HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DAN POWER TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN GERAK TENDANGAN BERPUTAR PENCAK SILAT SISWA SMA MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DAN
POWER TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN GERAK
TENDANGAN BERPUTAR PENCAK SILAT
SISWA SMA MUHAMMADIYAH 3
BANDAR LAMPUNG

Oleh
Hengki Rantauan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya hubungan kelincahan,
keseimbangan, dan power tungkai pada siswa yang mengikuti ektrakurikuler
pencak silat si SMA Muhammadiyah 3 Bandar Lampung, terhadap keterampilan
gerak tendangan berputar.
Metodologi penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendataan one
shot model yang artinya pengambilan data hanya berlangsung satu kali, juga
dengan cara teknik tes dan pengukuran. Data kelincahan diambil menggunakan
alat Shuttle Run, keseimbangan menggunakan alat Stork Stand, sedangkan power
tungkai menggunakan Vertikal Jum. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi
hasil perhitungan signifikan atau tidak maka perlu dibandingkan dengan r tabel

product moment, dengan taraf kesalahan 5% dan kepercayaan 95%. Telah
dibuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan,
keseimbangan, dan power tungkai terhadap gerak tendangan berputar pencak silat.
Hasil dari penelitian ini, ditemukan hubungan nyata antara kelincahan terhadap
tendangan sebesar 0,54, hubungan nyata antara keseimbangan terhadap tendangan
sebesar 0,62, dan hubungan nyata antara power tungkai dengan tendangan sebesar
0,66.
Kesimpulannya bahwa power tungkai memiliki hubungan yang sangat
berpengaruh terhadap gerak tendangan berputar yaitu sebesar 0,66.

Kata kunci: hubungan, kelincahan, keseimbangan, power tungkai, tendangan
berputar.

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DAN
POWER TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN GERAK
TENDANGAN BERPUTAR PENCAK SILAT
SISWA SMA MUHAMMADIYAH 3
BANDAR LAMPUNG

Oleh

HENGKI RANTAUAN

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Hengki Rantauan, anak ketiga dari empat bersaudara. Putra dari
pasangan Bapak Tafrizal Andika (Alm) dan Ibu Djauhari Mulyan. Penulis
dilahirkan di Metro pada tanggal 01 November 1988.


Penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 2 Hajimena Natar
Lampung Selatan pada tahun 2000, dan menamatkan pendidikan SMP Nurul
Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur pada tahun 2003. Setelah tamat dari SMP,
penulis meneruskan pendidikannya ke MAN 1 Bandar Lampung dan lulus pada
tahun 2007.

Pada Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan (FKIP) Universitas Lampung pada program S1 Penjaskes hingga saat
ini.

MOTO

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Puji Syukur Kepada Allah SWT, kupersembahkan karya
kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi :
1. Kepada ayahanda yang paling kubanggakan dan kuhormati Tafrizal Andika
(Alm) yang telah memberikan inspirasi semasa hidupnya.
2. Kepada Ibunda Djauhari Mulyan yang selalu berdo’a akan kesuksesanku.

3. Adik dan Kakakku, Nanda Riharja, S.Pd, Elsa Lestari dan Julia Mustika yang
telah menjadi motivasiku untuk meyelesaikan studiku.
4. Untuk Istriku tercinta Insani Fahma Nurdina yang telah membantu banyak dan
penyemangat dalam penyelesaian studiku
5. Untuk seluruh keluarga besarku atas perhatian dan dorongan moril yang telah
diberikan.
6. Sahabat-sahabatku yang tak dapat kusebutkan satu persatu, yang telah
membantu dan selalu memberi semangat serta motivasi untuk terus melangkah
menjadi lebih baik.
7. Almamater tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga laporan penelitian yang berjudul Hubungan Antara
Kelincahan, Keseimbangan, dan Power Tungkai Dengan Keterampilan Gerak
Tendangan Berputar Pencak Silat Pada Siswa SMA Muhammadiyah 3 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan penelitian ini disusun berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA

Muhammadiyah 3 Bandar Lampung, sebagai tugas akhir pada program
Pendidikan SI Pendidikan Jasmani dan Kesehatan tahun 2014.Penulis sangat
menyadari bahwa penulisan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik berkat
bantuan, arahan, bimbingan, dan masukan dari beberapa pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

3.

Drs. Suranto, M. Kes dosen pembimbing I, yang dengan sabar membimbing
dan memberi pengarahan kepada penulis selama melakukan penelitian


4.

Heru Sulistianta, S.Pd., M.Or dosen pembimbing II, yang telah membimbing
penulis dengan sabar dan penuh tantangan selama penenlitian.

5.

Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes dosen pembahas yang senantiasa memberikan
masukan positif bagi peneliti.

6.

Para dosen pengampu program S1 pendidikan jasmani dan kesehatan, yang
telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7.

Seluruh pihak yang membantu, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian penulisan laporan ini.


Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Akan tetapi sedikit harapan semoga laporan yang sederhana ini
akan bermanfaat bagi guru, orang tua murid, dan semua pelaku pendidikan, amin.

Bandar Lampung,
Penulis

Hengki Rantauan

Januari 2015

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................

i

KATA PENGANTAR .............................................................................


ii

DAFTAR ISI ............................................................................................

v

DAFTAR TABEL ...................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………

ix

I. PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
C. Rumusan Masalah ............................................................................
D. Tujuan Penelitian .............................................................................
E. Kegunaan Penelitian .........................................................................

1
1
7
7
8
8

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
A. Pencak Silat ...................................................................................
B. Tendangan Berputar ........................................................................
C. Prinsip – Prinsip Latihan ...............................................................
D. Ekstra Kulikuler .............................................................................
E. Aspek Kelincahan ..........................................................................
F. Keseimbangan ................................................................................

G. Power Tungkai ..............................................................................
H. Penelitian yang Relevan ..................................................................
I. Kerangka Pikir ................................................................................
J. Hipotesis .........................................................................................

10
10
13
13
14
15
16
18
19
20
21

III. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
A. Metode Penelitian .........................................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................

C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
D. Variabel Penelitian ........................................................................
E. Rancangan Penelitian ....................................................................

23
23
24
24
25
25

v

F. Defenisi Oprasional Variabel...........................................................
1. Kelincahan ...................................................................................
2. Keseimbangan ............................................................................
3. Power Tungkai ...........................................................................
4. Keterampilan Gerak Tendangan Berputar ................................
G. Instrumen Penelitian ......................................................................
1. Alat Mengukur Kelincahan .......................................................
2. Alat Mengukur Keseimbangan .................................................
3. Alat Mengukur Power tungkai ..................................................
4. Alat Mengukur Keterampilan Tendangan Berputar ..................
I. Teknik Pengumpulan data ...............................................................
1. Mengukur Kelincahan ................................................................
2. Mengukur Keseimbangan ..........................................................
3. Mengukur Power Tungkai .........................................................
J. Teknik Analisis Data ......................................................................

26
26
27
27
27
28
28
28
29
30
30
30
30
31
32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
A. Hasil Penelitian .............................................................................
1. Deskripsi Data Penelitian .........................................................
a. Variabel Kelincahan ............................................................
b. Variabel Keseimbangan .......................................................
c. Variabel Power Otot Tungkai ...............................................
d. Variabel Tendangan Berputar ...............................................
2. hasil analisis statistik .................................................................
3. Pengujian Hipotesis....................................................................
a. Hubungan Antara Kelincahan dengan Keterampilan
Tendangan Berputar Pencak Silat .......................................
b. Hubungan Antara Keseimbangan dengan Keterampilan
Tendangan Berputar Pencak Silat .......................................
c. Hubungan Antara Power Tungkai dengan Keterampilan
Tendangan Berputar Pencak Silat ..........................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian..........................................................

34
34
34
35
36
37
38
40
40

41
42

V. KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran ..............................................................................................

45
45
45

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

47

LAMPIRAN .............................................................................................

50

vi

40
41

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Normatif Data untuk Stork Uji .............................................................

29

2. Interpretasi Korelasi Product Moment .................................................

33

3. Deskripsi Data Hasil penelitian .............................................................

34

4. Distribusi Variabel Kelincahan ............................................................

35

5. Distribusi Frekuensi Keseimbangan ....................................................

36

6. Distribusi Frekuensi Power Tungkai ....................................................

38

7. Distribusi Frekuensi Tendangan Berputar ...........................................

39

8. Hasil Korelasi Variabel terhadap Tendangan Berputar Pencak Silat .....

40

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1.

Instrument Penelitian Tendangan Berputar ..............................................

51

2.

Data Responden .......................................................................................

53

3.

Data Tendangan Berputar ........................................................................

54

4.

Data Kelincahan .......................................................................................

55

5.

Data Keseimbangan .................................................................................

56

6.

Data Power Tungkai .................................................................................

57

7.

Distribusi Frekuensi Kelincahan ..............................................................

58

8.

Distribusi Frekuensi Keseimbangan ........................................................

59

9.

Distribusi Frekuensi Power Tungkai .......................................................

60

10. Hubungan Kelincahan Dengan Keterampilan Tendangan Berputar ..........

61

11. Hubungan Keseimbangan Dengan Keterampilan Tendangan Berputar .....

62

12. Hubungan Power Tungkai Dengan Keterampilam Tendangan Berputar ...

64

13. Tabel Distribusi ........................................................................................

66

14. Dokumentasi ............................................................................................

67

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Gerak Tendangan Berputar ..................................................................

13

2. Bagan Kerangka Pikir ..........................................................................

21

3. Alat Mengukur Keseimbangan ............................................................

29

4. Dara Responden ....................................................................................

34

5. Histogram Hasil Penelitian ..................................................................

35

6. Diagram Distribusi Frekuensi Kelincahan ..........................................

36

7. Diagram Distribusi Frekuensi Keseimbangan ......................................

37

8. Diagram Distribusi Frekuensi Power Tungkai .....................................

38

9. Diagram Distribusi Frekuensi Tendangan Berputar ............................

39

viii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.
Seni bela diri ini secara luas dikenal di berbagai Negara Asia, Malaysia,
Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan dan terutama di
Indonesia, sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Kini
Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi
pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara
adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh
Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pencak silat adalah

bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada

pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat.
Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas.
Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di
Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai
Diri. Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat
nasional dalam Pekan Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA
Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak

silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika. Didalam pencak silat
terdapat banyak jurus yang harus dikuasai salah satunya adalah jurus dasar
tangan kosong. Jurus dasar tangan kosong ialah rangkaian gerakan dasar untuk
tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk
menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat, saat dilakukan
untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau
gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat
digabungkan, itulah dasar pasan, atau aliran seluruh tubuh.

Pada cabang olah raga pencak silat, khususnya pada teknik tendangan,
merupakan teknik dan taktik serangan untuk jarak jangkau jauh dan sedang,
adapun yg dipergunakan dalam tendangan yaitu menggunakan tungkai sebagai
komponen penyerang. Dalam pencak silat olahraga, teknik tendangan yang
masuk sasaran atau mengenai sasaran lawan yg dituju, dalam penilaian
pertandingan, maka mendapat nilai 2.

Teknik-teknik tendangan yang terdapat dalam pencak silat .menurut jenis
tendangan yang sering dilakukan dalam pertandingan pencak silat kategori
tanding terdiri dari: (a) tendangan depan, (b) tendangan sabit, (c) tendangan
samping atau tendangan T (d) Tendangan berputar (Nugroho, 2005: 15). Pada
prinsipnya dapat dipergunakan untuk menyerang dalam pertandingan pencak
silat olah raga. Namun sebagaimana halnya dengan pukulan, tidak semua
teknik tendangan dapat dipergunakan dalam pertandingan, berdasarkan
efesiensi pelaksanaan teknik tendangan dan efektifitas untuk memperoleh
angka serta keselamatan yang melakukan tendangan tersebut. Teknik

tendangan pada pertandingan olah raga adalah: tendangan lurus, tendangan
sabit “T”, tendangan belakang atau berputar, jejag dan gajul (Notosoejitno,
1997: 71).

Pada teknik tendangan belakang atau berputar yang sering digunakan oleh
pesilat pada pertandingan, yaitu tendangan yang dilakukan dengan terlebih
dahulu memutar tubuh dan sikap tubuh membelakangi lawan, dengan
perkenaan pada telapak kaki atau tumit bagian belakang.

Unsur teknik melakukan tendangan berputar sendiri erat kaitannya dengan
biomotor kecepatan dan keseimbangan yang dimiliki oleh pesilat. Artinya,
semakin besar kecepatan dan keseimbangan yang dimiliki maka kemampuan
untuk melakukan tendangan berputar dengan sempurna dan mengenai sasaran
pun akan semakin besar. Peningkatan prestasi dalam suatu cabang olahraga
harus didukung oleh kondisi fisik yang baik, penugasan teknik khusus dan
psikologis. Memiliki kondisi yang baik maka seseorang akan lebih mudah
untuk mencapai prestasi maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988: 3),
“bahwa salah satu faktor penentu dalam mencapai prestasi olahraga adalah
terpenuhinya komponen fisik, yang terdiri dari kekuatan, kecepatan, kelincahan
dan koordinasi, tenaga (power), daya tahan otot, daya kerja jantung dan paruparu, kelenturan, keseimbangan, ketepatan dan kesehatan untuk berolahraga”.
Dengan memiliki kondisi fisik yang baik sangat mendukung aktivitas yang
dilakukan.Koordinasi dan bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan
diperolah dari proses belajar yaitu dengan memahami gerakan dan melakukan
gerakan berulang-ulang yang disertai kesadaran fikir akan benar atau tidaknya

gerak yang dilakukan. Untuk mencapai tingkat gerak tertentu, lamanya waktu
yang diperoleh oleh setiap individu berbeda-beda, ada yang memerlukan waktu
cukup lama walaupun prosedur dan intensitas belajar sama.

Dalam penelitian ini berfokus pada komponen biomotor yaitu: kelincahan,
keseimbangan dan power tungkai. Ketiga komponen ini dipilih dalam
penelitian dikarenakan biomotor ketiga di atas dianggap biomotor yang sangat
berperan dalam melakukan tendangan berputar, akan tetapi meskipun ketiga
faktor tersebut penting dalam penelitian ini tidak melupakan faktor biomotor
yang lainnya.

Pada dasarnya kelincahan merupakan suatu kemampuan untuk merubah posisi
badan secara cepat dan tepat. M. Sajoto ( 1988: 55 ) mengemukakan bahwa “
Kelincahan adalah kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi
tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain “. Sedangkan Sudjarwo ( 1993:
31) menjelaskan bahwa “ Kelincahan adalah merupakan kemampuan untuk
merubah arah dan posisi sesuai dengan situasi yang dihadapi. Berdasarkan
pengertian kelincahan di atas maka komponen biomotor kelincahan memiliki
hubungan yang erat terhadap tendangan berputar dalam silat.

Menurut Sajoto (1988: 172) keseimbangan yaitu kemampuan seseorang
mengendalikan organ-organ syaraf otot. Terdapat dua macam keseimbangan
yaitu keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis adalah
kemampuan mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan diam.
Menurut FIG (2005) syarat keseimbangan statis yaitu dapat mempertahankan
posisi seimbang minimal tiga detik tanpa ada pergerakan. Keseimbangan

sangat diperlukan dalam melakukan tendangan berputar, yaitu pada saat sikap
akhir atau gerak lanjut dalam tendangan berputar. Dalam prakteknya
keseimbangan yang dimiliki para murid masih lemah dilihat dari penyelesaian
akhir gerakan dari posisi badan bungkuk menuju badan berdiri tegak, masih
banyak murid yang sempoyongan untuk berdiri dan bahkan banyak murid
yang gagal pada proses ini dikarenakan kemampuan keseimbangan yang
dimiliki murid yang masih lemah.

Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan kontraksi
otot (Sukadiyanto, 2010: 231). Daya ledak merupakan salah satu dari
komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat
berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa kuat
seseorang dapat menendang, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan
lainnya. Daya ledak adalah faktor utama dalam pelaksanaan segala macam
keterampilan dalam berbagai cabang olahraga. Berdasarkan pada definisidefinisi di atas dapat disimpulkan bahwa dua unsur penting yang menentukan
kualitas daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan. Daya ledak merupakan
kemampuan otot untuk melakukan reaksi atau kerja cepat. Dalam melakukan
tendangan berputar daya ledak otot tungkai digunakan untuk menghasilkan
tendangan yang cepat, kuat, dan akurat. Daya ledak otot tungkai sangat
diperlukan, karena seseorang pesilat yang hendak melakukan tendangan
berputar dan arah atau sasaran lawan yang akan dituju maka salah satu
aspek yang perlu diperhatikan adalah masalah daya ledak otot tungkai.
Menurut hasil observasi dan pengamatan di SMA Muhammadiyah 3 Bandar
lampung, didasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembelajaran siswa

dalam mengikuti ektra kulikuler pencak silat dalam melakukan tendangan
berputar masih kurang optimal, karena tidak memaksimalkan kecepatan,
keseimbangan dan power tungkai tubuh sehingga ketepatan mengenai sasaran
saat melakukan tendangan berputar pada siswa di SMA Muhammadiyah 3
Bandar Lampung masih rendah.

Berdasarkan uraian diatas penulis menganggap teknik tendangan berputar
dalam pencak silat pada siswa SMA Muhammadiyah 3 Bandar Lampung
dinilai lebih efektif dan efesien, juga merupakan teknik paling standar bagi
siswa. Dilihat dari hasil pre-test siswa yang melakukan teknik gerakan
tendangan berputar masih dalam katagori rendah pada saat melakukan
tendangan dan berputar, diduga karna kecepatan dalam berputar, keseimbangan
tubuh dan power pada tungkai.

Maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang ”Hubungan Antara
Kelincahan, Keseimbangan Dan Power Tungkai Terhadap Keterampilan Gerak
Tendangan Berputar Pencak Silat Siswa SMA Muhammadiyah 3 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2013/2014 “.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari data latar belakang masalah, masih banyak siswa yang belum
maksimal dalam melakukan gerak tendangan berputar pada pencak silat di
SMA Muhammadiyah 3 Bandar Lampung, diantaranya :
1. Banyak siswa yang masih terlalu lambat dalam melakukan gerak tendangan
berputar, maka perlu diketahuinya besar hubungan kelincahan terhadap
keterampilan gerak tendangan berputar pencak silat pada siswa SMA
Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.
2. Banyak siswa yang kurang stabil dalam melakukan gerak tendangan
berputar maka perlu diketahuinya besar hubungan keseimbangan terhadap
keterampilan gerakan tendangan berputar pada pencak silat pada siswa
SMA Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.
3. Banyak siswa yang tidak memiliki power saat melakukan tendangan
berputar, maka diketahuinya besar hubungan power tungkai terhadap
keterampilan gerakan tendangan berputar pada pencak silat pada siswa
SMA Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Seberapa besar hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan
keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat pada siswa SMA
Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.

2. Seberapa besar hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan
keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat pada siswa SMA
muhammadiyah 3 Bandar lampung.
3. Seberapa besar hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan
keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat pada siswa SMA
Muhammadiyah 3 Bandar lampung.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk

mengetahui

besarnya

hubungan

antara

kelincahan

dengan

keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat pada siswa SMA
Muhammadiyah 3 Bandar lampung.
2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara keseimbangan dengan
keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat pada siswa SMA
Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.
3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara power tungkai dengan
keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat pada siswa SMA
Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.

E. Kegunaan Penelitian

1. Bagi guru dan Mahasiswa
Sebagai guru dan calon guru penjas dapat dijadikan bekal atau bahan untuk
mengajar pencak silat.

2. Lembaga.
a. Program Study Penjas
Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan
program study pendidikan jasmani dan kesehatan.
b. SMA Muhammadiyah 3 Bandar Lampung
Memberikan informasi tentang kemampuan siswa dalam gerak tendangan
berputar pencak silat.
c. Klub/Lembaga Pencak Silat
Sebagai bahan dalam peningkatan keterampilan khususnya untuk para
Atlet Pencak Silat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencak Silat

Di dalam aktivitas dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga,
yaitu : atletik, renang, senam, sepak bola, bola basket, bola volley, tinju dan
lain-lain. Antara cabang olahraga tersebut yang ada kaitannya dengan
penelitian ini adalah Pencak Silat.

Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan
berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut
kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan
mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di
antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata.

"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri
maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk
awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang
yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan,
sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang
digunakan.

Masyarakat pribumi Asteng pada umumnya merupakan masyarakat agraris
yang hubungan sosialnya dilaksanakan dengan sistem peguyuban. Warga
masyarakat yang demikian mempunyai dasar pandangan dan kebijaksanaan
hidup yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta kaidah-kaidah agama
dan moral masyarakat. Dengan dasar itulah sistem paguyuban yang
diperlukan bagi kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan dan ditegakkan.

Dalam kaitan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu, "jurus" harus
digunakan secara bertanggungjawab. Hal ini dapat terlaksana apabila si
pengguna mampu mengendalikandiri. "Jurus" hanya boleh digunakan untuk
pembelaan diri. Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia
juga telah menciptakan berbagai cara dan sarana di antaranya, dengan
pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat
memberikan kesejahteraan batin dan lahir.
Dalam perkembangan sosial dan budayanya, masyarakat pribumi Asteng
telah menyerap pengaruh luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidahkaidah agama maupun moral yang dijunjung tinggi. Berkaitan dengan itu,
falsafah dari luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah tersebut,
telah diserap dan digunakan untuk mengemas pandangan dan kebijaksanaan
hidup masyarakat pribumi Asteng.
Dengan demikian jati diri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai
satu kesatuan yakni :
1. Budaya masyarakat pribumi Asteng sebagai sumber dan coraknya.
2. Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi
penggunaannya.

3. Substansi Pencak Silat itu sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual
(pengendalian diri), beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.

Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4
Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat
pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada
jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam,
Pencak Silat dikembangkan dan menyebar luas.

Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng berada
di bawah kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak Silat
yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan kemudian
dilarang.

Tetapi kegiatan pendidikain Pencak Silat berjalan terus secara tertutup. Pada
jaman pendudukan Jepang, Pemerintah yang berkuasa memberikan
keleluasaan kepada rakyat untuk mengembangkan budayanya agar mendapat
dukungan dalam perangnya melawan sekutu. Pada jaman ini, pendidikan
Pencak Silat dilaksanakan seperti semula dan lebih meluas. Setelah kawasan
hidup masyarakat pribumi Asteng bebas dari kekuasaan asing dan lahir
negara-negara yang merdeka dikawasan tersebut, perkembangan dan
penyebaran Pencak Silat semakin pesat. Lebih-lebih setelah dibentuknya
organisasi nasional Pencak Silat di sebagian dari negara-negara tersebut,
yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan
Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI), Persekutuan
Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB), Pencak Silat Association of

Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak Silat Association (PHILSILAT). Di
luar negara sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan nenyebar, lebihlebih setelah dibentuknya Persekutuan Pencak Antarabangsa (PERSILAT ).

B. Tendangan Berputar

Tendangan berputar pada Pencak silat biasa disebut juga dengan tendangan
berputar, dilakukan dengan sebelah kaki dan tungkai. Cara melakukan
tendangan ini sendiri cukup sulit dilakukan, yaitu dengan menendang sambil
berputar dengan lintasan lurus ke belakang tubuh dan membelakangi lawan.
Tendangan ini biasa dilakukan dengan atau tanpa melihat sasaran. Sasarannya
yaitu seluruh bagian tubuh.

Gambar 1. Gerak Tendangan Berputar

C. Prinsip - prinsip latihan
Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang
dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan secara
progresif (bertahap) dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi
fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan.

1 Latihan Fisik
Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amat peting,karena tanpa
kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan yang
sempurna.
2 Latihan Teknik
Latihan untuk mempermahir gerakan yang diperlukandalam cabang
olahraga.
3 Latihan Taktik
Latihan untukmenumbuhkan perkembangan daya tafsir pada atlet.
4 Latihan Mental
Latihan guna mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama bila atlet berada
dalam situasi stress yang komplek.

D. Ekstra kurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi di luar jam
belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap pendidikan
dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakulikuler ditujukan agar
siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan di berbagai
bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari
pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar
jam pelajaran sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler diartikan juga sebagai kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan

peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga

kependidikan

yang

berkemampuan

dan

berkewenangan

di

sekolah/madrasah, (Techonly13’s, 2009)

Katarakteristik siswa ekstrakulikuler pencak silat adalah SMA yaitu
Yunior/senior, umum, tingkatan, sabuk. Usia dari 16 tahun sampai 18 tahun.
Karakteristik dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa terdapat
karakteristik fisik maupun psikis.

E. Aspek Kelincahan

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kelincahan berasal dari kata dasar
lincah yang berarti sifat-sifat lincah. Kelincahan merupakan salah satu
komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada semua aktivitas
yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya.

Menurut Wahjoedi (2001:61) kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh
untuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau
kehilangan keseimbangan. Dan menurut Ali Maksum (2007 : 56) Kelincahan
(agility) adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengubah arah
gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi.

Menurut Irianto (2006 : 91) “Kelincahan (agility) adalah kemampuan
seseorang untuk berlari cepat dengan mengubah-ubah arahnya”. Menurut
Muchamad Sajoto (1988: 59) “Kelincahan atau agility adalah kemampuan
seseorang dalam mengubah arah, dalam posisi-posisi di arena tertentu”.

Kelincahan merupakan kualitas fisik yang sangat kompleks. Di dalamnya
melibatkan interaksi dari beberapa unsur fisik yang lain seperti kecepatan
reaksi, kekuatan, kelentukan, motor skill, keseimbangan dan koordinasi
neuromuscular (Harsono, 1988: 15). Menurut Ratinus Darwis (1992: 117),
kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan
arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki.

Kelincahan berfungsi untuk meningkatkan prestasi maksimal dalam cabang
olahraga. Menurut Abdul Kadir (1992: 103), kelincahan berfungsi untuk: (a)
mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda/simultan, (b) mempermudah
penguasaan teknik-teknik tinggi, (c) gerakan-gerakan efisien, efektif,
ekonomis dan (d) mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak cepat dan tepat secara fleksibel
dalam mengubah posisi tubuh tanpa kehilangan kesadarannya.

F. Keseimbangan

Keseimbangan

adalah

kemampuan

untuk

mempertahankan

sistem

neuromuscular seseorang dalam kondisi statis atau mengontrol sistem
tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi seseorang bergerak.
(Barrow dan McGee dalam Harsono, 1979:223). Menurut Oxendine dalam
Ariesna, balance adalah “Ease in maintaining and controlling body position”
atau mudahnya sesorang dalam mengontrol dan mempertahankan posisi
tubuh.

Bucher dalam Ariesna (1964:2010) mengatakan bahwa balance adalah the
ability of the individual to control organic equipment neuromusscularly.
Jadi terdapat dua macam keseimbangan sesuai penjabaran di atas, yaitu:

1. Keseimbangan Statis
Keseimbangan Statis adalah keseimbangan yang ruang geraknya sangan
kecil.
2. Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan dinamis adalah kemampuan seseorang untuk bergerak dari
titik satu atau ruang satu ke titik lainnya atau ruang lainnya dengan
mempertahankan keseimbangan.

Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan
didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk
menyeimbangkan masa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia
mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien, (Abdul Kadir, 1992).
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dan integrasi/interaksi
sistem

sensorik

(vestibular,

visual,

dan

somatosensorik

termasuk

propioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi dan jaringan lunak lain) yang
dimodifikasi/di atur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,
cerebellum, dan area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi
ekternal dan internal. Serta dipengaruhi oleh faktor lain seperti, usia,
motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaru obat dan pengalaman
terdahulu.

Keseimbangan tubuh manusia seringkali digolong-golongkan menurut
kemampuannya menahan gaya yang dimaksudkan untuk mangacukan
keseimbangan. Perbedaan utama diantara pengelompokkan keseimbangan
terlihat dalam kegiatan pusat gaya berat apabila suatu gaya dikenakan pada
suatu benda.

G. Power Tungkai

Menurut Harsono (1988:200) Power adalah kekuatan otot untuk mengerahkan
kekuatan maksimal dalam waktu yang sangan cepat. Power adalah hasil usaha
dalam satuan unit waktu yang disebabkan ketika kontraksi otot memindahkan
benda pada ruang atau jarak tertentu. Faktor sehari-hari diperlukan untuk
memindahkan sebagian atau seluruh tubuh dari satu tempat ke tempat lain
yang dilakukan pada saat dan secara tiba-tiba.

Power tungkai diartikan sebagai kekuatan atau kemampuan otot untuk
menerima beban dalam waktu bekerja dimanapun kemampuan tersebut
dihasilkan oleh kontraksi otot yng terdapat pada tungkai, (Sajoto.M, 1988:
58)

Tungkai adalah seluruh kaki, dari pangkal paha sampai bawah, (WJS.
Poerwadarminto, 1996: 107). Power tungkai adalah kemampuan otot untuk
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat di seluruh
kaki, mulai dari pangkal paha ke bawah. Kecepatan dan keseimbangan erat
dengan gerakan kaki yang merupakan pondasi bagi semua keahlian dasar

dalam senam dan juiga untuk membentuk gerakan kaki yang efektif sehingga
mampu menjangkau hasil loncatan yng maksimal.

H. Penelitian yang Relevan

1 Elias Carlies Pandapatan Nainggolan (2000) dengan penelitiannya yang
berjudul penyusunan tes ketrampilan tendangan beladiri pencak silat
menunjukkan bahwa tes ketrampilan tendangan dapat menggambarkan
kualitas seseorang dalam pertandingan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
tingkat validitas tes tendangan lurus kedepan (maegeri)= 0,640,
realibilitas tes sebesar 0,813 dan validitas tes tendangan memutar
(mawashingeri)= 0,739, reliabilitas tes sebesar 0,775.
2 Hubungan Kelincahan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Hasil
Belajar Gerak Tendangan Menyamping Pencak Silat: Suatu Survei di
SLTP Nurul Fikri Jakarta (Widiastuti, 2001). Hasil penelitian
menunjukan bahwa kelincahan memiliki hubungan sebesar 0,91 dan daya
ledak otot tungkai sebesar 0,97. Dari hanya korelasi di atas bahwa
kelincahan dan daya ledak otot tungkai memiliki hubungan yang sangat
kuat atau signifikan.
3 Pengaruh latihan Plyometrik terhadap hasil tendangan berputar pencak
silat: suatu eksperiment di SLTP N 7 Bekasi (2004) (Nuraini, 2004).
Hasil penelitian menunjukan bahwa thitung sebesar 1,238 > ttabell 0,876 hal
ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara metode latihan plyometrik
terhadap tendangan berputar pada silat

I.

Kerangka Pikir

Untuk memenuhi kebutuhan seperti keamanan dan kesejahteraan, manusia
menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan
manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik
untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan fisik.

Salah satu jawaban yang bisa menjawab teory di atas adalah Pencak Silat.
Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik
binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus
dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian
pula senjata yang digunakan.

Mengituki perkembangan jaman maka timbul dan tercipta banyak jurus yang
dipelajari dalam pencak silat, pukulan, tendangan, dan lain-lain. Pada kajian
ini bidang yang akan dikaji adalah gerak tendangan berputar.

Berdasarkan kajian teoritik diatas bahwa untuk dapat melakukan gerak
tendangan berputar dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai
keseimbangan, kelincan dan power tungkai yang baik serta keterampilan
membalik atau berputar dengan tendangan dalam pencak silat.

Oleh karena itu untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan dan
kelincahan dengan keterampilan gerak tendangan berputar pada siswa peserta
ekstrakurikulikuler Pencak Silat di SMA Muhammadiyah 3 Bandar Lampung
diperlukan suatu tes keseimbangan, kelincahan dan power tungkai dalam

keterampilan gerak tersebut. Kerangka pikir penelitian ini digambarkan dalam
bagan 1.

Pencak silat

Kelincahan

Keseimbangan

Hasil Keterampilan
tendangan berputar

Power Tungkai

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir

J. Hipotesis

Hipotesis menurut Sudjana (1996;219) adalah asumsi atau dugaan mengenai
suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut melakukan
pengecekan. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2001) hipotesis adalah
pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan
kenyataannya.
Hipotesis merupakan suatu pendapat yang sifatnya sementara. Yang perlu diuji
kebenarannya, sekaligus sebagai jawaban sementara terhadap suatu hal atau
problematika.
Berdasarkan uraian diatas hipotesis penelitian ini adalah;

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kelincahan terhadap keterampilan
gerak tendangan berputar dalam pencak silat.
Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan terhadap keterampilan
gerak tendangan berputar dalam pencak silat.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan terhadap
keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat.
Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan terhadap keterampilan
gerak tendangan berputar dalam pencak silat.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dan keseimbangan
terhadap keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat.
Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dan keseimbangan terhadap
keterampilan gerak tendangan berputar dalam pencak silat.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian, dapat berupa angket, wawancara, pengamatan
atau observasi, tes dan dokumentasi (Arikunto, 2006). Penelitian dapat berhasil
dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut
menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan metode atau
alat yang tepat penilaian yang dilaksanakan akan lebih terarah dan dapat
memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
teknik tes dan pengukuran. Setelah melakukan metode survey tersebut, maka
data yang telah didapat, diolah kembali menggunakan metode penelitian
deskriptif korelasional. Menurut Arikunto (2006: 251) penelitian korelasional
bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan apabila ada,
seberapa erat hubungan, serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

Sedangkan menurut Ridwan (2005 :49) penelitian korelasional adalah
penelitian yang bertujuan menemukan ada atau tidaknya hubungan dan
seberapa jauh hubungan antara dua variable atau lebih. Menurut Sugiyono
(2010:23) metode korelasi pada hakikatnya merupakan penelitian yang

menelaah hubungan antara dua variabel pada satu kondisi atau kelompok
subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan
gejala lainnya atau juga untuk melihat variabel satu dengan variabel lainnya.
Dalam penelitian ini yang digambarkan adalah seberapa besar hubuingan
antara kelincahan, keseimbangan, dan power tungkai dengan keterampilan
berputar pencak silat.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi menurut Arikunto (2006:108) adalah keseluruhan subjek penelitian.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa-siswi SMA
Muhammadiyah Bandar Lampung yang mengikuti ekstrakulikuler seni
pencak silat tahun ajaran 2013/2014.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti,. Karena siswa
yang mengikuti ekstrakulikuler pencak silat ini sebanyak 20 orang. Maka
sampel dalam penelitian ini adalah total populasi.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dan waktu dalam penelitian ini adalah:
1. Tempat:
Lokasi penelitian bertempat di lapangan SMA Muhammadiyah 3 Bandar
Lampung.
2. Waktu:
Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni - Juli 2014.

D. Variabel Penelitian
Variable adalah objek penelitian yang memeiliki variasi yang berbeda,
(Arikunto, 2006). Pada penelitian ini memiliki 2 (dua) variabel bebas dan 1
(satu) variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas
Variabel bebas menilai kelincahan (
tungkai (

), keseimbangan (

), dan power

) siswa. Variabel ini merupakan kondisi manipulasidalam

rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang di
observasi, (Maryanto,2010).
2. Variabel terikat
Variabel terikan menilai keterampilan siswa dalam gerak tendangan
berputar(y) pada pencak silat. Variabel ini merupakan kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul, atau yang tidak muncul, ketika
mengeksperimen, mengintroduksi, merubah, atau mengganti variabel
bebas, (Maryanto,2010).

E. Rancangaan Penelitian

Rancangan korelasional pada penelitian ini menyelidiki ada tidaknya korelasi
dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini
dapat digambarkan secara grafis sebagai berikut.

Keterangan :
Kelincahan
Keseimbangan
Power Tungkai
Keterampilan gerak tendangan berputar

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasionl menurut usman (2008: 7) adalah petunjuk tentang
bagaimana suatu variable diukur. Untuk menyamakan persepsi mengenai
variableyang akan diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan definisi
operasional batasan istilah sebagai berikut:

1 Kelincahan

Menurut Sukadiyanto (2010: 61) kelincahan (agility) adalah kemampuan
tubuh untuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan
keseimbangan atau kehilangan keseimbangan. Dan menurut Toho Cholik
Mutohir dan Ali Maksum (2007 : 56)

Kelincahan (agility) adalah

kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengubah arah gerakan secara
mendadak dalam kecepatan yang tinggi.

2 Keseimbangan

Keseimbangan

adalah

kemampuan

untuk

mempertahankan

sistem

neuromuscular seseorang dalam kondisi statis atau mengontrol sistem
tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi seseorang
bergerak. Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen
tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu.
Kemampuan untuk menyeimbangkan masa tubuh dengan bidang tumpu
akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien,
(Haryono, 1992)

3 Power Tungkai

Menurut Harsono (1988:200) Power adalah kekuatan otot untuk
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangan cepat. Power
adalah hasil usaha dalam satuan unit waktu yang disebabkan ketika
kontraksi otot memindahkan benda pada ruang atau jarak tertentu. Power
tungkai diartikan sebagai kekuatan atau kemampuan otot untuk menerima
beban dalam waktu bekerja dimanapun kemampuan tersebut dihasilkan oleh
kontraksi otot yng terdapat pada tungkai, (Sajoto.M, 1988: 58).

4 Keterampilan Gerak Tendangan Berputar

Keterampilan merupakan kemampuan seseorang dalam melakuan suatu
aktifitas. Keterampilan gerak tendangan berputar pada pencak silat ini
adalah kemampuan siswa atau siswi ektrakulikuler pencak silat dalam
melakukan tendangan berputar. Cara melakukan tendangan ini cukup sulit,

yaitu dengan menendang sambil berputar dengan lintasan lurus ke belakang
tubuh dan membelkangi lawan. Tendangan ini biasa dilakukan dengan atau
tanpa melihat sasaran.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006:149) instrumen penelitian terdiri dari alat yang
digunakan dalam suatu metode penelitian. Keberhasilan yang dinilai dari suatu
penelitian banyak ditentukan oleh instrumen penelitian tersebut. Instrumen
yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Alat Mengukur kelincahan

Tes kelincahan yang gunakan pada siswa adalah tes Shuttle Run. Tes ini
bertujuan untuk mengukur tingkat kelincahan, yaitu kecepatan dan
perubahan arah gerak, dengan nilai validitas sebesar 0,96 dan nilai
reliabilitas sebesar 0,83 (Supena, 2011).

2. Alat Mengukur Keseimbangan

Alat yang digunakan dalam mengukur keseimbangan adalah stork stand,
alat ini memiliki fungsi mengukur keseimbangan statis. Tes menggunakan
alat ini memiliki reliabilitas mencapai 0,87 dan vaiditas masih dalam
kualitas face validity (Ariesna, 2010).

Gambar 3. Alat Pengukur Keseimbangan (Stork Stand)

Alat dan fasilitas yang digunakan adalah ruangan dengan bidang datar,
stopwatch, dan petugas pelaksana menghitung waktu dan mencatat dan
menghitung nilai.

Tabel 1. Normatif data untuk stork uji
Gender

Sempurna

Laki-laki

> 50 detik

Perempuan

> 30 detik

Baik
sekali
50-40
detik
30-23
detik

Baik

Cukup

kurang

40-31 detik

30-20 detik

< 10 detik

22-16 detik

15-10 detik

< 10 detik

(Arnot dan Gaines, 1984).
3. Alat Mengukur Power Tungkai
Alat untuk mengukur power tungkai adalah vertical jump. Alat ini
mengukur tinggi lompatan seseorang sehingga dapat ditentukan seberapa
tinggi lompatan yang telah dilakukan. Yang berarti mengukur seberapa
besar power yang dimiliki pada tungkai atas lompatan tersebut. Dan pada
penelitian ini test menggunakan alat ini dilakukan 2 kali.

4. Alat Mengukur Keterampilan Gerak Tendangan Berputar Pada Seni
Pencak Silat
Dalam mengukur keterampilan tersebut maka yang akan dinilai adalah
gerak dasar perbagian dimulai dari: sikap awal, pelaksanaan, dan gerakan
akhir. Instrument dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 49.

I. Teknik Pengumpulan Data
1. Mengukur Kelincahan
Adapun cara pelaksanaan dari tes Shuttle Run sendiri adalah dengan cara
subjek berdiri dibelakang garis start, dengan salah satu kaki diletakkan
didepan. Pada aba – aba “ya” diberikan, subjek d

Dokumen yang terkait

GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS VII DI SMPN 5 BANDAR LAMPUNG

1 68 66

PENGARUH LATIHAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS VII DI SMPN 5 BANDAR LAMPUNG

14 670 66

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASI GERY DI RANTING KARATE BUSHIDO BANDAR LAMPUNG

12 75 58

HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, POWER LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TIGER SPRONG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG

1 14 59

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI KANAN DENGAN KECEPATAN TENDANGAN LURUS KANAN PADA PESILAT DI Hubungan Antara Panjang Tungkai Kanan Dengan Kecepatan Tendangan Lurus Kanan Pada Pesilat Di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

1 8 14

PENDAHULUAN Hubungan Antara Panjang Tungkai Kanan Dengan Kecepatan Tendangan Lurus Kanan Pada Pesilat Di Padepokan Pencak Silat Untung Suropati Kartasura.

0 2 5

HUBUNGAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN DEPAN (GEJLIG) DAN TENDANGAN BELAKANG PADA CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT.

5 11 29

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT DALAM PENCAK SILAT PADA MAHASISWA PUTRA UKM MERPATI PUTIH UNS TAHUN 201.

0 0 1

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR PENCAK SILAT SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN.

2 6 87

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN TENDANGAN DENGAN PEROLEHAN POIN TENDANGAN DALAM PERTANDINGAN PENCAK SILAT PADA ATLET KETEGORI TANDING SMA MUHAMMADIYAH IMAM SYUHODO TAHUN 2017 - UNS Institutional Repository

0 1 19