2.8 Kromatografi Gas – Spektrometri Massa
Kromatografi gas dan spektrometri massa GC-MS merupakan suatu metode
yang mengkombinasikan kelebihan dari kromatografi gas dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi zat yang berbeda dalam sampel uji. Metode ini biasa
digunakan untuk analisis senyawa-senyawa yang mudah menguap. Keuntungan spektroskopi massa adalah ketepatannya dalam menentukan fragmentasi dan
molekul-molekul serta dapat mengidentifikasi komponen-komponen yang terdapat dalam jumlah kecil. GC merupakan alat kromatrografi Gas yang berfungsi untuk
memisahkan suatu senyawa dengan bantuan gas nitrogen, hidrogen, dll. Sedangkan GC-MS kerjanya sama dengan GC, tetapi alat tersebut dilengkapi dengan pencacah
fragmen sehingga dapat mengetahui pemecahan ion fragmen senyawa dan dapat mengetahui Berat Molekul senyawa yang di analisis. MS menganalisa masing-masing
puncak GC tersebut. jadi biasanya CG-MS dibuat untuk identifikasi masing-masing puncak saja qualitative, selebihnya ketika cuma membutuhkan analisa kuantitatif,
cukup pakai GC. Instrumen GC-MS terdapat dua blok utama yaitu kromatografi gas dan
spektrometri massa. Kromatografi gas menggunakan kolom kapiler yang bergantung pada dimensi kolom dan juga sifat interaksi fasa. Perbedaan sifat senyawa kimia yang
terdapat dalam sampel akan memisahkan molekul saat sampel melewati kolom, yang ditunjukkan dengan beda waktu retensi elusi. Kemudian molekul akan masuk
spektrometri massa untuk ditangkap, diionisasikan, dan difragmentasikan sehingga terpecah menjadi fragmen-fragmen yang dapat dideteksi sebagai rasio massa dan
muatan.
2.9 Spektroskopi Serapan Atom
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat energinya ketingkat eksitasi. Keberhasilan
analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis resonansi yang
tepat.
Proses analisa menggunakan metode spektoskopi serapan atom AAS, Atomic Absorption Spectroscopy, terjadi tahapan atomisasi dalam pembentukan atom netral
dalam wujud gas Skoog, 1993. Tahap atomisasi melalui proses penyemprotan larutan membentuk kabut pada nyala api. Selanjutnya terjadi desolvasi pelarut
menghasilkan partikel yang halus pada nyala. Partikel tersebut kemudian berubah menjadi gas, selanjutnya sebagian atau seluruh partikel mengalami dissosiasi menjadi
atom-atom Christian, 1994. Proses ini diakibatkan oleh pengaruh langsung dari panas oleh substansi
– substansi dalam nyala Zainuddin, 1998.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN