65
F. Industri Furnitur Kayu dan Ekolabeling
Industri furnitur merupakan salah satu bidang industri yang memiliki peranan potensial bagi perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil devisa dan penyerapan
tenaga kerja serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keberadaan industri furnitur mempunyai rantai nilai value chain yang sangat panjang dan terkait dengan berbagai
sektor yang lain. Industri furnitur memiliki efek pengganda multiplier effectyang sangat besar, yaitu mulai dari pengrajin yang memasok barang setengah jadi ke
pengusaha, pedagang kayu, pengusaha bahan-bahan pendukung hingga pada warung makan, kios, wartel, dan hotel yang berada di sekeliling industri furnitur tersebut yang
sifatnya klaster. Indonesia termasuk salah satu negara eksportir furnitur terbesar di duniaFauzi et
al., 2007. Posisi ekspor produk furnitur Indonesia pada tahun 2006 berada pada peringkat 8 dunia dengan urutan dari peringkat tertinggi China, Kanada, Meksiko, Itali,
Vietnam, Malaysia, dan Taiwan. Berdasarkan data perkembangan nilai ekspor Indonesia, ekspor produk kayu yang berupa dining, living, shop and othersOutdoor;
HS 940360 merupakan produk ekspor terbesar. Ekspor furnitur Indonesia 2006 – 2009 tercatat berturut-turut adalah US 2.100,3; 2.145,7; 2.017; 1.455,8 BPS, 2008.Dalam
kurun waktu tahun2000 sampai 2006 kecenderungan nilaiekspor nasional terus meningkat. Tahun 2008 menunjukkan perkembangan menurun antara lain karena resesi
dunia yang melanda negara tujuan ekspor seperti USA. Ekspor furnitur Jawa Tengah pada tahun 2006-2009 berturut-turut adalah US 432; 440, 449; 433BPS, 2008. Lebih
dari 75 industri furnitur di Indonesia merupakan industri berbahan baku kayu wooden furnitur
Asmindo, 2008. Jawa Tengah adalah provinsi yang memiliki pangsa pasar
66 furnitur sebesar 31-35 terhadap total ekspor nasional sehingga menjadikan Jawa
Tengah produsen furnitur kedua terbesar setelah Jawa timur yang menyumbang sekitar 46-50 industri furnitur secara nasional Senada, 2008. Perkembangan ekspor furnitur
Jawa Tengah selama empat tahun berfluktuasi tetapi cenderung menurun. Keadaan ini disebabkan oleh krisis dunia yang terjadi pada negara tujuan ekspor terutama Amerika
Serikat. Menurut Departemen Perindustrian, Jawa Tengah telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan industri furniturDepperin, 2009. Di seluruh Indonesia terdapat
2016 unit industri furnitur yang berorientasi ekspordan 778 unit atau 38.6 diantaranya berlokasi di Jawa Tengah Daerah Istimewa Yogyakarta Asmindo, 2008.
Menurut Dinperindag Jateng 2010, industri furnitur adalah penyumbang produk domestik regional bruto PDRB tertinggi. Sebagaimana tahun-tahun
sebelumnya, pada akhir tahun 2008 kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB tetap yang terbesar, yakni 27 persen atas dasar harga berlaku. Berikutnya baru
sektor pertanian 21,87 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 20,94 persen, sektor jasa-jasa 10 persen, dan sektor-sektor lain.
Ruang lingkup industri furnitur disusun berdasarkan pengelompokan dan kategori internasional. Berdasarkan kode harmonized sistem produk furnitur kayu hs
94.03 terdiri atas furnitur kayu hs 94.03.30, furnitur dapur hs 94.03.40, furnitur kamar tidur hs 94.03.50 dan furnitur outdoor dengan kode hs 94.03.60 dining, living,
shop and other wooden furnitur . Data perkembangan nilaiekspor Indonesia
menunjukkan bahwa ekspor produk kayu hs940360 merupakan produk ekspor primadona. Rata-rata pangsa produk furnitur outdoor terhadap total ekspor furnitur
Indonesia ke dunia sebesar 79. Nilai produk outdoor ini cenderung meningkat
67 berdasarkan data tahun 2000 sampai dengan 2006. Pada tahun2005 nilaiekspor produk
furnitur outdoor Indonesia sebesar 677.82 juta US dan pada tahun2006 ekspor produk meningkat dengan nilai816 juta US.
G. Pembeli Kayu Terbesar Dunia dan Sertifikasi Ekolabel