Pengujian Instrumen Trainer Sensor yang Ditujukan Untuk Peserta Didik Pengguna Teknik Analisa Data

33

G. Pengujian Instrumen Trainer Sensor yang Ditujukan Untuk Peserta Didik Pengguna

Instrumen penelitian dikatakan sesuai, jika memenuhi syarat berupa validitas dan reliabilitas. Untuk itu, instrumen penggunaan media pembelajaran sensor yang diisi oleh siswa perlu dilakukan pengujian ditinjau dari tingkat validitas dan reabilitasnya. Berikut ini merupakan proses pengujian instrument tersebut:

a. Uji Validitas Instrumen Trainer Sensor yang Ditujukan Untuk Peserta Didik Pengguna

Pada instrumen media pembelajaran sensor yang ditujukan untuk peserta didik pengguna perlu dilakukan uji validitas di lapangan. Hal ini bertujuan mengetahui validitas butir instrumen. Bila harga korelasi r dibawah 0,30 maka butir instrumen tersebut tidak valid Sugiyono, 2009:179. Analisis validitasnya menggunakan rumus Pearson Corelation dengan bantuan software SPSS 22. Rumus Korelasi yang digunakan dalam Widoyoko 2012: 147 sebagai berikut :

b. Uji Reliabilitas Instrumen Trainer Sensor yang Ditujukan Untuk Peserta Didik Pengguna

Menurut Zainal Mustafa 2009:224, reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa tinggi suatu instrumen dapat dipercaya, artinya reliabilitas menyangkut konsistensi alat ukur. Teknik untuk mencari reliabilitas instrumen berupa kuesioner dengan skala Likert bersifat interval adalah menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan software SPSS 22. Rumus Alpha yang digunakan dalam Widoyoko 2012: 163-164 sebagai berikut: 34 Nilai reliabilitas alat pengumpul data yang telah diuji menentukan tingkat reliabilitas alat pengumpul data tersebut. Berikut tabel interpretasi nilai r menurut Suharsimi Arikunto 2006:276. Tabel 4. Tabel Interprestasi Nilai r Besarnya Nilai r Interprestasi 0,800 – 1,000 Tinggi 0,600 – 0,799 Cukup 0,400 – 0,599 Agak Rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,000 – 0,199 Sangat Rendah

H. Teknik Analisa Data

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Data yang telah diperoleh melalui angket oleh ahli media, ahli materi dan siswa berupa nilai kuantitatif yang akan diubah menjadi nilai kualitatif. 35 Adapun aturan pemberian skor konversi kuantitatif ke dalam kualitatif dengan rating scale 1-4 ditujukan oleh tabel 5 : Tabel 5. Aturan Pemberian Skor No. Keterangan Skor Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1. SB Sangat Baik 4 1 2. B Baik 3 2 3. KB Kurang Baik 2 3 4. SKB Sangat Kurang Baik 1 4 Sumber : Sukarjo, 2006: 53 Dari data yang telah dikumpulkan maka dilakukan perhitungan nilai rata- ratanya. Berikut perhitungan rata-ratanya dengan rumus : �̅ = ∑ � � Keterangan: �̅ : Skor rata-rata ∑� : Jumlah skor N : Jumlah penilai Selanjutnya dari data yang diperoleh baik dari ahli media, ahli materi maupun peserta didik diubah menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian ideal. Menurut Sukarjo 2006: 53, memberikan ketentuan kriteria penilaian ideal ditujukkan dalam tabel 6 berikut berikut: Tabel 6. Kriteria Kategori Penilaian Ideal Skor Kriteria � 1 + ,8 �� 1 � Sangat Layak � 1 + ,6 �� 1 � ≤ � 1 + ,8 �� 1 Layak � 1 − ,6 �� 1 � ≤ � 1 + ,6 �� 1 Cukup Layak � 1 − ,8 �� 1 � ≤ � 1 − ,6 �� 1 Tidak Layak � ≤ � 1 − ,8 �� 1 Sangat Tidak Layak Sumber : Sukarjo, 2006: 53 36 Keterangan : � 1 ̅̅̅ ∶ rata − rata ideal � 1 ̅̅̅ = x skor maksimal ideal + skor minimum ideal �� 1 : simpangan baku ideal �� 1 = . x skor maksimal ideal − skor minimum ideal X ∶ skor aktual Skor maksimal ideal ∶ ∑ butir kriteria x skor tertinggi Skor maksimal ideal ∶ ∑ butir kriteria x skor terendah Setelah tiap indikator penilaian Trainer sensor dinilai oleh ahli media, ahli materi serta respon tanggapan peserta didik selanjutnya harus ditentukan nilai media pembelajaran sensor secara keseluruhan. Untuk menilai Trainer sensor secara keseluruhan, terlebih dahulu harus ditentukan skor rata-rata seluruh aspek. Kemudian dideskripsikan secara kualitatif media pembelajaran sensor dengan menggunakan kriteria kategori penilaian ideal yang dijabarkan pada tabel 6. Dari hasil perhitungan menurut tabel 6 tersebut akan diketahui bagaimana kelayakan Trainer sensor yang dibuat apabila digunakan sebagai pembelajaran di kelas. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan Trainer

Prosedur penelitian pengembangan media mengadaptasi dari langkah yang ditulis oleh Dick and Carry 1996 yang disebut juga model pengembangan ADDIE yang dikutip oleh Dr. Endang Mulyatiningsih 2013:199. Hasil penelitian yang didapatkan berdasarkan model pengembangan ADDIE sebagai berikut.

1. Analysis

Berdasarkan identifikasi terhadap silabus mata pelajaran sensor dan dan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2016 dengan narasumber guru pengampu mata pelajaran produktif Sensor dan Aktuator Jurusan Teknik Elektronika Industri kelas XI SMK Negeri 2 Pengasih Ibu Sri Indarwati, S.T., didapatkan data bahwa saat ini proses pembelajaran di SMK Negeri 2 Pengasih terdapat beberapa permasalahan, salah satunya adalah kurangnya media pendukung kegiatan belajar mengajar. Saat ini, proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran ceramah. Pada mata pelajaran Sensor dan Aktuator materi prinsip kerja, sifat, dan karakteristik sensor, sebagian besar siswa kurang tertarik dan cepat bosan karena materi yang disampaikan dilakukan dengan model ceramah, sehingga siswa kurang memahami tentang prinsip kerja, sifat, dan karakteristik sensor. Pada proses pembelajaran materi tersebut, siswa tidak melakukan kegiatan praktikum karena keterbatasan media yang tersedia. Selain itu, piranti sensor yang dimiliki oleh sekolah belum cukup untuk memenuhi ketercapaian materi tentang prinsip kerja, fungsi dan karakteristik sensor.

Dokumen yang terkait

Kelas 11 SMK Teknik Sensor & Aktuator 1

1 10 171

PENGEMBANGAN MEDIA ROBOT DENGAN SOFTWARE GUI UNTUK PENCAPAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SENSOR DAN AKTUATOR PADA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI.

3 28 281

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MATA PELAJARAN PIRANTI SENSOR DAN AKTUATOR KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI DI SMK N 2 DEPOK.

0 2 267

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER LENGAN ROBOT PEMINDAH BARANG UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK PEREKAYASAAN SISTEM KONTROL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMKN 2 PENGASIH.

0 8 249

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER KIT SENSOR DAN AKTUATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA PELAJARAN TEKNIK MIKROKONTROLER DI SMK YPT 1 PURBALINGGA.

5 17 239

PENGEMBANGAN TRAINER SENSOR SEBAGAI PENUNJANG MATA PELAJARAN TEKNIK MIKROPROSESOR KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA DI SMK N 2 PENGASIH.

2 7 162

Pengembangan Trainer Mikrokontroler AT89S51 sebagai Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Mikrokontroler Program Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Nanggulan.

0 0 213

HUBUNGAN PRESTASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN MINAT KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMKN 2 PENGASIH TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 130

PENGEMBANGAN MEDIA ROBOT DENGAN SOFTWARE GUI UNTUK PENCAPAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SENSOR DAN AKTUATOR PADA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 2 PENGASIH.

0 1 281

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK N 2 PENGASIH DALAM MEMAHAMI KONSEP SENSOR DAN AKTUATOR DENGAN METODE MIND MAPPING.

0 0 186