HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, POWER LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TIGER SPRONG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG
ii ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN POWER OF LEG, POWER OF ARM AND FLEXIBILITY WITH BASIC MOVEMENT SKILL OF TIGER
SPRONG
TO 8TH GRADES STUDENTS OF SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG.
By
Redho Kurnia Johan’S
The problem of this research is to know the relation between power of leg, power
of arm and flexibility with basic movement skill of tiger sprong to 8th grades
students of SMP Negeri 5 Bandar Lampung. The population of this research is
first semester 8th grades students of SMP Negeri 5 Bandar Lampung which is 265
students. Sample was using 20 students. The data was collected by measured power of leg with standing board jump test, power of arm with medicine ball put test and flexibility with sit and reach test and measure skill of tiger sprong with scale. The data analization was using correlation product moment. The result was showing that correlation coefficient of power of leg girl student which is 0,440, then correlation coefficient of power of leg boy student which is 0,640, and correlation coefficient of power of arm girl student which is 0,320, then correlation coefficient of power of arm boy student which is 0,683, and correlation coefficient of flexibility girl student which is 0,419, then correlation coefficient of flexibility boy student which is 0,623. The conclusion of this research is correlation coefficient of power of arm boy student had strongest relation with basic movement skill of tiger sprong than other variables.
(2)
ABSTRAK
HUBUNGANANTARAPOWERTUNGKAI,POWERLENGANDAN KELENTUKANDENGANKETERAMPILANGERAKDASAR
TIGERSPRONGPADASISWAKELASVIIIB SMPNEGERI5BANDARLAMPUNG
Oleh
Redho Kurnia Johan’S
Masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara power
tungkai, power lengan dan kelentukan dengan keterampilan gerak dasar tiger
sprong pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Bandar Lampung. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 8 semester pertama di SMP N 5 Bandar Lampung yang berjumlah 265 siswa. Sampel yang digunakan berjumlah 20 siswa.
Data dikumpulkan dengan cara mengukur power tungkai menggunakan standing
broad jump test, power lengan menggunakan two hand medicine ball put test dan
kelentukan menggunakan sit and reach test dan mengukur kemampuan tiger
sprong menggunakan skala pengamatan. Analisis data menggunakan metode
korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien korelasi
power tungkai putri sebesar 0,440, sedangkan koefisien korelasi power tungkai
putra sebesar 0,640 selanjutnya koefisien korelasi power lengan putri sebesar
0,320, sedangkan koefesien korelasi power lengan putra sebesar 0,683 dan
koefisien korelasi kelentukan sebesar 0,419, sedangkan koefisien korelasi
kelentukan putra sebesar 0,623. Kesimpulan dari penelitian ini adalah power
lengan putra memiliki hubungan yang kuat terhadap keterampilan dasar tiger
sprong dibandingkan dengan variabel lainnya.
(3)
HUBUNGAN ANTARAPOWERTUNGKAI,POWERLENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR
TIGER SPRONGPADA SISWA KELAS VIII B SMP N 5 BANDAR LAMPUNG.
(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2016
(4)
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN POWER OF LEG, POWER OF ARM AND FLEXIBILITY WITH BASIC MOVEMENT SKILL OF TIGER
SPRONG
TO 8TH GRADES STUDENTS OF SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG.
By
Redho Kurnia Johan’S
The problem of this research is to know the relation between power of leg, power
of arm and flexibility with basic movement skill of tiger sprong to 8th grades
students of SMP Negeri 5 Bandar Lampung. The population of this research is
first semester 8th grades students of SMP Negeri 5 Bandar Lampung which is 265
students. Sample was using 20 students. The data was collected by measured power of leg with standing board jump test, power of arm with medicine ball put test and flexibility with sit and reach test and measure skill of tiger sprong with scale. The data analization was using correlation product moment. The result was showing that correlation coefficient of power of leg girl student which is 0,440, then correlation coefficient of power of leg boy student which is 0,640, and correlation coefficient of power of arm girl student which is 0,320, then correlation coefficient of power of arm boy student which is 0,683, and correlation coefficient of flexibility girl student which is 0,419, then correlation coefficient of flexibility boy student which is 0,623. The conclusion of this research is correlation coefficient of power of arm boy student had strongest relation with basic movement skill of tiger sprong than other variables.
(5)
ii ABSTRAK
HUBUNGANANTARAPOWERTUNGKAI,POWERLENGANDAN KELENTUKANDENGANKETERAMPILANGERAKDASAR
TIGERSPRONGPADASISWAKELASVIIIB SMPNEGERI5BANDARLAMPUNG
Oleh
Redho Kurnia Johan’S
Masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara power
tungkai, power lengan dan kelentukan dengan keterampilan gerak dasar tiger
sprong pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Bandar Lampung. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 8 semester pertama di SMP N 5 Bandar Lampung yang berjumlah 265 siswa. Sampel yang digunakan berjumlah 20 siswa.
Data dikumpulkan dengan cara mengukur power tungkai menggunakan standing
broad jump test, power lengan menggunakan two hand medicine ball put test dan
kelentukan menggunakan sit and reach test dan mengukur kemampuan tiger
sprong menggunakan skala pengamatan. Analisis data menggunakan metode
korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien korelasi
power tungkai putri sebesar 0,440, sedangkan koefisien korelasi power tungkai
putra sebesar 0,640 selanjutnya koefisien korelasi power lengan putri sebesar
0,320, sedangkan koefesien korelasi power lengan putra sebesar 0,683 dan
koefisien korelasi kelentukan sebesar 0,419, sedangkan koefisien korelasi
kelentukan putra sebesar 0,623. Kesimpulan dari penelitian ini adalah power
lengan putra memiliki hubungan yang kuat terhadap keterampilan dasar tiger
sprong dibandingkan dengan variabel lainnya.
(6)
HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, POWER LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TIGER
SPRONG PADA SISWA KELAS VIII SMP N 5 BANDAR LAMPUNG.
Oleh
REDHO KURNIA JOHAN’S
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2016
(7)
(8)
(9)
(10)
RIWAYAT HIDUP
Kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2011 peneliti melaksanakan KKN dan PPL di SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan.
Sebelum aktif dalam pengerjaan skripsi penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 56 hari di desa Margorejo Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan, semasa KKN penulis juga melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan.
Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.
Penulis bernama lengkap Redho Kurnia Johan’S,
dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19 November 1991 sebagai anak Pertama dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Johansyah dan Ibu Juinarni, S.Pd.I.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:
Taman Kanak-kanak (TK) Ar-Rusydah pada tahun 1997. Setelah itu Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Sawah Brebes Tanjung Karang Timur dan selesai pada tahun 2003.
(11)
viii
MOTTO
“
Aku lebih baik dibenci dengan menjadi diriku sendiri, daripada
menjadi MUNAFIK untuk di cintai orang lain
”
(Kurt Donald Cobain)
“
They Laugh
at me because I’m different, I L
augh at them because
they’re all the same”
(Kurt Donald Cobain)
”The truth is you don’t fuckin’ know what’s gonna happen
tomorrow. Life is a crazy ride and nothing is guaranteed
”
(12)
PERSEMBAHAN
Pujisyukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku, karyatulis sederhana ini kupersembahkan kepada:
Ayah Terhebat Johansyah dan Mama Terkuat Juinarni. S.Pd.I yang penulis sayangi, yang telah memberikan do a, dukungan dan dorongan kepada penulis serta kasih sayang dan
kesabaran.
Untuk adik-adikku Bripda M. Jery Johan S dan M. Fadel Alfayesh Johan S yang selalu ku sayangi dan ku banggakan nantinya.
Untuk keluargaku, Keluarga Besar ( Alm) Datuk Rangkayo Johan dan (Alm) H. Abdul Karim Zani yang telah memberikan ku semangat serta dukungannya.
Untuk kekasih tercintaku, Neni Suryani A.Md yang telah memberikan banyak pelajaran tentang arti perjuangan dan pengorbanan, serta seluruh tetangga, sahabat dan teman-teman
seperjuangan Pendidikan Olahraga yang telah membantu & mendoakan, selalu mengharapkan hal yang terbaik untukku.
Para guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan Serta Almamater ku Tercinta FKIP UNILA, yang kubanggakan.
(13)
x
SANWACANA
Puji Syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan
Antara Power Tungkai, Power Lengan Dan Kelentukan Dengan Keterampilan Gerak DasarTiger SprongPada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Bandar Lampung” yang dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Dr. Riswati Rini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Penjaskesrek FKIP Unila serta selaku Pembahas dan sebagai Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
(14)
4. Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes, selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
5. Drs. Suranto, M.Kes selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Kepala SMP N 5 Bandar Lampung beserta dewan guru yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini.
7. Kepada Ayah dan Ibu ku yang tercinta Johansyah dan Juinarni, S.Pd.I,
Adik-adik ku yang tersayangBripda M. Jery Johan’S dan M. Fadel Alfayesh Johan’S
yang selalu menjadi motivatorku dalam setiap hal baik yang penulis kerjakan, serta menjadi penasihat terbaikku.
8. Kepada keluarga besar angkatan 2009, khususnya Geng Pipski ( Emak, Nur, Mona, Mifta, Grace, Ririn ) dan Geng Sengsara ( Pongok, Niko, Ridho, Ruly, Harvin, Randi, Singgih, Christian ) serta adik angkatan 2012, Ali, Dani, Saldi, Mustafit, Ferdinan, Putra, Roni , Ulfa, Dianita, Gia, Falensia, Rianti, dll. yang
selalu menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi. Dan sahabat–sahabat ku
yang telah memberikan motivasi, nasihat, kritik dan saran kepada penulis untuk menjadi pribadi yang pantang menyerah dan selalu semangat. Teman - teman PPL/KKN yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. Dan juga untuk kekasihku tercinta Neni Suryani, A.Md yang selama penulisan telah membantu dalam semua prosesnya hingga selesai dengan sebagaimana mestinya.
9. Kepada semua pihak
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
(15)
xii
Bandar Lampung, 27 November 2016 Penulis
(16)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Batasan Masalah ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Senam ... 7
B. Tiger Sprong... 11
C. Power Tungkai ... 15
D. Power Lengan ... 17
E. Kelentukan ... 18
F. Penelitian Yang Relevan... 20
G. Hipotesis... 21
H. Kerangka Pikir... 25
I. Hipotesis ... 26
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 23
B. Populasi dan Sampel ... 24
C. Variabel Penelitian ... 24
D. Definisi Operasional Variabel... 25
E. Desain Penelitian ... 25
F. Instrumen Penelitian ... 26
(17)
xii
xii
H. Teknik Analisa Data... 33
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
B. Analisis Data ... 41
C. Pengujian Hipotesis ... 43
D. Pembahasan ... 45
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 51
(18)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Norma tes Sit and Reach ... 37
2. Norma tes keterampilan gerak dasar tiger sprong... 40
3. Tabel interpretasi koefisien nilai r ... 43
4. Distribusi frekuensi kemampuan X1... 45
5. Distribusi frekuensi kemampuan X2 ... 46
6. Distribusi frekuensi kemampuan X3 ... 47
(19)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rangkaian Gerak Dasar Tiger Sprong ... 15
2. Rangkaian Standing Broad Jump ... 29
3. Medicine Ball ... 30
(20)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Hasil Penelitian... 55
2. Koefisien Korelasi Power Tungkai... ... 55
3. Koefisien Korelasi Power Lengan... ... 57
4. Koefisien Korelasi Kelentukan ... ... 59
5. Hubungan Power Tungkai Dengan Tiger Sprong... 60
6. Hubungan Power Lengan Dengan Tiger Sprong... ... 60
7. Hubungan Kelentukan DenganTiger Sprong…... 61
(21)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Senam lantai mempunyai arti yang khusus, senam lantai menekankan pada ketangkasan dan koordinasi. Karena senam adalah olahraga individual, maka pesenam harus dapat mengatasi ketakutannya seorang diri dalam melakukan gerakan-gerakan akrobatik. Semua pesenam sebelumnya harus belajar mulai dari tingkat yang paling dasar hingga pada gerakan yang kompleks. Dengan sering mengulangi gerakan, maka seorang pesenam juga akan mempunyai kondisi fisik
yang baik pula, seperti daya ledak (power), daya tahan, kecepatan,
kelentukan, keseimbangan, kelincahan dan koordinasi.
Beberapa gerakan senam lantai meliputi; ketangkasan sederhana,
ketangkasan dengan alat dan tanpa alat, termasuk gerakan tiger sprong.
Tiger sprong pada dasarnya merupakan pengembangan atau perluasan dari gerakan guling depan biasa, dengan melakukan lompatan atau layangan cukup jauh sebelum kedua lengan dan tengkuk kontak dengan matras. Pada tingkat kemampuan sebenarnya, lompatan atau
layangan pada tiger sprong bisa berjarak cukup jauh, sehingga, misalnya,
bisa melampaui tumpukan banda yang cukup tinggi dan lebar. Namun demikian, untuk sampai pada kemampuan tersebut diperlukan proses pelatihan yang cukup intensif dan lama, di samping diperlukan juga
(22)
2
keberanian dari anak. Jangan paksakan semua anak untuk melompat pada jarak yang sama. Jika memungkinkan, sediakan tantangan yang berbedadi ruang yang sama, sehingga bisa dipilih oleh anak, dengan disesuaikan dengan kemampuannya.
Lompat harimau (tiger sprong) merupakan salah satu materi senam lantai
yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Gerakan lompat harimau (tiger sprong) secara prinsip teknik gerakan
tiger sprong tidak jauh berbeda dengan teknik gerakan roll kedepan. Loncat harimau adalah sikap loncatan membusur dengan kedua tangan lurus kedepan pada saat melayang dan diteruskan dengan gerakan mengguling kedepan dan sikap akhir jongkok. Cara melakukannya sebagai berikut a) Sikap awal, berdiri tegak, kedua lengan lurus disamping, pandangan lurus kedepan. b) Sikap melayang, dengan gerakan awalan jongkok melakukan gerakan meloncat kedepan atas dengan tolakan dua kaki, saat melayang kedua lengan lurus kedepan, badan membentuk parabola. Pada saat kedua tangan menyentuh, kepala menunduk kedada antara kedua tangan, sehingga bahu dan tengkuk menyentuh matras, lipat kedua kaki, selanjutnya mengguling ke depan dengan tangan lurus. c) Sikap akhir, sikap akhir jongkok kemudian berdiri.
(23)
3
power tungkai sebagai tumpuan tolakan, kelentukan togok untuk
membentuk parabola dan power lengan sebagai tumpuan pada saat
berguling kedepan. Kualitas teknik awalan menjelang tolakan, kualitas teknik menolak serta saat melayang, kualitas kelentukan togok saat membentuk parabola dan kualitas teknik pendaratan merupakan
komponen atau profil teknik yang mempengaruhi hasil tiger sprong
proses melompat hingga saat berlangsung pendaratan hanya beberapa detik saja. Pelatih dan guru harus mampu menguraikan, menguasai
gerakan teknik tiger sprong yang dilaksanakan dalam urutan teknik yang
mulus, berkesinambungan dan baik. Dengan demikian ia dapat menganalisis kesalahan gerak dan faktor penyebabnya. Setelah itu dapat disusun metode latihan teknik sistematis sebagai penunjang untuk menganalisis gerakan yang diterapkan oleh prinsip-prinsip mekanika. Koordinasi dan bagian- bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan diperolah dari proses belajar yaitu dengan memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai kesadaran berfikir akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan. Untuk mencapai tingkat gerak tertentu, lamanya waktu yang diperoleh oleh setiap individu berbeda-beda, ada yang memerlukan waktu cukup lama, padahal dalam satu pembelajaran sama. Untuk itu diperlukan pola latihan yang berkesinambungan, agar tercapai peningkatan suatu gerakan serta
koordinasi dari power tungkai sebagai tumpuan tolakan dan power lengan
sebagai tumpuan pada saat berguling kedepan sehingga menghasilkan tiger sprong yang baik.
(24)
4
Menurut hasil observasi di SMP Negeri 5 Bandar Lampung, didasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembelajaran siswa kelas VIII
dalam melakukan tiger sprong masih kurang optimal, karena tidak
memaksimalkan power tungkai sebagai tumpuan tolakan, kelentukan
togok untuk membentuk parabola dan power lengan sebagai tumpuan
pada saat berguling pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Bandar Lampung masih rendah.
Berdasarkan uraian di atas penulis menganggap banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan dan hasil tiger sprong, diantaranya
keterampilan gerak dasar tiger sprong yang meliputi power tungkai
dan power lengan serta kelentukan. Oleh sebab itu peneliti bermaksud
mengadakan penelitian tentang “Hubungan Antara Power Tungkai,
Power Lengan dan Kelentukan Dengan Keterampilan Gerak Dasar Tiger Sprong Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Belum teridentifikasi seberapa besar power tungkai, power lengan
dan kelentukan siswa kelas VIII SMP N 5 Bandar Lampung.
2. Belum diketahui kemampuan siswa kelas VIII SMP N 5 Bandar
(25)
5
3. Belum diketahui seberapa besar hubungan power tungkai, power
lengan dan kelentukan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Bandar
Lampung terhadap keterampilan gerak dasar tiger sprong .
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam peneltian ini adalah :
1. Seberapa besar hubungan antara power tungkai dengan keterampilan
gerak dasar tiger sprong pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Bandar
Lampung ?
2. Seberapa besar hubungan antara power lengan dengan keterampilan
gerak dasar tiger sprong pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Bandar
Lampung ?
3. Seberapa besar hubungan antara kelentukan dengan keterampilan
gerak dasar tiger sprong pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Bandar
Lampung ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui besarnya hubungan antara power tungkai dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Bandar Lampung.
2. Mengetahui besarnya hubungan antara power lengan dengan
(26)
6
Negeri 5 Bandar Lampung.
3. Mengetahui besarnya hubungan antara kelentukan dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Bandar Lampung.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Guru dan pelatih
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru tentang pembelajaran senam khususnya pada materi tiger sprong agar dapat dimengerti dan dipahami
b. Club Senam
Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan
kemampuan tiger sprong. Melalui pengetahuan power tungkai,
power lengan dan kelentukan. c. Sekolah
Untuk memberikan sumbang saran yang baik pada sekolah sebagai tempat penelitian dalam rangka peningkatan kemampuan
(27)
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Senam
1. Pengertian Senam
Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris
Gymnastics, atau Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa
aslinya merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos, yang berarti
telanjang.
Kata gymnastiex tersebut dipakai untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan
fisik yang memerlukan keleluasaan gerak, sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi, karena pada waktu itu teknologi pembuatan bahan memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya, Hidayat (1995:27).
Senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan di konstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
(28)
8
keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual, Hidayat (1995).
2. Jenis Jenis Senam
Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali macamnya, oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola
Persatuan Senam Dunia Federation Internasionale de Gimnastique atau
di singkat FIG. yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok.
1. Senam artistik (artistic gymnastics).
2. Senam ritmik sportif (sportif rhytmic gymnastics).
3. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics).
4. Senam aerobik sport (sports aerobic).
5. Senam trampolin (trampolinning).
6. Senam umum (general gymnastic).
3. Senam Artistik
Senam artistik (artistic gymnastics) diartikan sebagai senam yang
menggabungkan aspek tumbeling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Efek artistik dari besran ( amplitudo ) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai
tubuh ketika melakukan sebagai posisi. Gerakan- gerakan tumbling
digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, mampu memberikan pengaruh mengejutkan yang mengundang rasa keindahan.
(29)
9
Pada dasarnya dalam cabang olahraga senam artistik mempergunakan seluruh komponen gerak untuk memudahkan dalam gerak-gerak seperti jalan, lari, lompat, loncat, mengayun, memanjat, menolak, mendarat.
Nomor- nomor Senam Artistik
Nomor senam artistik terbagi dua kelompok, yaitu kelompok putra dan kelompok putri.
Nomor Artistik Putera :
1. Senam Lantai ( floor exercise )
2. Kuda Lompat ( vaulting horse )
3. Kuda Pelana ( pommel horse)
4. Palang Sejajar ( parallel bars )
5. Palang Tunggal ( horizontal bars )
6. Gelang-gelang ( rings )
Nomor Artistik Puteri :
1. Senam Lantai ( floor exercise )
2. Kuda Lompat ( vaulting horse )
3. Balok Titian/ Keseimbangan ( balance beam )
4. Palang Bertingkat ( uneven bars )
4. Senam Lantai
Senam lantai sangat populer terutama bagi penyelenggaraan secara massal yang dapat diikuti oleh ribuan peserta bersama-sama. Gerakan-gerakannya dapat dikerjakan secara seragam dan membentuk
(30)
formasi-10
formasi yang menarik dan mengesankan. Di negeri kita sekarang sedang digalakkan apa yang disebut senam pagi Indonesia.
Lantai pertandingan berukuran 12 m2 dalam ruang yang berukuran 14 m2 dilapisi karpet kenyal setebal 0,045 m. Pria tampil dalam waktu 70 detik dan wanita dengan diiringi musik 90 detik. Keduanya bertujuan untuk memberikan kesan kepada para wasit dengan rangkaian urutan dari berbagai lompatan, putaran, keseimbnagan dicampur dengan unsur-unsur lonjakan dan akrobatik. Gerakan-gerakan yang
menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang-kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi bahu.
Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam sesuai dengan istilah lantai, maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas yang beralaskan matras atau permadani atau sering juga disebut dengan istilah latihan bebas, sebab pada waktu
melakukan gerakan atau latihannya. www.crayopedia.org/mw/senam lantai. diakses 22 Nopember 2016.
5. Macam-macam Gerak Senam Lantai
Adapun macam – macam gerakan senam lantai menurut Lynne (2001:65)
adalah sebagai berikut:
1. Guling Depan (Forward Roll)
Guling depan adalah bergerak sepanjang daerah tumpuan dengan cara memutarkan badan kedepan (mengguling).
(31)
11
2. Guling Belakang (Backward Roll)
Guling belakang adalah gaya gerakan senam yang dimana posisi badan berguling ke arah belakang badan melalui bagian belakang badan mulai dari panggul bagian belakang, pinggang, punggung, dan tengkuk.
3. Gerakan Lenting
Gerakan lenting adalah suatu gerak senam lantai dengan melentingkan badan ke depan atas dengan lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan.
4. Sikap Kayang
Sikap kayang adalah sikap berdiri membelakangi matras dengan kedua kaki agak dibuka dan kedua tangan diayunkan ke belakang, ke atas secara perlahan hingga kedua telapak tangan menempel pada matras. Kemudian secara perlahan berdiri tegak.
5. Sikap Lilin
Sikap lilin adalah tidur terlentang, dengan dilanjutkan mengangkat kedua kaki lurus ke atas (rapat) bersama-sama. Pinggang ditopang oleh kedua tangan, sedangkan pundak tetap menempel pada lantai.
6. Tiger Sprong (Lompat Harimau)
Gerakan tiger sprong dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : (a)
berdiri dengan sikap badan tegak dan kedua lengan disamping badan, (b)
siap mengambil ancang – ancang untuk melakukan gerakan, (c) pandangan
kearah depan, (d) bertolak dengan kedua kaki ke depan atas, ketika melayang kedua lengan lurus ke depan, (e) saat telapak tangan menyentuh matras, segera masukkan bahu di antara kedua tangan sehingga bahu
(32)
12
menyentuh matras untuk diteruskan mengguling dan (f) sikap akhir
jongkok, lalu kemudian berdiri seperti posisi semula. Di dalam tiger
sprong tolakkan kaki memiliki peranan yang sangat penting. Dan untuk mendapatkan tolakan yang kuat ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu kecepatan horizontal yang diperoleh dari awalan dan kecepatan vertikal (kecepatan saat bertolak). Kecepatan horizontal yang lebih besar akan menghasilkan jarak yang lebih jauh dan kecepatan vertikal yang lebih kuat akan menghasilkan ketinggian yang lebih tinggi. Dengan demikian akan diketahui pengaruh gravitasi terhadap titik berat badan. Dengan memperbaiki bentuk cara-cara melompat dan mendarat, akan memperbaiki hasil lompatan. Perubahan bentuk akan gaya-gaya lompatan saat di udara tidak akan mempengaruhi parabola dari titik berat badan, tetapi berguna untuk menjaga keseimbangan serta pendaratan yang menguntungkan. Tidak hanya tolakan, meletakkan tangan sejauh mungkin di atas matras merupakan faktor yang mempengaruhi dalam memaksimalkan gerakan
tiger sprong, selain itu kekuatan tangan pun menjadi salah satu faktor
penting dalam melakukan gerak dasar tiger sprong agar semakin
maksimal.
B. Tiger Sprong
Kegiatan lompatan dalam senam memiliki peranan yang sangat penting, karena berhubungan dengan gerak pendahuluan dari keterampilan umumnya. Artinya, hampir semua gerakan dalam senam, terutama di lantai dan di kuda lompat, selalu didahului oleh gerak melompat atau menolak.
(33)
13
Keberhasilan gerakan yang dilakukan, biasanya banyak ditentukan oleh bagaimana lompatan atau tolakan yang dilakukan. Tidak heran, lompatan dianggap sabagai salah satu pola gerak dominan dalam senam. Untuk dapat melompat dengan baik, tentu diperlukan hadirnya koordinasi gerak lompatan yang baik. Ini perlu, karena gerak lompatan bukan hanya bermula dari bertolaknya kaki atau tangan saja, tetapi bergabung dengan gerak pendahuluan, baik berupa gerakan lari maupun ayunan, dan gerak lanjutan.
Tiger Sprong merupakan salah satu dari berbagai macam gerakan dalam
senam lantai. Tiger sprong adalah pengembangan dari gerakan guling
depan, akan tetapi gerakan tiger sprong dilakukan dengan gerakan
lompatan dan melayang diudara jaraknya lebih jauh dan tinggi. Untuk
dapat melakukan gerakan tiger sprong seorang siswa terlebih dahulu harus
menguasai gerakan guling depan. Pada dasarnya gerakan tiger sprong
sama dengan berguling kedepan akan tetapi gerakannya didahului dengan
lompatan ke depan atas. Dalam pembelajaran tiger sprong guru sangat
berperan penting dalam keberhasilan, tidak hanya itu guru juga berperan penting dalam keselamatan siswa. Guru berada di sisi matras dengan menempatkan tangan ditekuk siswa dan membantunya dengan agak mengangkat atau mengungkitnya. Cara membantu seperti ini dilakukan
(34)
14
Gerakan tiger sprong dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : (a)
berdiri dengan sikap badan tegak dan kedua lengan disamping badan, (b)
siap mengambil ancang – ancang untuk melakukan gerakan, (c) pandangan
kearah depan, (d) bertolak dengan kedua kaki ke depan atas, ketika melayang kedua lengan lurus ke depan, (e) saat telapak tangan menyentuh matras, segera masukkan bahu di antara kedua tangan sehingga bahu menyentuh matras untuk diteruskan mengguling dan (f) sikap akhir
jongkok, lalu kemudian berdiri seperti posisi semula. Di dalam tiger
sprong tolakkan kaki memiliki peranan yang sangat penting. Dan untuk mendapatkan tolakan yang kuat ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu kecepatan horizontal yang diperoleh dari awalan dan kecepatan vertikal (kecepatan saat bertolak). Kecepatan horizontal yang lebih besar akan menghasilkan jarak yang lebih jauh dan kecepatan vertikal yang lebih kuat akan menghasilkan ketinggian yang lebih tinggi.
Dengan demikian akan diketahui pengaruh gravitasi terhadap titik berat badan. Dengan memperbaiki bentuk cara-cara melompat dan mendarat, akan memperbaiki hasil lompatan. Perubahan bentuk akan gaya-gaya lompatan saat di udara tidak akan mempengaruhi parabola dari titik berat badan, tetapi berguna untuk menjaga keseimbangan serta pendaratan yang menguntungkan. Tidak hanya tolakan, meletakkan tangan sejauh mungkin di atas matras merupakan faktor yang mempengaruhi dalam
memaksimalkan gerakan tiger sprong, selain itu kekuatan tangan pun
menjadi salah satu faktor penting dalam melakukan gerak dasar tiger
(35)
15
1. Tahapan dalam Tiger Sprong
Tiger sprong adalah melakukan awalan lari dan dapat pula dengan awalan melangkah, akan tetapi hasil antara awalan lari dan awalan melangkah akan menghasilkan tolakan yang berbeda. Setelah kaki menolak, kemudian tangan lurus kedepan melewati alat bantu modifikasi dalam posisi parabola dan diletakkan di atas matras, lalu melakukan gerakan guling depan, yaitu masukan bahu di antara dua tangan, kemudian pungung dan pinggang, pada punggung dan pinggang memutar tangan menjadi titik tumpu oleh karena itu
kekuatan tangan sangat diperlukan sekali pada gerakan tiger sprong,
setelah berputar kaki secepat mungkin jongkok lalu kemudian berdiri seperti posisi awal.
Adapun pelaksanaan tiger sprong adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Rangkaian Gerak Dasar Tiger Sprong
a. Sikap Awalan
1. Posisi badan tegap
2. Buka kaki selebar bahu, posisi tangan di samping badan
(36)
16
b. Pelaksanaan
1. Berlari 3 – 5 langkah menuju matras
2. Tolakkan kaki sekuat mungkin
3. Badan melayang di udara dengan posisi badan, kaki dan tangan
dalam keadaan parabol (lengkung)
4. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras, di ikuti dengan
kepala, punggung, seperti gerakan guling depan.
c. Sikap Akhir
1. Setelah gerakan berguling ke depan secara bulat
2. Sikap akhir jongkok dengan kedua lutut ditekuk
3. Kembali ke posisi awal berdiri tegap, kedua tangan lurus ke arah
atas
C. Kondisi Fisik
Kondisi fisik merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi. Kondisi fisik adalah kemampuan yang
meliputi daya ledak ( Power), kecepatan ( Speed), daya tahan (endurace),
kelentukan ( flexibilitas), dan koordinasi.Untuk meningkatkan kondisi
fisik ada dua jalan secara metodis, ialah peningkatan fisik umum dan peningkatan fisik khusus, yang termasuk peningkatan umum yaitu ; daya ledak, kecepatan, daya tahan, kelincahan, dan kelentukan sedangkan yang termasuk peningkatan fisik khusus yaitu kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan kelentukan umum.
(37)
17
Menurut Boosey (1980) dalam Suharjana (2004:29) daya ledak adalah
kemampuan sebuah otot untuk mempergunakan tenaga ( force ) dalam
waktu yang cepat. Sedangkan menurut Komi ( 1992 ) dalam Suharjana (2004:29) daya ledak adalah kemampuan tubuh untuk mempergunakan kecepatan otot dalam bergerak. Daya ledak merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena daya ledak merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu daya ledak memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cidera.
D. Power Tungkai
Setiap jenis keterampilan dalam olaharaga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cedera. Dalam melakukan tembakan bebas kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan tumpuan.
E. Power Lengan
Power merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik dan keseluruhan. Kegunaan kekuatan disamping untuk mencapai prestasi maksimal juga untuk mempermudah mempelajari teknik. Kinerja otot terjadi dalam dua cara, yaitu dinamis dan statis.
(38)
18
Kinerja dinamis dilakukan melalui kontraksi isotonik, yang terdiri dari kontraksi konsentris dan eksentrik. Artinya, kontraksi itu tidak menyebabkan otot yang bersangkutan menjadi memanjang atau memendek. Kontraksi ini dicirikan dengan adanya tegangan (tension) yang menjadi bukti adanya energi yang dikeluarkan. Mahendra (2000:31).
F. Kelentukan
Menurut Harsono (2000: 15) kelentukan adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi. Menurut Lutan (2000: 75) kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas. Jangkauan gerak alami tiap sendi pada tubuh tergantung pada pengaturan tendo-tendo, ligamenta, jaringan penghubung dan otot-otot. Cidera dapat terjadi bila anggota badan atau otot dipaksa di luar batas kemampuannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelentukan merupakan suatu gerak dalam persendian dalam jangkauan yang luas. Dalam penelitian ini flexibility digunakan sebagai kovarian, karena hal ini tidak lepas dari pernyataan bahwa kemampuan fleksibilitas yang terbatas juga dapat menyebabkan penguasaan teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Komponen biomotor fleksibilitas merupakan salah satu unsur penting dalam rangka pembinaan olahraga. Tingkat kualitas fleksibilitas seseorang akan berpengaruh terhadap komponen-komponen biomotor yang lainnya (Sukadiyanto, 2010: 206). Keuntungan para atlet yang memiliki kualitas fleksibilitas yang baik, antara lain; (1) akan memudahkan
(39)
19
atlet dalam menampilkan berbagai kemampuan gerak dan keterampilan, (2) menghindarkan diri dari kemungkinan akan terjadinya atau mendapatkan cidera pada saat melakukan aktivitas fisik, (3) memungkinkan atlet untuk dapat melakukan gerak yang ekstrim, (4) memperlancar aliran darah sehingga sampai pada serabut
otot. Oleh karena itu fleksibilitas merupakan unsur dasar yang harus
ditingkatkan, terutama pada atlet yang masih muda usianya. Penelitian ini juga tidak melupakan bagian komponen fisik yang lain karena dalam olahraga senam semua komponen fisik berpengaruh dalam setiap gerakan olahraga judo seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan, power, kelincahan, keseimbangan serta komponen fisik yang lain.
Fleksibilitas harus dilatihkan minimal dua kali dalam setiap sesi
latihan, yaitu pada saat pemanasan (warm up) dan pada saat
pendinginan (cooling down). Oleh karena metode latihan fleksibilitas
dengan cara peregangan, maka ada beberapa prinsip yangharus diperhatikan sebelum latihan dilakukan.
Menurut Sukadiyanto (2010: 209) adapun prinsip-prinsip latihan peregangan, antara lain adalah:(1) Harus didahului dengan aktivitas
pemanasan, yaitu dalam bentuk jogging atau lari ditempat (skipping)
yang bertujuan untuk menaikkan suhu atau temperatur tubuh, sehingga denyut jantung mencapai antara 120-130 kali per menit. (2) Waktu peregangan yang dilakukan sebelum latihan inti, setelah pemanasan berkisar antara 20-25 detik untuk setiap jenis peregangan. Sedangkan peregangan pada saat setelah latihan inti (pendinginan) waktunya tidak
(40)
20
lebih dari 10-15 detik untuk setiap jenis peregangan. (3) Gerak yang dilakukan pada saat peregangan tidak boleh menghentak-hentak (mendadak), tetapi harus perlahan dan setelah ada rasa sedikit tidak nyaman di otot ditahan selama waktu yang ditentukan seperti tersebut di atas. (4) Selama proses peregangan latihan tidak boleh menahan nafas, tetapi pernafasan berjalan normal seperti biasa. Adapun cara pernafasanya, tarik nafas dalam-dalam sebelum melakukan peregangan dan keluarkan nafas saat peregangan. (5) Peregangan dimulai dari kelompok otot besar lebih dahulu, baru menuju pada kelompok otot yang kecil.
G. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang Tiger Sprong beserta aspek aspek yang mendukung
gerakan untuk melakukan Tiger sprong dengan baik telah berkembang dan
tidak bergantung pada satu hal yang sama. Seperti, aspek pendukung yang tidak mengacu pada kondisi fisik saja, terdapat pula aspek pendukung lain yaitu aspek moriil dan aspek eksternal. Contohnya adalah kondisi kejiwaan
siswa dan menggunakan alat bantu untuk melakukan gerak Tiger Sprong.
Berikut adalah beberapa penelitian tentang Tiger Sprong yang telah
dilakukan :
1) Ishaq, Gery. 2013. Skripsi. “Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai
Dan Otot Lengan Terhadap Teknik dasar Tiger Sprong Pada Siswa
Kelas IX B SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013”
(41)
21
Power Otot Lengan dengan Hasil Belajar Tiger Sprong pada Siswa yang mengikuti Ekstrakurikuler Senam di SMP Negeri 25 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2010/2011.”
3) Andela, Fajar. 2103. Skripsi. “Hubungan Power Lengan dan Power
Tungkai Dengan Hasil Kemampuan Loncat Harimau Pada Siswa Kelas
VIII SMP IT Fitrah Insani Bandar Lampung.”
H. Kerangka Pikir
a. Hubungan power tungkai dengan keterampilan gerak dasar tiger
sprong.
Setiap jenis kemampuan olahraga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu. Daya ledak otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kegunaan daya ledak disamping untuk mencapai prestasi maksimal, juga untuk
mempelajari tekhnik, mencegah cidera, dan memantapkan rasa percaya
diri.Dalam melakukan lompat tiger sprong,power tungkai mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan lompatan tersebut,
karena dengan power yang besar maka dapat menghasilkan lompatan
yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, power tungkai sangat berperan penting
(42)
22
b. Hubungan power lengan dengan keterampilan gerak dasar tiger sprong.
Power lengan juga berperan penting dalam melakukan tiger sprong.
Power lengan berperan sebagai tumpuan jatuhan sehingga lengan harus
mempunyai power yang baik.
Berdasarkan uraian diatas, power lengan sangat penting karena
menunjang keberhasilan tumpuan jatuhan pada tiger sprong.
c. Hubungan kelentukan dengan keterampilan gerak dasar tiger sprong.
Kelentukan berperan penting dalam melakukan tiger sprong, karena kelentukan di gunakan untuk menekuk badan dan berguling ke arah depan.
Berdasarkan uraian di atas, kelentukan sangat berperan penting dalam
menunjang keberhasilan lompat tiger sprong.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk menganalisis kete rampilan gerak dasar tiger sprong seorang atlet/anak didik harus
memiliki power tungkai dan power lengan serta kelentukan yang baik
dalam melakukan tiger sprong.
I. Hipotesis
Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini, maka perlu menentukan suatu penafsiran sebelumnya tentang hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya, jika hipotesis
(43)
23
telah dibuktikan kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis melainkan tessa (Hadi, 2010 : 257). Menurut Arikunto (2010 : 62) hipotesis adalah jawaban sementara suatu masalah penelitian oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukan kebenarannya atau tidak. Jadi intinya hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian. Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1: Ada hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong.
H2: Ada hubungan yang signifikan antara power lengan signifikan dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara power lengan dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong.
H3 : Ada hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan keterampilan
gerak dasar tiger sprong.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antar kelentukan dengan
(44)
24
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 160) “Metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif korelasional. Menurut Sugiono (2008 : 207)
“metode deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum
dan sesudahnya”.
Menurut Sugiyono (2008 : 141) “analisis korelasi ganda umtuk mencari
besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau
lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y)”.
Metode penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa asumsi dan hipotesis yang diajukan oleh peneliti benar-benar terbukti dan dipertanggung jawabkan sesuai dengan data yang ada.
Pada penelitian ini akan dianalisis hubungan antara power tungkai, power
(45)
25
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitian juga disebut studi populasi atau studi sensus (Suharsimi Arikunto, 2013:108). Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi semua siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Bandar Lampung yang berjumlah 265 siswa.
2. Sampel
Jika kita hanya meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto,2013:109). Jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Suharsimi Arikunto,2006 : 112). Bertitik tolak pada pendapat di atas, maka dalam penelitian ini sampel yang di gunakan adalah 20 siswa kelas VIII B (25% dari populasi).
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118), Variabel adalah gejala
(46)
26
yang bervariasi dan menjadi objek penelitian (Arikunto, 2010 : 159). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1. Variabel bebas dalam kajian ini adalah Power Tungkai (X1), Power
Lengan (X2) dan Kelentukan (X3).
2. Variabel terikat dalam kajian ini adalah Keterampilan Gerak Dasar
Tiger Sprong (Y).
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel menurut (Kartini Kartono,1980:19), adalah suatu definisi yang memberikan batasan batasan pengertian suatu konsep atau konstruk dengan cara memberi arah operasi yang spesifik harus dilakukan agar dapat mengukur konsep tersebut.
Dalam penelitian ini variabel yang perlu didefinisikan agar arah operasionalnya sesuai dengan tujuan adalah mengenai hubungan antara
power tungkai, power lengan dan kelentukan terhadap keterampilan gerak
dasar tiger sprong pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Bandar Lampung.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y X1
X3 X2
(47)
27
X1 : Power Tungkai
X2 : Power Lengan
X3 : Kelentukan
Y : Keterampilan Gerak Dasar Tiger Sprong
F. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menguakan satu kali pengumpulan data. Instrumen peralatan
penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah instrumen power
tungkai, power lengan dan kelentukan, dan keterampilan gerak dasar tiger
sprong adalah :
1. Instrumen Tes Power Tungkai
Alat yang digunakan dalam mengukur power tungkai yaitu standing
broad jump.
a) Tujuan : Untuk mengukur power tungkai
b) Alat dan fasilitas :
Pita ukuran
Bak pasir/matras
Blangko tes
(48)
28
c) Penilaian :
Jarak lompatan bisa dilihat pada alat pengukur dalam satuan cm. Nilai yang diambil adalah jarak terbaik dari dua kali pengulangan.
Gambar 4. Standing Board Jump Test ( Sumber. Dwikusworo 2010 : 33 )
(49)
29
2. Instrumen Tes Power Lengan
Alat yang digunakan dalam mengukur power lengan yaitu Medicine
Ball Put.
a) Tujuan : Untuk mengukur power lengan
b) Alat dan fasilitas :
Bola medicine
Kursi
Meteran
Tali
Formulir tes
Alat tulis
c) Penilaian
Jarak dorong bola medicine yang terjauh dari 3 kali kesempatan, dicatat sebagai hasil akhir peserta tes.
(50)
30
3. Instrumen Tes Kelentukan
Alat yang digunakan untuk mengukur kelentukan yaitu Sit and Reach
Test
a) Tujuan : Untuk mengukur kelentukan tubuh.
b) Alat dan fasilitas :
1. Sit and Reach Test
2. Alat tulis 3. Formulir tes c) Penilaian
Jarak jangkauan yang terjauh yang dicapai testee.
Tabel. 1 : Norma Sit and Reach Test
Gambar 6. Sit and Reach Test
KELENTURAN SKOR KATEGORI
>(19) 5 Sangat Baik
(11,5) – (19) 4 Baik
(-1.5) – (11,5) 3 Cukup (-6,5) – (-1,5) 2 Sedang
(51)
31
4. Instrumen Tes Keterampilan Gerak Dasar Tiger Sprong
Instrumen yang digunakan untuk tes keterampilan gerak dasar tiger
sprong adalah tabel format pengukuran keterampilan gerak dasar tiger sprong. Alat yang digunakan antara lain :
a) Blangko skala pengukuran
b) Alat tulis
c) Matras
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan metode one shot model sebagai berikut :
1. Pengukuran Power Tungkai
a. Pelaksanaan:
Orang yang dites berdiri pada papan tolakan dengan lutut di tekuk sampai membentuk sudut 45 derajat kedua lengan lurus kebelakang. Kemudian menolak kedepan dengan kedua kaki sekuat-kuatnya dan mendarat dengan kedua kaki. Jarak lompatan diukur mulai dari tepi dalam papan tolak sampai batas tumpuan kaki atau badan yang terdekat dengan papan tolak.
b. Penilaian:
Pengukuran diambil sebanyak tiga kali dan hasil terbaik yang dipakai sebagai hasil pengukuran dengan satuan Cm.
(52)
32
2. Pengukuran Power lengan
a. Pelaksanaan:
Peserta tes duduk di atas kursi sambil kedua tangan memegang bola medicine depan dada. Kemudian kedua tangan mendorong bola ke depan sejauh mungkin. Sebelum peserta tes mendorong bola medicine,seutas tali dilingkarkan pada dadanya oleh pemandu tes dan ditarik dari belakang sehingga bersandar pada kursi.hal ini untuk mencegah agar peserta pada waktu mendorong bola tidak dibantu gerakan badan ke depan. Hasil tolakan diukur mulai dari tepi luar kaki kursi yang telah diberi garis batas sampai tanda dimana bola tersebut jatuh. Kesempatan diberikan 3 kali. Jarak dorongan medicine kedepan tidak diukur apabila,pada saat peserta tes mendorong bola dibantu oleh gerakan badan.
b. Penilaian:
Pengukuran diambil sebanyak 3 kali dan hasilnya dipakai sebagai hasil pengukuran dengan satuan Cm.
3. Pengukuran Kelentukan
a. Pelaksanaan:
Testee duduk di depan bangku alat pengukur dengan 2 kaki rapat, dan kedua ujung jari kaki rata dengan pinggir bangku alat ukur. Badan dibungkukkan ke depan, tangan lurus. Tekuk badan kedepan perlahan-lahan sejauh mungkin, ke 2 tangan menelusuri pita alat
(53)
33
ukur dan berhenti pada jangkauan yang terjauh yang dihitung. Peserta diberi kesempatan 3 kali.
b. Penilaian :
Jarak jangkauan terjauh yang di capai testee.
4. Mengukur Keterampilan Gerak Dasar Tiger Sprong
a. Pelaksanaan:
Testee diberikan 3 kali kesempatan melakukan gerak dasar tiger sprong.
b. Penilaian:
Pengukuran diambil sebanyak 1 kali dan hasilnya dipakai sebagai hasil pengukuran dengan satuan nilai terbaik.
H. Teknik Analisa Data
Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.
Pada dasarnya statistik mempunyai dua pengertian yang luas dan yang sempit. Dalam pengertian yang luas statistik merupakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan, dan menganalisis, data yang berwujud angka. Sedangkan dalam pengertian yang sempit statistik merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka. Data yang di nilai adalah data variabel
(54)
34
bebas : Power tungkai (X
1), Power lengan (X2), Kelentukan (X3) serta
variabel terikat yaitu keterampilan gerak dasar tiger sprong (Y).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda ( multiple corelation ). Menurut Suharsi Arikunto (2002),
untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y, X2 dengan Y dan X3 dengan
Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan :
r xy = Koefesien korelasi
N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y
∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y xy
r
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N(55)
35
Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment dengan taraf
signifikan 5%. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.
Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
Sumber : Riduwan. 2005
Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika thitung > ttabel, dan terima Ho
jika thitung < ttabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05,
dan untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi
2
r n-2 t =
1-r
KP = r x 100% 00 %
(56)
51
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai Hubungan
Antara Power Tungkai, Power Lengan dan Kelentukan Terhadap
Keterampilan Gerak Dasar Tiger Sprong Pada Siswa SMP N 5 Bandar
Lampung yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong. Namun, power tungkai putra
lebih besar dari power tungkai putri.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara power lengan dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong. Namun, power lengan putra
lebih besar dari power lengan putri.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan
keterampilan gerak dasar tiger sprong. Namun, kelentukan putra lebih
besar dari kelentukan putri.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
(57)
52
1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan keterampilan gerak
dasar tiger sprong hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik
yang mengarah pada power tungkai, power lengan dan kelentukan
secara berkesinambungan dan saling terkoordinasi dan menguasai
keterampilan gerak dasar tiger sprong dengan benar sehingga prestasi
tiger sprong lebih baik.
2. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak sampel yang
lebih besar dan variabel yang lebih luas, agar diperoleh gambaran secara komperhensif dan mendalam.
3. Bagi guru penjaskes dan pelatih senam lantai, beban latihan untuk tiap
unsur kondisi fisik disesuaikan dengan nilai sumbangan tiap variabel
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1991.Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
_______________. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______________. 2002.Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______________. 2006.Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______________. 2007.Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam coaching.P2LPTK:
Jakarta.
Imam, Hidayat. 1966.Senam. Bandung: FPOK IKIP.
Kartini Kartono. 1980.Pengantar Metodologi Sosial. Alumni Bandung.
Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Mahendra, Agus. 2001.Pembelajaran Senam. Jakarta: Direktorat Jendral
Olahraga.
Muhajir. 2004.Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Erlangga : Jakarta.
Pearce, Evelyn C. 2012.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Cv. Prima
Grafika.
(59)
Sudjana. 2003.Metode Statistik. Bandung :Tarsito.
Sugiyono. 2010.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Tim Anatomi. 2003. Diklat Anatomi Manusia. Yogyakarta : Laboratorium
Anatomi FIK UNY
Tim Penyusun. Kamus Pusat Bahasa. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
Tim Penyusun. 2012.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Watson, Roger. 2002.Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawatan. Jakarta.
Werner, Peter H, A. 1994.Movement Approach to Games For Children. ST
Louis: The CV Mosby Company.
www.Crayopedia.Org/mw/senam-lantai. diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 21:47.
www.wikipedia.com. diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 20:23.
(1)
bebas : Power tungkai (X
1), Power lengan (X2), Kelentukan (X3) serta variabel terikat yaitu keterampilan gerak dasar tiger sprong (Y).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda ( multiple corelation ). Menurut Suharsi Arikunto (2002), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y, X2 dengan Y dan X3 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan :
r xy = Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y ∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y
xy
r
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N(2)
35
Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment dengan taraf
signifikan 5%. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.
Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
Sumber : Riduwan. 2005
Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika t hitung < t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi
2
r n-2
t =
1-r
KP = r x 100% 00 %
(3)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai Hubungan Antara Power Tungkai, Power Lengan dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Tiger Sprong Pada Siswa SMP N 5 Bandar Lampung yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan keterampilan gerak dasar tiger sprong. Namun, power tungkai putra lebih besar dari power tungkai putri.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara power lengan dengan keterampilan gerak dasar tiger sprong. Namun, power lengan putra lebih besar dari power lengan putri.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan keterampilan gerak dasar tiger sprong. Namun, kelentukan putra lebih besar dari kelentukan putri.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
(4)
52
1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan keterampilan gerak dasar tiger sprong hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik yang mengarah pada power tungkai, power lengan dan kelentukan secara berkesinambungan dan saling terkoordinasi dan menguasai keterampilan gerak dasar tiger sprong dengan benar sehingga prestasi tiger sprong lebih baik.
2. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak sampel yang lebih besar dan variabel yang lebih luas, agar diperoleh gambaran secara komperhensif dan mendalam.
3. Bagi guru penjaskes dan pelatih senam lantai, beban latihan untuk tiap unsur kondisi fisik disesuaikan dengan nilai sumbangan tiap variabel terhadap keterampilan gerak dasar tiger sprong.
(5)
Arikunto, Suharsimi.1991.Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
_______________. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______________. 2002.Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______________. 2006.Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______________. 2007.Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam coaching.P2LPTK: Jakarta.
Imam, Hidayat. 1966.Senam. Bandung: FPOK IKIP.
Kartini Kartono. 1980.Pengantar Metodologi Sosial. Alumni Bandung.
Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Mahendra, Agus. 2001.Pembelajaran Senam. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.
Muhajir. 2004.Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Erlangga : Jakarta.
Pearce, Evelyn C. 2012.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Cv. Prima Grafika.
(6)
Sudjana. 2003.Metode Statistik. Bandung :Tarsito.
Sugiyono. 2010.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Tim Anatomi. 2003. Diklat Anatomi Manusia. Yogyakarta : Laboratorium Anatomi FIK UNY
Tim Penyusun. Kamus Pusat Bahasa. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
Tim Penyusun. 2012.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Watson, Roger. 2002.Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawatan. Jakarta.
Werner, Peter H, A. 1994.Movement Approach to Games For Children. ST Louis: The CV Mosby Company.
www.Crayopedia.Org/mw/senam-lantai. diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 21:47.
www.wikipedia.com. diakses pada tanggal 22 November 2016 pukul 20:23. 54