Propagasi Gelombang BAB I DASAR SINYAL AUDIO EDIT

8 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008 Contoh gelombang suara dengan sifat bervariasi. Wave Movement Wavelength Amplitudo Fasa Attenuation 50 10 0.002 150 10 0.002 50 20 0.002 50 20 0.5 0.002 50 40 0.007 Gambar 1 – 11. Gelombang suara dengan sifat bervariasi

1.1.3. Propagasi Gelombang

Perjalanan gelombang suara dalam udara sekitar 344 mdetik. Kecepatan ini relatip kecil tergantung temperature, dan dalam kondisi ruang normal dapat diabaikan. Panjang gelombang suara merupakan jarak antara pengulangan berturut-turut dari bentuk gelombang sebagai perjalanan suara melalui udara. Panjang gelombang diekspresikan dalam persamaan berikut : Panjang gelombang = kecepatan frekuensi = cf Dengan pengertian : c = kecepatan rambat gelombang suara mdetik f = frekuensi Hertz = panjang gelombang m Perioda T didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk satu siklus bentuk gelombang T = 1f. Untuk f = 1kHz, maka T = 11000 = 1 mdetik atau 0,001 detik dan = 344 1000 = 0,344 m. Gerakan gelombang Panjang gelombang Amplitudo Fasa Atenuasi DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008 9 Gambar 1 - 12. Aspek-aspek dasar gelombang sinus Suara terendah yang dapat didengar memiliki panjang gelombang 10 m dan yang tertinggi mempunyai panjang gelombang sependek 20nm. Cakupan cukup besar dan kita akan melihat ini memiliki perilaku suara yang tegas. Bentuk gelombang sinus merupakan dasar pembentukan dari semua sinyal pembicaraan dan musik. Gambar 1- 12 menunjukkan aspek-aspek dasar gelombang sinus. Gelombang dapat mempunyai frekuensi sama, amplitudo dan sudut fasa keduanya dapat berbeda. Amplitudo dan sudut fasa berhubungan antara gelombang sinus ditentukan bagaimana kombinasi akustik dan elektrik. 1.1.4. Kombinasi gelombang sinus Berdasarkan gambar 1- 13. jika dua atau lebih sinyal gelombang sinus mempunyai frekuensi sama dan amplitudo ditambahkan, didapatkan hasil sinyal yang memiliki frekuensi sama dan amplitudo tergantung hubungan fasa dari sinyal aslinya. Jika terdapat beda fasa 120 o , menghasilkan amplitudo yang sama seperti salah satu dari sinyal aslinya. Jika dikombinasikan dalam fasa yang sama menghasilkan dua kali dari amplitudo dari salah satu sinyal asli. Untuk perbedaan fasa antara 120 o dan 240 o menghasilkan sinyal yang selalu memiliki amplitudo kurang dari salah satu dari sinyal aslinya. Jika kedua sinyal memiliki beda fasa pasti 180 o akan menghasilkan total nol. A1 1 1 siklus A1 1 Dua gelombang berbeda amplitudo A1 A2 Dua gelombang berbeda fasa Ø1 Ø2 Ø1 1 siklus A2 1 siklus Ø 2 22 10 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008 Generator 1 noise acak Generator 2 noise acak 1,414 Vrms 1 Vrms 1 Vrms Gambar 1 – 14. Kombinasi dua pembangkit noise acak Figure 1-2. V ector addition of two sine waves Sound System Design Reference Manual Gambar 1 – 13. Penjumlahan dua vektor dua elomban sinus Dalam rangkaian listrik sulit mempertahankan hubungan fasa yang identik untuk semua komponen gelombang sinus dari sinyal yang lebih kompleks, kecuali untuk kasus-kasus tertentu dimana sinyal dikombinasikan dengan hubungan fasa 0 o atau 180 o . Rangkaian yang mempertahankan hubungan fasa khusus misal 45 o diluar lebar cakupan frekuensi jelas kompleks. Cakupan lebar demikian, semua fasa yang dilewatkan menggeser jaringan yang digunakan dalam pemrosesan sinyal akustik. Bila berkaitan dengan sinyal kompleks seperti musik atau pembicaraan, satu hal yang harus dimengerti yaitu konsep koherensi. Sinyal listrik diumpankan melalui penguat berkualitas tinggi. Sebagian kecil sinyal mengalami distorsi, sinyal keluaran merupakan replika sinyal masukan, kecuali untuk amplitudo. Kedua sinyal meski tidak identik, dikatakan memiliki koheren terpadu tinggi. Jika sinyal dilewatkan melalui sebuah amplifier yang kurang baik, maka akan didapatkan substansi perbedaan antara masukan dan keluaran, dan koherensi tidak akan sebesar dengan penguat yang baik. Jika diperbandingkan perbedaan sinyal secara total, terdapat keserupaan secara acak dan keduanya dapat dikatakan tidak koheren. _+ _-1 _ 0 _ 0 _ 1 _ 2 Fasa relatif _+1 _ 0 _ 0 _ 1 _ 2 Fasa relatip _+2 _-1 _-2 o +1 _ Fasa relatip +V2 -1 -V2 - 1 - 2 90 o 180 o +1 _ Fasa relatip kombinasi dua gelombang sinus beda fasa 120 o menghasilkan serupa beda fasa 60 o +2 -1 -2 60 o _ 1 _ 2 120 o DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008 11 Bila dua sinyal yang tidak koheren ditambahkan, harga rms sinyal yang dihasilkan dapat dihitung dengan menambahkan daya relatip dari kedua sinyal, lebih baik dari pada tegangannya. Misal jika mengkombinasikan keluaran dari pembangkit noise yang terpisah, masing-masing menghasilkan keluaran 1 volt rms, pengukuran akan menghasilkan 1,414 volt rms ditunjukkan pada gambar 1 – 14. 1.1.5. Kombinasi Gelombang Sinus Tertunda Jika dua sinyal cakupan lebar koheren dikombinasi dengan spesifikasi perbedaan waktu antara keduanya ini lebih baik dari pada hubungan fasa yang tetap. Beberapa frekuensi akan ditambahkan dan yang lain akan ditunda. Satu sinyal yang sampai ditunda dan dikombinasi dengan sinyal original menghasilkan bentuk filter comb , yang memasuki respon frekuensi sinyal sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 1 - 15. Penundaan dapat dicapai secara elektrikal melalui penggunaan jaringan tunda yang melewatkan semua sinyal atau dengan pemroses digital. Berkaitan dengan sinyal akustik di udara, tidak ada cara untuk menghindari pengaruh penundaan dikarenakan kecepatan suara relatip lambat. Gambar 1 – 15 A. Kombinasi sinyal tertunda 12 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008 Gambar 1 – 15 B. Pengkombinasian dua sinyal koheren dengan penundaan waktu konstan 1. 2. Penguat Amplifier Amplifier atau power amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal audio setelah mengalami proses. Sinyal yang diterima akan dikuatkan untuk kemudian di umpankan ke loudspeaker. Gambar 1 – 16. Power Amplifier R e sp o n d e si b e l 20 KHz Frekuensi dalam Hertz 20 100 1 KHz 10 KHz -10 -20 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008 13 Gambar 1 – 17. Power Amplifier tata panggung

1.2.1. Fidelitas dan Efisiensi