PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KINERJA PEMASARAN AGROINDUSTRI KERIPIK DI SENTRA INDUSTRI KERIPIK BANDAR LAMPUNG
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CREATIVITY AND INNOVATION ON PERFOMANCE MARKETING OF CHIPS AGROINDUSTRY IN CENTRAL OF CHIPS AGROINDUSTRY AT BANDAR LAMPUNG
By Ita Musliha
The aims of this study are to determine: (1) creativity, innovation, and marketing performance of the chips agroindustry in Central of Chips Agroindustry at Bandar Lampung (2) the influence of creativity on marketing performance either directly or indirectly through innovation, and (3) the influence of innovation on
marketing performance of the chips agroindustry. This research was taken in Central of Chips Agroindustry at Bandar Lampung. The research was conducted in December 2013 to December 2014 using sensus method. The respondents of this research are whole population in Central of Chips Agroindustry at Bandar Lampung that are consist of 28 entrepreneurs. The variables of research consists of dimensions and indicators and measured using Likert scale. The data was analyzed by descriptive and verificative analysis. The results showed that (1) the creativity, the innovation and the marketing performance of the chips agroindustry in the Central of Chips Agroindustry at Bandar Lampung in the high category; (2) creativity has indirectly influence on the performance through innovation of the chips agroindustry, and (3) innovation has positive influence on the marketing performance of the chips agroindustry.
(2)
ABSTRAK
PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KINERJA PEMASARAN AGROINDUSTRI KERIPIK
DI KAWASAN SENTRA INDUSTRI KERIPIK BANDAR LAMPUNG Oleh
Ita Musliha
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji (1) tingkat kreativitas, inovasi, dan kinerja pemasaran agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar
Lampung (2) pengaruh kreativitas terhadap kinerja pemasaran baik secara
langsung dan tidak langsung melalui inovasi dalam agroindustri keripik, dan (3) pengaruh inovasi terhadap kinerja pemasaran agroindustri keripik. Penelitian dilaksanakan di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung pada Bulan Desember 2013 - Desember 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah sensus. Responden penelitian adalah seluruh pengusaha keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik sebanyak 28 orang. Variabel penelitian terdiri dari sejumlah dimensi dan indikator dan diukur menggunakan skala likert. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yaitu modus dan kategorisasi serta analisis verifikatif yang menggunakan path analysis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) tingkat kreativitas, inovasi dan kinerja pemasaran agroindustri keripik di Bandar Lampung berada pada kategori tinggi, (2) kreativitas berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja pemasaran melalui inovasi pada agroindustri keripik, dan (3) inovasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pemasaran pada agroindustri keripik.
(3)
PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP
KINERJA PEMASARAN AGROINDUSTRI KECIL KERIPIK
DI SENTRA INDUSTRI KERIPIK BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
ITA MUSLIHA
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Masgar Bumi Agung, pada tanggal 16 November 1992 dari pasangan Drs. Parnen dan Siti
Chodijah. Penulis adalah anak pertama dari tiga
bersaudara. Penulis menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di SDN 3 Bumi Agung pada tahun 2004, tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Natar pada tahun 2007, tingkat Sekolah Menengah Atas di MAN 1 Model Bandar Lampung pada tahun 2010, dan memasuki kuliah di Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis pada tahun 2010 melalui jalur SNMPTN.
Dalam kegiatan kemahasiswaan, penulis pernah menjadi anggota Forum Silahturahmi (FOSI) Fakultas Pertanian, Universitas Lampung periode 2010-2011. Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Sosiologi Pertanian, Pengantar Ilmu Ekonomi (PIE), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), Pengembangan Masyarakat, dan Komunikasi Bisnis.
Pada Februari 2013,penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradat u Kabupaten W a yk an an selama 40 hari. Pada tahun yang sama penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Garudafood Putra Putri Jaya (PT. GPPJ) Lampung.
(8)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Masgar Bumi Agung, pada tanggal 16 November 1992 dari pasangan Drs. Parnen dan Siti
Chodijah. Penulis adalah anak pertama dari tiga
bersaudara. Penulis menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di SDN 3 Bumi Agung pada tahun 2004, tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Natar pada tahun 2007, tingkat Sekolah Menengah Atas di MAN 1 Model Bandar Lampung pada tahun 2010, dan memasuki kuliah di Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis pada tahun 2010 melalui jalur SNMPTN.
Dalam kegiatan kemahasiswaan, penulis pernah menjadi anggota Forum Silahturahmi (FOSI) Fakultas Pertanian, Universitas Lampung periode 2010-2011. Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Sosiologi Pertanian, Pengantar Ilmu Ekonomi (PIE), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), Pengembangan Masyarakat, dan Komunikasi Bisnis.
Pada Februari 2013,penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradat u Kabupaten W a yk an an selama 40 hari. Pada tahun yang sama penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Garudafood Putra Putri Jaya (PT. GPPJ) Lampung.
(9)
SANWACANA
Bismillahirohmannirahim,
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, atas segala curahan rahmat dan karunia NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beiring salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW teladan bagi seluruh umat manusia, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya.
Banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasehat, serta saran-saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini, yang berjudul “Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Pemasaran Agroindustri Keripik
di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung”. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S., selaku Pembimbing Pertama atas ketulusan hati, bimbingan, dukungan dan nasihat yang telah diberikan selama proses penyelesaian skripsi.
2. Ir. Adia Nugraha, M.S., selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran serta dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.
(10)
4. Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik, terimakasih atas dukungan dan arahannya.
5. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.S., selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Agribisnis) Fakultas Pertanian Universitas lampung. 6. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
7. Teruntuk Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mengiringi langkah dan
mendoakanku, terima kasih atas segala limpahan cinta dan kasih sayang, tulus ikhlas membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran. Kedua
adikku tersayang, Irma Aryani dan Ardi Akbar Syaifullah yang selalu
mendukung dan saling menyemangati. Kesuksesanku kelak kupersembahkan untuk kalian.
8. Terimakasih untuk sahabat-sahabat terbaikku Terisia Muharam Sesunan, S.P., Yuni Elmita Sari, S.P., Tati Musoleha, S.P., Meitri Sugesti dan Erisa
Widyanti, atas bantuan, dukungan, semangat dan kebersamaannya selama ini. 9. Rekan-rekan seperjuangan Raisa Diti S.P., Kurnisa Ayi, Rani, Lina, Annisa,
Devi , Ellis, Madu, Susi, Andini, Sastra, Ike, Ayu, Nisya, Fitria, Silvia, Riza, Doni, Andika, Cherrya, Hendra, Kholis, Hasan, Wahyu, Maryadi, Yuda, Candra, Pram, Altri, David, Rifki, Dion, terima kasih atas pengalaman dan kebersamaannya selama ini. Semoga kelak kesuksesan menyertai kita semua, Aamiiin.
(11)
11. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Agribisnis (Mb Ai, Mb Iin, Mas Kardi, Mas Bukhari, Mas Boim)) atas semua bantuan yang telah diberikan. 12. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Dengan segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan selama proses penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah diberikan. Amin.
Bandar lampung, Penulis
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Kegunaan Penelitian... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 12
A. Tinjauan Pustaka ... 12
B. Hubungan Kreativitas dengan Inovasi ... 26
C. Hubungan Kreativitas dengan Kinerja Pemasaran ... 27
D. Hubungan Inovasi dengan Kinerja Pemaaran ... 28
E. Hubungan Kreativitas, Inovasi dan Kinerja Pemasaran ... 29
F. Penelitian Terdahulu ... 30
G. Kerangka pemikiran ... 32
H. Hipotesis ... 35
III. METODE PENELITIAN ... 36
A. Definisi Operasional ... 36
B. Metode, Responden, Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian... 38
C. Jenis Data, Pengumpulan Data, Variabel dan Instrumen Penelitian 39 D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 45
(13)
B. Gambaran Umum Kawasan Sentra Industri Bandar Lampung ... 54
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Keadaan Umum Pengusaha Agroindustri Keripik di Kota Bandar Lampung ... 57
1. Umur Pengusaha Agroindustri Keripik ... 57
2. Pendidikan Pengusaha Agroindustri Keripik ... 58
3. Lama Usaha Pengusaha Agroindustri Keripik ... 59
4. Jumlah Tanggungan Keluarga Pengusaha Agroindustri Keripik 60 5. Pendapatan Pengusaha Agroindustri Keripik ... 61
B. Deskripsi Variabel ... 62
1. Kreativitas ... 62
2. Inovasi ... 77
3. Kinerja Pemasaran... 86
C. Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Pemasaran Agroindustri Keripik ... 93
1. Koefisien Determinasi ... 93
2. Pengujian Hipotesis secara Simultan (UJI F) ... 94
3. Pengujian Hipotesis secara Parsial (UJI T) ... 94
4. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ... 95
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 102
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. PDRB Kota Bandar Lampung menurut lapangan usaha atas dasar
harga berlaku tahun 2009-2012 (juta rupiah) ... 3
2. Realisasi pertumbuhan industri kecil Kota Bandar Lampung, 2011-2012 ... 4
3. Dimensi kreativitas dan indikator penelitian ... 16
4. Dimensi inovasi dan indikator penelitian ... 19
5. Dimensi kinerja pemasaran dan indikator penelitian ... 22
6. Ringkasan penelitian terdahulu ... 31
7. Hasil uji validitas ... 44
8. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Bandar Lampung tahun 2011 ... 53
9. Distribusi umur responden pengusaha Agroindustri Keripik ... 58
10. Distribusi Pendidikan responden pengusaha Agroindustri Keripik 58
11. Distribusi lama berusaha pengusaha agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung tahun 2014 ... 59
12. Distribusi tanggungan keluarga pengusaha agroindustri keripik tahun 2014 ... 60
13. Distribusi kisaran pendapatan pengusaha agroindustri keripik di Kota Bandar Lampung ... 61
14. Distribusi jawaban responden pada dimensi rasa ingin tahu ... 62
(15)
18. Distribusi jawaban responden pada dimensi imajinasi... 71`
19. Distribusi jawaban responden pada dimensi berani mengambil risiko ... 73
20. Distribusi tanggapan responden variabel kreativitas ... 75
21. Distribusi jawaban responden pada dimensi inovasi produk ... 78
22. Distribusi jawaban responden pada dimensi inovasi proses ... 80
23. Jawaban responden pada dimensi inovasi pasar ... 82
24. Distribusi tanggapan responden variabel inovasi ... 84
25. Distribusi jawaban responden pada dimensi volume penjualan ... 86
26. Distribusi tanggapan responden dimensi pendapatan ... 88
27. Distribusi tanggapan responden pangsa pasar ... 90
28. Distribusi tanggapan responden variabel kinerja pemasaran ... 91
29. Hasil analisis pengaruh kreativitas dan inovasi secara langsung terhadap Kinerja Pemasaran ... 95
30. Pengaruh langsung dan tidak langsung ... 96
31. Rekapitulasi Data Responden ... 106
32. Rekapitulasi Data hasil penelitian ... 107
33. Rekapitulasi UjiValiditas ... 109
34. Data Setelah Uji Validitas ... 117
35. Rekapitulasi Data Tabulasi MSI Variabel X1 (Kreativitas) ... 118
36. Rekapitulasi Data Tabulasi MSI Variabel X2 (Inovasi) ... 119
37. Rekapitulasi Data Tabulasi MSI Kinerja Pemasaran (Variabel Y) . 120 38. Hasil Uji Reliabilitas ... 121
(16)
(17)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Alir Pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja Pemasaran
Agroindustri Keripik ... 35
2. Diagram Analisis Jalur ... 48
3. Garis kategorisasi dimensi rasa ingi tahu ... 63
4. Garis kategorisasi dimensi optimis ... 66
5. Garis kategorisasi dimensi fleksibel... 68
6. Garis kategorisasi dimensi mencari solusi ... 70
7. Garis kategorisasi dimensi imajinasi ... 72
8. Garis kategorisasi dimensi berani mengambil risiko ... 75
9. Garis kategorisasi variabel kreativitas ... 76
10.Garis kategorisasi dimensi inovasi produk ... 79
11.Garis kategorisasi dimensi inovasi proses... 81
12.Garis kategorisasi dimensi inovasi pasar ... 83
13.Garis kategorisasi variabel inovasi... 85
14.Garis kategorisasi dimensi volume penjualan ... 87
15.Garis kategorisasi dimensi pendapatan ... 89
16.Garis kategorisasi dimensi pangsa pasar ... 91
17.Garis kategorisasi variabel kinerja pemasaran ... 92
(18)
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian memberikan kontribusi dalam perekonomian penduduk Indonesia seperti menyediakan bahan baku industri, menyediakan lapangan kerja, menjadi sumber pendapatan sekaligus menjai sumber devisa. Menurut Suhendra (2004) sektor pertanian merupakan prasyarat bagi pembangunan sektor industri dan jasa.
Salah satu pembangunan nasional yang harus dilaksanakan secara terpadu adalah pembangunan bidang industri (Badan Pusat Statistik, 2010). Industri merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Pembangunan nasional dititikberatkan pada pembangunan sektor pertanian, industri penghasil sarana produksi dan industri pengolahan penunjang pertanian (agroindustri).
Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan perekonomian Indonesia, sehingga sektor pertanian harus lebih
(19)
satu strategi pengembangan yang harus dimiliki Indonesia adalah kebijakan pembangunan yang menjaga keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri dalam bentuk pengembangan agroindustri.
Agroindustri merupakan rangkaian kegiatan agribisnis berbasis pertanian yang saling berkaitan dalam suatu sistem produksi, pengolahan, distribusi, pemasaran dan berbagai kegiatan atau jasa penunjangnya. Keterkaitan struktural antar sub-sistem amat vital dan merupakan kunci sukses dalam membangun agroindustri yang tangguh. Kegiatan agroindustri dapat menghasilkan produk pangan dan atau produk non-pangan.
Agroindustri sebagai industri pengolahan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran dari nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan usaha yang berada dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Kota Bandar Lampung menjadi salah satu kota industri di Provinsi Lampung, khususnya industri pengolahan bagi produk-produk pertanian maupun non-pertanian. Industri pengolahan di Kota Bandar Lampung menjadi
penyumbang terbesar PDRB bagi Kota Bandar Lampung selama 4 kurun waktu terakhir (2009-2012). Berdasarkan data dari BPS 2013, laju PDRB Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel 1,
(20)
Tabel 1. PDRB Kota Bandar Lampung menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009-2012 (juta rupiah)
No Lapangan Usaha
Jumlah PDRB (Rp) Share (%) 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
1.087.046 1.185.271 1.290.058 1.418.138 5,6
2. Pertambangan dan Penggalian
149.287 165.367 183.427 204.450 0,8
3. Industri Pengolahan
3.836.648 4.364.206 4.962.632 5.590.237 22,0
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
219.111 252.868 289.450 316.765 1,2
5. Bangunan 902.696 1.107.270 1.186.699 1.415.993 5,5 6. Perdagangan,
Hotel, dan Restoran
2.383.390 2.656.031 2.976.031 3.325.722 13,0
7. Pengangkutan dan Komunikasi
3.503.254 4.004.817 4.617.762 5.343.852 20,9
8. Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan
2.525.759 3.094.100 3.842.071 4.576.842 17,9
9 Jasa-jasa 2.460.808 2.697.234 2.963.788 3.340.955 13,1 PDRB/GRDP 17.067.998 19.437.165 22.311.918 25.532.953
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2013
Tabel 1 menginformasikan bahwa selama 2009-2012, sektor usaha yang memegang peranan penting adalah sektor industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, dan keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Pada Tabel 1 terlihat bahwa industri pengolahan memiliki kontribusi paling besar yaitu sebesar 22 persen bagi PDRB Kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa industri pengolahan sangat berperan penting bagi pembentukkan perekonomian nasional.
Agroindustri kecil merupakan salah satu komponen dari sektor industri pengolahan berbasis pertanian. Sektor ini menjadi salah satu sektor yang menjadi bahan perhatian pemerintah dalam usaha membangkitkan kembali
(21)
perekonomian nasional. Agroindustri kecil umumnya sama seperti industri kecil, yaitu usaha rumah tangga yang sebagian besar masih bercampur dengan tempat tinggalnya dan masih memerlukan pembinaan yang terus menerus.
Kota Bandar Lampung sebagai pusat pemerintahan Provinsi Lampung mempunyai potensi industri kecil (pertanian dan non-pertanian) yang baik jika dilihat dari perkembangannya hingga saat ini. Tabel 2 menunjukkan realisasi pertumbuhan industri kecil di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011-2012 dilihat dari unit usaha, tenaga kerja, investasi dan nilai produksi.
Tabel 2. Realisasi pertumbuhan industri kecil Kota Bandar Lampung, 2011-2012
Uraian Satuan Jumlah Pertumbuhan
2011 2012 %
Unit Usaha Buah 2.035 2.175 6,88
IKAH Buah 1.169 1.238 5,90
ILMEA Buah 866 937 8,20
Tenaga Kerja Orang 13.116 13.842 5,54
IKAH Orang 7.513 7.882 4,91
ILMEA Orang 5.603 5.960 6,37
Investasi Milyar Rp 115.615 130.727 13,07
IKAH Milyar Rp 59.217 74.410 25,66
ILMEA Milyar Rp 56.398 56.317 -0,14
Nilai Produksi Milyar Rp 742.795 1.128.125 51,88
IKAH Milyar Rp 313.022 642.124 105,14
ILMEA Milyar Rp 429.773 486.001 13,08
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013
Industri kecil dibedakan menjadi golongan IKAH (Industri Kimia, Agro & Hasil hutan) dan golongan ILMEA (Industri Logam, Mesin, Elektro, & Aneka barang). ILMEA cenderung merupakan industri yang padat karya. Kestabilan kondisi perekonomian pada tahun 2011-2012 mendorong masyarakat untuk membuka usaha baru di Kota Bandar Lampung.
(22)
Berdasarkan Tabel 2, terlihat pada tahun 2012 industri kecil mengalami peningkatan sebesar 6.88 persen, diikuti dengan peningkatan tenaga kerja sebesar 5.54 persen. Peningkatan secara tidak langsung juga terjadi pada peningkatan investasi yang masuk di Kota Bandar Lampung sebesar 13.07 persen serta tingginya nilai produksi yang mencapai 51.88 persen.
Agroindustri keripik merupakan salah satu industri kecil pengolahan produk pertanian yang terkenal di Provinsi Lampung, khususnya di Kota Bandar Lampung. Keripik adalah salah satu dari sekian banyak makanan ringan yang disukai oleh setiap orang. Salah satu bentuk strategi mengoptimalkan potensi daya saing daerah berbasis komoditas unggulan pada Provinsi Lampung ini yakni dengan terbentuknya Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung. Agroindustri keripik ini berjumlah lebih dari 30 kios yang berjajar untuk mengolah dan memasarkan keripik pisang dengan berbagai merek di kawasan Sentra Agroindustri keripik.
Kehadiran Sentra Industri Keripik di kawasan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah Kota Bandar Lampung. Salah satu tujuan pengembangan sentra industri ini adalah untuk
meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian yang dikenal memiliki sifat cepat rusak. Oleh karena itu, mengolah komoditas pertanian menjadi keripik menjadi pilihan agar lebih bermanfaat dan tahan lama. Berbagai jenis keripik olahan dari komoditas pertanian yaitu keripik pisang, singkong, ubi jalar, sukun, nangka dan berbagai jenis keripik lainnya.
(23)
Agroindustri berkaitan erat dengan kegiatan pemasaran (bagian dari rangkaian kegiatan agribisnis). Selain mengolah hasil-hasil pertanian, agroindustri juga harus mampu mengembangkan sistem pemasarannya. Agroindustri yang mampu mengembangkan sistem pemasaran akan
menghasilkan keberhasilan dalam usahanya, dan keberhasilan usaha tersebut bermuara pada kinerja pemasarannya. Kinerja pemasaran dapat diukur melalui volume penjualan dan pertumbuhan laba atau pendapatan perusahaan sehingga dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih optimal sesuai dengan keinginan perusahaan (Winardi, 2003).
Kinerja pemasaran merupakan salah satu aspek dalam menentukan kinerja bisnis suatu agroindustri. Bisnis dalam agroindustri dapat meningkat apabila mampu memilih dan mengimplementasikan pendekatan yang tepat. Kinerja pemasaran pada umumnya digunakan untuk mengukur dampak dari strategi perusahaan. Secara teoritis terdapat banyak cara untuk mencapai dan
melanggengkan kinerja pemasaran, salah satu diantaranya menyatakan bahwa dengan berorientasi pada kompetensi internal maka suatu perusahaan akan dapat meningkatkan kinerjanya. Kinerja pemasaran yang baik menunjukkan tingkat penjualan yang tinggi, meningkatnya jumlah penjualan baik dalam unit produk maupun dalam satuan moneter, dan peningkatan keuntungan.
Seorang wirausaha agroindustri harus mampu mengembangkan kompetensi internalnya sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja usaha, khususnya kinerja pemasarannya. Kompetensi internal tersebut berasal dari jiwa dan sikap kewirausahaan yang dimiliki pengusahanya, salah satunya
(24)
yaitu kreativitas dan inovasi. Kreativitas harus selalu dikembangkan agar masyarakat tidak merasa bosan dan harus ada inovasi produk atau gagasan agar para pelanggan lokal maupun luar wilayah makin banyak yang tertarik. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap agroindustri harus semakin kreatif dan inovatif dalam menghasilkan suatu produk untuk meningkatkan kinerja pemasarannya. Suatu produk akan dipertimbangkan apakah memiliki keunggulan lain dibandingkan dengan produk pesaing yang ada di pasar. Karakteristik kreatif dan inovatif yang terlihat dari suatu produk yang memiliki keunggulan secara konsisten.
Perkembangan agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik berbeda-beda, terlihat dari pasar usaha yang telah berkembang. Berdasarkan pengamatan, jumlah kios atau outlet yang dimiliki pengusaha memberikan dampak terhadap perkembangan usahanya. Pengusaha yang memiliki jumlah kios atau outlet lebih dari satu memiliki volume penjualan yang lebih tinggi dari pengusaha yang lain. Selain itu, merek atau brand usaha pengusaha yang memiliki kios lebih dari satu juga lebih dikenal oleh konsumen atau
pelanggan, dibandingkan dengan pengusaha keripik yang hanya memiliki satu kios usaha.
Untuk meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar usaha keripik sangat dibutuhkan kreativitas dan inovasi pengusahanya. Kreativitas dalam
agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri keripik yaitu pengusaha menemukan ide baru terhadap produk yang sama atau memperbaharui produk-produk tersebut menjadi lebih menarik. Bentuk inovasi pengusaha
(25)
dari setiap agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri keripik ini terletak pada berbagai jenis bahan utama keripik (macam-macam buah dan umbi) dan aneka rasa yang disajikan untuk produk yang ditawarkan. Dengan kreativitas dan inovasi yang dimiliki pengusaha keripik akan dapat meningkatkan kinerja pemasaran, khususnya volume penjualan dan pangsa pasar usaha keripik.
B. Perumusan Masalah
Agroindustri sebagai industri pengolahan berbasis pertanian memiliki keterkaitan yang erat terhadap kegiatan pemasaran. Dalam kegiatan agroindustri, tidak hanya terdapat kegiatan mengolah hasil-hasil pertanian, tetapi juga agroindustri harus mampu mengembangkan sistem pemasarannya. Keberhasilan suatu produk akan bermuara pada kinerja pemasarannya.
Kinerja pemasaran merupakan salah satu aspek dalam menentukan kinerja bisnis atau usaha. Suatu perusahaan dapat terus berkembang dan tumbuh apabila perusahaan mampu memilih dan mengimplementasikan pendekatan yang tepat. Keberhasilan suatu produk akan bermuara pada kinerja
pemasarannya.
Berhasil atau tidaknya sebuah usaha akan ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki pengusahanya. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pelaku usaha atau pengusaha adalah kreativitas dan inovasi. Seorang
wirausaha harus mampu megembangkan kompetensi internalnya sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja usaha, khususnya kinerja pemasarannya.
(26)
Salah satu bentuk strategi mengoptimalkan potensi daya saing daerah berbasis komoditas unggulan pada Propinsi Lampung ini yakni dengan terbentuknya Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung. Kehadiran Sentra Industri Keripik di kawasan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah Kota Bandar Lampung. Salah satu tujuan pengembangan sentra industri ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian yang dikenal memiliki sifat cepat rusak.
Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap industri harus semakin kreatif dan inovatif dalam menghasilkan suatu produk. Produsen keripik di Sentra Industri keripik Bandar Lampung telah mengembangkan
kreativitasnya, dalam bentuk inovasi keripik menjadi keripik aneka rasa. Kreativitas dan inovasi keripik dalam hal rasa ternyata dianggap sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan usahanya untuk terus berkembang.
Kreativitas dan inovasi tersebut perlu dikaitkan dengan kinerja pemasaran agroindustri keripik tersebut. Kinerja pemasaran ini merupakan bagian dari kinerja usaha, yaitu untuk melihat tingkat keberhasilan suatu usaha atas hasil yang telah dicapai. Perlu untuk diketahui apakah kretivitas dan inovasi suatu usaha akan mempengaruhi kinerja pemasaran agroindustri keripik.
Perkembangan kinerja pemasaran agroindustri keripik ini tidak lepas dari pengaruh kreativitas dan inovasi dalam usaha tersebut.
(27)
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan :
1. Bagaimana tingkat kreativitas, inovasi, dan kinerja pemasaran para pengusaha agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung.
2. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap kinerja pemasaran baik secara langsung dan tidak langsung melalui inovasi dalam agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung?
3. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap kinerja pemasaran pada agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran tingkat kreativitas kreativitas, inovasi, dan kinerja
pemasaran para pengusaha agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung.
2. Mengetahui pengaruh kreativitas terhadap kinerja pemasaran baik secara langsung dan tidak langsung melalui inovasi dalam agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung
3. Mengetahui pengaruh inovasi terhadap kinerja pemasaran pada agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung
(28)
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi pihak-pihak lain, sebagai berikut
1. Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen kewirausahaan dan manajemen pemasaran.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai bahan tambahan terhadap teori-teori yang telah ada mengenai kewirausahaan dan pemasaran.
(29)
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan seseorang yang berani melihat dan mengubah peluang yang ada menjadi sesuatu hal yang baru di masyarakat (Sumarsono, 2009). Peluang yang ada dimanfaatkan untuk menciptakan hal-hal yang baru dengan memperhitungkan risiko yang akan dihadapi. Kewirausahaan bukan pengambil risiko besar, melainkan
seseorang yang menghitung risiko yang akan diambilnya.
Kasmir (2007) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan seseorang yang berani mengambil risiko untuk membuka dan menciptakan usaha dalam berbagai kesempatan. Kemampuan menciptakan harus memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Menurut Drucker (1994) dalam Suryana (2008), kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
(30)
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Dalam hal ini
kewirausahaan identik dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru (wirausaha). Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki usaha (Zimmerer dan Scarborough, 2008).
Prawirokusumo (dalam Krisdiyanti, 2010) menyatakan bahwa wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Inti dari kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan peluang (Suryana, 2008).
Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan beripikir kreatif (menemukan ide-ide baru) dan berperilaku inovatif (pelaksanaan ide-ide-ide-ide baru) untuk menciptakan peluang-peluang.
2. Kreativitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta (daya cipta) (http://kbbi.web.id). Manusia memiliki daya pikir untuk menghasilkan gagasan atau ide yang tidak terbatas ragam dan jumlahnya. Daya cipta atau kreativitas adalah proses
(31)
mental yang melibatkan pemunculan gagasan baru atau hubungan baru antara gagasan yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta (creative thinking) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah tindakan membuat sesuatu yang baru (http://id.wikipedia.org).
Setiap orang dapat menciptakan ide, namun tidak semuanya dapat meneruskan dalam perencanaan yang baik hingga terwujud menjadi sebuah karya yang nyata. Mereka yang berhasil mewujudkan ide-ide tersebut hanyalah yang memiliki sikap kreatif. Seseorang dikatakan kreatif jika dia mampu membuktikan dirinya sebagai orang yang memang banyak menghasilkan karya yang relatif baru.
Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil dari pemikiran dan gagasan (Wijandi, 2004). Suatu gagasan dari hasil pemikiran atau yang baru terlintas akan cepat lenyap tidak berbekas apabila tidak segera dicatat. Berdasarkan hal tesebut, setiap gagasan sebelum menjadi sebuah kreativitas harus dicatat dan kemudian dibuat perencanaan untuk realisasinya.
Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Adapun menurut Baldacchino (dalam Hadiyati, 2011) kemampuan kreatif seorang wirausaha yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
(32)
Kreativitas merupakan salah satu karakteristik keberhasilan seorang
entrepreneur atau wirausaha. Wirausaha yang memiliki bakat kreatif untuk menemukan ide-ide baru akan memiliki peluang menjadi wirausaha yang berhasil (Hornaday, dalam Winardi, 2003). Menurut Kuratko (2009) “creativity is the generation of ideas that results in the improved efficiency
or effectiveness of a system”. Artinya, kreativitas adalah ide-ide yang dihasilkan untuk peningkatan efisiensi atau efektifitas dalam suatu sistem. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas sangat diperlukan dalam suatu sistem (usaha) untuk peningkatan efisiensi atau efektifitas dalam usaha tersebut.
Kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam
kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan sesuatu yang baru. Suryana (2008) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. Kreativitas merupakan sumber penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap
growth (pertumbuhan) dan change (perubahan). Roedalam Hadiyati (2011) menyatakan bahwa syarat-syarat orang yang kreatif yaitu
keterbukaan terhadap pengalaman, keinginan, toleransi terhadap ambigui-tas, kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan, memerlukan dan menerima otonomi, kepercayaan terhadap diri sendiri, tidak sedang tunduk pada pengawasan kelompok, dan ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungakan.
(33)
Hadiyati (2011) menyatakan bahwa atribut orang kreatif adalah memiliki rasa ingin tahu, optimis, fleksibel, mencari solusi dalam masalah, orisinil dan suka berimajinasi. Berdasarkan beberapa teori kreativitas di atas, secara singkat kreativitas adalah kemampuan berpikir yang dimiliki oleh setiap orang untuk menemukan hal-hal yang baru.
Dimensi kreativitas dalam penelitian ini berdasarkan yang digunakan oleh Hardati (2011) yaitu memiliki rasa ingin tahu, optimis, fleksibel, mencari solusi dalam masalah, orisinil dan suka berimajinasi. Setiap dimensi kreativitas yang digunakan terdapat beberapa indikator yang akan memperjelas dimensi tersebut. Berdasarkan penelitian Farisi (2013), indikator yang digunakan untuk dimensi-dimensi kreativitas dapat dilihat pada Tabel 3,
Tabel 3. Dimensi kreativitas dan indikator penelitian Dimensi
Kreativitas
Indikator Skala
1.Ingin tahu a.Keingintahuan mencoba produk baru Ordinal
b.Keinginan mencari informasi yang bermanfaat Ordinal
2.Optimis a.Rasa optimis terhadap produk yang ditawarkan Ordinal
b.Rasa optimis terhadap kemampuan Ordinal
3.Fleksibel a.Tingkat adaptasi terhadap perubahan Ordinal
b.Penerimaan terhadap masukan dari luar Ordinal
4.Mencari solusi a.Mencari solusi dalam memecahkan masalah Ordinal
5.Berimajinasi a.Tingkat imajinasi untuk memajukan usaha Ordinal
b.Sering menggunakan imajinasi 6. Berani
Berisiko
a. Senang terhadap tantangan
b. Menerima kemungkinan terjadi kegagalan
Ordinal Ordinal
3. Inovasi
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru (Wiratmo, 2011). Hal ini berarti perbaikan barang dan jasa yang ada atau menciptakan barang dan
(34)
jasa yang baru. Inovasi juga merupakan kemampuan mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik. Menurut KBBI, inovasi adalah penemuan baru yg berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat)
(http://kbbi.web.id/).
Menurut Suryana (2008), inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan
memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki. Inovasi merupakan timbulnya sesuatu hal yang baru, misalnya berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah hipotesis baru, atau sebuah metode baru untuk manajemen sebuah organisasi dan usaha (Winardi, 2008).
Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008), inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang. Kata inovasi menunjukkan “proses” dan “hasil” pengembangan atau pemanfaatan mobilisasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan jasa) yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan. Suatu inovasi dapat bersifat baru bagi individu atau perusahaan, baru bagi pasar, bagi negara atau daerah dan bagi dunia (Farisi, 2013).
Menurut Kuratko (2009) “most innovations result from a conscious,
purposeful search for new opportunities and this process begins with the
(35)
berasal dari suatu kesadaran dalam pencarian tujuan untuk menemukan peluang yang baru, dan proses ini dimulai dengan menganalisis sumber-sumber dari peluang baru tersebut.
Inovasi juga merupakan salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap entrepreneur atau wirausaha. Wirausaha yang inovatif adalah
wirausaha yang mampu menunjukkan ia mampu menciptakan hal-hal baru untuk terus berkembang. Seorang wirausaha yang inovatif, dapat terlihat dari kemampuan yang dimiliki untuk mengimplementasikan setiap ide-ide kreatif yang ia pikirkan. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa pengimplementasian ide-ide kreatif untuk menciptakan peluang disebut inovasi.
Damapour (1991) dalam Soleh (2008) mengklasifikasikan inovasi menjadi beberapa tipe, antara lain : administrative innovation, technical
innovation, product innovation, process innovation, market innovation, incremental innovation. Berdasarkan beberapa teori inovasi di atas, secara singkat inovasi adalah kemampuan menerapkan ide-ide baru (ide kreatif) terhadap peluang yang ada untuk memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki.
Dalam penelitian ini, dimensi inovasi yang akan digunakan adalah
product innovation (inovasi produk), process innovation (inovasi proses),
market innovation (inovasi pasar) (Damapour dalam Soleh, 2008). Setiap dimensi inovasi yang digunakan terdapat beberapa indikator yang akan memperjelas dimensi tersebut. Berdasarkan penelitian Farisi (2013),
(36)
indikator yang akan digunakan untuk dimensi-dimensi inovasi dapat dilihat pada Tabel 4,
Tabel 4. Dimensi inovasi dan indikator penelitian
Dimensi Inovasi Indikator Skala
1. Inovasi produk a.variasi jenis produk Ordinal
b.variasi bentuk produk Ordinal
c. variasi rasa produk Ordinal
c.variasi ukuran/berat/kemasan produk Ordinal
d.variasi harga produk Ordinal
2.Inovasi proses a. perbaikan alat prosuksi yang telah ada Ordinal
b.pemanfaatan alat atau teknologi baru Ordinal
3. Inovasi pasar a.penambahan kios baru Ordinal
b.perluasan segmen pasar Ordinal
4. Kinerja Pemasaran
Kinerja adalah merujuk pada tingkat pencapaian atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kinerja sebuah perusahaan adalah hal yang sangat menentukan dalam perkembangan perusahaan. Tujuan perusahaan yang terdiri dari: tetap berdiri, memperoleh laba dan dapat berkembang, dapat tercapai apabila perusahaan tersebut mempunyai performa yang baik.
Secara umum kinerja (performa) perusahaan merupakan bagian dari tingkat keberhasilan suatu perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat penjualan, tingkat keuntungan, pengembalian modal, tingkat
turn over dan pangsa pasar yang diraihnya.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
(37)
dengan orang lain (Kotler, 2000). Menurut Sunarto (2006), pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dan hubungan, dengan tujuan menciptakan nilai dan memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Prinsip dasar pemasaran yaitu menciptakan nilai bagi langganan (customer value), keunggulan bersaing (competitive advantages), dan fokus
pemasaran. Untuk mencapai keberhasilan dalam pemasaran, penting diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan (Suryana, 2008).
Secara umum, tujuan pemasaran sama dengan tujuan bisnis suatu
perusahaan, yaitu memperoleh laba. Menurut Sunarto (2006) pemasaran bertujuan untuk meningkatkan laba, meningkatkan pertumbuhan
penjualan, meningkatkan volume penjualan dan, pangsa pasar yang luas. Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pemasaran suatu produk dalam mencapai tujuan pemasaran.
Kinerja pemasaran merupakan faktor yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah strategi perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja, baik berupa kinerja
pemasaran (seperti volume penjualan, pangsa pasar atau market share dan tingkat pertumbuhan penjualan) maupun kinerja keuangan (Ferdinand (2002) dalam Suendro, 2010). Menurut Kasmir (2007), selain dilihat dari tingkat laba yang diperoleh, ukuran keberhasilan perusahaan dalam
(38)
menerapkan strategi pemasarannya yaitu terlihat dari kepuasan pelanggan dan tersingkirnya pesaing dari sisi pasar.
Menurut Amir (2005), konsep pemasaran mengutamakan kepuasan pelanggan dalam memperoleh laba atau keuntungan bagi perusahaan. Proses ini diawali dengan usaha perusahaan mencari tahu kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kepuasan pelanggan terhadap terpenuhinya kebutuhan dan keinginannya yang nantinya akan membeli dalam jumlah banyak dan terus-menerus akan meningkatkan keuntungan bagi
perusahaan. Dalam hal ini, kepuasan pelanggan dan peningkatan keuntungan menunjukkan keberhasilan pemasaran yang dicapai oleh perusahaan (kinerja pemasaran).
Keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa menentukan keberhasilan usahanya. Hal ini menunjukkan keberhasilan usaha suatu produk akan bermuara pada kinerja pemasarannya. Kinerja pemasaran dapat diukur melalui volume penjualan, tingkat petumbuhan penjualan dan
pertumbuhan laba perusahaan, sehingga dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih optimal sesuai dengan keinginan perusahaan (Winardi, 2003).
Berdasarkan beberapa landasan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja pemasaran merupakan kondisi keberhasilan dan prestasi yang dicapai dalam suatu pemasaran suatu produk atau jasa yang dihasilkan suatu usaha. Dimensi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dimensi yang digabungkan dari dimensi kinerja pemasaran Winardi dan
(39)
Ferdinand, sehingga dimensi yang akan digunakan adalah, volume penjualan, pertumbuhan penjualan, pangsa pasar dan pendapatan. Setiap dimensi kinerja pemasaran yang digunakan terdapat beberapa indikator yang akan memperjelas dimensi tersebut. Indikator yang akan digunakan untuk dimensi-dimensi kinerja pemasaran dapat dilihat pada Tabel 5,
Tabel 5. Dimensi kinerja pemasaran dan indikator penelitian
Dimensi Kinerja Pemasaran
Indikator Skala
1. Volume penjualan
Peningkatan penjualan dalam 1 tahun terakhir (dilihat dari periode produksi)
Ordinal
2. Pangsa pasar Penerapan bauran pemasaran Ordinal
Meluasnya pasar Ordinal
3. Pendapatan Peningkatan pendapatan dalam 1 tahun terakhir (dilihat dari periode produksi)
Ordinal
5. Agroindustri dan Konsep Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Agroindustri
Agribisnis dapat dibagi menjadi empat sektor yang saling bergantung secara ekonomis, yaitu sektor masukan, produksi, sektor pengolahan dan sektor pemasaran. Sektor masukan menyediakan perbekalan pada para pengusaha tani yang dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak. Sektor produksi merupakan sektor pusat agribisnis dimana input
dipergunakan untuk menghasilkan produksi, dan sektor ini berdampak langsung terhadap situasi keuangan sektor masukan dan sektor keluaran agribisnis. Sektor pengolahan merupakan sektor yang melakukan proses pengolahan terhadap hasil pertanian sehingga memiliki nilai
(40)
lebih, dan sektor pemasaran berkaitan dengan penyampaian produk pertanian ke konsumen(Soekartawi, 2001).
Industri pengolahan hasil pertanian memiliki daya saing yang kuat, karena memiliki keunggulan komparatif. Menurut Manalili (1996) agroindustri adalah fase pertumbuhan setelah pembangunan pertanian tetapi sebelum pembangunan tersebut memulai ke tahapan
pembangunan industri. Jadi setelah pembangunan pertanian, diikuti dengan pembangunan agroindustri termasuk pembangunan industri.
Pengolahan sebagai salah satu subsistem dalam agribisnis merupakan suatu alternatif terbaik untuk dikembangkan. Dengan kata lain, pengembangan industri pengolahan diperlukan guna terciptanya keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri. Industri pengolahan (agroindustri) akan mempunyai kemampuan yang baik jika kedua sektor tersebut diatas memiliki keterkaitan yang sangat erat baik keterkaitan kedepan (forward linkage) maupun kebelakang (backward linkage).
Agroindustri yang mempunyai keterkaitan ke belakang yaitu agroindustri yang menghasilkan sarana produksi seperti pupuk,
pestisida, alat dan mesin pertanian atau sering disebut agroindustri hulu (up stream). Agroindustri yang mempunyai keterkaitan kedepan yaitu agroindustri yang melakukan pengolahan produk pertanian seperti pengolahan umbi-umbian menjadi keripik, pengawetan (pengemasan)
(41)
produk pertanian, dan lain-lain atau sering disebut agroindustri hilir atau down stream (Soeharjo, A, 1991).
Agroindustri dapat diartikan dua hal yaitu agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian, dan yang kedua adalah agroindustri itu diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan yang berkelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri. Permasalahan dalam pengembangan agribisnis (dan agroindustri) adalah lemahnya keterkaitan antar subsistem di dalam agribisnis, yaitu distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi pertanian, pengolahan dan pemasaran (Soekartawi, 2001).
Kegiatan agroindustri dapat mempunyai peranan penting baik dalam pembangunan pertanian maupun pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan pertanian, agroindustri berperan dalam diversifikasi produk hasil pertanian. Dalam pembangunan ekonomi, agroindustri berperan dalam pemerataan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan penyumbang devisa negara (Wulandari, 2006).
Agroindustri pada dasarnya mencakup kegiataan pengolahan yang sangat luas, baik dari tahapan prosesnya sampai pemasaran ke konsumen maupun dari jenisnya. Hal ini terlihat dari pengertian
agroindustri yang dapat dijabarkan sebagai bahan bakunya untuk diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk. baru, baik yang bersifat setengah jadi maupun final yang dapat segera dikonsumsi.
(42)
b. Konsep Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Secara umum, menurut kategori Badan Pusat Statistik (2010), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: 1. Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang.
2. Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang.
3. Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang. 4. Industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.
Definisi industri kecil menurut Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (2010) yaitu :
1) Industri dengan investasi yang kurang dari Rp 5 juta.
2) Sumber modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau lembaga keuangan tidak resmi.
3) Sebagian besar hasil produksi mereka hanya dikenali oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah 4) Jumlah tenaga kerjanya kurang dari 19 orang.
Menurut Hasan (2003), pada dasarnya kriteria fisik untuk menentukan industri kecil didasarkan pada :
1) Investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan kurang dari Rp 70.000.000,-.
2) Investasi per tenaga kerja Rp 635.000,- ke bawah. 3) Pemilik usaha hanya warga negara Indonesia.
(43)
6. Keripik
Menurut KBBI, keripik adalah penganan dibuat dari kentang, ubi kayu, dan sebagainya yang diiris tipis-tipis lalu digoreng (http://kbbi.web.id/). Keripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-umbian, buah-buahan, atau sayuran yang digoreng di dalam minyak nabati. Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya dicampur
dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu
(id.wikipedia.org). Keripik adalah salah satu dari sekian banyak makanan ringan yang disukai oleh setiap orang. Berbagai jenis keripik olahan dari komoditas pertanian yaitu keripik pisang, singkong, ubi jalar, sukun, nangka dan berbagai jenis keripik lainnya.
B. Hubungan Kreativitas dengan Inovasi
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki usaha (Zimmerer dan Scarborough, 2008). Kreativitas sangat berpengaruh terhadap inovasi, begitu pun sebaliknya inovasi dapat berkembang apabila dilandasi dengan kreativitas
Hubungan kreativitas dan inovasi ini dinyatakan oleh Suryana (2008) yaitu kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru,
sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas
(44)
sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dilihat bahwa inovasi terbentuk dari ide-ide kreatf yang dimiliki oleh wirausaha.
Menurut Drucker (1958) dalam penelitian Sya’roni (2012) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan langkah pertama, dan inovasi sebagai langkah kedua untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan bernilai dalam organisasi. Berpikir kreatif dalam menemukan ide-ide baru dan berinovasi untuk
menerapkan solusi atau hal-hal kreatif yang telah ditemukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat.
Kreativitas sangat berpengaruh terhadap inovasi, hal ini berdasarkan penelitian Losalia (2013) yang berjudul “Pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja Usaha pada Sentra Usaha Kecil Menengah”. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kreativitas berpengaruh signifikan terhadap inovasi pada Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon karena tanpa ada kreativitas inovasi tidak dapat terlaksana. Setiap orang yang berinovasi pasti memiliki jiwa yang kreatif.
C. Hubungan Kreativitas dengan Kinerja Pemasaran
Menurut Suryana (2008), Kreativitas sebagai kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang. Peluang yang dihadapi adalah peluang pasar. Dalam menghadapi peluang pasar, suatu usaha harus mampu menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Kreativitas dapat menjadi salah satu strategi pemasaran untuk menghadapi peluang pasar.
(45)
Menurut Amir (2005), kinerja pemasaran diukur melalui kepuasan pelanggan. Proses ini dimulai dari usaha perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yaitu menciptakan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk menarik minat pelanggan terhadap produk tersebut, perusahaan harus memiliki kemampuan dayacipta (kreativitas) dalam menciptakan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Berdasarkan hasil penelitian Tanoko (2010) diperoleh nilai critical (CR) pengaruh variabel kreatifitas strategi pemasaran terhadap kinerja pemasaran sebesar 2,236 dengan probability signifikansi 0,025 (lebih kecil dari standart 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas dalam strategi pemasaran berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran.
D. Hubungan Inovasi Dengan Kinerja Pemasaran
Drucker (dalam Kasmir, 2006) menyatakan bahwa inovasi produk menunjukkan pada pengembangan dan pengenalan produk baru atau dikembangkan yang berhasil di pemasaran. Dalam hal ini, inovasi merupakan satu hal yang potensial untuk menciptakan pemikiran dan imajiinasi orang yang pada akhirnya menciptakan pelanggan. Menurut Winardi (2003), inovasi merupakan bagian dari karakter kerja yang
menghubungkan aspek budaya perusahaan dengan kemampuan berinovasi serta meningkatkan kinerja, khususnya kinerja pemasaran.
(46)
Inovasi memiliki hubungan yang erat dengan kinerja pemasaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukarno (2009) pada UMKM tas dan koper di Kendensari Tanggulangin Sidoarjo, menunjukkan inovasi telah mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap meningkatnya kinerja pemasaran UMKM tas dan koper di Kendensari Tanggulangin Sidoarjo.
E. Hubungan Kreativitas, Inovasi dan Kinerja Pemasaran
Persaingan dunia yang semakin kuat dan perkembangan yang semakin dipesat pula mengakibatkan perusahan harus mampu bertahan dan diharuskan dapat memberikan inovasi yang didasari dengan berfikir kreatif dari seorang wirausaha untuk menaikan kinerja usahanya. Menon (1999) dalam penelitian Losalia (2013) menegaskan bahwa kreativitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan kinerja pemasaran. Kreativitas merupakan suatu kesatuan yang penting terhadap kinerja usaha suatu perusahaan, dan inovasi adalah langkah kedua yang harus ditempuh dalam meningkatkan kinerja usaha. Hal ini dikuatkan dengan beberapa teori yang menjelaskan kreativitas dan inovasi berpengaruh dalam kinerja usaha. Kinerja usaha diukur melalui kinerja pemasarannya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Krisdiyanti (2010) didapatkan bahwa kreativitas dan inovasi yang diterapkan oleh CV Setia Tailor-Konveksi Tajinan Malang telah meningkatkan kinerja pemasaran, hal ini dilihat dari peningkatan volume penjualan dari tahun ke tahun dan pangsa pasar yang semakin meluas. Dengan kata lain, penerapan kreatifitas dan
(47)
inovasi pada suatu usaha akan meningkatkan kinerja usaha tersebut, khususnya kinerja pemasarannya.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh kreativitas dan inovasi pengusaha terhadap kinerja pemasaran telah diteliti walaupun ada beberapa penelitian menggunakan variabel-variabel tersebut secara terpisah. Penelitian terdahulu menjadi salah satu literatur acuan atau landasan untuk penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan ringkasan penelitian terdahulu, dapat dikemukakan bahwa unit yang ditetapkan menjadi objek penelitian adalah unit usaha atau industri-industri yang berskala kecil. Industri-industri-industri yang menjadi objek penelitian dalam beberapa kajian penelitian terdahulu berbeda-beda, namun didasarkan dengan beberapa teori yang hampir sama . Kajian penelitian terdahulu ini menjadi pelengkap bagi penelitian yang akan dilakukan. Variabel yang
dijadikan fokus penelitian adalah kreativitas, inovasi, dan kinerja pemasaran.
Dengan memperhatikan hasil penelitian terdahulu, maka penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan yang bersangkut paut dengan
kreativitas, keinovasian, dan kinerja pemasaran merupakan hal yang penting untuk diteliti. Ringkasan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 6 yang menunjukkan ringkasan penelitian terdahulu yang menjadi landasan
(48)
Tabel 6. Ringkasan penelitian terdahulu No Penulis, Judul Dan
Nama Jurnal
Metode Penelitian
Hasil 1. Losalia, 2013.
Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Kinerja
Usaha Pada Sentra Usaha Kecil Menegah. Skripsi. Metode deskriptif verifikatif, dengan pendekatan kualitatif kuantitatif.
Kreativitas berpengaruh secara signifikan terhadap inovasi, karena tanpa ada kreativitas inovasi tidak dapat
terlaksanakan.
Kreativitas dan inovasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pada Sentra UKM Batik Trusmi.
2. Sya'roni, Deden. 2012. Kreativitas dan Inovasi Penentu
Kompetensi Pelaku Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Teknologi. Metode Survei, dengan metode analsisi Structural Equation Modeling (SEM).
Kreativitas dan inovasi dapat meningkatkan kompetensi kewirausahaan seseorang yang pada akhirnya kontribusi dalam mempertahankan usaha dan perkembangan usaha dapat terwujud.
3. Hadiyati, 2012. Kreativitas Dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap
Pemasaran
Kewirausahaan Pada Usaha Kecil. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Metode Sensus, dengan metode analisis Regresi Linier Berganda.
Kreativitas dan inovasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pemasaran kewirausahaan pada usaha kecil Keramik Dinoyo Malang dan kreativitas berpengaruh dominan terhadap pemasaran
kewirausahaan pada usaha kecil Keramik Dinoyo Malang. 4. Krisdiyanti, 2010.
Kreativitas Dan Inovasi Wirausaha Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran. Skripsi. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Kreativitas dan inovasi yang diterapkan oleh CV Setia Tailor-Konveksi Tajinan Malang telah meningkatkan kinerja
pemasaran, hal ini dilihat dari peningkatan volume penjualan dari tahun ke tahun dan pangsa pasar yang semakin meluas. 5. Suendro, 2011.
Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan Metode Survei, dengan metode analsisi Structural Equation Modeling (SEM)
Inovasi produk dan kinerja pemasaran berpengaruh
signifikan terhadap keunggulan bersaing. Semakin baik inovasi produk maka semakin baik pula kinerja pemasarannya, sehingga keunggulan bersaing usaha tersebut dapat tercapai.
(49)
Tabel 6. Lanjutan
G. Kerangka Pemikiran
Agroindustri merupakan salah satu komponen dari sektor industri
pengolahan berbasis pertanian. Sektor ini menjadi salah satu sektor yang menjadi bahan perhatian pemerintah dalam usaha membangkitkan kembali perekonomian nasional. Agroindustri umumnya merupakan usaha rumah tangga yang sebagian besar masih bercampur dengan tempat tinggalnya dan masih memerlukan pembinaan.
Agroindustri dalam sektor ekonomi berperan sebagai alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi, seperti jumlah tenaga kerja yang terus bertambah.
No Penulis, Judul Dan Nama Jurnal
Metode Penelitian
Hasil 6. Tanoko, 2010.
Kontributor Kinerja Pemasaran Dari Aspek Reward, Individu Dan Kreatifitas Strategi Pemasaran. Jurnal Dinamika Manajemen. Metode Survei, dengan metode analsisi Structural Equation Modeling (SEM).
Kompensasi atau reward, kinerja individual dan kreatifitas strategi pemasaran berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pemasaran, artinya semakin baik kompensasi, kinerja individual dan kreatifitas strategi pemasaran karyawan maka semakin baik pula kinerja pemasarannya
7. Sukarno, 2011.
Meningkatkan Kinerja Pemasaran UMKM Melalui Peran Lingkungan, Inovasi Produk dan Kreatifitas Strategi Pemasaran. Jurnal Ekuitas. Metode Survei, dengan metode analsisi Structural Equation Modeling (SEM).
Kreaktivitas strategi pemasaran tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pemasaran, sedangkan inovasi produk
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pemasaran.
8. Farisi, 2013. Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Pengusaha terhadap
Keberhasilan Usaha. Skripsi.
Metode deskriptif verifikatif, dengan pendekatan kualitatif kuantitatif.
Tingkat kreativitas, inovasi dan keberhasilan usaha pada kategori tinggi.
Kreativitas dan inovasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.
(50)
Peranan inilah yang menjadi alasan agar agroindustri tetap dikembangkan, khususnya di Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung sebagai pusat pemerintahan Provinsi Lampung mempunyai potensi agroindustri berskala kecil yang baik jika dilihat dari perkembangannya hingga saat ini.
Agroindustri keripik merupakan salah satu industri kecil pengolahan produk pertanian yang terkenal di Provinsi Lampung, khususnya di Kota Bandar Lampung. Keripik adalah salah satu dari sekian banyak makanan ringan yang disukai oleh setiap orang. Salah satu bentuk strategi mengoptimalkan potensi daya saing daerah berbasis komoditas unggulan pada Provinsi Lampung ini yakni dengan terbentuknya Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung.
Kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis. Kreativitas dan inovasi merupakan karakteristik yang harus ada dalam diri setiap individu (wirausaha) untuk dapat mengelola usahanya. Inovasi dan kreativitas yang harus ditumbuhkan dalam jiwa para wirausahawan adalah kerja keras, terobosan, dan perbaikan terus-menerus. Hal ini yang mengharuskan setiap pengusaha khususnya bidang agroindustri keripik mampu memberikan kreativitasnya dalam berinovasi.
Agroindustri juga harus mampu mengembangkan sistem pemasarannya, selain mengolah hasil-hasil pertania. Agroindustri yang mampu
mengembangkan sistem pemasaran akan menghasilkan keberhasilan dalam usahanya, dan keberhasilan usaha tersebut bermuara pada kinerja
(51)
pemasarannya. Setiap orang yang terjun dalam dunia bisnis harus mempunyai jiwa dan semangat kewirausahaan untuk mendukung kinerja pemasaran dalam bisnisnya, sehingga sangat diperlukan orang-orang yang kreatif dan inovatif. Inovasi dan kreativitas ini merupakan hal yang harus dimiliki wirausahaan jika ingin menciptakan daya saing khusus, maka tujuan perusahaan tersebut telah tercapai.
Kreativitas dan inovasi tersebut perlu dikaitkan dengan kinerja pemasaran industri keripik tersebut. Kinerja pemasaran ini merupakan bagian dari kinerja usaha, yaitu untuk melihat tingkat keberhasilan suatu usaha atas hasil yang telah dicapai. Perlu untuk diketahui apakah kretivitas dan inovasi suatu usaha akan mempengaruhi kinerja pemasaran industri keripik.
Perkembangan kinerja pemasaran industri keripik ini tidak lepas dari pengaruh kreativitas dan inovasi dalam usaha tersebut.
Dimensi kreativitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu memiliki rasa ingin tahu, optimis, fleksibel, mencari solusi dalam masalah, imajinasi dan berani mengambil risiko (Hadiyati, 2011). Dimensi inovasi yang akan digunakan adalah product innovation (inovasi produk) dan process product
(inovasi proses) (Damapour dalam Soleh, 2008). Dimensi kinerja pemasaran yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan dari Winardi (2003) dan Ferdinand (2002), sehingga indikator yang akan
digunakan adalah, volume penjualan, pangsa pasar dan pendapatan. Uraian dapat digambarkan dalam sebuah kerangka penelitian atau bagan alir, seperti terlihat pada Gambar 1,
(52)
Gambar 1. Bagan Alir Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Kinerja Pemasaran Industri Keripik di Sentra Industri Keripik Bandar Lampung.
H. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu kreativitas dan inovasi berpengaruh terhadap kinerja pemasaran agroindustri keripik di Sentra Industri Keripik Bandar Lampung.
Kreativitas (X1) Inovasi (X2)
Kinerja Pemasaran (Y)
Peran agroindustri terhadap Perekonomian
Rasa ingin tahu
Optimis
Fleksibel
Mencari solusi
Suka berimajinasi
Berani mengambil risiko
Inovasi produk
Inovasi proses
Inovasi pasar Karakteristik individu (wirausaha)
Agroindustri Kecil Keripik
Pyx2
Pyx1
R12
Volume penjualan
Pangsa pasar
(53)
III.METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian (Suyanto, 2005).
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu kreasi dan inovasi terhadap suatu gagasan baru untuk membuka peluang.
Agroindustri kecil keripik adalah usaha memiliki tenaga kerja berjumlah 5 -19 orang dengan tujuan mengolah hasil pertanian (buah-buahan atau umbi-umbian) menjadi barang jadi atau setengah jadi (keripik) dan atau
memasarkan keripik.
Kreativitas (X1) adalah kemampuan menciptakan dan mengembangkan ide-ide baru melalui suatu pemikiran untuk membuka peluang. Dimensi yang digunakan yaitu rasa ingin tahu, optimis, fleksibel, mencari solusi dan suka berimajinasi.
Inovasi (X2) adalah kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan suatu kreativitas. Dimensi yang digunakan yaitu inovasi produk, inovasi proses dan inovasi pasar.
(54)
Kinerja pemasaran (Y) merupakan kondisi keberhasilan dan prestasi yang dicapai dalam suatu pemasaran suatu produk atau jasa yang dihasilkan suatu usaha. Dimensi yang akan digunakan adalah volume penjualan, pertumbuhan penjualan, pangsa pasar dan pendapatan.
Keripik adalah salah satu dari sekian banyak makanan ringan yang disukai oleh setiap orang, yang terbuat dari beberapa umbi-umbian atau buah-buahan.
Rasa ingin tahu adalah rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada paksaan dan merasa senang untuk mempelajarinya. Rasa ingin tahu dapat berupa keingintahuan terhadap suatu produk baru atau cara memperbarui suatu produk.
Optimis adalah keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki atau yang ada dalam diri wirausaha dan yakin produknya dapat diterima oleh masyarakat.
Fleksibel adalah sikap keluwesan atau menerima setiap perubahan, khususnya perubahan ke arah yang lebih baik.
Mencari solusi adalah mencoba memecahkan masalah dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Suka berimajinasi adalah mengoptimalkan penggunaan otak kanan untuk menemukan ide-ide kreatif sebagai upaya untuk memajukan usaha.
Inovasi produk adalah penciptaan dan perubahan produk menjadi produk baru untuk meningkatkan kesukaan terhadap produk tersebut.
(55)
Inovasi proses adalah pembaruan proses atau metode yang biasa digunakan untuk memproduksi, biasanya adanya penggunaan teknologi baru.
Volume penjualan adalah total penjualan suatu produk oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Pangsa pasar (market share) adalah bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau persentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu.
Pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh setelah dikurangi biaya tunai yang dikeluarkan selama proses produksi.
B. Responden, Metode, Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Menurut Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, jumlah pelaku usaha (populasi) agroindustri keripik di kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung terdapat 28 pengusaha. Dalam hal ini, jumlah responden penelitian berjumlah 28 pengusaha agroindustri keripik. Berdasarkan informasi tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus, karena seluruh pelaku usaha dijadikan responden.
Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive), yakni di Kawasan Sentra Industri Keripik yang ada di Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.
(56)
merupakan satu-satunya sentra atau pusat agroindustri keripik olahan di Kota Bandar Lampung.
Waktu penelitian dimulai pada Bulan Desember 2013 sampai dengan Bulan Desember 2014. Untuk waktu pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan April- Mei 2014.
C. Jenis dan Pengumpulan Data, Variabel dan Instrumen Penelitian
1. Jenis dan Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung dari responden dengan cara wawancara, meliputi kreativitas, inovasi dan kinerja
pemasaran agroindustri keripik di Sentra Industri Keripik Bandar Lampung. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber kedua, yaitu dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti jumlah pelaku usaha agroindustri keripik di Sentra Industri Keripik Bandar Lampung. Data sekunder didapatkan dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung
2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan meliputi variabel independen (X) yaitu kreativitas (X1) dan inovasi (X2), serta variabel
dependen (Y) yaitu kinerja usaha (volume penjualan, pangsa pasar dan jumlah pendapatan).
(57)
3. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan (pernyataan) yang disusun untuk menilai dan mengukur berbagai indikator dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Pertanyaan (pernyataan) tersebut diukur dengan skala likert 5 (lima) jenjang, sehingga skala pengukuran variabel-variabel tersebut adalah ordinal. Skala likert memiliki 5 (lima) tingkat preferensi jawaban dengan pilihan. Dalam penelitian ini skala likert
digunakan untuk mengukur variabel kreativitas, inovasi dan kinerja pemasaran.
Data yang didapat berdasarkan pertanyaan (pernyataan) dalam kuesioner memiliki skala ordinal, yaitu kreativitas, inovasi dan kinerja pemasaran. Untuk melakukan analisis data dengan skala ordinal, terlebih dahulu data diubah menjadi skala yang lebih tinggi (data interval), sehingga data dapat dianalisis dengan analisis jalur (path analysis). Teknik transformasi data ordinal menjadi data interval yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval) yang merupakan metode yang digunakan untuk mengubah data berskala ordinal menjadi skala interval. Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval dijelaskan oleh Kuncoro dan Riduwan (2008) yaitu,
1) Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan. 2) Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4,
(58)
3) Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden (proporsi). 4) Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan perkolom skor.
5) Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6) Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).
7) Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
NS =
8) Ubah nilai Scale Value terkecil (nilai negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan 1, lalu menghitung nilai transformasi dengan menggunakan rumus : Y = NS + [ 1 + | NSmin |]
Untuk mendapatkan data yang baik, yaitu yang benar-benar mengukur variabel, maka instrumen penelitian (kuesioner) harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan menggunakan instrumen penelitian yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan alat bantu program SPSS versi 16.
a. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner yang dibuat untuk responden. Suatu kuesioner dikatakan sah
(59)
atau valid jka pertanyaan dan kuisioner yang digunakan mampu untuk mengungkap sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut (Sugiyono, 2004).
Uji validitas dilakukan dengan cara menguji korelasi antara skor item dengan skor total. Koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item–item tersebut dapat mengungkapkan indikator yang akan diukur. Secara statistik angka korelasi bagi total yang dapat diperoleh harus
dibandingkan dengan angka kritis nilai korelasi “Pearson Corellation”,
hal ini dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya signifikansi dari nilai korelasi yang didapat. Untuk uji validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu,
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
r hitung : koefisien korelasi
∑ : jumlah skor item
∑ : jumlah skor item n : jumlah responden
Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah: 1) Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket
dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, atau
2) Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan
(60)
Dalam penelitian ini, uji validitas instrumen penelitian (kuesioner) menggunakan software analisis data yaitu SPSS 16. Hasil uji validitas dengan melihat besarnya signifikansi dari setiap item pernyataan. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95 persen, sehingga jika signifikansi item pernyataan pada kuesioner kurang dari 0,05, maka item pernyataan pada kuesioner adalah valid. Hasil uji validitas instrument dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil uji validitas
No. Item No. Pertanyaan Sig. (2-tailed) N Keterangan
1 1 0 28 Valid
2 2 0,01 28 Valid
3 3 0 28 Valid
4 4 0 28 Valid
5 5 0 28 Valid
6 6 0,492 28 Tidak Valid
7 7 0 28 Valid
8 8 0,422 28 Tidak Valid
9 9 0 28 Valid
10 10 0,004 28 Valid
11 11 0,027 28 Valid
12 12 0 28 Valid
13 13 0,04 28 Valid
14 14 0,009 28 Valid
15 15 0,256 28 Tidak Valid
16 16 0,024 28 Valid
17 17 0,015 28 Valid
18 18 0,041 28 Valid
19 19 0 28 Valid
20 20 0,027 28 Valid
21 21 0 28 Valid
22 22 0 28 Valid
23 23 0,001 28 Valid
24 24 0 28 Valid
25 25 0 28 Valid
26 26 0 28 Valid
27 27 0,004 28 Valid
28 28 0 28 Valid
(61)
Hasil uji validitas kuesioner dapat dilihat pada tabel 7. Berdasarkan Tabel 7 terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 6, 8 dan 15 dengan signifikansi masing-masing yaitu 0,492, 0,422 dan 0,256. Pertanyaan nomor 6 dan 8 merupakan bagian dari variabel kreativitas, sedangkan pertanyaan nomor 15 merupakan bagian pertanyaan dari variabel inovasi. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05, sehingga perlu dikeluarkan dari perhitungan karena tidak dapat digunakan.
b. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan pengujian alat pengumpul data yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen (kuesioner), sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Perlu diperhatikan bahwa suatu pengukuran mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Alfa, yaitu:
[ ] [ ∑ ]
Dimana:
∑ ∑
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrument atau koefisien alfa
k : banyaknya bulir soal
(62)
: varians total : jumlah responden
Untuk menafsirkan hasil uji reliabilitas, kriteria yang digunakan adalah: a. Jika nilai hitung alpha lebih besar (>) dari nilai tabel r maka angket
dinyatakan reliabel, atau
b. Jika nilai hitung alpha lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka angket dinyatakan tidak reliabel
c. Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% dan db = n – 2.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dengan program SPSS 16, diketahui nilai koefisien alpha sebesar 0,926. Hal ini menunjukkan item pernyataan dalam kuesioner telah reliabel.
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan kedua, yaitu dapat diketahui dengan menggunakan pengukuran skala likert yang kemudian akan dikelompokkan dalam tabulasi data dan dideskripsikan. Tingkat kreativitas, inovasi dan kinerja pemasaran akan diketahui melalui analisis secara deskriptif.
Pengukuran kreativitas, inovasi dan kinerja pemasaran dilakukan dengan menggali pernyataan responden menggunakan skoring 1-5 melalui pertanyaan
(63)
dalam kuesioner. Skor kemudian diklasifikasikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Klasifikasi data lapangan dari variabel yang diteliti dirumuskan menggunakan rumus Sturges (dalam Dajan, 1986) dengan rumus :
Keterangan :
Z = interval kelas X = nilai tertinggi Y = nilai terendah
K = banyaknya kelas atau kategori
Penentuan kelas atau kategori yang akan digunakan : a. Kelas pertama
Mengambil nilai terkecil sebagai batas bawah.
Menjumlahkan nilai terkecil dengan panjang interval kelas . b. Kelas Kedua
Batas bawah kelas kedua dimulai dengan melanjutkan batas atas kelas pertama. Kelas ke-3 dan seterusnya dapat ditentukan dengan cara yang sama.
Analisis verifikatif digunakan untuk menjawab tujuan ketiga dan keempat. Analisis ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur (Path Analysis) digunakan untuk menguji pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat (Kuncoro dan Riduwan, 2008).
(64)
Analisis jalur (Path Analysis) menggunakan program SPSS versi 16. Data yang diperoleh berupa data ordinal, kemudian ditranformasikan dahulu menjadi data interval menggunakan metode MSI (Method of Successive Interval). Data hasil transformasi kemudian dianalisis, sehingga didapat koefisien regresi untuk memprediksi seberapa besar pengaruh masing-masing variabel. Pada diagram jalur digunakan pengaruh langsung dan tidak
langsung. Pengaruh langsung berarti bahwa variabel bebas mempengaruhi secara langsung variabel terikat, sedangkan pengaruh tidak langsung berarti bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat melalui variabel bebas yang lainnya. Langkah-langkah dalam menguji path analysis, menurut Kuncoro (2008), adalah sebagai berikut,
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural.
Hipotesis dan persamaan struktural dalam penelitian ini adalah kreativitas dan inovasi terhadap kinerja pemasaran Industri Keripik. Persamaan struktural dalam penelitian ini dapat dirumuskan:
Y = pyx1 X1 + pyx2 X2+ py e
Keterangan:
pyx1 X1 : koefisien jalur X1 (kreativitas) pyx2 X2 : koefisien jalur X2 (inovasi) py e : nilai residu
Y : Kinerja Pemasaran Industri Keripik X1 : Kreativitas
X2 : Inovasi
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi. dari hasil regresi SPSS versi 16 dan hubungan jalur dibuat
(1)
pelaksanaan sertifikasi produk. Selain itu, bersama dengan PTPN VII, kawasan ini juga mendapat dukungan promosi berupa keikutsertaan UMKM keripik di kawasan dalam pameran-pameran baik yang diselenggarakan di Propinsi Lampung maupun di luar daerah Lampung.
Dukungan yang didapat oleh UMKM tersebut yaitu berupa dukungan peningkatan pengetahuan atau wawasan pengusaha terhadap pengelolaan manajerial, pengemasan yang baik, teknik produksi, dan sebagainya melalui pelatihan-pelatihan maupun seminar bagi para pelaku UMKM. Beberapa penyelenggara pelatihan dan seminar ini selain Departemen Perindustrian Kota Bandar Lampung dan PTPN VII Propinsi Lampung, juga didukung oleh Departemen Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung, Politeknik Pertanian Universitas Lampung, Balai Ristek Standarisasi, Departemen Pertanian Propinsi Lampung, dan sebagainya.
(2)
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan:
1. Tingkat kreativitas dan tingkat inovasi pengusaha agroindustri keripik, serta tingkat kinerja pemasaran agroindustri keripik berada dalam kategori tinggi.
2. Kreativitas berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja pemasaran melalui inovasi pada agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung.
3. Inovasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pemasaran pada agroindustri keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Bandar Lampung.
B. Saran
Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah: 1. Dari hasil penelitian, diketahui volume penjualan pada pengusaha keripik
berbeda-beda, hal ini disebabkan dari adanya perbedaan pengembangan kios-kios usaha mereka. Oleh karena itu, diharapkan pengusaha untuk memperluas kios usahanya sehingga kinerja pemasarannya, khususnya volume penjualan usaha mereka akan semakin meningkat.
(3)
lain yang juga berpegaruh terhadap kinerja pemasaran. Saran yang diajukan adalah perlu dilakukan penelitian sejenis dengan melibatkan variabel-variabel lain selain variabel-variabel yang ada dalam model
(penelitian ini), misalnya orientasi wirausaha dan aspek lingkungan usaha.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. 2005. Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Anoraga, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik. 2010. Profil Industri Mikro Dan Kecil. Bandar Lampung : BPS Provinsi Lampung.
_________________. 2013. Bandar Lampung Dalam Angka. Bandar Lampung : BPS Provinsi Lampung.
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan. 2010. Industri Kecil dan Menengah. Bandar Lampung : Disperindag Provinsi Lampung. ______________________________________________. 2013. Daftar
Persebaran Agroindustri Keripik Di Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung : Disperindag Provinsi Lampung.
Farisi, Raisan Al. 2013. Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha. Skripsi. Program Studi Manajemen. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Firdausa, Rosetyadi Artistyan. 2012. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Ghozali, Imam. 2006, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Cetakan Keempat. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadiyati, Ernani. 2012. Kreativitas Dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap
Pemasaran Kewirausahaan Pada Usaha Kecil. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Vol.1 (3): 135 – 151.
(5)
Kamus Besar Bahasa Indonesia . “Kreativitas, Inovasi dan Keripik”. 11 Februari 2014 pukul 14.47 WIB. http://kbbi.web.id/.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Krisdiyanti. 2010. Kreativitas Dan Inovasi Wirausaha Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran. Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Kuncoro, E. Achmad dan Riduwan. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung : Alfabeta.
Kuratko, D.F. 2009. Entrepreneurship, Theory, Process, Practice. South-Western : South-Western Cengage Learning.
Losalia, RD. 2013. Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha Pada Sentra Usaha Kecil Menegah. Skripsi. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
Manalili, 1996. Pembangunan agroindustri berkelanjutan. Yogyakarta : Kanisius. Mantra, I. B. 2004. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soeharjo, 1991. Konsep dan Ruang Lingkup Agroindustri dalam Kumpulan Makalah Seminar Agribisnis. Buku I. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertananian IPB. Bogor.
Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Soleh, Mohamad. 2008. Analisis Strategi Inovasi Dan Dampaknya Terhadap
Kinerja Perusahaan. Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.
Suendro,Ginanjar. 2011. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan Vol.13 (1).
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.
Sukarno, Gendut. 2011. Meningkatkan Kinerja Pemasaran UMKM Melalui Peran Lingkungan, Inovasi Produk Dan Kreatifitas Strategi Pemasaran. Ekuitas Vol.15 (3).
(6)
Sumarsono, Sonny. 2009. Kewirausahaan. Jember : Graha Ilmu.
Sunarto. 2006. Manajemen Pemasaran 2. Yogyakarta : UST Press Yogyakarta. Suryana. 2008. Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Suryanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Prenada Media. Swastha dan Irawan. 2000. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta :
Liberty.
Sya'roni, D.A.W. dan Janivita J. 2012. Sudirham. Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Teknologi Vol.11 (1). Tambunan, T. H. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu
Penting. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Tanoko, Hendro. 2010. Kontributor Kinerja Pemasaran Dari Aspek Reward, Individu Dan Kreatifitas Strategi Pemasaran. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol.1 (2).
Wijandi, Soesarsono. 2004. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Wikipedia. “Daya Cipta”. http://id.wikipedia.org/wiki/Daya_cipta. Pukul 12.01 WIB hari selasa tanggal 11-2-2014
Wikipedia. “Keripik”. id.wikipedia.org/wiki/Keripik.14 Januari 2013 pukul 11.49.
Winardi, J. 2003. Entrepreneur Dan Entrepreneurship. Jakarta : Prenada Media. Wiratmo, Masykur. 2001. Pengantar Kewiraswastaan. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
Zimmerer, W.T dan N.M. Scarborough. 2008. Pengantar Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : Salemba Empat.