Peran Guru Al-Qur’an Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al- Qur’an Pada Santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang

1."/
i

LEMBAR PENGESAHAI\SKRIPSI
'6PeranGuru Al-eur'an
skripsi b_erjudul:
Dalam Menanggulangi Kesulitan
Belajar Membaca Al-Qur'an pada santriwati MTs pondok pesantren AlAmanah Al-Gontory Perigi Baru pondok Aren Tangerang"disusunoleh Siti
Hajar, NIM. 207011000330,diajukan kepada Fakultas Iimu Tarbiyah dan
KeguruanUniversitasNegeri Syarif HidayatullahJakarta,dan telah dinyatakan
lulus dalam ujian munaqasah
pada tanggal20 Septemb i013, dihadapandewan
penguji. Karena itu, penulis berhakmemperolehgelar",sarjanaPendidikan
Islam

(s.Pd.D.

Jakarta, 20 September2013
Tanggal
PanitiaUjian Munaqasah
KetuaPanitia(Ketua Jurusan/Program

Studi)
Bahrissalim.
M.Ag
NIP.I 9680307t998031002
Sekretaris
(SekretarisJurusan/Prodi)

7

Drs.SapiuddinShidiq.M.Ag
NrP. 19760328200003
l 00l

%8^q

%t7

PengujiI
M. SholehHasan.LC. MA
NrP.19710214200604

| 0t8
PengujiII
Tanenji"MA
NIP. 19720712199803| 004

Mengetahui,
DekanFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan
UIN SyarifHidayatullah
Jaka

Dra. NurMa Rifa'i, iVlA,Ph.D

NIP.19591020
198603
2 001

TandaTangan

,{


I

PERAN GT]RU AL- QUR'AN DALAM MENANGGULANGI
KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL. QUR'AN PADA
SANTRIWATI MTS PONDOK PESANTREN
AL- AMANAH AL. GONTORY PERIGI BARU
PONDOK AREN TANGERANG

SKRIPSI
Diajukan KepadaFakultasllmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh
Gelar SarjanaPendidikanIslam S. Pd. I

Oleh:
SITI HAJAR
NIM: 207011000330

Di balah Bimbingan

-


-,\l,
V,/

,/

/
Drs. Abdul Haris. M. As
NIP: 19660901
199503I 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434H t20t3M

{

LEMBAR PERYATAAN KARYA SENDIRI


Sayayangbertandatangandi bawahini:
NamaLengkap

Siti Hajar

Tempat/TglLahir

Jakarta,11 Desember1987

NIM

2070r1000330

Fakultas/Jurusan

FlTK/PendidikanAgamaIslam

Judul Skripsi


PeranGuru Al-Qur' an DalamMenanggulangiKesulitanB elajar
MembacaAl-Qur'an PadaSantriwatiMTs PondokPesantren
Al- AmanahAl-Gontory Perigi Baru PondokAren Tangerang

Pembimbing

Drs.Abdul Haris,M.Ag

Denganini menyatakan
bahwa:
1 . Skripsi ini merupakanhasil karya penulisyang diajukanuntuk memenuhisalah
satupersyaratanmemperolehgelarstrataSI di UIN Syarif HidayatullahJakarta.
Semuasumberyang penulis gunakandalam penulisanskripsi ini telah penulis
canturnkandenganketentuanyang berlakudi UIN Syarif HidayatullahJakarta.
Jika dikemudianhari terbukti bahwaslaipsi ini bukanhasil karya penulis,maka
penulis bersediamenerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Jakarta.30 Mei 2013
i:;I**:::r:j":":


,t:t

.t

):

siti Hajar

ABSTRAK
Siti Hajar, 207011000330, “ Peran Guru Al-Qur’an Dalam Menanggulangi
Kesulitan Belajar Membaca Al- Qur’an Pada Santriwati MTs Pondok
Pesantren Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang”
Dari judul tersebut penulis imgin mengetahui peran guru, serta pembinaan
yang dilakukan guru al-Qur’an khususnya dalam menanggulangi kesulitan yang
dihadapi santriwati dalam membaca Al-qur’an di MTs Pondok Pesantren AlAmanah Al- Gontory.
Dalam memudahkan pengambilan data, fakta serta informasi yang
menjelaskan tentang permasalahan dalam penelitian, penulis menggunakan metode
deskriftif analisis, dimana penulis observasi secara langsung kepada santriwati MTs
Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory kemudian memberikan angket yang

berisi beberapa pertanyaan mengenai Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menggambarkan bahwa sudah
cukup baik upaya yang dilakukan guru Al-Qur’an dalam mengatasi santriwati yang
mengalami kesulitan dalam belajar membaca Al-Qur’an, karena sebagian besar
santriwati mendapatkan bimbingan yang cukup maksimal dalam belajar membaca
Al-Qur’an. Dengan demikian menandakan bahwa peran guru Al-Qur’an MTs AlAmanah Al- Gontory dalam menanggulangi kesulitan yang dihadapi santriwati sudah
berhasil. Semoga ini kualitas santriwati dalam membaca Al-Qur’an menjadi semakin
baik dan meningkat. Amin ya robbal a’lamin

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmairrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin,
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dianugrahkan,penguasa alam semesta yang telah memberikan kepada hamba-Nya ciptaan, ketetapan,
kasih sayang, cinta, nikmat hidup bahkan cobaan, ujian dan maunah-Nya kepada penulis, Allah SWT,


sang motivator utama hidup penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, serta dapat
dibaca dan ditelaah oleh pembaca dan pemerhati pendidikan Islam.Shalawat serta salam senantiasa

penulis curahkan keharibaanRasul Allah Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan
sampai pada umatnya sebagai pembawa panji Islam dan penerang hati ummat Islam, yang telah
membawa manusia ke jalan yang diridhoi Allah. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan

laporan

penelitian

MENANGGULANGI

ini

yangberjudul

KESULITAN

“PERAN

BELAJAR

GURU

MEMBACA

AL-QUR’AN
AL-QUR’AN

DALAM
PADA

SANTRIWATI MTS PONDOK PESANTREN AL- AMANAH AL-GONTORY PERIGI BARU
PONDOK AREN TANGERANG”
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
dan belum mencapai hasil yang sempurna. Ibarat pendaki gunung yang telah menginjakkan kakinya
dipuncak idaman, itulah kira-kira gambaran perasaan ketika berpuluh-puluh lembar skripsi telah selesai
tercetak. Alhamdulillah, sebagai ekspresi kelegaan dan syukur sedalam-dalamnya atas perasaan itu.
Bukan saja karena tugas berat telah selesai dilaksanakan, juga sebagai pertanda bahwa target formal
selesainya studi telah didepan mata. Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini hampir tidak mungkin

dapat terselesaikan tanpa pertolongan Allah yang dijelmakan melalui bala tentara-Nya.
Oleh karena itu, dengan tulus penulis sampaikan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada berbagai pihak seraya berdo’a semoga Allah selalu memberikan yang terbaik kepada mereka
semua.Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

ii

1. Nurlena Rifa’i M.A, Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta beserta
wakil dan staf-stafnyayang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh

pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bahrissalim, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Islam dan ketua Program Studi yang telah
memberi Bimbingan dalam penyusunan laporan penelitian ini
3. Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam sekaligus pembimbing
akademik yang menyetujui proposal skripsi penulis.
4. Drs.Abdul Haris M.AgDosen Pembimbing dalam penyusunan laporan penelitian ini atas

kesabaran beliauyang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan
yang sangat berarti sehingga penulis bisa menyusun skripsi ini dantidak henti-hentinya

memberikan motivasi dan semangat untuk bimbingan kepada penulis sehingga bisa
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf-staf JurusanFITK yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan serta membantu selama penulis menempuh pendidikan di UIN syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kepala sekolah, dan Pengasuh Santriwati MTs Al- Amanah Al- GontoryPerigi Baru
Pondok Aren Tangerang, para staf-staf, ustadz serta ustadzah yang telah memberikan
informasi-informasi.

7. Ustadzah Risa Mesarani M.Ag, ustadzah Lulu Lilawati.yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannyaserta membantu selama penulis melakukan penelitian di MTs Al- Amanah
Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang.
8. Kedua orang tua tercinta,Babeh Mardjani bin H.Dul dan EmakUmi Kulsum binti Abdul
Rosib Daiman yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayangnya serta dorongan dan
motivasi serta do’a yang tulusikhlasnya bagi penulis dalam mengukir kehidupan yang
bermakna dengan segala perhatian, bimbingan, dorongan dan cinta kasih sayangnya
dalam mendidik dan mengasuh penuliss.
9. Alm. Kakek Abdul Rosib dan Almh. Nenek Rosiah terimakasih atas segala pesan baik
yang telah diberikan sebelum menghadap ilahi, ini menjadi bekal kehidupan di masa
depan.
10. Abang – abangku tercinta,Muhammad Ali, Muhammad Rais, Muhammad Amin SE,
Zakaria,dan adik tercinta Hati Hudainah A.Gz, yang slalu memberikan motivasi serta
iii

suportnyadalam setiap waktunya dengan segala perhatian, bimbingan serta kasih
sayangnyadalam menyelesaikan skripsi inibagi penulis.
11. Calon imam insyallah Subhan Maturidi yang selalu menghiasi hari-hari penulis dengan
kebersamaan, keceriaan dan kebahagiaan yang begitu besar. Semoga ukhuwah kita tetap
terjaga dan dirahmati oleh Allah.
12. Ka’cidin, ka Yani, ka Lolo, sahabat- sahabat Riri, Nur, Annisa Muchtar yang selalu
mendukung serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13. Keluarga besar FITK Program Studi dan Jurusan PAI Non Reguler khususnya angkatan 2007
kelas A. Terima kasih banyak tema,.Sahabat-sahabatangakatan 2007 yang selalu

memberikan arahan, atas semangat kebersamaan, dan keceriaanya

yang tak

terlupakanSemoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh Allah SWT.
14. Teman dekat sekelaska ebit febriansyah, Usman Sutisna, Ka Naely, Ka Dini yang telah
memberikan kecerian, support dan kebahagiaan yang tak terlupakan.
15. Para nara sumber yang yang sudah dengan suka rela penulis kutip pendapatnya.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Dengan
rendah hati penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak semoga amal kebaikan
dibalas dengan berlipat ganda.
WaAllahual-MuwafiqIlaaqwaami al-Thariq

Jakarta,30Mei2013

Penulis

Siti Hajar

iv

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSTUJUAN PENGUJI
LEMBAR PERSTUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .................................................................................

ii

DAFTAR ISI .................................................................................................

v

DAFTAR TABEL .......................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................

1

B. Identifikasi Masalah .....................................................................

5

C. Pembatasan Masalah ...................................................................

5

D. Perumusan Masalah .....................................................................

6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ................................

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ..........................................

9

1. Pengertian Guru Al-Qur’an ....................................................

9

2. Peran GuruGuru Al-Qur’an....................................................

10

B. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an ............................................

13

1. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Qur’an .....................

13

C. Problematika dalam pembelajaran Al-Qur’an .............................

19

1. Kesulitan- kesulitan Dalam Membaca al-Qur’an ...................

19

2. Strategi Pembelajaran Al-Qur’an ...........................................

20

3. Faktor- faktor Penyebab Kesulitan Dalam Membaca
4. Al-Qur’an ...............................................................................

23

D. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................

25

v

BAB III Metodologi Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................

26

B. Metode Penelitian.........................................................................

26

C. Populasi dan Sampel ....................................................................

26

D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................

27

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data..................................

30

BAB IV Hasil Penelitian
A. Deskripsi Objek Penelitian ...........................................................

32

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory
................................................................................................

32

2. Visi, Misi Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory ........

33

3. Profil Guru Al-Qur’an MTs Al- Amanah Al- Gontory..........

33

4. Keadaan santri Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory.

34

5. Sarana dan Prasarana..............................................................

35

6. Struktur Organisasi ...............................................................

36

B. Data Sampel ....................... ........................................................

38

C. Interpretasi Data ...........................................................................

40

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................

53

B. Saran - saran .................................................................................

54

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

55

LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Kisi- kisi angket Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an

Tabel 4.1

Data santri Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory tahun ajaran
2012/2013

Tabel 4.2

Data sarana dan prasarana Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory

Tabel 4.3

Data sampel

Tabel 4.4

Jawaban responden Guru Al-Qur’an memberikan motivasi dalam membaca
Al-Qur’an

Tabel 4.5

Jawaban responden Guru menciptakan suasana yang mnyenangkan untuk
belajar

Tabel 4.6

Jawaban responden Guru membina santriwati membaca Al-Qur’an

Tabel 4.7

Jawaban responden Guru mengajarkan hukum bacaan tajwid

Tabel 4.8

Jawaban responden Guru menguji bacaan Al-Qur’an santriwati

Tabel 4.9

Jawaban responden Guru menilai aspek kepribadian santriwati

Tabel 4.10

Jawaban responden tentang kesulitan dalam melafalkan huruf hijaiyah

Tabel 4.11

Jawaban responden tentang kemampuan santriwati dalam memahami kaidah
ilmu Tajwid

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman wawancara serta hasil wawancara wali kelas 1D santriwati
Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory
Lampiran 2 Pedoman wawancara serta hasil wawancara pengasuh santriwati
Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory
Lampiran 3 Angket penelitian mengenai Peran Guru Pendidikan Agama islam
Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an
Lampiran 4 Surat keterangan penelitian
Lampiran 5 Surat Pengesahan Proposal Skripsi
Lampiran 6 Surat Persetujuan Proposal Skripsi
Lampiran 7 Surat Permohonan Bimbingan skripsi
Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 Uji Referensi

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang- Undang RI nomor 26 tahun 2003 tentang SISDIKNAS
menyebutkan pada pasal 3, bahwa penddidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.1
Al-Qur‟an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti
kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi
Muhammmad yang tertulis didalam mushaf- mushaf, yang driwayatkan
dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah 2. Untuk
mendapatkan jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia
maupun di akhirat melalui Al-Qur‟an, maka setiap umat Islam harus berusaha
belajar, mengenal, membaca dan mempelajarinya.3

1

Undang- undang No.20 tahun 2003, SISDIKNAS, (Bandung : Citra Unbara, 2003),

2

Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an (Surabaya: karya Abditama, 1997),h.1
Ibid, h.2

h.7
3

1

2

Allah menurunkan Al-Qur‟an untuk dibaca dan penuh perenungan, untuk
diperhatikan

dengan

penuh

kecermatan,

agar

bahagia

senantiasa

mengingatnya, pahami pengertiannya yang paling baik, yakin, berusaha
menegakkan semua perintah dan larangannya, bisa memetik berbagai buah
pengetahuan yang bermanfaat yang dapat mengantarkan menuju Allah lewat
pohon-pohonnya, serta lewat taman dan bunganya. Ia merupakan kitab suciNya yang menjadi petunjuk jalan-Nya yang ingin mengenal-Nya.4
Pendidikan Agama Islam (selanjutnya disingkat PAI) yang diberikan guru
kepada siswa disekolah merupakan salah satu pendidikan moral, akhlak dan
perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan syariat Islam.
Kitab suci Al-qur‟an yang diturunkan kepada Nabi Muhammd saw. Itu
merupakan suatu rahmat bagi seluruh alam. Satu- satunya mukjizat yang kekal
sepanjang masa. Di dalamnya berisi kandugan wahyu Ilahi yang menjadi
petunjuk, pedoman hidup, serta pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya
dan mengamalkannya. Selain itu kitab suci Al-Qur‟an juga merupkan kitab
suci yang terakhir diturunkan Allah, yang isinya telah mencakup seluruh
pokok syari‟at yang ada pada kitab- kitab sebelumnya. Karena itu setiap orang
yang membaca Al-Qur‟an dengan hati khusu‟ dan mengaharapkan ridha dari
Allah swt, niscaya akan bertambahlah keimanan dan kecintaannya.5
              
         

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan(1) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah(2) Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam (4). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (5).6

4

Amru Muhammad Khalid, Meminta dan Mencintai Cara Menikmati Salat, Doa’a,
Zikir, Haji, dan Baca Qur’an. (PT Serambi Ilmu Semesta, 2005), Cet.1, h. 235.
5
M. Misbachul Munir., Pedoman Lagu- lagu Tilawah Qur’an (Surabaya : Apollo,
1997), Cet 3. H. 189
6
Al-Qur‟an dan terjemah, juz 30 surat Al-„Alaq 1-5

3

Wahyu yang pertama diturunkan malaikat jibril atas perintah Allah adalah
perintah membaca. Sebagaimana diterangkan dalam Al-qur‟an Qs. AlMuzammil ayat 4 :
   
“ … dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”
Sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al- Muzammil untuk membaca
Al-qur‟an dengan perlahan- lahan tidak tergesa – gesa. Membaca al-qur‟an itu
amatlah penting, saat kita melaksanakan perintah sholat terdapat di
dalammnya bacaan Al-qur‟an. Sehingga para orang tua dan guru- guru di
sekolah hendaknya mengajarkan membaca Al-qur‟an dengan baik sehingga
terbentuk generasi islami yang pandai membaca al-qur‟an.
Menurut Amru Muhammad Khalid dikatakan bahwasanya Kewajiban
terhadap Al-Qur‟an itua ada lima perkara ; pertama, harus mempunyai bacaan
tetap dari Al-Qur‟an yang tidak boleh ditinggalkan sampai khatam. Karena itu
perlu bertahap. awalnya tidak membaca Al-Qur‟an. Lalu memegang mushaf
dan merasa bahwa Al-Qur‟an perlu dibaca. Ini adalah langkah yang baik.
Kedua, harus belajar membaca Al-Qur‟an dan maknanya, agar kalbu tergetar
ketika mendengar atau membacanya. Harus berinteraksi bersama ayatayatnya seolah- olah ia diturunkan kepada sipembaca. Keempat, mengulang
hafalan.

Kelima,

mengamalkannya.

kewajiban

terakhir

terhadap

Al-Qur‟an

adalah

7

Pendidikan Agama Islam itu sangat penting diberikan guru kepada
siswa disekolah, sebab pendidikan tersebut dapat mempengaruhi perilaku atau
akhlak siswa sehari- hari dan sebagai pembentukan kepribadian yang beriman
dan bertakwa kepada Allah yang Maha esa serta berakhlak mulia. Salah satu
contohnya adalah memberikan pengajaran tentang membaca Al-qur‟an dengan
baik dan benar. Bagaimana usaha guru PAI di sekolah mendidik siswanya
Amru Muhammad Khalid, Meminta dan Mencintai Cara Menikmati Salat, Doa’a,
Zikir, Haji, dan Baca Qur’an. (PT Serambi Ilmu Semesta, 2005), Cet.1, h. 265
7

4

untuk membaca Al-Qur‟an yang telah diperintahkan oleh Allah serta
bagaimana mengatasi apabila siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari
bacaan Al- Qur‟an disekolah.
Dalam kehidupan kaum muslimin tidak akan terlepas dari Al-Qur‟an
karena Al-Qur‟an sangat lengkap dan sempurna isinya itu diyakini sebagia
petunjuk yang sekaligus menjadi pedoman hidup dalam urusan dunyawi an
ukhrawi sehingga tidaklah mengherankan jika kaum muslimin selalu kembali
kepada Al-Qur‟an setiap menghadapi permasalahan kehidupan. Disamping itu
Al-Qur‟an juga berfungsi sebagai sumber ajaran Islam, serta sebagai dasar
petunjuk di dalam berfikir, berbuat dan beramal sebagai khalifah di muka
Untuk dapat memahami fungsi Al-Qur‟an tersebut, maka setiap

bumi.

manusia yang beriman harus berusaha belajar, mengenal, membaca dengan
fasih dan benar sesuai dengan aturan membaca (ilmu tajwidnya), makharijul
huruf, dan mempelajari baik yang tersurat maupun yang terkandung di
dalamnya (tersirat), menghayatinya serta mengamalkan isi kandungan AlQur‟an dalam kehidupan sehari- hari.8
Dalam proses pendidikan upaya atau usaha guru sangatlah penting
demi kelangsungan proses belajar mengajar yang baik. Dalam pengertian
upaya atau usaha mempunyai arti yang sama yaitu ihktiar untuk mencapai
suatu yang hendak di capai. Sedangkan pengertian guru itu sendiri adalah
pendidik profesional, karena ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang sebenarnya menjadi
tanggung jawab orang tua.
Oleh karena itu sebuah lembaga pendidikan Pondok Pesantren AlAmanah Al- Gontory menargetkan kepada para santri dan santriwatinya untuk
bisa membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dalam perjalanan
proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an terdapat santriwati yang kurang
lancar dalam membaca Al-Qur‟an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Sehingga pihak Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory menambahkan
Abu Yahya As-Syilasyabi. Cara Mudah Membaca Al-Qur’an Sesuai Kaidah Tajwid
(Yogyakarta: Daar Ibn Hazm, 2007), h. 12
8

5

jam pelajaran khusus bidang study Al-Qur‟an yang diserahkan kepada setiap
wali kelas yang bertujuan untuk membantu dalam mananggulangi kesulitan
membaca Al-Qur‟an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ Peran
Guru Al-Qur’an Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca AlQur’an Pada Santriwati MTs Pondok

Pesantren Al- Amanah Al-

Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang.”

B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Faktor- faktor yang menyebabkan santriwati MTs Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory sulit dalam membaca Al-Qur‟an sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid.
2. Peran guru Al-Qur‟an dalam menanggulangi kesulitan belajar membaca
Al-Qur‟an pada santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah AlGontory
3. Strategi yang digunakan agar santriwati MTs Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory dapat membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid.

C. Pembatasan Masalah
Dengan keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya, serta
untuk menjaga agar penelitian lebih fokus dan terarah dan tidak menimbulkan
keraguan serta mampu mencapai kepada suatu hasil penelitian yang tepat dan
valid, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Dengan pertimbangan
tersebut maka arah penelitian ini dibatasi. Adapun pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah membahas tentang “Peran Guru Al-Qur’an Dalam
Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Pada Santriwati
Pondok Pesantren Al- Amanah Al-Gontory”.

6

Istilah- istilah pokok dari judul tersebut yang dimaksud adalah :
Guru Al-Qur‟an : yang dimaksud disini adalah pengajar bidang studi
Al-Qur‟an santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory.
Pembelajaran Al-Qur‟an : yang dimaksud disini adalah materi ajar
yang diberikan guru kepada santriwati dalam memahami bacaan Al-qur‟an.
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur‟an : yang dimaksud disini adalah
kendala- kendala yang dialami santriwati ketika belajar membaca Al-Qur‟an.
Santriwati : Siswi MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory
perigi Baru Pondok Aren Tangerang.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah diatas maka dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah faktor- faktor yang mempengaruhi santriwati MTs Pondok
pesantren Al- Amanah Al- Gontory mengalami kesulitan membaca alqur‟an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid ?
2. Bagaimanakah peran guru Al-Qur‟an

dalam menanggulangi kesulitan

belajar membaca Al-Qur‟an pada santriwati MTs Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory?
3. Bagaimanakah strategi yang digunakan guru Al-Qur‟an, agar santriwati
MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory dapat membaca AlQur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid?

E. Tujuan dan kegunaan hasil penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui sebab- sebab yang dialami santriwati MTs Pondok
Pesantren Al-Amanah Al- Gontory tentang kesulitan membaca Alqur‟an.
b. Untuk mengetahui strategi yang diberikan guru Al-Qu‟an dalam
menanggulangi kesulitan membaca Al-Qur‟an.

7

c. Untuk mengetahui bagaimanakah cara menanggulangi santriwati yang
kurang lancar dalam membaca Al-Qur‟an.
2. Manfaat penelitian
Peneliti dapat memperdalam pengetahuan ilmu al-qur‟an dalam
pendidikan agama Islam, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT.
3. Manfaat pembaca
Pembaca dapat menambah wawasan serta terinspirasi untuk
meneliti dalam meningkatkan eksistensi Pendidikan Agama Islam
terutama dalam memperdalam ilmu al-qur‟an.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini dibuat menjadi V bab
yang salaing mendukung dan terkait satu dengan yang lainnya.
BAB I : Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah.
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan hasil penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka
Merupakan pembahasan yang meliputi tentang pembahasan :
A. Peran guru Al-Qur‟an
B. Pembelajaran membaca Al-Qur‟an
C. Strategi pembelajaran Al-Qur‟an
D. Problematika dalam pembelajaran Al-Qur‟an

BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini merupakan bab yang mendeskripsikan metode dan jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Didalamnya berturutturut dideskripsikan metode dan jenis penelitian, kehadiran

8

BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian
Merupakan pembahasan dari realita- realita yang berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan.

BAB V : Penutup
Pada bab ini penulis menarik kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan

dalam sub bab kesimpulan, dilanjutkan dengan

pemberian saran- saran

9

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Peran Guru Al-Qur’an
1. Pengertian Guru Al-Qur’an
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang
tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai
guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang- bidang tertentu, belum
dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat- syarat
khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul
seluk- beluk

pendidikan dan pengajaran dengan berbagai

ilmu

pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa
pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. 9
Menurut Undang- undang Sisdiknas, “ Pendidik (guru) merupakan
tenaga propesioanal yang bertugas merancang, melaksanakan proses
pembelajaran, memahami hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik perguruan tinggi”.10
Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Aat Syafaat TB
menjelaskan pendidikan agama Islam yaitu “ Usaha yang berupa
9

Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional.(Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. Ke- 2. h. 5
10
Departemen Pendidikan Nasional, Undang- undang pendidikan Nasional, (Jakarta:
CV. Tamita Utama, 2004), h.22

9

10

pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai
pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi maupun
kehidupan masyarajat”.11
Dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
guru pendidikan agama Islam adalah seorang pendidik yang bertugas
untuk membina dan membimbing peserta didik agar dapat memahami dan
menjadikan mereka berkepribadian yang Qur‟ani serta dapat mengamalkan
ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadis dalam
bermasyarakat dan bernegara.

2. Peran Guru Al-Qur’an
Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang
saling berkaitan yang dilakukan dalam satu situasi tertentu serta
berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan
siswa yang menjadi tujuannya, (Wrighman, 1997).12 Tugas guru sebagai
profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- keterampilan
pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik
simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang
diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.
Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka
kegagalan

pertama

adalah

ia

tidak

dapat

menanamkan

benih

pengajarannya itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan
menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat diserap
11

Aat Syafaat. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan
Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008),h.16
12
Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional.(Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. Ke- 2, h. 4

11

sehingga setiap lapisan masyarakat (homoludens, homopuber, dan
homosapiens) dapat mengerti bila menghadapi guru.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat
dilingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. ini berarti bahwa guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan Pancasila.
Tugas dan peran guru tidaklah terbatas didalam masyarakat,
bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang
memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan
bangsa sejak dulu, terlebih- lebih pada era kontemporer ini.13
Sebagai pengajar guru guru merupakan peranan aktif (medium)
antara peserta didik dengan ilmu pengetahuan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh
guru adalah mengajak orang lain berbuat baik.tugas tersebut identik
dengan dakwah islamiyah yang bertujuan mengajak umat Islam untuk
berbuat baik. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surat Ali
Imran ayat 104 :

         

     

“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar
meliputi banyak hal sebagaimana yang yang dikemukakan oleh Adams
dan Decey dalam Basic Principles of Student Teaching, antara lain guru

sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator dan konselor.
13

Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional.(Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. Ke- 2, h.7

12

1) Guru sebagai Demonstrator.
Melalui peranannya sebagai sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar,
guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi yang akan
diajarkannya

serta

senantiasa

mengembangkannya

dalam

arti

meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal
ini kan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2) Guru sebagai Pengelola Kelas
Guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta
merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
3) Guru sebagai Informator
Guru sebagai informator yaitu guru menjadi sumber informasi murid baik
dalam kegiatan akademik maupun umum.
4) Guru sebagai Evaluator
Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu
tercapai atau belum, dan apakh materi yang diajarkan sudah cukup tepat.
5) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasiuntuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan
demikian media pendidikan merupakandasar yang sangat diperlukanyang
bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.14
6) Motivator
Hendaknya

guru

berusaha

untuk

menimbulkan,

memlihara,

dan

meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Dengan demikian user Usman
menjelaskan ada empat hal yang dapet dilakukan guru dalam memberikan
motivasi, yaitu :

14

Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional.(Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. Ke- 2, h.9-10

13

1. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.
2. Menjelaskan secara kongkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukan
pada akhir pemngajaran.
3. Membentuk keboasaan belajar yang baik.15
Adapun menurut Abu Ahmad, tugas propesional guru agama Islam
adalah sebagai berikut:
1. Guru harus dapat menetapkan dan merumuskan tujuan intruksional dan
target yang hendak dicapai.
2. Guru agama harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
berbagai metode menggunakan dalam situasi yang sesuai.
3. Guru agama harus dapat memilih bahan dan mempergunakan alat- alat
pembantu yang menciptakan kegiatan yang dilakukan anak didik
dalam pengalaman kaifiyah pelajaran agama tersebut.
4. Guru agama harus dapat menetapkan cara- cara penilaian setiap hasil
sesuai dengan target dan situasi yang khusus. Adapun yang dinilai
adalah apa yang dilakukan anak didik setelah menerima pelajaran
agama.16
B. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil
belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari
stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan
oleh pembelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru.17
Belajar merupakan suatu terminology yang menggambarkan suatu
proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut mempersyaratkan
15

Ibid. h. 11-12
Abu Ahmad, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Bandung: Amrico, 1986), h.100
17
Dr. Dimyati. Dr. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineke Cipta,
2009), h.10
16

14

perubahan yang relative permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi,
kemampuan dan ketrampilan melalui pengalaman.
Para ahli mengemukakan pengertian belajar secara terminology
dengan rumusan yang bervariasi, james O. Whittaker menyatakan “
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.18 Dengan kata
lain tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan
dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilam, kecakapan,
kebiasaan maupun sikap.19
Untuk menagkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut
individu menggunakan kemampuan pada ranah- ranah, yaitu : ranag
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dapat disederhanakan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan
tersebut dapat mengarah kepada tingakah laku yang lebih baik, tetapi juga
ada kemungkianan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi melalui usaha
dengan

mendengar,

membaca,

mengikuti

petunjuk,

mengamati,

memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau
berarti dengan pengalaman atau latihan. Hal ini ditegaskan oleh Nana
sujana yang berpendapat bahwa belajar adalah “ proses yang ditandai
dengan adanya perubahan dimana perubahan tersebut ditunjukan dalam
berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan
tingkah laku, kecakapan dan kemampuan daya kreasi, daya penerimaan
dan lain- lain yang ada pada individu‟.20
Belajar dalam prakteknya dilakukan di sekolah atau diluar sekolah.
Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada perubahan

18
19

Wasty Soemanto.Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet.3, h. 99
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

h. 84
20

1988), h.28

Nana Sujana, Dasar- dasar Belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru Aglesindo,

15

perilaku yang baik atau positif. Menurut Drs.H.M Arifin M.Ed.
Sebagaimana dikutip oleh Ramayulis menyatakan bahwa, “ Belajar adalah
suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menaggapi serta menganalisa
bahan- bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada
kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang disampaikan”.21
Menurut kamus Ilmu jiwa dan Pendidikan kata baca adalah “
ucapan lafaz bahasa lisan menurut peraturan- peraturan tertentu”.22 Kata
membaca merupakan kata yang berasal dari kata baca yang berarti melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya
dilihat.
Menurut Ngalim Purwanto membaca adalah mengakap pikiran
perasaan orang lain dengan perantaraan tulisan dan gambar dari bahasan
yang dilisankan.23
Membaca dalam Bahasa Arab terambil dari kata “qara’a yang
berarti “menghimpun” yaitu apabila kita menyatukan beberapa buah kata
menjadi sebuah kalimat kemudian diucapkan, maka pekerjaan ini
dinamakan membaca, atau dalam bahasa Al-Qur‟an qara’atahu qara’atan
“.24
Dalam Al-Qur‟an adalam surat Al-Alaq ayat 1-5, perintah „iqra’
dikatakan berulang- ulang, karena membaca tidak akan bias meresap
kedalam jiwa, tanpa mengulangi berkali- kali dan dibiasakannya.
Membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mengembangkan ilmu dan teknologi, serta syarat utama dalam
membangun peradaban umat Islam.

21

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2002), Cet.1, h.26
Jalaludin dan Ali Ahmad Zen, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, (Surabaya: Putra
Alma‟arif, 2005), h.28
23
Ngalim Purwanto dan Djaniah Alim, Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia
disekolah Dasar, (Jakarta: PT Rosda Jaya Putra, 1997), Cet.1, h. 27
24
M.Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994). Cet. IV,
h.167.
22

16

Dengan demikian membaca adalah kegiatan yang dilakukan
dengan pengulangan dan pembiasaan diri, untuk meresap seluruh isi dan
kandungan dalam membaca tersebut.
“ Perintah membaca merupakan yang paling berharga yamng dapat
diberikan kepada umat manusia. Kegiatan membaca merupakan kegiatan
rutin yang mengantarkan manusia ke derajat yang sempurna dan
keperadaban”.25
Kata “baca” merupakan kata kerja yang memiliki arti melihat serta
memaknai isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam
hati.26 Sedangkan Al- Qur‟an merupakan firman Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril As yang
menjadi pedoman hidup umat Islam.
Membaca dalam hal berkenaan dengan Al-Qur‟an dapat diartikan
melihat tulisan yang terdapat pada Al-Qur‟an dan melisankannya. Akan
tetapi membaca Al-Qur‟an bukan hanya melisankan huruf, tetapi mengerti
apa yang diucapkan, meresapi isinya, serta mengamalkannya. Imam AlGhazali mengungkapkan sebagai berikut: “ Adapun kalau menggerakan
lidah saja, maka akan makin sedikit yang diperolehnya, karena yang
dinamakan membaca harus ada perpaduan antara lidah, akal dan hati.
Pekerjaan lidah adalah membenarkan bunyi huruf dengan jalan tartil
(membaca perlahan- lahan dan teratur). Pekerjaan akal mengenang makna
dan tujuannya, sedangkan pekerjaan hati adalah menerima nasehat dan
perinagatan dari apa yang dipahaminya‟.27
Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui
perantara malaikat jibril kedalam hati Rosullullah Muhammad bin
Abdullah dengan lafazh yang berbahasa arab dan makna- maknanya yang
benar, untuk menjadi hujjah bagi Rosul atas pengakuannya sebagai
25

M.Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an, h.170
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi;
Konsep dan Implementasi Kurikulim 2004 ( Bandung : Remaja Rosydakarya, 2004), Cet. Ke1, h. 162- 163
27
Muhammad Jalaludin Alqasimi, Bimbingan untuk Mencapai Tingkat Mukmin, terj.
Muh. AbdaI Rathani, (Bandung: Diponogoro, 1073),h. 196- 197
26

17

Rosulullah, menjadi undang- undang bagi manusia yang mengikuti
petunjuknya, dan menjadi qurbah dimana mereka beribadan dengan
membacanya.
Al-Qur‟an adalah yang dihimpun antara tepian lembar mushaf
yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutupi dengan surah An-Nas,
yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, baik secara tulisan
maupun lisan, dari generasi ke generasi, dan tetap terpelihara dari
perubahan dan penggantian apapun.28
Jadi, membaca Al- Qur‟an merupakan kegiatan seseorang dalam
melisankan atau membunyikan huruf- huruf Al-Qur‟an.
Untuk dapat membaca, ada beberapa faktor yang menentukan dan
sangat dipengaruhi kesiapan siswa untuk membaca. Diantaranya sebagai
berikut :
1. Kesiapan Mental
Seorang yang mentalnya sehat akan terhindar dari gejala gangguan
jiwa,

hatinya

akan

tenang,

tentram

dan

bahagia.

Ia

dapat

mendayagunakan segala potensi dan bakat yang dimilikinya secara
maksimal. Mental yang sehat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
membaca dan sebaliknya, kalau mental yang kurang sehat akan timbul
beberapa gejala, seperti lupa, kemampuan berfikir menurun, sulit
berkonsentrasi ketika membaca dan lain- lain.
2. Kesiapan fisik
Kesehatan dan pertumbuhan fisik sangat dipengaruhi minat baca
seseorang. Siswa yang sering sakit- sakitan, kurang istirahat, terlalu
lelah, tidak memilki kondisi yang optimaluntuk membaca. Selain
faktor- faktor tersebut, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi
keberhasilan dalam membaca secara spesifik, dalam hal ini
berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan penglihatan dan
pendengaran.
28

Cet. 1 h. 18

Prof. Abdul Wahhab Khallaf. Ilmu Ushul Fiqh (Semarang : Dina Utama, 1994),

18

3. Kesiapan Emosi
Gangguan emosi juga mempengaruhi keberhasilan dalam membaca,
seseorang yang memiliki sifat pemalu, terlalu takut untuk menunjukan
gejala kesulitan emosi. Begitu juga dengan anak yang terlalu
menggantungkan dirinya kepada kedua orang tua atau terlalu meraa
ketakutan, merasa cemas, merasa kurang aman, semuanya itu
menunjukan bahwa anak tersebut tidak siap untuk membaca dan
sangat mempengaruhi keberhasilan dalam membaca.
4. Kesiapan Pengalaman
Pengalaman dalam membaca, sering tidaknya membaca, lusa tidaknya
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keberhasilan
dalam membaca. Siswa yang mengerti istilah- istilah atau kata- kata
sulit akan lebih cepat dan lebih berhasil dalam membaca . Apabila
dibandingkan dengan siswa yang kurang mengerti istilah- istilah atau
kata- kata tersebut.29
Kegiatan membaca Al-Qur‟an terdapat empat macam tingkatan
bacaan, yaitu:
1. Tartil, yaitu bacaan yang dilakukan dengan perlahan- lahan,
tenang, mengeluarkan tiap- tiap huruf pada tempat keluarnya
(makhrojnya), dan member semua hak- hak huruf, serta
menerangkan maknanya.
2. Tahqiq, yaitu bacaan seperti tartil, namun lebih tenang. Biasanya
bacaan seperti ini digunakan dalam proses belajar mengajar untuk
melatih lidah membaca dengan benar.
3. Hadar, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dengan tetap
memelihara ketentuan hokum yang berlaku dalam ilmu tajwid.
4. Tadwir, yaitu bacaan tingkat pertengahan antara tartil dan hadar.

29

Departemen Agama RI Direktorat jendral Pembinaan agama Islam, Modul
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Sertifikasi D-II, (Jakarta: 1999), h. 53

19

Diantara empat tingkatan bacaan tersebut, tingkatan yang paling
baik adalah tartil.30
C. Problematika dalam Pembelajaran Al- Qur’an
1. Kesulitan- Kesulitan dalam membaca Al- Qur’an
Dalam memahami bacaan Al-Qur‟an dibutuhkan pengajaran dan
metode pembelajaran sebagai alat untuk memudahkan membaca AlQur‟an. Pada dasarnya inti dari pengajaran membaca Al-Qur‟an adalah
suatu usaha memberikan ilmu pengetahuan tentang membaca Al- Qur‟an
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan nantinya
diharapkan dapat memahami, meresapi, dan dapat mengamalkannya.
Menurut

Zuhairini

dkk,

dalam

bukunya

Metodik

Khusus

Pendidikan Agama Islam menerangkan bahwa pada umunya isi pengajaran
Al-qur‟an meliputi :
1) Pengenalan huruf hijaiyyah, yaitu dari Alif sampai ya
2) Cara membunyikan masing- masing huruf hijaiyyah
3) Bentuk dan fungsi tanda baca seperti syakal, syiddah, mad dan tanwin
4) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf)
5) Cara membaca, melagukan dengan bermacam- macam irama serta
ilmu naghom
6) Adapun tilawah yaitu berisi tata cara dan etika membaca Al- Qur‟an
sesuai dengan bacaan itu sebagai ibadah.31
Dalam membacaan Al-Qur‟an harus sesuai dengan ilmu tajwid “
ilmu tajwid dari segi bahasa artinya membaguskan, sedangkan menurut
istilah ialah ilmu yang berguna untuk mengetahui bagaimana cara
melafalkan huruf yang benar dan dibenarkan baik yang berkaitan dengan
sifat, mad dan sebagainya, misalnya tarqiq, tafhim dan selain keduanya.32
Sirajudin SA, Tuntunan Membaca Al-Qur’an dengan Tartil, (Jakarta: PT. Mizan
Publika, 2005), Cet. 1. h.10
31
Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, dilengkapi dengan Sistem
Modul dan Permainan Simulasi, ( Surabaya : Usaha Nasional, 1981), Cet. Ke-8, h. 91
32
Maria Ulfa Nawawi, Pedoman Ilmu Tajwid, ( Surabaya : Aditama, 1995), Cet. Ke1, h. 18
30

20

Tajwid bisa juga berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya
serta member hak- haknya, seperti jelas, lemah dan sifat huruf. Adapun
tujuan ilmu tajwid adalah untuk dapat membaca ayat- ayat Al-Qur‟an
secara benar serta dapat memelihara lisannya dari kesalahan- kesalahan
membaca Al-Qur‟an.

2. Strategi Pembelajaran Al-Qur’an
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis- garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan.33 Dihubungkan dengan belajar mengajar strategi dapat
diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk memcapai tujuan yang telah
digariskan.
Muhibbin Syah menerangkan dalam bukunya Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan baru, bahwa strategi mengajar adalah sejumlah
langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu.34
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi
hal- hal berikut :
1. Mengidentifikasi

serta

menerapkan

spesifikasi

dan

kualifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
2. Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan

pegangan

oleh

guru

dalam

menunaikan

kegiatan

mengajarnya.
33

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :
Rineke Cipata 2002), Cet. Ke- 2, h.214
34
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (bandung : Remaja
Rosda Karya, 2010), Ed. Revisi, Cet. Ke-9, h.211

21

4. Menetapkan norma- norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk meyempurnakan system
intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.35
Seorang jika ingin berhasil dalam proses belajar mengajar, ia harus
pandai memilih strategi dan metode penyampaian yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan. Salah satu faktor keberhasilan guru dalam
menyampaikan materi adalah denagn memilih strategi dan metode yang
tepat, disamping faktor lain yang juga harus dikuasai guru.
Tujuan utama pemilihan strategi adalah untuk memberikan
kemudahan kepada siswa untuk belajar sehingga siswa meyakini bahwa
dengan belajar dirinya akan menjadi terampil, menjadi pandai melakukan
segala hal dalam rangka mempermudah melakukan berbagai aktivitas
kehidupan.
Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar. Menurut Zakiyah daradjat, metode adalah suatau cara atau siasat
penyampaian bahan pelajaran tersebut.36 Dengan demikian guru harus
melakukan kombinasi terhadap berbagai metode yang ada yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.3

Dokumen yang terkait

Analisis gramatikal terjemahan santri ponpes modern terhadap teks Arab Modern: studi kasus terjemahan santri pondok pesantren al-amanah al-gontory pergi baru, pondok aren, tangerang selatan banten

1 11 120

KORELASI KULTUR PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI. Di Pondok Pesantren al-Amanah al-Gontory

2 20 106

Peranan tadarus al-Qur'an dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas xii pada mata pelajaran al-Qur'an hadits di Madrasah aliyah Miftahul Umam Pondok Labu jakarta Selatan

12 67 97

Upaya meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an melalui program BTA di SMP Yanusa Jakarta

16 174 93

KONTRIBUSI PENGASUH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL IHSAN Kontribusi Pengasuh Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Santri Di Pondok Pesantren Al Ihsan Tanjungsari Ngesrep Ngemplak Boyolali

0 2 15

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 15

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 17

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR’AN Penerapan Metode Al-Qasimi Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Baitul Qur’an Garut, Dawung, Sambirejo Sragen Tahun 2012-2013.

0 2 19

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR’AN GARUT, DAWUNG, Penerapan Metode Al-Qasimi Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Baitul Qur’an Garut, Dawung, Sambirejo Sragen Tahun 2012-2013.

0 3 15

PENDIDIKAN AL-QUR’AN PADA ANAK USIA DINI PONDOK PESANTREN TAHFIZH AL-QUR’AN AL-ANSHARI BANJARMASIN

0 0 14