Pegertian Menabungan Pengertian Motivasi Menabung 1. Pengertian

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah : dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu kearah pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Jadi dalam melaksanakan sesuatu atau melakukan sesuatu diperlukan motivasi agar sesuatu yang dikerjakan atau dilakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Pegertian Menabungan

Pengertian tabungan secara spesifik sesuai dengan surat edaran Direksi Bank Indonesia No. 22 133 UPG 1989 yaitu tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat: a. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang disediakan untuk keperluan tersebut b. Penarikan tidak dapat menggunakan cek, bilyet giro serta surat perintah pembayaran lain yang sejenis. c. Tabungan yang diselenggarakan bank dalam bentuk rupiah. Dari pengertian tersebut tersirat bahwa orang yang menabung mempunyai hak untuk memperoleh kambali tabungannya dengan syarat tertentu. Tabungan sebagai salah satu produk yang disediakan dalam suatu lembaga keuangan dan sebagaimana produk yang lain, mempunyai manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Manfaat suatu produk dapat dikategorikan dengan manfaat utilitarian dan manfaat hedoniK. 40 manfaat utilitarian 40 Engel, J.F, R.D. Blackwell. Consumer Behavior, Florida: Orlando the Dryden Prees 1992, h. 269 merupakan atribut produk fungsional yang objektif. Sedangkan manfaat hedonik mencakup respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi serta pertimbangan estetis. 41 Dengan demikian tabungan juga memberikan manfaat fungsional, praktis serta emosional untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Sedangkan menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh umat Islam 42 , karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan, dalam ayat Al-Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam surat al-Baqarah ayat 266. دﻮ أ ْ آﺪ أ ْنأ نﻮﻜ ﻪ ﺔ ْ ﺨ بﺎ ْ أو يﺮْ ْ ﺎﻬ ْ رﺎﻬْﺄْا ﻪ ﺎﻬ ْ آ تاﺮ ﺜ ا ﻪ ﺎ أو ﺮ ﻜْا ﻪ و ﺔ رذ ءﺎ ﺿ ﺎﻬ ﺎ ﺄ رﺎ ْ إ ﻪ رﺎ ْ ﻗﺮ ْ ﺎ ﺬآ ﻚ ﻪ ا ﻜ تﺎ ﺂْا ْ ﻜ نوﺮﻜ “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil lemah…” al-Baqarah: 266 41 Ibid., h. 270. 42 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teri ke Praktik, Gema Insani Press, 2002, h. 153 Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani imantakwa maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan menabung. Dalam kamus Bahasa Indonesia “menabung” diartikan menyimpan uang 43 Perilaku menabung sendiri mensyaratkan seseorang untuk bisa disiplin dalam hal mengatur keuangan. Menabung sebagai sifat hemat dapat dijadikan sifat positif yang apabila dengan konsisten akan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Sadono sukirno mengatakan bahwa menabung dilakukan untuk beberapa tujuan, seperti untuk membiayai pengeluaran konsumsi sesudah mencapai usia pensiun, untuk mencegah pengeluaran biaya-biaya yang tidak terduga yang harus dikeluarkan dikemudian hari. 44 Berdasarkan beberapa pengertian dan penjelasan mengenai motivasi dan menabung, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi menabung dalam penelitian ini adalah suatu dorongan kebutuhan dalam diri, yang menggiatkan atau menggerakkan individu untuk menyimpan sebagian pendapatan yang ditunjukkan untuk kepentingannya dalam mencapai tujuan di masa yang akan datang. 43 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990 44 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah pendekatan bersifat kuantitatif, yakni berupa data-data statistik yang menunjukkan jumlah nasabah dan jumlah bentuk promosi BMT Daarul Qur’an yang dilakukan, tentunya hal tersebut menggunakan angka-angka. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada, dengan tipe pendekatan stadi kasus, penulis mengadakan penelitian dengan cara melihat dan menggambarkan tentang bentuk-bentuk promosi yang dilakukan BMT DQ yang berpengaruh dalam memotivasi siswa untuk menabung. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian dengan survei. Alasan peneliti memilih menggunakan pendekatan ini adalah karena pendekatan ini sangat efektif digunakan dalam penelitian sosial.