ANATOMI BURUNG MERPATI AI docx

ANATOMI BURUNG MERPATI
(Columba domestica)

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Desi Ariana S
: B1J012145
:I
:4
: Bunga Khalida Puri

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO
2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Burung merpati (Columba domestica) tubuhnya tertutup oleh bulu yang
merupakan modifikasi dari sisik dan dibedakan atas caput, cervix, truncus dan cauda.
Cervixnya panjang dan mudah digerakkan ke berbagai jurusan. Cauda berfungsi sebagai
pengemudi dan sebagai suatu permukaan untuk menyokong pada saat terbang. Dua
buah sayap merupakan anggota atas dan anggota bawahnya berupa tungkai. Merpati
berkembang biak dengan cara bertelur atau ovipar. Kerangka tubuh Aves berasal dari
tulang sejati, kuat dan ringan (Radiopoetro, 1977).
Burung merpati (Columba domestica) mempunyai paruh pendek dan ramping.
Kulitnya lunak, temboloknya besar, dan telurnya berwarna putih. Kulit penutup
tubuhnya dilengkapi dengan bulu-bulu yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari
suhu luar dan suhu lingkungan (Hadjijah,1985).
Burung merpati (Columba domestica) memiliki bulu berwarna cokelat atau abuabu yang sangat khas dengan bercak-bercak kontras dengan warna yang lebih cerah.
Bulunya lembut dan sering sekali tidak terpancang kokoh tapi kuat. Paruh bagian atas
burung merpati terdapat tonjolan daging yang disebut cerome (Djuhanda,1982).

Burung merpati (Columba domestica) digunakan sebagai bahan praktikum
karena mempunyai tubuh yang relatif besar sehingga mudah diamati. Merpati juga dapat
diperoleh dengan mudah. Columba domestica juga mempunyai organ-organ yang
lengkap untuk mewakili class Aves.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk
mengetahui morfologi dan anatomi Burung Merpati (Columba domestica).

II.

MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, dan gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah Burung Merpati (Columba domestica), kloroform,
dan air kran.

A. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Burung Merpati dibius dengan menggunakan kloroform sampai mati lemas.
2. Sebelum pembedahan dilakukan, pertama-tama bulu-bulu pada daerah dada, perut,
dan leher dibasahi dan dibersihkan dengan menggunakan air.
3. Pembedahan dimulai dengan melepaskan kulit yang membalut daerah dada,
tembolok, dan leher terlebih dahulu. Di daerah tersebut terdapat otot yaitu carina
sterni dan basii sterni. Pembedahan dilakukan pada bagian sepanjang carina sterni.
4. Pembedahan dilanjutkan pada daerah perut, pengguntingan dimulai dari depan
kloaka menuju ke depan ke sebelah kiri dan kanan basi sternum, dengan memotong
rusuk-rusuk sampai ke tulang furcula.
5. Untuk mengamati sistem pencernaan, dilakukan dengan melepaskan organ-organ
dari rongga perut yaitu dengan menggunting ujung dari lambung bagian anterior dan
pangkal dari rectum.
6. Semua organ-organnya diamati dan digambar kemudian diberi keterangan.

B. Pembahasan

Menurut Jasin (1989) klasifikasi Burung Merpati (Columba domestica) adalah
sebagai berikut :
Phylum


: Chordata

Subphylum

: Vertebrata

Classis

: Aves

Ordo

: Colombiformes

Familia

: Columbidae

Genus


: Columba

Spesies

: Columba domestica
Tubuh burung merpati (Columba domestica) di bedakan atas caput, cervix,

truncus dan cauda. Sepasang extrimitas exterior merupakan sayap yang terlipat seperti
huruf Z saat tidak terbang. Extrimitas posterior berupa kaki, otot, daging, dan paha
yang kuat, sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar (Jasin, 1989).
Bulu-bulu yang menutupi cauda adalah retrices. Cauda berfungsi sebagai
pengemudi dan sebagai suatu permukaan penyokong pada waktu terbang. Urophygium
bagian dorsal burung merpati terdapat kelenjar minyak yang disebut glandula
urophygialis yang berfungsi meminyaki bulu-bulu burung merpati. Bulu-bulu yang
menutupi sayap, ekor, dan tubuh adalah plumae. Bulu burung merpati menurut susunan
anatominya dibagi atas plumae, plumulae, dan filoplumae. Menurut letaknya bulu-bulu
burung merpati dapat digolongkan atas remiges, retrices dan tertrices. Endoskeleton
dari burung merpati diantaranya vertebrae, costae, sternum, cingulum, membri

anterioris, cingulum membri posterioris, skeleton membri anterioris liberi dan skeleton

membri posterioris liberi (Radiopoetro, 1977).
Sistem pencernaan pada burung merpati terdiri dari mulut, oesophagus, empedal,
gastrum, usus halus, usus besar, rectum, dan cloaca. Menurut Hildebrand (1983),
truncus digesus dari burung merpati (Columba domestica) terdiri dari cavum oris,
dilanjutkan ke faring yang pendek, kemudian oesophagus yang panjang dan terjadi
perluasan disebut crop, yaitu tempat sementara dari lambung yang akan dilanjutkan oleh
intestinum yang terbagi atas bagian yang halus dan yang terakhir adalah rectum dan
cloaca (Fingarman, 1969).
Menurut Kartowo (1979), sistem eksresi pada burung merpati mengarah ke
posterior, yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Penyaringan atau filtrasi adalah
langkah pertama pada pembentukan urin. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran
darah oleh arteri renalis dan arteriola ke glomerulus. Penghisapan differensial oleh selsel tubulus convolunted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis
merupakan langkah kedua setelah urin difiltrasi. Ginjal juga merupakan salah satu alat
eksresi pada burung merpati. Ginjal terletak di sebelah dorsal dari selom di kedua sisi
aorta. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal atau
nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah (Villee, 1988).
Sistem genitalia dari burung merpati jantan terdiri dari sepasang testis yang
berbentuk oval dan terletak di sebelah ventral dari lobus renis yang paling cranial.
Sepasang epididymis yang kecil dan terletak pada sisi dorsal testis, berupa suatu saluran
yang dilalui oleh spermatozoa dalam perjalanannya menuju ductus defferens. Sepasang

ductus defferen yang berjalan ke cauda menyilangi ureter, kemudian bermuara di kloaka

sebelah lateral. Mesorchium, berjumlah sepasang yang merupakan lipatan dari
peritonium dan istem genitalia betina pada burung hanya ada satu ovarium yaitu
ovarium sebelah kiri saja (Radiopoetro, 1977).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Tubuh merpati terdiri dari kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan
ekor (cauda). Alat gerak utama pada burung adalah sayap dan kaki.
2. Tubuhnya tertutupi oleh bulu-bulu, yaitu remiges, retrices, dan tetrices.
Berdasarkan strukturnya bulu dibedakan menjadi plumae, plumulae dan
filoplumae.
3. Sistem pencernaan pada

burung merpati terdiri dari mulut, oesophagus,

empedal, usus halus, usus besar, rectum dan kloaka.
4. Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada merpati. Saluran keluar pada

merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria.
5. Sistem genitalia betina pada burung hanya ada satu ovarium yaitu ovarium
sebelah kiri saja sedangkan pada sistem genitalia jantan mempunyai gonad yaitu
testis.

DAFTAR REFERENSI

Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata II. Armico. Bandung.
Fingarman, M. 1969. Animal Biodiversity. Holt Reihart & Winson. USA.
Hadjijah, A. 1985. Sistematik Hewan. Sinar Wijaya. Surabaya.
Hildebrand, M. 1983. Analysis Vertebrate Structure. Jhon Wiley and Son. New York.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata & Vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.
Kartowo, Hadi. 1979. Zoologi Umum. Alumni. Bandung.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Villee, C. A. Walker, W. F. And Smith, F. E. 1988. General Zoology. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.