1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf
nasional maupun internasional. Media juga seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian
pengembangan seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma McQuail,
1987:3. Dengan pemberitaan media tentang terorisme, banyak masyarakat
yang berpanda ngan bahwa “muslim=terorisme”. Salah satunya adalah
Raditya Ghani saat diwawancara oleh penulis mengatakan bahwa terorisme dilakukan oleh oknum-oknum yang memang mengatasnamankan Islam.
“yo menurutku, terorisme memang mesti berkaitan karo Islam. Nonton wae ning tv, mesti pelaku-pelakune kan agamane Islam ra
ono sing Kristen.”
1
Menurut pandangan dia Raditya Ghani muslim=terorisme. Dia menggambarkan banyak contoh kasus yang ditayangkan media selalu
terorisme berkaitan dengan Islam yang fanatik akan ajarannya. Selain itu, beberapa pemuda Gereja Kristen Jawa WKM, Semarang, ketika melihat
fisik orang dengan ciri-ciri baju koko dan celana diatas mata kaki, mereka langsung beranggapan bahwa orang tersebut bisa saja teroris. Dari beberapa
keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa media bisa merubah persepsi seseorang akan suatu hal.
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai
agent of change
, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama
media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media
1
Wawancara Raditya Ghani tanggal 22 Januari 2012 pukul 08.12 wib
2 edukasi, kemudian media massa juga menjadi media informasi, yaitu media
yang setiap saat menyampaikan informasi, terakhir media massa sebagai media hiburan. Bungin, 2008: 85
Dari penjelasan di atas, media mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Televisi merupakan salah satu media
yang banyak berperan dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi dari televisi daripada media lain, karena
hampir sebagian masyarakat mempunyai televisi. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia menghadirkan
suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa
jelas menghadirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian
masih menunjukkan bahwa media tersebut adalah media yang menguasai jarak secara geografis dan sosiologis.
Dunia pertelevisian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini. Awalnya, Indonesia hanya
punya satu stasiun televisi milik pemerintah yaitu Televisi Republik Indonesia TVRI. Pada tahun 1989, lahirnya stasiun televisi swasta
Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI. Hingga saat ini, ada 11 stasiun televisi nasional dan 10 diantaranya adalah stasiun televisi swasta.
Dari berbagai macam stasiun televisi tersebut, mereka mempunyai ciri masing-masing dalam menayangkan acaranya, termasuk acara berita.
Freda Morris 1996 dalam buku “Broadcast Journalism Techniques of Radio and TV News
” mengemukakan, “
News is immediate, the important, the things that have impact on our lives
”. Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan
manusia. Dari definisi ini, ada tiga unsur pada sebuah berita yakni baru penting dan berguna bagi manusia. Harahap, 2007: 3
Berita TV bukan hanya sekedar melaporkan fakta tulisan narasi, tetapi juga gambar visual, baik gambar diam, seperti foto, gambar peta,
grafis, maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik
3 berita dan mampu memikat pemirsa. Bagi berita TV, gambar adalah
primadona atau paling utama daripada narasi. Kalau gambar berita yang disiarkan mampu bercerita banyak, maka narasi hanya sebagai penunjang
saja. Berita TV tanpa gambar tidak ubahnya dengan berita radio. Harahap, 2007: 4
Berita TV menayangkan berbagai macam informasi penting di seluruh Indonesia. Salah satu yang menjadi tayangan berita adalah kasus
terorisme. Kasus terorisme di Indonesia dari tahun 2000 hingga 2011 semakin banyak terjadi. Bahkan pelakunya atau yang sering disebut teroris
semakin berani dengan menggunakan media tubuh atau yang sering disebut bom bunuh diri. Dari data yang penulis dapatkan dari tahun 2000 sampai
2009 setidaknya ada kejadian terorisme sebanyak 21 pengeboman di seluruh Indonesia
2
. Selain lewat pemberitaan, masyarakat juga selalu disuguhkan oleh
banyaknya film di Indonesia yang menggambarkan tentang Islam. Seperti contohnya Perempuan Berkalung Sorban, Tanda Tanya, Alangkah Lucunya
Negeri ini, dan masih banyak lagi. Masyarakat seolah-olah digiring untuk mengerti bagaimana kehidupan orang Islam. Dari berbagai film itu,
masyarakat juga tahu tentang ciri-ciri penggambaran tentang orang Islam, sebagai contoh cara berpakaian dalam penggambaran film. Di dalam film,
orang Islam yang sangat fanatik selalu digambarkan dengan ciri-ciri yang hampir sama. Dalam penggambaran tersebut, masyarakat secara tidak
langsung terpengaruh oleh tayangan yang mencirikan orang Islam. Kejadian Bom Bali 1, juga membuat masyarakat semakin dikuatkan akan cirri-ciri
orang Islam dengan ajaran yang fanatik, sebagai contoh ciri-ciri tersangka teroris Bom Bali 1. Mereka selalu berpakaian dengan model yang sama
yaitu mengenakan baju koko, celana di atas mata kaki, dan selalu menggunakan penutup kepala atau peci. Seperti halnya pemuda Gereja
Kristen Jawa WKM, yang beranggapan jika ada orang yang berpakain dengan baju koko dan celana di atas mata kaki, merupakan contoh orang
Islam yang fanatik dengan ajarannya, salah satunya yaitu Windy Setyoko.
2
http:indocashregister.com20090718rentetan-serangan-bom-teroris-di-indonesia-2000- 2009
4 “wong Islam sing ajarane fanatik ki mesti nggo klambi
kombor karo katok 34, wes kui mesti. Teroris kae yo nggo klambi ngon
o”
3
Menurut pandangan pemuda Gereja Kristen Jawa WKM, orang bercirikan seperti di atas merupakan orang Islam dengan ajaran yang sangat
fanatik, termasuk teroris. Selain banyaknya film dan media tentang penggambaran Islam, ada
juga film yang menggambarkan tentang kasus bom Bali 1. Film tersebut berjudul Long Road. Film ini bercerita tentang indahnya Bali yang
kemudian dirusak dengan orang-orang yang mengaku sedang melakukan jihad dengan cara mengebom sebuah cafe di Legian, Kuta, Bali. Di dalam
film tersebut juga diceritakan bagaimana para teroris merencanakan pengeboman tersebut. Dalam film digambarkan jelas bahwa teroris-teroris
tersebut selalu berpakaian seperti yang digambarkan oleh media lain, yaitu berbaju koko, memakai peci, kemudian celana di atas mata kaki. Hal ini
membuat sebagian masyarakat beranggapan bahwa orang yang berpakaian seperti itu, bisa jadi teroris. Seperti halnya pemuda Gereja Kristen Jawa
WKM, Semarang. Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk
kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi
terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh
karena itu para pelakunya teroris layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan teroris dan terorisme, para teroris umumnya menyebut diri mereka
sebagai separatis
4
, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin,
dan lain-lain.
Adapun makna
sebenarnya
3
Wawancara Windy Setyoko tanggal 18 November 2012 pukul 21.30 wib
4
Separatis: orang golongan yg menghendaki pemisahan diri dr suatu persatuan; golongan bangsa untuk mendapat dukungan http:www.artikata.comarti-350381-separatis.html
diunduh tanggal 16 Desember 2012 jam 15.20 WIB
5 dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang
penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang. Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.
Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal dengan terorisme negara
state terorism
. Misalnya seperti dikemukakan oleh Noam Chomsky yang menyebut Amerika Serikat ke
dalam kategori itu. Persoalan standar ganda selalu mewarnai berbagai penyebutan yang awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika Amerika
Serikat banyak menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain liputan media menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat
melakukan tindakan
terorisme yang
mengerikan hingga
melanggar konvensi yang telah disepakati.
5
Menurut ensiklopedia Indonesia tahun 2000, terorisme adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa
untuk menciptakan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi maupun tuntutan.
RAND Corporation, sebuah lembaga penelitian dan pengembangan swasta terkemuka di AS, melalui sejumlah penelitian dan pengkajian
menyimpulkan bahwa setiap tindakan kaum terorris adalah tindakan kriminal. Definisi konsepsi pemahaman lainnya menyatakan bahwa : 1
terorisme bukan bagian dari tindakan perang, sehingga seyogyanya tetap dianggap sebagai tindakan kriminal, juga situasi diberlakukannya hukum
perang; 2 sasaran sipil merupakan sasaran utama terorisme, dan dengan demikian penyerangan terhadap sasaran militer tidak dapat dikategorikan
sebagai tindakan terorisme; 3 meskipun dimensi politik aksi teroris tidak boleh dinilai, aksi terorisme itu dapat saja mengklaim tuntutanan bersifat
politis.
6
Berbagai pendapat pakar dana badan pelaksana yang menangani masalah terorisme, mengemukakan tentang perngertian terorisme secara
5
http:jhonfreedom.blogspot.com200903pengertian-terorisme.html
6
http:www.dephan.go.idmodules.php?name=Sectionsop=viewarticleartid=56 diunduh tanggal 9 Desember 2011 pukul 22.21 WIB
6 beragam. Terror mengandung arti penggunaan kekerasan, untuk
menciptakan atau mengkondisikan sebuah iklim ketakutan di dalam kelompok masyarakat yang lebih luas, daripada hanya pada jatuhnya korban
kekerasan. Publikasi media massa adalah salah satu tujuan dari aksi kekerasan dari suatu terror, sehingga pelaku merasa sukses jika kekerasan
dalam terorisme serta akibatnya dipublikasikan secara luas di
mass media
. Dalam perkembangannya lalu muncul suatu konsep yang memberi
pengertian, bahwa terorisme adalah cara atau teknik intimidasi dengan sasaran sistematik, demi suatu kepentingan politik tertentu. Hendropriyono,
2009: 25 Indonesia merupakan negara ketujuh yang paling berisiko dilanda
serangan teroris, setelah Kolombia, Israel, Pakistan, AS, Filipina dan Afghanistan, menurut satu penelitian yang dipublikasikan oleh sebuah
lembaga penaksiran risiko yang terkenal. Kolombia urutan 1 dan Israel urutan 2 merupakan dua negara dalam daftar 186 negara yang dianggap
sangat berisiko terkena serangan teroris, menurut Indeks Terorisme Global Pusat Riset Perdagangan Dunia WMRC pada 2003-2004. Di
belakang Indonesia adalah Irak dan India yang masing-masing berada di urutan kedelapan dan kesembilan.Sri Lanka dan Inggris berbagi tempat di
urutan ke-10. Penelitian itu dirancang untuk menaksir risiko terorisme di masing-masing dari 186 negara dan, yang paling penting, terhadap
kepentingan negara-negara itu di luar negeri selama 12 bulan mendatang, kata direktur riset WMRC, Guy Dunn. Kepentingan negara-negara itu di
luar negeri merupakan satu bagian yang sangat penting dari penelitian tersebut, katanya.
7
Yang paling menghebohkan dunia adalah bom Bali yang pertama di tanggal 12 Oktober 2002, tiga ledakan mengguncang Bali. Ledakan bom
tersebut menewaskan
202 orang,
melukai sekitar
300 orang,
7
http:www.nu.or.idpageiddinamic_detil1484WartaIndonesia_Sasaran_ketujuh_Tujua n_Teroris.html diunduh tanggal 9 Desember 2011 pukul 22.45 WIB
7 menghancurkan 47 bangunan
8
. Di bulan September 2011, tepatnya tanggal 25, terjadi kasus pengeboman di sebuah Gereja Bethel Injil Sepuluh GBIS,
Kepunton, Solo, Jawa Tengah. Bom ini diledakkan dengan cara menaruh bom di dalam pakaian pelakunya. Dari data yang didapatkan, bahwa isi bom
yang dipakai pelaku adalah paku, baut, dan gotri. Namun dalam kasus ini tidak mengakibatkan korban tewas, hanya pelaku saja yang tewas saat
kejadian itu. Secara geografis Indonesia terletak diposisi silang dunia diantara
dua benua dan dua lautan, hal tersebut menjadikan Indonesia pada posisi strategis, dan juga menjadikan Indonesia sebagai sarana pertarungan elit
politik, baik dunia maupun elit pilitik lokal yang akhirnya memicu potensi permasalahan antara lain, masalah kerawanan suku, agama, ras dan etnis
golongan serta tempat peredaran narkoba, peredaran senjata ilegal dan penyusupan teroris internasional. Hal ini jika tidak ditangani secara serius,
akan dapat mempengaruhi dan berdampak pada tingkat ketahanan nasional. Di sisi lain, konfigurasi geografis dan posisi Indonesia yang strategis juga
menyimpan kekayaan alam yang melimpah, dan merupakan aset bangsa dan negara yang sangat berharga, hal tersebut dapat memberikan prospek masa
depan bagi kerjasama di bidang ekonomi antar bangsa. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia sebagai fokus dalam berbagai hal termasuk terorisme.
9
Konflik Ambon yang meletus pada tahun 1999, seolah menjadi tanda jam berdentang bagi sekelompok orang yang telah menanti-nantikan
datangnya hari ketika medan jihad terbuka di Indonesia. Mereka adalah sebagian kecil dari kelompok yang telah mempersiapkan diri untuk mencari
syahid hingga ke Afghanistan, Moro, dan beberapa medan konflik lainnya. Ambon telah mengembalikan semangat jihad mereka, dan terjadilah
8
http:rohayadi.wordpress.com20091016menguak-misteri-tragedi-bom-bali-1 diunduh tanggal 25 Oktober 2011 pukul 21.46 WIB
9
http:www.balitbang.kemhan.go.id?q=contentapa-target-terorisme-beraksi-di-indonesia diunduh tanggal 20 maret 2012 jam 21.23 wib
8 pengorganisasian secara alamiah dari berbagai kalangan individu dan
kelompok dalam satu tujuan yang sama, membela umat Islam yang tengah diserang oleh kelompok yang disebut mereka sebagai koalisi Zionis-Salibis.
Noor, 2010: 2 Amerika Serikat dan Barat mengklaim bahwa negara-negara Asia
Tenggara adalah surga bagi sejumlah teroris dan mereka ini sudah disusupi dengan operasi Al Qaeda untuk tiga alasan utama: koneksi Afghan dengan
ekstremis Timur Tengah, tumbuhnya kebencian Islam di negara-negara Asia Tenggara sejak 1970-an karena alasan-alasan politik dan sosial ekonomi,
serta bahwa Asia Tenggara adalah negara-negara yang nyaman bagi teroris internasional. Permadi, 2003: 105-106
Klaim itu sebetulnya hanya merupakan kesimpulan sepihak atas partisipasi para relawan Mujahidin di Afghanistan. Sebab, tidak kurang dari
seribu muslim Asia Tenggara bergabung dalam pertempuran bersama Mujahidin pada 1980-an dan ada koneksi Afghan ke hampir semua
kelompok-kelompok Islam radikal. Afghanistan sendiri adalah pengalaman formatif dalam kehidupan jihad di Asia Tenggara. Di Indonesia, ada
“kelompok 272” beranggotakan veteran-veteran dan tokoh-tokoh kelompok radikal di kawasan ini semuanya adalah veteran-veteran Mujahidin: Jaffar
Umar, Jaffar Umar Thalib, Hambali, Mohammed Iqbal Rahman, Nik Aziz Nik Adli, Abdurajak Janjalani, dan lainnya. Tidak bisa diremehkan betapa
pentingnya koneksi Afghan ini adalah basis bagi jaringan Al Qaeda di seluruh dunia. Permadi, 2003: 106
Melihat dari berbagai media yang memberikan informasi tentang kasus terorisme, sebagian masyarakat beranggapan bahwa terorisme
merupakan ulah orang Islam. Berangkat dari persepsi sebagian pemuda gereja terhadap kasus terorisme yang mengganggap bahwa muslim identik
dengan terorisme, penulis ingin melihat bagaimana media terutama TV dalam memberikan informasi berita. Media mempunyai fungsi salah
satunya untuk menginformasikan dan mempengaruhi, dari data atau hasil wawancara terhadap pemuda Gereja Kristen Jawa WKM, persepsi mereka
9 semakin buruk ketika melihat berita TV tentang kasus pengeboman gereja
di Solo. Dari kasus tersebut, penulis ingin meneliti bagaimana isi pesan berita TV terutama berita Metro TV tentang kasus pengeboman Gereja
GBIS di Solo dengan menggunakan metodologi penelitian analisis wacana kritis model van Dijk. Penulis menggunakan Metro TV karena dari awal
berdirinya stasiun televisi ini sebagian besar program acaranya merupakan berita. Kemudian Metro TV juga lebih
up to date
dalam pemberitaannya. Program berita yang dipilih oleh penulis yaitu program berita Metro Siang
tentang kasus pengeboman gereja di Solo pada tanggal 25 September 2011, program Breaking News pada tanggal 25 Sepetember 2011, dan Metro Hari
ini pada tanggal 25 September 2011.
10
1.2. Rumusan Masalah