Kecepatan Terbang Burung Merpati Balap Lokal (Tipe Tinggian)

KECEPATAN TERBANG BURUNG MERPATI BALAP LOKAL
(TIPE TINGGIAN)
 
 
 
 
 

SKRIPSI
RIDWANSYAH

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011 

ABSTRACT
The Flight Speed Of Local Racing Pigeon (Heigth Type)
Ridwansyah, S. Darwati, M. Ulfah
Local racing pigeon is one of Indonesia’s livestock which must be conserved. There
are two types of racing pigeon, namely the high racing and the sprint racing type.

The purpose of this research was to know the flight speed and the flight pattern of
racing pigeon. The research was conducted in south Rawamangun Street, Gg. Kana
Tanah Merah Lama, East Jakarta. Fourty six local pigeons (23 males and females
respectively) were used in this study. The distance to release the pigeons was 4km
from the cage. The data were presented descriptively. The standard deviation,
coefficient of variability, and the mean was calculated using the formula “coefficient
of variation”(Walpole, 1992). Research results show that the characteristic of racing
pigeon which produced the highest flight speed (29,18 m/second) were the “megan”
feather colour, staightly fly pattern, 330 g of body weight, 22 cm shest circumfence,
5,4 cm of depth chest, 8 cm length back, 18 cm wing feather, 4,4 cm tail and 3,5 cm
length tail.
Keywords: high racing pigeon, flight pattern, flight speed, quantitative characterstics 

RINGKASAN
RIDWANSYAH. D14086022. Kecepatan Terbang Burung Merpati Balap Lokal
(Tipe Tinggian). Program Alih Jenis Teknologi Produksi Ternak. Departemen Ilmu
Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota


: Ir. Sri Darwati MSi.
: Maria Ulfah, S.Pt., MSc.Agr.

Karakteristik dari burung merpati balap tinggian sangat menentukan kecepatan
terbangnya. Bentuk badan mempengaruhi hambatan angin, warna iris mata
berpengaruh terhadap daya pengelihatan burung merpati balap tinggian, tipe bulu
sayap berpengaruh terhadap kecepatan terbang, tipe bulu ekor berpengaruh terhadap
kelincahan ketika terbang, bentuk kepala berpengaruh terhadap kecerdasan. Burung
merpati balap tipe tinggian yang memiliki kecepatan terbang yang paling cepat
memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Sampai saat ini di Indonesia belum tersedia
data lengkap tentang karakteristik merpati balap tipe tinggian sehingga perlu
dilakukan penelitian tentang kecepatan terbang dan pola terbang burung merpati
balap tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Jakarta, tepatnya Rawamangun Selatan,
Gg. Kana Tanah Merah Lama, Jakarta Timur. Ternak yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 46 ekor burung merpati lokal terdiri dari 23 pasang burung
merpati jantan dan betina yang berumur 9 bulan samapi 12 bulan. Jarak melepaskan
burung merpati pada penelitian ini sekitar 4 km. Waktu terbang diukur dengan cara
sewaktu burung merpati dilepas dari tempat diterbangkan, joki yang melepas
memberi aba-aba melalui handphone kepada joki yang berada di kandang bahwa

burung merpati siap dilepas.
Peubah yang diamati adalah karakteristik kualitatif, kecepatan terbang, pola
terbang dan ukuran tubuh burung merpati balap tipe tinggian. Data disajikan secara
deskriptif tentang karakteristik kualitatif, kecepatan terbang, pola terbang dan ukuran
tubuh burung merpati balap tipe tinggian. Rataan, simpangan baku dan koefisien
keragamannya dihitung untuk mengetahui keragaman dan keseragaman pada ukuran
tubuh burung merpati balap tipe tinggian dengan menggunakan rumus koefisien
keragaman (Walpole, 1992). Kecepatan terbang burung merpati balap tipe tinggian
dilakukan selama tiga kali giring. Kecepatan antar periode giring diuji dengan uji t
dengan menggunakan rumus (Walpole, 1992).
Nilai koefisien keragaman (KK) dari yang paling besar sampai paling kecil
adalah lebar pangkal ekor (12,37%), panjang bulu ekor (10,27%), panjang punggung
(9,43%), lebar bulu ekor (9,27%), bobot badan (8,15%), dalam dada (7,41%),
panjang bulu sayap (7,17%), lingkar dada (3,62%) dan lebar dada (3,48%).
Berdasarkan urutan tersebut, maka ukuran tubuh yang paling beragam adalah lebar
pangkal ekordan yang paling seragam adalah lebar dada. Lebar pangkal ekor dapat
dijadikan penentu seleksi burung merpati balap tipe tinggian karena berpengaruh
nyata negatif (P