2
2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan utama program Keluarga Berencana adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkatangka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga
kecil berkualitas Arum, 2011.
2.2 Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, yang disertai dengan pelepasan deskuamasi endometrium Manuaba, 2009. Siklus ini
terkadang disebut dengan istilah siklus uterus dan ovarium karena perubahan yang bersamaan yang terjadi pada organ-organ tersebut. Panjang siklus haid yang normal
atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, dengan variasi 18-40 hari. Pada manusia, menstruasi biasanya terjadi pada usia 8-13 tahun usia
pubertas dan berakhir jika wanita tersebut sudah menopause Benson, 2008, yang biasanya terjadi pada umur 49-50 tahun ALK, 2013, dihitung dari periode
menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea tidak mendapatkan
siklus haid.
Pada setiap siklus haid, FSH dikeluarkan lobus anterior hipofisis sehingga beberapa folikel primer yang berkembang dalam ovarium, umumnya satu folikel
kadang-kadang juga lebih dari satu berkembang menjadi folikel degraf yang membuat estrogen menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis
mengeluarkan hormon gonadotopin yang kedua yaitu: LH. Produksi kedua hormon gonadotropin FSH dan LH dibawah pengaruh RH realizing hormone yang di
salurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran LH ini sangat di pengaruhi oleh mekanisme umpan balik esterogen terhadap hypotalamus dan pengaruh luar, seperti
cahaya buah-buahan melalui bulbus olfaktorius dan hal - hal psikologik. Estrogen
menghambat ovulasi melalui efek pada hipotalamus kemudian mengakibatkan
3 suppresi pada FSH dan LH kelenjar hypophyse. Penghambatan tersebut tampak dari
adanya estrogen pada pertengahan siklus, sehingga tidak adanya puncak-puncak FSH dan LH pada pertengahan siklus dan supresi post-ovulasi, peninggian
progesteron dalam serum dan pregnanediol dalam urin yang terjadi dalam keadaan normal. Produksi hormone endogenous memang di hambat, tetapi tidak seluruhnya.
Masih ada sedikit estrogen yang dihasilkan ovarium seperti pada fase folikuler. Luteolysis yaitu degenerasi korpus luteum, menyebabkan penurunan yang cepat dari
produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium sehingga dilepaskan jaringan endometrium dan menyebabkan penurunan kadar progesteron serum sehingga
mencegah implantasi normal Hartanto, 2003.
Ovulasi yang bertambah karena terganggunya fungsi poros hypothalamus- hypophyse ovarium dan modifikasi FSH dan LH pada pertengahan siklus. Implantasi
dapat dicegah bila diberikan progesterone pra ovulasi. Pemberian progesterone- eksogenous dapat menganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun
terjadi ovulasi, produksi progesteron yang kurang dari corpus luteum menyebabkan
penghambatan dari implantasi Costance, 2009.
Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi. Pengangkutan
ovum yang lambat dapat menyebabkan peninggian insidens implantasi kehamilan ektopik tuba pada wanita yang memakai kontrasepsi yang hanya mengandung
progesterone. Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid yang mempunyai ovulasi.
Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang kental, sehingga mortilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat
Hartanto, 2003.
Melalui hypothalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran follicle stimulating hormone FSH sehingga perkembangan dan
kematangan folikle de Graff tidak terjadi. Di samping itu progesteron dapat
4 menghambat pengeluaran luteinizing hormone LH. Dan memakai jangka lama
estrogen mempercepat peristaltic tuba sehingga hasil kontrasepsi mencapai uterus- endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi Manuaba, 2009.
2.3 Pengertian Kontrasepsi Suntik Depo-provera