curhatannya nangka). Adek Novrie (yang paling alay tapi gak ngaku alay, semangat terus belajarnya de). Tantan (ternyata kamu lebay de :D, semangat terus kuliahnya). Vero (plin-plan nya dikurangin dong). Aknes (pake K bukan G dan bukan AgnezMo, kuat makan biar gemuk). Lusi, Astri, Yohana, Intan, Carolina, Purnama, Indri, Delima, Febri, Kak Ivo, Kak Vera, Kak Tikom, Kak Melda Sagala, Kak Eby, dan lainya yang tidak bisa saya sebutin satu persatu.

14. Seluruh teman-teman ABI 2010. Terimakasih untuk kebersamaanya. Sukses buat kita semua. Amin.

15. Kepada keluarga besar GMKI. Bg. Gerchad, Bg. Daniel Marbun, Mika, Nanda, Bram dan yang tak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk kebersamaanya. Ut Omnes Unum Sint

16. Jemaat GKPS Bandar Lampung. Terimakasih atas kebersamaanya. Tuhan memberkati


(13)

17. Temen-temen PDO Fisisp. Terimakasih untuk ajakan dan kebersamaanya. Jadilah garam dan terang.

18. Saudara-saudaraku di UKM kristen. Tetap semangat buat pelayananya. 19. Teman-teman KKN Tanjung Anom Januari 2013. Nanda, Elsa, Nita, Veni,

Mbak Ria, Kak Taofik, Cici Bella, Jo, Lona, Mbak Sri, Ari.

20. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

21. Terimakasih kepada Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung,27 November 2014

Penulis

Devi Yani Damanik


(14)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... Vii DAFTAR GAMBAR ... Viii DAFTAR LAMPIRAN ... Vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pengertian Dan Konsep Perilaku Konsumen ... 9

2.1.1 Definisi Pemasaran... 9

2.1.2 Konsep Pemasaran... ... 10

2.2 Diferensiasi Produk ... 12

2.2.1 Definisi Diferensiasi... ... 12

2.2.2 Definisi Produk... ... 13

2.2.3 Pengertian Diferensiasi Produk... ... 14

2.3 Kinerja Pemasaran ... 16

2.4 Keunggulan Bersaing ... 17

2.5 Penelitian Terdahulu ... 21

2.6 Kerangka Pemikiran ... 21

2.7 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Populasi Dan Sampel ... 24

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.4 Definisi Konseptual ... 26

3.5 Variabel Penelitian Dan Operasional Variabel ... 27

3.5.1 Variabel Penelitian ... 27

3.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.6 Skala Pengukuran Variabel... ... 28

3.7 Sumber Data... ... 29

3.8 Teknik Analisis Data... . 30

3.8.1 Statistik Deskriptif... ... 31

3.8.2 Analisis Statistik Interfersial ... 32

3.8.2.1 Pengukuran Model (Outer Model) ... 32

3.8.2.2 Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ... 34


(15)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung ... 38

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39

4.3 Keadaan Geografis ... 40

4.4 Karakteristik Responden ... 40

4.4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terahir . 41 4.4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 42

4.4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 42

4.4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Omset Perbulan ... 43

4.5 Hasil Analisis Data ... 44

4.5.1 Hasil Analisis Data Deskriftif ... 44

4.5.1.1 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Diferensiasi Produk ... 44

4.5.1.2 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Diferensiasi Produk ... 46

4.5.1.2 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing ... 47

4.5.2 Analisis Data Statistik Interfersial ... 49

4.5.2.1 Pengukuran Model (Outer Model) ... 49

a. Variabel Deferensiasi Produk ... 51

b. Variabel Kinerja Pemasaran ... 53

c. Variabel Keunggulan Bersaing ... 55

4.5.2.2 Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ... 56

4.6 Hasil Pengujian Hipotesis ... 59

4.6.1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 61

4.6.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 62

4.6.3 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga... 63

4.7 Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Diferensiasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran ... 66

4.8 Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Kinerja Pemasaran Terhadap Keunggulan Bersaing... 67

4.7 Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Diferensiasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Melalui Kinerja Pemasaran ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Produsen Keripik Pisang di Kawasan Sentra Industri Keripik

Lampung... ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... ... 21

Tabel 3.1 Variabel Penelitian... ... 27

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 28

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 41

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 42

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 43

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Omset Perbulan ... 43

Tabel 4.5 Penilaian Responden Terhadap Diferensiasi Produk ... 44

Tabel 4.6 Penilaian Responden Terhadap Kinerja Pemasaran... 46

Tabel 4.7 Penilaian Responden Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing ... 47

Tabel 4.8 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Diferensiasi Produk... ... 53

Tabel 4.9 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Kinerja Pemasaran... ... 53

Tabel 4.10 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Keunggulan Bersaing... 56

Tabel 4.11 R Square... ... 57

Tabel 4.12 Path Koefisients... ... 57

Tabel 4.13 Evaluasi Model Struktural ... 58

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis ... 64

Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 65


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Foto Dokumentasi Lokasi Penelitian Lampiran 3. Bootstraping

Lampiran 4. UjiValiditas dan Reliabilitas Tiap Variabel Lampiran 5. Latent Varieble Correelations

Lampiran 6. Cross Loading Lampiran 7. Outer Loading Lampiran 8. Path Coefficients Lampiran 9. Total Efects

Lampiran 10. Gambar Model UjiValiditas dan Reliabilitas Lampiran 11.Gambar Model Uji Hipotesis


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Lima Model Kekuatan Bersaing ... 19

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran... ... 23

Gambar 3.3 Model Persamaan Struktural... 31

Gambar 4.1 Hasil Pengujian Reabilitas Dan Validitas ... 51

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Uji t ... 60


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan dunia usaha sekarang ini, pertumbuhan di bidang perekonomian baik jasa ataupun sektor industri berkembang dengan sangat pesat. Untuk dapat terus bertahan dalam industri dan mencapai tujuan yang diharapkan, salah satu faktor kunci yang perlu diperhatikan adalah pengembangan keunggulan bersaing perusahaan. Perusahaan dipaksa untuk bersaing agar tidak kalah dalam persaingan maka perusahaan harus menetapkan startegi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi.

Keunggulan bersaing merupakan suatu keunggulan yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan hanya sedikit perusahaan lain yang dapat melakukan tindakan serupa. Untuk bisa menciptakan keunggulan bersaing dalam bidang usahanya, perusahaan diharapkan dapat menggunakan perangkat-perangkat yang dimilikinya agar dapat menjadi kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan. Oleh karena itu, perusahaan hendaknya mampu mengintegrasikan strategi dan berbagai sumber daya yang dimiliki dalam rangka penciptaan keunggulan bersaing.


(20)

2

Namun tidak hanya itu, membangun dan memelihara keunggulan bersaing juga menuntut perusahaan untuk belajar dan beradaptasi jauh lebih cepat agar dapat membedakan dirinya dari pesaing. Oleh karena itu, maka faktor perubahan lingkungan dan perkembangan teknologi turut menjadi salah satu kunci kesuksesan yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Dengan demikian, manajemen perusahaan dapat mengarahkan kompetensinya seiring dengan perubahan lingkungan usahanya.

Propinsi Lampung mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang pertanian. salah satu usaha kecil menengah hasil sektor pertanian yang memiliki prospek sangat potensial untuk dikembangkan di propinsi Lampung adalah usaha pembuatan kripik pisang. Saat ini indusrti keripik pisang sudah menjadi industri UKM (Usaha Kecil Menengah) yang cukup membanggakan di propisnsi Lampung. Industri usaha kecil seperti keripik pisang ini seringkali dipandang sebagai bagian yang terbelakang dari struktur ekonomi, bersifat tradisional, dan tidak punya potensi untuk menyumbang pada pertumbuhan ekonomi. Pandangan seperti ini tidak sepenuhnya benar karena beberapa pihak beranggapan bahwa kombinasi yang tepat antara industri kecil, industri menengah dan industri besar dapat melahirkan struktur ekonomi yang paling produktif.

Pada dasarnya industri usaha kecil dihadapkan pada persaingan yang lebih ketat sehingga harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang memiliki daya saing tinggi dalam usaha memenangkan pangsa pasar, sekaligus menghindari market misses. Untuk itu dibutuhkan pengembangan yang tepat bagi usaha kecil menengah, melalui perbaikan kinerja yang mampu meningkatkan daya saing dan


(21)

3

pangsa pasar, dan juga sesuai dengan karakteristik UKM dengan segala keterbatasannya. Usaha-usaha dalam skala kecil ini biasanya mengalami keterbatasan baik dalam modal maupun pengembangan usaha. Keterbatasan modal membuat para pengusaha kecil kurang dapat mengembangkan variasi produk, karena sedikitnya teknologi yang digunakan sehingga dalam jangka panjang kebanyakan konsumen akan merasa bosan dengan produk yang sama. Industri UKM keripik pisang sendiri mempunyai banyak varian rasa untuk memperkaya variasi produknya.

Keripik pisang merupakan makanan yang terbuat dari pisang yang diiris tipis kemudian digoreng dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Kripik pisang ini banyak di sukai oleh masyarakat dan dijadikan snack karna selain rasanya enak dari segi harga juga dapat di jangkau oleh semua kalangan sehingga masyarakat dapat memperolehnya dengan mudah. Dipilihnya usaha keripik pisang sebagai objek yang akan diteliti pada penelitian ini dikarenakan usaha keripik pisang merupakan sektor industri yang menjadi andalan untuk oleh-oleh has daerah Lampung. Sampai hari ini jika berkunjung ke bandar lampung yang di cari orang sebagai oleh oleh pertama adalah keripik pisang. Karena itu maka keripik pisang merupakan produk olahan yang banyak di temukan di bandar lampung. Permintaan akan keripik pisang hususnya di Kota Bandar Lampung cukup tinggi. Hal ini mendorong para pengusaha untuk membuka bisnis UKM kripik pisang. Dari sejumlah pelaku indrusti kecil menengah keripik pisang di Bandar Lampung, mayoritas berkumpul di Gang PU yang berada di Jalan Z.A. Pagar Alam yang merupakan jalan utama menuju pusat kota. Hal ini yang menjadikan kawasan


(22)

4

sentra industri keripik Lampung sebagai pusat penjualan keripik pisang di Bandar Lampung. Saat ini Ada terdapat 30 produsen keripik dan 48 toko. Daftar nama-nama produsen keripik pisang di Kawasan sentra industri keripik Lampung terdapat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Produsen Keripik Pisang Di Kawasan Sentra Industri Keripik Lampung

No. Produsen kripik Jumlah toko

1. Aneka Keripik Mahkota 3

2. Aneka Keripik Askha Jaya 5

3. Aneka Keripik Singgah Pai 1

4. Aneka Keripik Firman 3

5. Oleh oleh Keripik Has Lampung 1

6. Toko Rojo Keripik 1

7. Aneka Keripik Nabila 1

8. Aneka Keripik Roy Yan 1

9. Aneka Keripik Putri Jaya 3

10. Toko Fathan Mandiri 1

11. Toko Enggal Jaya 1

12. Toko Karya Mandiri 2

13. Toko Arema Jaya 2

14. Toko Nyoto Roso 1

15. Aneka Keripik Dua Darai 2

16. Aneka Keripik Salam Family 1

17. Aneka Keripik Wisa 1

18. Aneka Keripik Ridho Jaya 1

19. Aneka Keripik Nisa 1

20. Toko Roso 1

21. Toko Rizka 1

22. Toko Zom.Zom Family 1

23. Toko Ibu Mery 3

24. Toko Fino 3

25. Toko Cesy Lia 2

26. Toko Vagiman 1

27. Toko Suhery 1

28. Toko Alinda 1

29. Toko Shinta 1

30. Toko Perman 1

Sumber : Data Primer Diolah 2014

Kawasan sentra industri keripik Lampung berkembang sejak 2006. Namun, cikal-bakalnya ada sejak 1996, dahulu daerah ini dikenal produksi keripik singkong.


(23)

5

Saat itu,perajin masih menjalankan keripik dengan berkeliling kota. Lambat laun mereka menciptakan pasar sendiri dan mulai membuka toko, mengembangkan berbagai produk dan variasi ras. Usaha mulai bertumbuh dan menciptakan lapangan kerja baru.

Letak kawasan sentra industri keripik Lampung yang berada di Jalan Z.A. Pagar Alam yang berada di tengah pusat kota menjadikan tempat ini ramai di kunjungi masyarakat lampung maupun luar Lampung yang berkunjung ke Lampung. Selain di Bandar Lampung keripik pisang juga dapat di temukan di beberapa Kota Lampung diantaranya di teluk dan di panjang. Untuk melakukan pemasaran keripik pisang ke masyarakat maka industri keripik Lampung harus memiliki strategi yang lebih unggul di banding strategi produk pesaingnya.

Suatu perusahaan harus menetapkan secara matang strategi persaingan perusahaannya. Strategi yang harus dilakukan dalam upaya mencapai target pemasaran dimulai dari dalam perusahaan. Salah satu bentuk strategi persaingan yang dapat diambil dan digunakan adalah strategi diferensiasi produk. Diferensiasi produk adalah Salah satu strategi perusahaan untuk membedakan produknya terhadap produk pesaing (Kotler, 2007). Tindakan yang dapat dilakukan perusahaan dalam memenangkan persaingan dipasar melalui diferensiasi produk dengan merancang seperangkat perbedaan dalam hal konten, konteks dan infrastruktur (Hermawan, 2014). Diferensiasi produk merupakan salah satu dari strategi dan aktivitas taktis yang paling penting dan harus sering dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan (Nyman, 2001).


(24)

6

Strategi diferensiasi dapat menghasilkan posisi diferensiasi dalam persepsi pelanggan atas nilai yang ditawarkan dan menghasilkan keunggulan bersaing yang spesifik (Ferdinand, 2003). Keunggulan bersaing merupakan posisi unik yang dikembangkan perusahaan dalam menghadapi para pesaing. Dalam hal ini, keunggulan hanya dapat dicapai dengan pengembangan strategi diferensiasi yang jelas dan favorable dari para pesaingnya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing dipengaruhi oleh strategi bersaing perusahaan (Fuad, 2003).

Selain menjadi oleh-oleh has Lampung yang cukup terkenal industri keripik pisang tentu juga akan menginginkan laba yang di dapat dari penjualanya dengan cara membuat pelanggan puas dengan rasa keripik pisang yang di ciptakan. Untuk memperoleh laba maka indutri keripik pisang harus meninggatkan volume penjualannya dan tetap memperhatikan tinggat pertumbuhan penjualan serta tinggat pertumbuhan pelanggan. Dengan demikian maka diperlukan strategi perusahaan yang mampu menciptakan suatu perusahaan yang produknya mampu tetap unggul dalam bersaing terhadap produk pesaing lainya.

Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Kinerja pemasaran merupakan faktor yang seringkali di gunakan untuk mengukur dampak dari strategi yan di terapkan perusahaan (Ferdinand, 2000). Perusahaan yang mampu menciptakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perusahaan lainya karena produknya akan tetap diminati pelanggan.


(25)

7

Keunggulan bersaing yang diperoleh dari staregi diferensiasi diharapkan dapat menghantarkan perusahaan menghasilkan kinerja pemasaran yang baik (Ferdinand, 2003). Strategi diferensiasi dan kinerja pemasaran akan menjadi instrumen yang baik untuk mencapai keunggulan bersaing dalam perusahaan. Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pasar atas suatu produk. Oleh karena itu strategi diferensiasi produk dapat menjadi salah satu perhatian utama setiap perusahaan melalui kinerja pemasaran untuk menciptakan keunggulan bersaing.

Dari berbagai macam diferensiasi produk yang di ciptakan oleh industri keripik pisang untuk membedakan produknya dari produk pesaing yang ahirnya mempengaruhi kinerja pemasaran untuk menciptakan keunggulam dalam bersaing maka peneliti ini akan mebahas “PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK

MELALUI KINERJA PEMASARAN UNTUK MENCAPAI

KEUNGGULAN BERSAING”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh diferensiasi produk terhadap kinerja pemasaran? 2. Seberapa besar pengaruh kinerja pemasaran terhadap keunggulan bersaing? 3. Seberapa besar pengaruh diferensiasi produk terhadap keunggulan bersaing


(26)

8

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah di kemukakan sebelumnya, maka tujuan enelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh diferensiasi produk terhadap keunggulan bersaing.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh kinerja pemasaran terhadap keunggulan bersaing.

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh diferensiasi produk terhadap keunggulan bersaing melalui kinerja pemasaran.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara Praktis dan Teoristis. 1. Praktis

Penelitian ini berguna untuk menjadi bahan pertimbangan secara ilmiah yang dapat di manfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan yang bermanfaat bagi perusahaan terutama dalam meningkatkan keunggulan bersaing diantara sesama produk pesaing lainya.

2. Teoritis

Penelitian ini sebagai tambahan referensi untuk menerapkan teori-teori dan mengembangkan hipotesis-hipotesis dari hipotesis yang telah diteliti sebelumnya sehingga dapat memberikan kontribusi dalam mendukung dan menegakkan hipotesis dan teori-teori yang telah ada.


(27)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dan Konsep Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian tersebut. Pemasaran merupakan studi tentang proses bagaimana transaksi dimulai, dimungkinkan, dan diselesaikan. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan (Kotler, 2001).

Teori pemasaran selalu menekankan bahwa dalam kegiatan pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam jumlah berapa dan kepada siapa. Adanya strategi yang tepat akan sangat mendukung kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, 2000).


(28)

10

Para ahli juga mendefinisikan bahwa pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan kumpulan proses untuk membuat, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai-nilai kepada konsumen dan untuk mengatur hubungan dengan konsumen dalam langkah memperoleh keuntungan secara organisasi maupun stakeholder (Kotler dan Keller, 2009). Sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis tersebut akan ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 2003).

Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.

2.1.2 Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran. Konsep pemasaran (marketing


(29)

11

concept) mengatakan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan (costumer value) kepada pasar sasarannya secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing (Tjiptono, 2008).

Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar (Swastha dan Irawan, 2005) yaitu:

a. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen atau pasar.

b. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.

c. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan Irawan, 2005). Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.

Tiga unsur pokok konsep pemasaran (Swastha & Handoko, 2000) adalah orientasi pada konsumen, penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integraded marketing) dan kepuasan konsumen (consumer satisfaction). Seluruh kegiatan dalam suatu perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk


(30)

12

memenuhi tujuan tersebut. Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang keberhasilan bisnis yang dilakukan.

Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan konsumen. Dengan demikian perusahaan akan dapat menjaring pelanggan yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan.

2.2 Diferensiasi produk

2.2.1 Definisi Diferensiasi

Perusahaan akan melakukan diferensiasi terhadap para pesaingnya apabila perusahaan tersebut telah berhasil menampilkan keunikan yang dinilai penting oleh pelanggan, selain dengan penawaran harga yang rendah dimana telah banyak dilakukan oleh perusahaan atau pesaing (Delmas, 2000). Padahal diferensiasi dapat dilakukan dengan penawaran harga tinggi, sehingga perusahaan yang melakukan diferensiasi harus merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran yang diberikan perusahaan dengan tawaran pesaing. Diferensiasi adalah cara merancang perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaingnya (Kotler dan Susanto, 2001).

Suatu perusahaaan harus merencanakan strategi-strategi yang sesuai dengan masing-masing tahap aktivitasnya. Perusahaan berharap dapat memperluas masa


(31)

13

hidup dan profitabilitas produk/jasanya, dengan mengingat bahwa produk/jasa tersebut akan dapat abadi, perusahaan dapat mendiferensiasikan dan menentukan posisi tawaran secara efektif untuk mencapai keunggulan bersaing dengan melakukan strategi diferensiasi (Kotler dan Susanto, 2001).

2.2.2 Definisi Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, arca – arca, orang, tempat, properti, dan gagasan (Kotler dan Keller, 2007). Produk merupakan segala sesuatu yang dapat di tawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau di konsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2008).

Pengertian produk terbagi dalam beberapa pengertian (Saladin, 2003), yaitu: a. Dalam pengertian sempitnya, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisikdan

kimia yang berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk serupa dan yang telah dikenal.

b. Dalam pengertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan yang diberikan konsumen dan pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.

c. Secara umumnya, produk itu diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.


(32)

14

2.2.3 Pengertian Diferensiasi Produk

Dari definisi diferensiasi dan produk tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diferensiasi produk merupakan cara untuk merancang perbedaan untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaingnya yang ditawarkan kepada produsen yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen tersebut. Menurut (Kotler dan Keller, 2007) Suatu produk dapat dideferensiasi melalui sembilan cara yaitu:

a. Bentuk (Form)

Digunakan untuk melakukan diferensiasi produk berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau struktur fisik sebuah produk.

b. Fitur (Feature)

Merupaka alat persaingan yang digunakan untuk membedakan suatu produk dengan produk lain karena fitur dipakai untuk melengkapi fungsi dasar suatu produk.

c. Mutu kinerja (Performance Quality)

Merupakan tingkat berlakunya karakteristik dasar produk. Sebagian besar produk dibangun berasarkan dari salah satu level kinerja, yaitu : rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul dimana perusahaan menyesuaikan level kinerja dengan pasar sasaran dan pesaingnya.

d. Mutu kesesuaian (Performance Quality)

Merupakan tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi yang dijanjikan. Produk didesain dan dioperasikan berdasarkan karakteristik yang mendekati standar produk untuk memenuhi spesifikasi yang diminta.

e. Daya Tahan (Durability)

Merupakan suatu ketahanan pada suatu produk atau suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal atau berat yang merupakan atribut berharga untuk suatu produk tertentu.

f. Keandalan (Durability)

Merupakan ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak akan rusak atau gagal pada periode tertentu dan sifatnya tidak terihat. Suatu produk dikatakan baik akan memiliki keandalan sehingga dapa digunakan dalam jangka waktu yang lama.

g. Mudah diperbaiki (Repairibility)

Merupakan ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak yang ukuranyadapat dilihat melalui nilai dan waktu yang dipakai.

h. Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk tersebut bagi konsumen dan menciptakan kekhasan yang sulit ditiru.


(33)

15

i. Desain (Design)

Merupakan suatu kualitas produk yang diukur berdasarkan rancang bangun produk dan keseluruhan fitur yang memberikan efek bagaimana produk tersebut terlihat, dirasakan, dan fungsi produknya.

Dalam diferensiasi produk, produk memiliki arti atau nilai bahwa perusahaan menciptakan suatu produk baru yang dirasakan oleh keseluruhan pelanggan sebagai produk yang unik dan berbeda. Dalam hal ini, produk yang dimaksud adalah mutu produk yang akan mendukung posisi produk dipasaran. Mutu dapat didefinisikan sebagai pembanding dengan alternatif pesaing dari pandangan pasar. Mutu dapat dikatakan sebagai bagaimana produk itu disesuaikan dengan baik dan sesuai dengan yang digunakan, dan juga dipercaya selama berakhirnya waktu. Suatu penentu terpenting pada kesuksesan produk baru dan keuntungan adalah pada mutu produk (Perlusz, Gattiker dan Pedersen, 2000).

Diferensiasi produk memiliki maksud yaitu memberikan kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, nyaman, aman, sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan dengan produk pesaing (Tjiptono, 2001). Selain itu ada terdapat dua faktor penentu keberhasilan diferensiasi produk (Dumonic dan Knowles, 2007) yaitu:

1. Komplek

Dalam suatu produk menjelaskan bahwa produk itu selalu lebih baik dan dapat membedakan bagaimana produk tersebut berbeda dengan produk pesaing.

2. Relevan


(34)

16

2.3 Kinerja Pemasaran

Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Selain itu, kinerja pemasaran juga dapat dipandang sebagai sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai oleh suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Kinerja pemasaran merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan (Ferdinand, 2000).

Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran (seperti volume penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan ) yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Ferdinand juga menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, dan porsi pasar.

Pendapat serupa juga mengatakan kinerja pemasaran adalah sebagai usaha pengukuran tingkat kinerja yang meliputi omset penjualan, jumlah pembeli, keuntungan dan pertumbuhan penjualan (Voss dan Voss, 2000). Pada umumnya ukuran kinerja perusahaan diukur melalui nilai rupiah penjualan, Return on Investment (ROI), Return On Assets (ROA). Namun ukuranukuran itu dipandang sebagai ukuran agregatif yang dihasilkan melalui proses akuntansi dan keuangan, tetapi tidak secara langsung menggambarkan aktivitas manajemen, khususnya manajemen pemasaran (Ferdinand, 2000).


(35)

17

Kualitas kinerja pemasaran yang ditunjang oleh pemahaman terhadap konsumen dan keunggulan produk baru merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesuksesan produk baru yang berhubungan dengan penciptaan superior value bagi konsumen. Terciptanya superior value bagi konsumen merupakan batu loncatan bagi suatu perusahaan untuk meningkatkankinerja pemasarannya (Sitorus, 2004).

2.4 Keunggulan Bersaing

Pada saat ini, pentingnya keunggulan bersaing sangat besar. Jadi keunggulan bersaing adalah tentang bagaimana suatu perusahaan benar-benar dapat menerapkan strategi generik tersebut kedalam prakteknya. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang perusahaan mampu ciptakan untuk pembelinya. Keunggulan bersaing mungkin mengambil bentuk harga yang lebih rendah dibandingkan harga pesaing untuk manfaat yang sesuai atau penyediaan manfaat unik yang lebih sekedar mengimbangi harga premi.

Pada dasarnya setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu lingkungan industri mempunyai keinginan untuk dapat lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Pemikiran dasar dari penciptaan strategi bersaing berawal dari pengembangan formula umum mengenai bagaimana bisnis akan dikembangkan. Yang menjadi tujuan dan kebijakan yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah keunggulan bersaing perusahaan.

Sebuah perusahaan menempati posisi keunggulan bersaing adalah disebabkan keunggulan komparatif dalam sumberdaya menghasilkan nilai superior pada biaya yang lebih rendah. Keunggulan bersaing tidak dapat dipahami dengan


(36)

18

memandang perusahaan sebagi suatu keseluruhan. Keunggulan bersaing berasal dari banyak aktifitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaaan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya.

Keunggulan bersaing adalah keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi (Kotler, 2005). Keunggulan bersaing juga dapat didefinisikan sebagai jantung kinerja perusahaan di dalam pasar yang bersaing, namun setelah beberapa dasawarsa adanya perluasan dan kemakmuran yang hebat mengakibatkan banyak perusahaan kehilangan pandangan mengenai keunggulan bersaing dalam upaya perjuangan untuk lebih berkembang dalam mengejar difersifikasi (Porter, 2004).

Perusahaan mampu bersaing bukanla satu-satunya kunci keberhasilan, karena ada 3 faktor yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan (Porter, 2004), yaitu:

a. Dasar persaingan

Strategi harus di dasarkan pada seperangkat asset, skill dan kemampuan. Ketiga hal tersebut akan mendukung strategi yang dijalankan sehingga keunggulan dapat bertahan.

b. Di pasar mana perusahaan bersaing

Dalam hal ini, penting bagi perusahaan memilih pasar sasaran yang sesuai dengan strategi yang dijalankan atau dengan kata lain asset, skill dan kemampuan harus mampu mendukung strategi dalam memberikan sesuatu yang bernilai bagi pasar.

c. Dengan siapa perusahaan bersaing

Selanjutnya perusahaan harus mampu mengidentifikasi pesaingnya, apakah pesaing tersebut lemah, sedang, atau kuat.


(37)

19

Lebih lanjut porter menjelaskan bahwa ada kelima kekuatan bersaing yang dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut seperti gambar berikut:

Gambar 2.1 Lima Model Kekuatan Bersaing

a. Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.

b. Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah.

c. Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.

substitusi

Tekanan persaingan datang dari usaha-usaha pasar (pesaing) untuk merebut pasar (konsumen )

pembeli pemasok

Persaingan antar penjual dalam satu

Tekanan persaingan datang dari pendatang baru yang potensial merebut pasar (konsumen)

Pendatang baru potensial


(38)

20

d. Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk.

e. Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan.

Ada dua cara untuk mencapai keunggulan bersaing , yang pertama dengan strategi biaya rendah yang memampukan perusahaan untuk menawarkan produk dengan harga yang lebih murah dari pesaingnya. Yang kedua, dengan strategi diferensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap memperoleh manfaat unik yang sesuai dengan harga yang cukup. Akan tetapi, kedua strategi tersebut mempunyai pengaruh yang sama yakni meningkatkan anggapan manfaat yang dimiliki oleh pelanggan (Porter, 2004). Dalam hal ini diferensiasi produk dianggap hal yang potensial untuk dijadikan pembeda dengan perusahaan pesaing.

Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai–nilai atau manfaat yang diciptakan oleh perusahaan bagai para pembelinya. Pelanggan umumnya lebih memilih membeli produk yang memiliki nilai lebih dari yang diinginkan atau diharapkannya. Namun demikian nilai tersebut juga akan dibandingkan dengan harga yang ditawarkan. Pembelian produk akan terjadi jika pelanggan menganggap harga produk sesuai dengan nilai yang ditawarkannya. Ringkasanya keunggulan bersaing dicapai dengan menciptakan nilai yang lebih tinggi dari pesaing, dan ditentukan oleh pelanggan.


(39)

21

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

Dwi Endah Lestari

2005 Analisis Strategi Diferensiasi Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Kasus Telkomflexi Classy Telkom Divre Iv Jawa Tengah Dan Diy)

Diferensiasi produk signifikan berpengaruh positif terhadap variabel terikat keunggulan bersaing. Dan keunggulan bersaing signifikan

berpengaruh positif terhadap variabel terikat kinerja pemasaran

Sensi Tribuana Dewi

2006 Analisis Pengaruh Orientasi Pasar Dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran

(Studi Pada Industri Batik Di Kota Dan Kabupaten Pekalongan)

-Semakin tinggi derajat orientasi pasar maka akan semakin tinggi derajat keunggulan bersaing

-Semakin tinggi derajat inovasi produk yang dilakukan maka akan

semakin derajat tinggi keunggulan bersaing -Semakin tinggi derajat keunggulan bersaing perusahaan maka akan semakin tinggi derajat kinerja pemasaran perusahaan Ginanjar

Suendro

2010 Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada Industri Kecil Dan Menengah Batik Pekalongan

Inovasi produk berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran, sehingga semakin tinggi inovasi produk maka semakin tinggi kinerja pemasaran. Dan kinerja pemasaran berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan, sehingga semakin tinggi kinerja pemasaran maka semakin tinggi keunggulan bersaing berkelanjutan.

2.6 Kerangka Pemikiran

Seiring dengan perubahan ekonomi dan sosial di masyarakat membuat adanya perubahan pola konsumsi yang dilakukan oleh kosumen. Hal ini turut dipengaruhi


(40)

22

oleh adanya produk makanan yang berbangai varian rasa dan bentuk yang ditawarkan di pasaran. Keadan seperti ini semakin membuat masyarakat mempunyai persepsi dan eksptasi terhadap produk makanan yang dikonsumsinya.

Penilaian yang dimiliki oleh konsumen inilah yang kemudian menimbulkan persaingan antara produsen dalam memperebutkan pasar. Perusahaan dituntut untuk mampu mendapatkan konsumenya dengan menerapkan strategi pemasaran yang baik sehingga tercapainya tujuan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam menawarkan produk kepasar, perusahaan perlu memberikan perbedaan yang berarti dibandingkan dengan produk pesaing. Dengan demikian, konsumen akan dapat mengenali produk perusahaan diantara produk sejenis yang ada dipasaran serta sebagai daya tarik bagi konsumen. Salah satu cara yang dapat dipakai oleh perusahaan atau industri dalah dengan melakukan diferensiasi. Salah satu bentuk diferensiasi yang acap kali dilakukan adalah diferensiasi produk.

Strategi diferensiasi menjadi salah satu rujukan utama setiap pemasar melalui kinerja pemasaran karena kosumen selalu mencari sesuatu yang berbeda dari berbagai alternatif pilihan yang ada. Diferensiasi produk memiliki maksud yaitu memberikan kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, nyaman, aman, sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan dengan produk pesaing (Tjiptono, 2001). Dengan begitu produk tersebut akan menjadi berbeda dengan produk pesaing lainya. Keberhasilan dari strategi diferensiasi melalui kinerja pemasaran yang optimal akan akan dapat meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan market share sehingga perusahaan mendapatkan product performance dan market performance


(41)

23

yang optimal. Kinerja pemasaran adalah sebagai usaha pengukuran tingkat kinerja yang meliputi omset penjualan, jumlah pembeli, keuntungan dan pertumbuhan penjualan (Voss dan Voss, 2000).

Diferensiasi produk melalui kinerja pemasaran diharapkan dapat menghantarkan perusahaan menghasilkan keunggulan bersaing yang baik Keunggulan bersang diartikan sebagai jantung kinerja perusahaan untuk menjadikan perusahaan tersebut tetap unggul dari perusahaan lainya (Porter, 2004).

Gambar 2.2 Desain Penelitian

2.7 Hipotesis

Berdasarkan teori, tinjauan literatur serta kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

: Diferensiasi produk memiliki pengaruh terhadap kinerja pemasaran : Kinerja pemasaran memiliki pengaruh dengan keunggulan bersaing

: Diferensiasi produk memiliki pengaruh terhadap keunggulan bersaing melalui kinerja pemasaran

Keunggulan Bersaing (Porter, 2004) Diferensiasi

Produk (Tjiptono, 2001)

Kinerja Pemasaan (Voss dan Voss,


(42)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian menurut tingkat penjelasan adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan-kedudukan variabel yang di teliti serta hubungan antar suatu variabel dengan variabel yang lain. Selain itu penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa yang telah di rumuskan sebelumnya. Pada ahirnya hasil penelitian ini menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga hubungan variabel yaitu Diferensiasi Produk (X), Kinerja Pemasaran (Z), dan Keunggulan Bersaing (Y).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdir atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulanya (Sugiyono, 2012). Berdasarkan teori tersebut maka populasi dan penelitian ini adalah produsen keripik pisang yang ada di gang PU yang berada di Jalan Z.A. Pagar Alam, Bandar Lampung. Lampung yang populasinya berjumlah 30 produsen keripik pisang.


(43)

25

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini akan menggunakan teknik Sampel jenuh. Sample jenuh adalah teknik sampling bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang akan di teliti kecil atau kurang dari 30. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Pengumpulan sampel ini di perkuat juga oleh teori Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2011), cara menentukan sampel dalam penelitian yaitu:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500 orang.

2. Jika sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria-wanita, pegawai negeri-pegawai swasta dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30 orang.

3. Jika di dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana,yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel maing-masing antara 10 sampai 20 orang.

Berdasarkan poin ketiga yaitu jika pada penelitian akan menggunakan analisis multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti, oleh karena itu sampel dalam penelitian ini adalah 10 x 3 variabel yang diteliti yaitu 30 responden industri keripik pisang yang ada di kawasan sentra industri keripik lampung yang akan di ambil datanya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket ). Kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan


(44)

26

cara memberi seperangkat pertanyaan atau perataan tertulis kepada responden dengan harapan akan memberi respon atas pertanyaan yang diajukan (Sugiyono, 2012).

3.4 Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan penjelasan mengenai arti suatu konsep yaitu mengekposisikan abstrak yang terbentuk melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena (Sugiyono, 2009). Berdasarkan teorisasi dan permasalahan yang telah dikemukakan maka konsep pada penelitian ini meliputi diferensiasi produk, kinerja pemasarandan keunggulan bersaing.

a. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk memiliki maksud yaitu memberikan kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, nyaman, aman, sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan dengan produk pesaing (Tjiptono, 2001).

b. Kinerja Pemasaran

kinerja pemasaran adalah sebagai usaha pengukuran tingkat kinerja yang meliputi omset penjualan, jumlah pembeli, keuntungan dan pertumbuhan penjualan (Voss dan Voss, 2000).

c. Keunggulan bersaing

Keunggulan bersaing adalah keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi (Kotler, 2005).


(45)

27

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah atribut seseorang , atau objek, yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2012). Variabel yang digunakan peneliti ini adalah : a. Variabel bebas (independent variabel), yaitu variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab terjadinya perubahan atu timbulnya variabel dependen (terikat). Di skripsi ini variabel diberi simbol X.

b. Variabel itervening adalah variabel yang dipengaruhi dan mempengaruhi variabel lain. Di skripsi ini variabel diberi simbol Z.

c. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Di skripsi ini variabel diberi simbol Y.

Berkaitan dengan ini maka dikembangkan variabel dependen, variabel independent, dan variabel intervening diuraikan:

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

Variabel Independent Variabel Intervening Variabel Dependent Diferensiasi Produk Kinerja Pemasaran Keunggulan Bersaing

3.5.2 Definisi Operasional

Dalam mendapatkan data yang relevan dengan hipotesis penelitian, maka dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang telah didefinisikan secara konseptual. Pengukuran tersebut dapat dilakukan setelah dibuat definisi variabel


(46)

28

secara operasional. Definisi operasional merupakan suatu definisi yang menunjukan bagaimana suatu variabel di ukur atau prosedur yang dilakukan dalam suatu penelitian. Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel tersebut harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud. Berdasarkan teori di setiap variabelnya maka definisi dan indikator setiap variabel dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator

1. Diferensiasi Produk Kemampuan perusahaan untui menciptajan produk yang berbeda ari produk pesaing

a. Bentuk

b. Mutu Kesesuaian c. Daya Tahan d. Keandalan

e. Mudah Diperbaiki f. Desain

2. Kinerja Pemasaran mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan dipandang dari aspek

pemasarannya

a. Volume penjuala b. Pertumbuhan

pelanggan

c. Keuntungan / laba

3. Keunggulan Bersaing kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai unggul dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimilikinya

a. Keunikan produk b. Kualitas produk c. Harga bersaing

3.6 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2008). Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dimana responden dalam menentukan jawaban dengan mengikuti pertanyaan-pertanyaan


(47)

29

yang sebelumnya disusun melalui indikator-indikator yang ditentukan. Jawaban setiap indikator instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari nilai tertinggi sampai nilai yang terendah.

Pilihan jawaban yang bisa dipilh oleh responden dalam penelitian ini adalah: 1. Sangat tidak setuju dengan skor 1

2. Tidak setuju dengan skor 2 3. Netral dengan skor 3 4. Setuju dengan skor 4

5. Sangat setuju dengan skor 5

3.7 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari 2 data yaitu: a. Data Primer

Sebagai data primer yang dipakai dalam penelitian ini adalah hasil dari pengisisan kuisioner oleh produsen di kawasan sentra indusrti keripik Lampung, Bandar Lampung.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui teoritis yang diambil dari buku-buku perpustakaan dan juga internet.


(48)

30

3.8 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan menggunakan software smartPLS versi 2.0.m3 karena penelitian ini menggunakan teknik statistika multivarian dengan melakukan tiga variabel yaitu variabel independen, variabel intervening, dan variabel dependen. PLS merupakan salah satu metode statistika SEM berbasis varian yang di desaiun untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik data. PLS (Partial Least Square) adalah Analisis persamaan struktual berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model struktural. Model pengkuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas (Jogianto dan Abdillah, 2009).

Lebih lanjut, PLS dalah metode analisis yang bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan data dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil (dibawah 100 sampel). Perbedaan mendasar PLS yang merupakan SEM berbasis varian dengan LISREL atau AMOS yang berbasis kovarian adalah tujuan penggunaanya (Ghozali, 2005).

Keunggulan-keunggulan PLS (Jogyanto dan Abdillah, 2009):

1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan variabel independen (model komplek)

2. Mampu mengelola masalah multikolinearitas antar variabel independen 3. Hasil tetap kokoh walaupun terdapat data yang tidak normal dan hilang 4. Menghasilkan variabel laren independen secara langsung berbasis

cross-product yang melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan prediksi

5. Dapat di gunakan pada kontruk reflektif dan formatif 6. Dapat digunakan pada sampel kecil


(49)

31

8. Dapat digunakan pada data dengan tipe skala berbeda, yaitu : nominal, ordinal, dan kontinus

PLS menggunakan metoda principle componen analysis dalam model pengukuranya, yaitu blok ekstrasi varian untuk melihat hubungan indikator dengan konstruk latennya dengan menghitng total varian yang terdiri dari varian umum (common varance), varian spesifik ( specific variance), dan varian error ( (error variance). Sehingga total varian menjadi tinggi.

Model analisis struktural tahap pertama yang dibangun dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.3 Model Persamaan Struktural

3.8.1 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif, yaitu memberikan gambaran atau deskriptif empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian (Ferdinan, 2000). Data tersebut berasal dari jawaban-jawaban responden atas item-item yang terdapat dalam kuesioner dan akan diperoleh dengan cara dikelompokan dan ditabulasikan kemudian diberi penjelasan.


(50)

32

3.8.2 Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial, (statistic induktif), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono 2008). Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS mulai dari pengukuran model (outer model), struktur model (inner model) dan pengujian hipotesis.

PLS (Pertial Least Square) menggunakan metode principle component analiysis dalam model pengukuran, yaitu blok ekstrasi varian untuk melihat hubungan indikator dengan konstruk latennya dengan menghitung total varian yang terdiri atas varian umum (common variance), varian spesifik (specific variance) dan varian eror (eror variance). Sehingga total varian menjadi tinggi.

3.8.2.1Pengukuran Model (Outer Model)

Outner model sering juga disebut (outner relation atau measurement model) yang mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

(3.1)

(3.2)

Dimana x dan y adalah indikator variabel untuk variabel laten exogen dan endogen dan , sedangkan dan merupakan matrix loading yang


(51)

33

menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan

dan

dapat diintrepresentasikan sebagai kesalahan pengukuran.

Model pengukuran (outner model) digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrument. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan schindler, 2006). Sedangkan uji reliablitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pernyataan dalam kuesioner atau instrument penelitian. Convergent validity daru measurement model dapat dilihat dari kolerasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai AVE diatas 0,5 atau memperlihatkan seluruh outner loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga dapat disimpulakn bahwa pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen (Chin, 1995). Rumus AVE (average varians extracted) dapat dirumuskan sebagai berikut:

AVE = (3.3) Keterangan:

AVE adalah rerata persentase skor varian yang diektrasi dari seperangkat variabel laten yang diestimasi melalui loading standarlize indikatornya dalam proses iterasi alogaritma dalam PLS.


(52)

34

Uji yang dilakukan pada outer model menurut (Vincenzo, 2010):

a. Convergent Validity. Nilai convergen validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan >0.5. b. Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading faktor yang

berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.

c. Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability >0.7 mempunyi reliabilitas yang tinggi.

d. Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan >0.5.

e. Cronbach Alpha. Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha atau Composite Reliability. Nilai diharapkan >0.7 untuk semua konstruk.

3.8.2.2Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara konstruk laten (Vincenzo, 2010). Ada beberapa uji untuk model struktural yaitu:

a. R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Nilai R square sebesar 0.67 (kuat), 0.33 (moderat) dan 0.19 (lemah) (Chin, 1998).

Model struktural (inner model) merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Melalui proses bootstrapping, parameter uji T-statistic diperoleh untuk memprediksi


(53)

35

adanya hubungan kausalitas. Model structural (inner model) dievaluasi dengan melihat persentase variance yang dijelaskan oleh nilai untuk variabel dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q-square test Geisser (1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur struktural. Model persamaanya dapat ditulis seperti dibawah ini.



(3.5)

b. Estimate for Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau besarnya hubungan/pengaruh konstruk laten. Dilakukan dengan prosedur Bootrapping.

menggambarkan vector endogen (dependen) variabel laten, adalah vector variabel exogen (independent),dan adalah vector variabel residual. Oleh karena PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antar variabel laten, setiap variabel laten dependen , atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut



(3.6)

dan

adalah koefisien jalur yang menghubungkan predictor endogen

dan variabel laten exogen dan sepanjang range indeks i dan b, dan adalah inner residual variabel. Jika hasil menghasilkan nilai lebih besar dari 0,2 maka dapat diinterprestasikan bahwa predictor laten memiliki pengaruh besar pada level struktural.

c. Prediction relevance (Q square) atau dikenal dengan Stone-Geisser's. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan prosedur


(54)

36

blinfolding. Apabila nilai yang didapatkan 0.02 (kecil), 0.15 (sedang) dan 0.35 (besar). Hanya dapat dilakukan untuk konstruk endogen dengan indikator reflektif. R-square model PLS dapat dievaluasi dengan melihat Q-square predictive relevance untuk model variabel. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar dari 0 (nol) memperlihatkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square kurang dari 0 (nol) memperlihatkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance. Namun, jika hasil perhitungan memperlihatkan nilai Q-square lebih dari 0 (nol), maka model layak dikatakan memiliki nilai prediktif yang relevan, dengan rumus sebagai berikut:

( )(3.7)

3.8.1.2Pengujian Hipotesis

Ukuran signifikan keterdukungan hipotesis dapat dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T-statistic lebih tinggi dibandingkan nilai T-table, bererti hipotesis terdukung atau diterima (Hartono dalam Jogyanto dan Abdillah, 2009). Analisis PLS yang digunakan dalam penelitan ini dilakukan dengan program smartPLS versi 2.1.m3 yang dijalankan dengan program media komputer.

Statistik yang digunakan adalah statistik uji t, dimana dalam menentukan df adalah sebagai berikut:


(55)

37

Keterangan:

k = jumlah variabel (bebas dan terikat)

n = jumlah observasi/sampel pembentuk regresi

Apabila diperoleh nilai p-value ≤ 0,05 (α = 5%), maka disimpulkan signifikan, dan sebaliknya. Jika hasil pengujian hipotesis pada outner model adalah signifikan, hal ini akan menunjukkan bahwa indikator dipandang dapat digunakan sebagai instrument pengukur variabel laten. Jika hasil pengujian pada model pengukuran adalah signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh variabel laten terhadap variabel laten lainya.


(56)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian menggunakan software smartPLS dan pembahasan mengenai pengaruh diferensiasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian semua hipotesis diterima yaitu H1: Diferensiasi produk memiliki pengaruh terhadap kinerja pemasaran keripik pisang, H2: Kinerja pemasaran memiliki pengaruh dengan keunggulan bersaing, H3 : Diferensiasi produk memiliki pengaruh terahdap keunggulan bersaing melalui kinerja pemasaran.

2. Berdasarkan hasil pengukuran model (outer model) terdapat 3 item yang dihilangkan karena tidak memenuhi kriteria skor outer loading yaitu indikator pertanyaan no 2, 4 dan 6. Hal ini mengindikasikan bahwa sebaian besar produsen tidak menerima keluhan paska pembelian, produsen tidak terlalu membedakan bentuk produknya dari produk pesaing dan juga tidak terlalu memperhatikan bahan baku keripik pisang itu sendiri.

3. Secara keseluruhan model yang dibangun dalam penelitian ini dikatakan baik dengan nilai model struktural (inner model) yang telah memenuhi


(57)

71

kriteria yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan model layak digunakan sebagai model untuk mengukur pengaruh diferensiasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan.

5.2 Saran

Berasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa saran yang bisa menjadi rekomendasi bagu pihak pihak yang terkait dalam penelitian ini:

1. Bagi Akademisi

a. Penelitian ini mengambil sampel jenuh sebanyak 30 responden produsen keripik pisang yang berada di kawasan sentra industri keripik Lampung. Untuk memeperoleh pemahaman yang lebih luas tentang keripik lampung sebaiknya mengambil responden yang beragam, tidak hanya berada di satu lokasi.

b. Pengumpulan data yang dilakukan sebaiknya tidak hanya melalui penyebaran kuisioner, tetapi bisa dilakukan juga dengan metode wawancara untuk mendapatkan informasi dari responden yang lebih mendalam.

2. Bagi Praktisi

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan diferensiasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing. Produsen keripk pisang seharusnya lebih membuat produk keripik pisang dengan menggunakan bahan baku yang unggul dan lebih bervarian dari segi bentuk, rasa serta harga yang ditawarkan.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha Dharmmesta, T. Hani Handoko, 2000, Manajemen PemasaranAnalisa perilaku konsumen “. Edisi pertama cetakan ketiga. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

Boyd, Harper W, dkk. 2000. Manajenmen Pemasaran. Edisi kedua. Erlangga. Jakarta.

Delmas, Magali. 2000. Deregulation Environmental Differentiation in The Electric Utility Industry. Journal of American Statistical Association.

Chin,W.W. 1995. Partial Least Square is to LISREL as Principal Components Analysis is to common Factor Analysis. Technoligy Studies

Cooper, D.dan Schindler, P. S. 2006. Marketing Research. McGraw Hill Companies Inc. New York.

Djaslim, Saladin. 2003. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Edisi Kedua. CV. Linda Karya. Bandung.. Ferdinand, Augusty T. 2000. Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan

Stratejik. Research Paper Series – Konsentrasi Manajemen Pemasaran. ProgramMagister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

___________________. 2003. Keunggulan Diferensiasif. Jurnal Bisnis Strategi magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

___________________. 2006. Metode Penelitian Manajemen. BP UNDIP. Semarang

Fuad, Mas’ud. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ke-3. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.

Hermawan Kartajaya. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jogianto, Abdillah. 2009. Konsep Aplikasi PLS (Partial Least Square) Untuk penelitian empiris. BPFP-Yogyakarta. Yogyakarta


(1)

37

Keterangan:

k = jumlah variabel (bebas dan terikat)

n = jumlah observasi/sampel pembentuk regresi

Apabila diperoleh nilai p-value ≤ 0,05 (α = 5%), maka disimpulkan signifikan, dan sebaliknya. Jika hasil pengujian hipotesis pada outner model adalah signifikan, hal ini akan menunjukkan bahwa indikator dipandang dapat digunakan sebagai instrument pengukur variabel laten. Jika hasil pengujian pada model pengukuran adalah signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh variabel laten terhadap variabel laten lainya.


(2)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian menggunakan software smartPLS dan pembahasan mengenai pengaruh diferensiasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian semua hipotesis diterima yaitu H1: Diferensiasi produk memiliki pengaruh terhadap kinerja pemasaran keripik pisang, H2: Kinerja pemasaran memiliki pengaruh dengan keunggulan bersaing, H3 : Diferensiasi produk memiliki pengaruh terahdap keunggulan bersaing melalui kinerja pemasaran.

2. Berdasarkan hasil pengukuran model (outer model) terdapat 3 item yang dihilangkan karena tidak memenuhi kriteria skor outer loading yaitu indikator pertanyaan no 2, 4 dan 6. Hal ini mengindikasikan bahwa sebaian besar produsen tidak menerima keluhan paska pembelian, produsen tidak terlalu membedakan bentuk produknya dari produk pesaing dan juga tidak terlalu memperhatikan bahan baku keripik pisang itu sendiri.

3. Secara keseluruhan model yang dibangun dalam penelitian ini dikatakan baik dengan nilai model struktural (inner model) yang telah memenuhi


(3)

71

kriteria yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan model layak digunakan sebagai model untuk mengukur pengaruh diferensiasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan.

5.2 Saran

Berasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa saran yang bisa menjadi rekomendasi bagu pihak pihak yang terkait dalam penelitian ini:

1. Bagi Akademisi

a. Penelitian ini mengambil sampel jenuh sebanyak 30 responden produsen keripik pisang yang berada di kawasan sentra industri keripik Lampung. Untuk memeperoleh pemahaman yang lebih luas tentang keripik lampung sebaiknya mengambil responden yang beragam, tidak hanya berada di satu lokasi.

b. Pengumpulan data yang dilakukan sebaiknya tidak hanya melalui penyebaran kuisioner, tetapi bisa dilakukan juga dengan metode wawancara untuk mendapatkan informasi dari responden yang lebih mendalam.

2. Bagi Praktisi

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan diferensiasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing. Produsen keripk pisang seharusnya lebih membuat produk keripik pisang dengan menggunakan bahan baku yang unggul dan lebih bervarian dari segi bentuk, rasa serta harga yang ditawarkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha Dharmmesta, T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran Analisa perilaku konsumen “. Edisi pertama cetakan ketiga. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

Boyd, Harper W, dkk. 2000. Manajenmen Pemasaran. Edisi kedua. Erlangga. Jakarta.

Delmas, Magali. 2000. Deregulation Environmental Differentiation in The Electric Utility Industry. Journal of American Statistical Association.

Chin,W.W. 1995. Partial Least Square is to LISREL as Principal Components Analysis is to common Factor Analysis. Technoligy Studies

Cooper, D.dan Schindler, P. S. 2006. Marketing Research. McGraw Hill Companies Inc. New York.

Djaslim, Saladin. 2003. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Edisi Kedua. CV. Linda Karya. Bandung.. Ferdinand, Augusty T. 2000. Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan

Stratejik. Research Paper Series – Konsentrasi Manajemen Pemasaran. Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

___________________. 2003. Keunggulan Diferensiasif. Jurnal Bisnis Strategi magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

___________________. 2006. Metode Penelitian Manajemen. BP UNDIP. Semarang

Fuad, Mas’ud. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ke-3. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.

Hermawan Kartajaya. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jogianto, Abdillah. 2009. Konsep Aplikasi PLS (Partial Least Square) Untuk penelitian empiris. BPFP-Yogyakarta. Yogyakarta


(5)

Kahn, Barbara E. 1998. Dynamic Relationship With Customers: High Variety Strategies. Journal of the Academy of Marketing Science.

Kotler, P. & Keller, K.L. 2007. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT Indek: Jakarta. Jakarta.

_____________________. 2009. Manajemen Pemasaran. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan A.B Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis Perencanaan Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta. ____________. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1

dan 2. Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia.

____________. 2007. Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Lestari, D. Indah. 2005. Analisis Strategi Diferensiasi Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Kasus Telkomflexi Classy Telkom Divre Iv Jawa Tengah Dan Diy). Universitas Diponegoro. Semarang.

Nyman, Levitt, dkk. 2001. Maintenance Planning, Scheduling and coordination. Industrial Press. New York.

Perlusz, Gattiker dan Pedersen. 2000. Talk To Your Internet Customers: What B2B And B2C Client Want To Know. Department of Production. Aalborg Universiy. Denmark.

Porter, Michael. 2004. Keunggulan Bersaing (Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul ). Binarupa Aksara, Jakarta.

Sitorus, F. 2004. Kebutuhan penyusunan undang-undang dan pembentukan komisi pengendalian alih guna lahan pertanian Indonesia. Pertemuan Round Table II Pengendalian Konversi dan Pengembangan Lahan Per- tanian, 14 Desember 2004, Jakarta.

Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

______________. 2003. Prinsip Pemasaran, Jilid 1, terjemahan Y. Lamarto, Edisi kesepuluh, cetakan kesepuluh, Erlangga, Jakarta.

Suendro. Ginanjar. 2010. Analisis Pengaruh Inovasi Poduk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada Industri Kecil Dan Menengah Batik Pekalongan). Universitas Diponegoro. Semarang.


(6)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung

Sutrasmawati, Endang. 2008. Pengaruh Kompetisi Produk dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran Melalui Competitive Advantage. Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2001. Service, Quality, Satisfaction. Andi. Yogyakarta. _____________. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Andi. Yogyakarta. Tribuana D. Sensi. 2006. Analisis Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk

Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi pada Industri Batik di Kota dan Kabupaten Pekalongan). Universitas Diponegoro. Semarang.

Vincenzo. 2010. Handbook of Partial Least Square. Springer-Verlag Berlin Heidelberg

Voss GB dan Voss ZG, 2000. “Strategic Orientation and Firm Performance in an Artistic Environment”, Journal of Marketing.

Sumber Lain: