9 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa ecepatan benda selalu tetap
tidak tergantung dari waktu. Jadi grafiknya berupa garis lurus sejajar garis t. Dari grafik diatas dapat ditentukan jarak yang ditempuh dengan
menghitungkan luas daerah yang diarsir. Luas daerah yang diarsir = jarak yang ditempuh
Luas daerah yang diarsir = luas empat persegi panjang ABCD = OA x OC = t x v
Luas empat persegi panjang OABCD = v x t Luas = jarak; jadi jarak = kecepatan x waktu atau ditulis dalam rumus:
S = v x t Keterangan:
S = jarak meter T = waktu detik
V = kecepatan mdet
2. Hakikat Lari Percepatan Akselerasi
Menurut Thompson, 1991: 31 yang dimaksud percepatan dalam lari adalah ketika pelari berada pada garis start maka kecepatannya 0 atau
diam, kemudian ketika pistol start ditembakkan maka pelari bergerak maju kemudian pelari mulai memperoleh kecepatan dan peningkatan dari 0
menuju kecepatan yang lebih yang lebih tinggi, hal tersebut dikatakan melakukan percepatan atau akselerasi. Menurut Nosek 1995: 64
percepatan atau akselerasi adalah peningkatan kecepatan yang secepat mungkin. Hukum gerakan yang berkaitan dengan percepatan adalah hukum
Newton II
yang berbunyi:
“Percepatan suatu benda adalah seimbangsebanding dengan kekuatan yang menyebabkan dan terjadi searah
dengan bergeraknya kekuatan itu ”.
10 Bila dibuat grafik hubungan antara kecepatan v terhadap waktu t
dari gerak lurus dipercepat beraturan didapat:
Gambar 2.
Grafik Percepatan Sebuah benda bergerak dipercepat beraturan dengan kecepatan awal V
o
selama t detik kecepatannya berubah menjadi v
t
Untuk menentukan jarak dapat dihitung dari daerah yang diarsir. Luas yang diarsir berupa luas trapesium 0ABCD.
Luas trapesium 0ABCD = jumlah sisi sejajar x ½ tinggi.
= 0C + AB. ½ 0A = Vo + Vt. ½ t
= Vo + Vo + a.t. ½ t = 2Vo + a.t. ½ t
= Vo.t + ½ a.t
2
Luas = jarak yang ditempuh Jadi, diperoleh rumus: S = Vo.t + ½ a.t
2
Keterangan: V
o
= kecepatan awal t
= waktu detik a
= percepatan mdet
2
S = jarak m
3. Hakikat Perlambatan
Menurut Thompson 1991: 32 perlambatan adalah ketika seseorang pelari yang berlari lebih pelan atau kehilangan kecepatan maka dikatakan
pelari mengalami perlambatan. Dalam cabang ilmu fisika perlambatan termasuk dalam kategori gerak lurus diperlambat beraturan pengurangan
kecepatan tiap selang waktu yang sama berharga tetap. Menurut Daryanto