digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam mengembangkan metode menghafal Al Qur‟an yang sudah ada
sesuai dengan zaman yang dihadapinya. b. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan pola dan
metode pengembangan menghafal Al Qur‟an secara sempurna baik
pada tingkat sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Sehingga diharapkan melalui dunia pendidikan khususnya yang
berbasis tah{fiz{
Al Qur‟an, pemerintah dapat mencetak generasi yang qur‟ani h{afiz{ dan h{afiz{ah sekaligus dapat mencegah krisis moral
yang sedang dihadapi oleh Negara Indonesia.
F. Kerangka Teoritik
Teori merupakan suatu pernyataan a set of statement yang menjelaskan serangkaian hal atau persoalan
12
. Dalam konteks penelitian ini, persoalan yang dijelaskan adalah tentang
metode menghafal Al Qur‟an dalam mewujudkan
kualitas hafalan Al Qur‟an.
1. Metode menghafal Al Qur‟an Ahmad Tafsir
13
mengatkan bahwa metode berasal dari kata method dalam bahasa inggris yang berarti cara. Metode adalah cara yang
tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu. Menghafal secara bahasa, berasal dari bahasa Arab yaitu
h{afiz{a, yah{faz{u, h{ifz{an, yang artinya memelihara, menjaga, menghafal.
14
12
Nana Sudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek cet. 5 Bandung: Rosdakarya, 2002, 17.
13
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, 9.
14
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989, 105.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Penghafal adalah orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sederetan kaum yang menghafal.
15
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menghafal merupakan telah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar
selalu ingat tanpa melihat buku atau catatan lainnya.
16
Secara istilah, ada beberapa pengertian menghafal menurut para ahli, diantaranya :
a. Baharuddin, menghafal adalah menanamkan asosiasi ke dalam jiwa.
17
b. Syaiful Bahri Djamarah, menghafal adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan learning, menyimpan retention, dan menimbulkan
kembali remembering hal-hal yang telah lampau.
18
c. Abdul Qoyyum, menghafal adalah menyampaikan ucapan di luar kepala tanpa melihat teks, mengokohkan dan menguatkannya di
dalam dada, sehingga mampu menghadirkan ilmu itu kapan pun di kehendaki.
19
15
Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur ‟an Kaifa Tahfazhul Qur‟an
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005, cet. 5, 23.
16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2002, 381.
17
Baharuddin, Psikologi Pendidikan Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2010, 113.
18
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar Jakarta: Rineka Cipta, 2008, 44.
19
Abdul Qoyyum bin Muhammad bin Nashir As Sahaibani dan Muhammad Taqiyul Islam Qaary, Keajaiban Hafalan, Bimbingan bagi yang ingin Menghafal al-Qur
‟an Jogjakarta: Pustaka Al Haura
‟, 2009, 12.