Kaitan Ekolabel, Industri Furnitur dan Hutan Lestari

73 4 Estimasi produksi kayu bulat adalah 51 juta m3 pada 2002, secara signifikan lebih tinggi dibandingkan volume produksi kayu legal yaitu antara 20 dan 25 juta m3. Penebangan pertahun yang diijinkan the Annual Allowable CutAAC oleh pemerintah pusat untuk konsesi HPH adalah hanya 5.7 juta m3. Maka persentase penebangan dan ekspor kayu dan kayu lapis adalah mencurigakan. 5 Indonesia mengeluarkan larangan ekspor kayu bulat pada 2002, tetapi perdagangan kayu yang tidak dilaporkan menjadi masalah yang tidak terjawab. Diperkirakan hampir 2.9 juta di ekspor ke Malaysia, China, Thailand dan Philippina. 6 Indonesia telah melakukan perjanjian kerjasama dengan negara lain dalam upaya memecahkan masalah penebangan liar illegal logging. 7 Dibanding negara lain Indonesia termasuk yang paling parah sebagai pemasok kayu bulat yang lebih dari 50 tak jelas asal-usulnya Seneca, 2007

J. Kaitan Ekolabel, Industri Furnitur dan Hutan Lestari

Masalah lingkungan hidup terus berkembang menjadi isu global, sejak berlangsungnya konperensi Stockholm pada tahun1972. Negara-negara industri maju, khususnya di Amerika dan Eropa semakin meningkat kepeduliannya terhadap kondisi lingkungan di seluruh bagian dunia. Dalam bidang kehutanan, isu lingkungan hidup global menjadi salah satu bahan diskusi utama dalam Sidang Dewan ke 8 International Tropical Timber Organization ITTO yang berlangsung di Bali pada tahun1990. Salah satu hasil penting dari sidang tersebut adalah komitmen untuk terlaksananya pengelolaan hutan yang lestari paling lambat pada tahun2000. Pada tahun2000 dilakukan pemberian label atau sertifikat bagi produk-produk yang terbuat dari kayu tropis. Pengertian ekolabel berasal dari kata eco yang berarti lingkungan, dan label yang berarti tanda atau sertifikat. 74 Ekolabel adalah suatu pemberian penghargaan berupa simbol, tanda atau label kepada produk dan atau jasa yang dalam daur hidupnya mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pendistribusian, penggunaan dan pembuangan setelah penggunaan, memberi dampak lingkungan relatif kecil dari pada produk lain yang sejenis. Dapat pula diartikan sebagai suatu klaim atau pernyataan yang menunjukkan aspek lingkungan suatu produk atau jasa ISO 14020. Label dimaksud adalah pertanda yang memberikan keterangan bahwa kayu yang dipergunakan untuk membuat produk tertentu berasal dari hutan yang dikelola secara lestari. Lembaga ekolabel Indonesia LEI dibentuk pada Tahun 1994, yang dipimpin oleh mantan menteri negara lingkungan hidup Emil Salim. Sifat kerja lembaga ini independen, tidak terikat dengan lembaga atau instansi pemerintah manapun dan diberikan kewenangan untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan pengelolaan kelestarian hutan tropis Indonesia. Perlu diperhatikan bahwa ada perbedaan antara ekolabel dengan pengelolaan hutan lestari atau sustainable forest management SFM. Ekolabel lebih fokus kepada tahapan-tahapan pemberian sertifikasi, sedangkan SFM lebih menitik beratkan kepada pelaksanaan pengelolaan hutan secara berkelanjutan. SFM dengan demikian dapat terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan ekolabel untuk memberi sertifikasi bagi produk hasil hutan yang telah dikelola secara lestari baik hutan alam maupun tanaman serta produk non kayu. Pada prinsipnya, pemberian sertifikat dalam kegiatan ekolabel dilaksanakan dengan melakukan pengujian terhadap setiap tahap kegiatan pengusahaan hutan.

K. Kaitan antara Lingkungan, Perdagangan, Ekolabel dan Hutan Lestari.