Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT (Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjid Jakarta

221'2/11c1 Is
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BMT
(Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjicl Jakarta)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarj ana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:
INDRIYATI
NIM: 103046128264

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H / 2007 M

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB l(EBERHASILAN DAN

KEGAGALAN BMT
(Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjid Jakarta)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarj ana Ekonomi Islam

Oleh:
INDRIYATI
NIM. 103046128264

Di Bawah Bimbingan

bing I

Muzazin, SE, M.Ag

Drs. H. Hasanuddin, M.Ag
NIP. l 50. 275. 289


KONSENTRASI PERBANKAN SY ARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOJ.YII ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi be1judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN
DAN KEGAGALAN BMT (STUD! KASUS PADA BEBERAPA BMJ MASJID
.JAKARTA) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatuJlah Jakarta pada 21 November 2007.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satt'.1 syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi. Islam (SE!) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 21 November 2007
Mei:igesahkan,

I. Ketua


: Prof.DR.I·!. Muhammad Amin Suma,SI·LMA.MM ( ..
NIP. 150 210 422

2. Sekretaris

: Ah. Azharuddin lathif, M.Ag
NIP.150318308

3. l'cmbimbing I : Drs. H. Hasanuddin, M.Ag

NIP. 150 275 289
4. Pcmbimbing II : Muzazin, SE, M.Ag

5. l'e11guji I

: Dedi Nursyamsi, SH, M.HUM
NIP. 150 264 001

6. Pcnguj i II


: Ah. Azharuddin lathif, M.Ag
NIP. 150 318 308

セZN@

........... )

( ..

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya rnenyatakan bahwa :

1. Skripsi ini rnerupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan mernperoleh gelar strata I di Universitas Islam
Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Senma surnber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlak di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (lJIN) Syarif
1-Jidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 I Nopember 2007

ABSTRAK
Latar belakang penulis memilih judul m1 yaitu karena tingkah laku
ekonomi yang belum mengacu kepada Syariah, padahal pada zaman Rasulullah
SAW telah dikenal ekonomi syariah, pada zaman Rasulullah SAW Rasulullah
dipercaya menyimpan segala macam barang titipan (deposit). Dan saat ini tempat
penitipan segala macam barang titipan atau uang disebut lembaga keuangan baik
bank, ataupun lembaga keuangan resmi lainnya dan salah satunya adalah BMT.
BMT dikembangkan di tengah ketidak percayaan masyarakat kepada instansi
koperasi, jumlah BMT saat ini lebih dari 3000 BMT dan 1300 diantaranya sudah
memiliki badan hukum koperasi. Kondisi BMT di Indonesia masih sangat labil,
dari sekian banyak BMT yang ada, BMT yang tetap eksis jumlahnya masih
terbatas. Sedangkan sisanya muncul dan tenggelam. Hal ini dikarenakan antara
lain: manajemen amburadul, pengelola kurang amanah dan kurang professional,
juga kekurangan modal, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul
ini karena ingin mengetahui lebih dalam lagi apa saja faktor penyebab

keberhasilan dan kegagalan BMT.
Setelah dilakukan penelitian, maka diketahui faktor-faktor penyebab
keberhasilan dan kegagalan BMT. Faktor-faktor penyebab keberhasilan BMT
adalah memiliki kinerja keuangan yang baik, memiliki kelembagaan dan
manajemen yang baik, tingkat kepercayaan masyarakat yang sangat tinggi, dan
adanya dukungan serta partisipasi dari banyak pihak. Adapun faktor-faktor
penyebab kegagalannya adalah kredit macet, kualitas SDM yang masih kurang,
kesulitan modal, kurangnya rasa memiliki (peduli) pengurus BMT terhadap BMT,
kurangnya pelatihan yang diberikan kepada para SDM BMT dalam meningkatkan
kualitas pangetahuan dan keterampilan mereka dalam mengembangkan usaha
BMT. SS@1egi Pengembangan yang dilakukan oleh BMT adalah : Meningkatkan
SDM pengeroJaBMT dengan cara melakukan pelatihan pelatihan dengan
menghadirkan trainer yang ahli di bidang Perbankan Syariah dari Bank Muarnalat.
Melakukan peningkatan pengawasan terhadap pengelola/manajemen secara
·periOtltk yang berfungsi untuk memberikan masukan-masukan atau arahan-arahan
serta evaluasi ke1ja demi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas manajemen
dan pelayanan BMT. Merapikan tata ruang kantor. Mengadakan kegiatankegiatan sosial, seperti mengadakan khitanan massal, memberikan santunan dan
bantuan untuk para nasabah BMT yang tergolong dhuafa (berupa dana
pendidikan, bantuan perobatan dan lain-lain), serta memberikan bantuan terhadap
korban bencana alam. Dalam rangka untuk menunjang program penghimpunan

dana, manajemen BMT terus melakukan promosi produk-produk BMT yaitu
melalui partisipasi dalam event atau kegiatan dengan menjadi sponsor kegiatan
tersebut baik dalam bentuk dukungan dana maupun dalam bentuk pembuatan
atribut yang berisi pesan sponsor spanduk.
Kata kunci : BMT, Kesehatan BMT, Syariah

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji hanya milik Allah Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Dengan Taufiq dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan diniatkan untuk beribadah karena Allah.
Skripsi ini dengan judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BMT" (Studi Kasus pada Beberapa BMT
Masjid Jakarta). Di susun untuk memenuhi persyaratan mencapai Gelar Smjana pada
Jurusan Mum11alat (Ekonomi Islam), Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islm11
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Niat yang baik diiringi dengan lm1gkah penuh keikhlasan, kesabarfil1,
ketenangan serta tawakkal dengfil1 mengaharap ridha Allah, rahmat Allah serta
syafaat Rasulullah dari dunia sampai akhirat, akhirnya dapat dirampungkan dengan
baik. Karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini,
terutama kepada yang terhormat :
I. Bapak Prof. Dr. H. Muhfil11mad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Muamalat.
3. Bapak Ors. H. Hasmmddin, M.Ag dan Bapak Muzazin, SE, M.Ag, selaku Dosen

Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II, yang terus membimbing penulis di
tengah kesibukan beliau, sehingga penyelesaian skripsi ini rnenjadi mungkin dan
menjadi lebih baik dan sempurna.
4. Bapak Abdul Haris I-I dan Bapak Drs. I-I. Ishak Ismail selaku Dewan Manager dan
Dewan Pengawas Syariah BMT At-Taqwa yang telah menyediakan data-data dan
me! uangkan

waktunya

kepada penulis untuk


mclakukan

wawancara dan

rnembirnbing penulis dalam menyelesaikan skripsi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
5. Bapak Syamsul Bahri selaku Manager BMT

Masjid Al-Azhar yang telah

menyecliakan data-data dan meluangkan waktunya kepacla penulis untuk
melakukan wawancara.
6. Bapak Gato! Sukoco selaku Manager BMT At-Taqwa Mandiri yang telah
menyediakan data-data dan meluangkan waktunya kepacla penulis untuk
melakukan wawancara.
7. Segenap pengurus dan pegawai perpustakaan Fakultas Syari'ah clan I-Iukum dan
perpustakaan utama UfN SyarifHidayatullah Jaka1ia, perpustakaan umum Islam
Iman Jama Jakarta, yang telah membantu dan melayani penulis dalam memproses
literatur-literatur yang penulis butuhkan sebagai sumber data untuk mendapatkan
referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak dan !bu Dosen atau staf pengajar di lingkungan Jurusan Muamalat Fakultas
Syariah clan Hukum UIN yang telah memeberikan ilmu pengetahuan yang sangat
berarti kepada penulis selama ini.

9. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan khusus kepacla keclua orang tua
penulis Ayahancla Jaenuclclin clan Ibuncla Fatimah yang selalu memberi clukungan
baik moril maupun materil, perhatian, kasih sayang, clan cloa yang tak pernah
henti-hentinya di berikan kepacla Anancla. Tak acla sesuatu apapun di clunia ini
yang clapat membayar segala pengorbanan Ayah clan Bunda buat Nanda hanya
cloa clan bakti Nanda semoga Ayah clan Bunda selalu diberkahi oleh Allah.
10. Aclik-aclikku tercinta, Yulia Fitriani, Faisal Bagus, Nur Kamilah dan Zalu·ah
Salsabila yang senantiasa memberikan semangat kepacla penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Terima kasih banyak kepada Kakakku Nano yang telah memberikan motivasi clan
dukungan sepenuhnya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terima
kasih atas segala waktu clan masukan-masukan yang terbaik buat Penulis.
12. Teman-teman Jurusan Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2003, khususnya
teman-teman di kelas B, yang telah memberikan support kepacla penulis, clan
khusus buat Lala lathifah terima kasih atas segala clukungannya. Serta semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap clan berdo'a kepacla Allah SWT, semoga amal baik mereka
dibalas oleh Allah SWT clengan pahala yang berlipat ganda. Dan Semoga skripsi ini
clapat bermanfaat clan menjadi sumbangan positif bagi banyak. pihak.
Jakarta, 21Nopember2007 M
11 Dzulqoiclah 1428 I-I

Penulis

DAFTARISI

KATA PENGANTAR
DAFTARISI

Vil

DAFTARTABEL

BAB!

IV

IX

PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

7

c.

8

Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Kaj ian Pustaka

9

E. Metode Penelitian

12

F. Sistematika Penulisan

14

BAB II TINJAUAN UMUM TENT ANG BMT, KEGAGALAN
dan KEBERHASILAN BMT
A. Konsep BMT (Bait al-Maal wat Tamwil)

16

B. Produk-Produk BMT

18

1. Musyarakah

18

2. Mudharabah

19

3. Murabahah

20

4. Salam

20

5.

21
iウエゥセィョ。@

6. Qardhul Hasan

21

7. Titipan Zakat, Infaq dan $.hadaqah

22

C. Konsep Kegagalan dan Keberhasilan BMT

24

BAB III

GAMBARAN UMUM BEBERAPA BMT MASJID JAKARTA
1.

BAB IV

Profil BMT Masjid Al-Azhar

43

2. Profil BMT At-Taqwa

45

3. Profil BMT At-Taqwa Mandiri

48

4. Profil BMT Karsa Cendikia

49

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN
clan KEGAGALAN BMT MASJID di JAKARTA
A. Analisis Tingkat Keberhasilan dan Kegagalan BMT

57

B. Faktor-faktor Penyebab Keberhasilan clan Kegagalan BMT

59

C. Strategi Pengembangan terhadap Faktor-faktor Keberhasilan

BMT At-Taqwa dan BMT Masjid Al-Azhar

BAB V

65

PENUTUP
A. Kesimpulan

67

B. Saran

79

DAFTAR PUSTAKA

70

LAMPI RAN

DAFT AR T ABEL DAN GRAFIK

1. Tahel 1

Ringkasan lndikatar dan Kampanen Kinerja
Keuangan BMT

2. Tabel 2

34

Pembabatan Indikatar dan Kampanen dari Kine1ja
Keuangan BMT

40

3. Tabel 3

Tingkat Kesehatan Kine1ja Keuangan BMT

41

4. Tabel 4

Rasia Keuangan BMT Masjid Al-Azhar 2005 dan 2006

52

5. Grafik 1

Rasia Keuangan BMT Masjid Al-Azhar 2005 clan 2006

53

6. label 5

Prediksi Tingkat Kesehatan Kine1ja Keuangan BMT Masjid
Al-Azhar Tahun 2006

54

7. Tabel 6

Rasia Keuangan BMT At-Tagwa 2005 dan 2006

55

8. Grafik 2

Rasia Keuangan BMT At-Tagwa 2005 dan 2006

55

9. Tabel 7

Prediksi Tingkat Kesehatan Kinerja Keuangan BMT At-Tagwa

56

10.Tabel 8

Peralehan Laba BMT At-Tagwa Mandiri dalam Menjalankan
Usahanya Tahun 2005 dan 2006

I I .Tabel 9

Peralehan Laba BMT Karsa Cendikia dalam Menjalankan
Usahanya

12.Grafik 3

57

58

Peralehan Laba BMT Karsa Cendikia dalam Menjalankan
Usahanya

58

BABI
PENDAI-IULUAN

A. Latar Belalrnng Masalah

Agama Islam adalah agama yang sangat menekankan keseimbangan.
Segala sesuatu di dunia ini di ciptakan secara seimbang, sehi.ngga tata nilai dalam
sistim yang membentulmya menjadi sesuatu yang pokok. Tuhan menciptakan
bumi dan seisinya berpasang-pasangan juga merupakan bagian clari konsep
keseimbangan, serta keaclilan sebuah hukum alam.
Ticlak hanya itu, Islam juga mengatur hal-hal yang cliperbolehkan dan ha!ha! yang clilarang. Lanclasan syariah adalah kebijaksanaan clan kebahagiaan
manusia di dunia clan akhirat, kesejahteraan ini terletak pada keaclilan, kasih
sayang, kesejahteraan, clan kebijaksanaan. Sementara apapun yang bergeser clari
keaclilan akan menjacli keticlakaclilan, kasih sayang menjacli penindasan,
kesejahteraan menjacli kesengsaraan, dan kebijaksanaan menjacli keboclohan.
Sebenarnya ticlak acla sangkut pautnya clengan syariah. Tujuan Syariah yang
paling dasar aclalah memajukan kesejahteraan manusia yang terletak pacla jaminan
atas keyakinan, intelektual, masa clepan dan harta milik 1•
Tingkah laku ekonomi yang tidak menunjang, apalagi yang menghalangi
terwujuclnya keaclilan clikutuk keras, bahkan agaknya tidak ada kutukan kitab suci

1

M. Umer Chapra, al-Qur 'an Menuju Sistem Mone/er yang Adil, (Y ogyakarta : Dana Bakti

Prima Vasa, 1997), h. I

2

yang lebih keras daripada kutukan kepada para pelaku ekonomi yang tidak adil,
dapat dirasakan dalam, antara lain ekspresi surat al-Takatsur dan al-Humazah.
Namun suatu kutukan kepada sikap ekonomi yang tidak produktif dan egois
dengnjelas dinyatakan dalam surat al-Taubah ayat 34-35.
Dalam konsep ekonomi Islam al-Qur'an juga melarang manusia untuk
mengeksploitasi harta secara berlebihan. Islam mengajarkan agar manusia
memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki seperlunya. Sehingga tidak te1jadi
kerusakan-kerusakan yang timbul setelah pemanfaatan tersebut. Dan mengenai
harta kekayaan, Islam melarang akumulasi hmia pada golongan tertentu di
kalm1gan masyarakat. Karenanya, Islam mengingatkan kepada orang-orang yang
mempunyai harta tentang perlunya tanggung jawab sosial, yakni kepedulian
terhadap rnasyarakat sekitar, bahkan manusia secara umum.
Perwujudannya adalah dengan redistribusi yang adil, yang bukan
mendistribusikan asset fisik/riil dalam artian sempit, bukan pula membagibagikan kegiatan bisnis para konglomerat baik yang seclang sekarat ataupun yang
suclah bangkrut, bukan pula merupakan alat untuk meminclahkan aset fisik clan
kesempatan memperoleh rente ekonomi clari aktor barn. Reclistribusi asset clapat
cliartikan sebagai usaha memberikan kekuasaan clan kesempatan yang aclil bagi
pengusaha kecil/menengah clan koperasi untuk melakukan kegiatan ekonomi clan
bisnis, climana selama ini kesempatan bisnis hanya clikuasai oleh orang-orang
yang clekat clengan kekuasaan.

3



Dalam dunia Islam, aktifitas lembaga keuangan baik institusi bank

nrnupun non lx111k scpcrli kopcrasi lclah dimulai scjak zaman Rasulullah SJ\ W.
Ini di perlihatkan dalam salah satu bukti sejarah
ー・セェ。ャョ@

nabi SAW. Ketika itu,

sebelum Nabi SAW diutus menjadi rasul, ia telah dikenal sebagai seorang alAmin yang artinya yang terpercaya, karena kejujuran itulah, Nabi Muhammad
SAW pernah dipercaya untuk menyimpan segala macam barang ti ti pan (deposit)
milik para penduduk. Begitu amanahnya beliau dalam menjaga deposit tersebut
sehingga pada saat terakhir sebelum rasul hijrah ke madinah, beliau melantik Ali
untuk mengembalikan sega!a deposit itu kepada pemiliknya.
Deposit telah dikenal sejak zaman Rasulullah dan saat ini menjadi salah
satu jasa pelayanan bank, antara lain bank syariah. Bank syariah telah berdiri di
Indonesia sejak tahun 1992 clan saal ini pcrkernbangannya makin mcningkal.
Perkembangan bank-bank syariah clalam beberapa tahun terakhir

m1

tampaknya telah memicu berdirinya lembaga-lembaga keuangan keagamaan
lainnya seperti : Asuransi Syariah, Badan Amil Zakat (BAZ), Unit Simpan
Pinjam Syariah (USPS), BMT, serta lembaga lainnya yang tentunya akan semakin
memurnikan sistem perekonomian kita2 •
BMT merupakan !embaga keuangan syariah non bank yang cukup
potensial untuk dikembangkan, di tengah keticlak percayaan masyrakat kepada
institusi koperasi yang dianggap sebagai perwujudan dari lembaga "koperasi"

2

I(arnaen A. Perwataatmadja, Men1b111nikan Ekonon-1i Jslan1 di lndonesia, (Depok: Usaha

Kami, 1996), h. 3

4

yaitu lembaga yang keuntungannya selalu habis oleh para pengurus yang tak
bertanggung jawab.
/Jaitul ma/ wat tamwil adalah lcmbaga ekonomi atau kcuangan syariah

non perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini
didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang berbeda dengan
lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya3 .
Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung oleh Pusat Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena
mengemban misi yang lebih luas, yalmi mengentaskan usaha kecil. Dalam
prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan
usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan representasi dari kehidupan masyaralrnt
dimana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir
kepentingan ekonomi masyaralrnt4 •
Menurut M. Hidayat, saat ini jumlah BMT di Indonesia mencapai lebih
dari 3000. Dari jumlah tersebut yang sudah memiliki Badan Hukum Koperasi
baru sebesar 1.300 unit. Jaringan BMT tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan
sebagai perpanjangan pihak Bank Umum Syariah untuk menjangkau layanan
pembiayaan kepada usaha kecil dan mikro, Melalui program lingkage5. Tujuan
berdirinya BMT adalah meningkatkan kualitas usaha ekonomi bagi kesej ahteraan
3

I-!. A. Djazuli dan Yadijanuari, Lembaga-Lembaga Perekonomian ummat (Sebuah
Pengen/an), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002), cet ke I, h. 183
4
Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, h. 96
5
Berita, "Pembiayaan Sektor Usaha Mikro dan Keci/", artikel cliakses pada 22 November
2005 dari http://www.muamalat.com.22 november 2005)

5

anggota, yang merupakanjamaah masjid lokasi BMT berada pada ldrnsusnya dan
masyarakat pada umumya. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan ekonomi
ummat, maka sudah seharusnya memanfaatkan dan memberdayakan BMT
sebagai lembaga yang menghimpun masyarakat ekonomi lemah dengan
mengembangkan iklim usaha dalam lingkungan sosial ekonomi yang sehat. Untuk
itu sesungguhnya BMT di masjid-masjid, dapat diberdayakan menjadi wadah
untuk rnenghirnpun dan rnenyalurkan dana sedekah secarn profesional, sehingga
clapat mengembangkan ekonomi ummat. Pemberclayaan tersebut clilakukan
clengan

menggancleng

lembaga-lembaga

pemerintahan

daerah,

organisasi

kernasyarakatan, dunia usaha, clan lembaga Perbankan Syariah, dalam sebuah
bentuk

kemitraan berupa pembinaan manajerial,

bantuan pengernbangan

perangkat clan sistem keuangan mikro, serta ke1jasama pengelolaan pengurnpulan
clan penyaluran seclekah kepacla ummat 6•
Di Jakarta juga telah berdiri beberapa BMT yang saat ini be1jumlah
kurang lebih (±38) BMT dan BMT yang berada di masjid Jakarta be1jumlah
kurang lebih (±8) BMT 7 •
BMT merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling
sederhana yang saat ini banyak yang muncul dan tenggelam di Indonesia,
sayangnya gairah munculnya begitu banyak BMT di Indonesia tidak didukung

6

Merza Gama!, "Sedekah dalam Perspektif Pemberdayaan Ekonomi Ummat", artikel diakses
pada 21Maret2007 darihttp://www.kabarindonesia.com/2007/03.
7
Ishak Ismail, Daftar Baitul Maal Wat tamwil (EMT) se-JABODETABEK, (Jakarta : BMT
At-taqwa, 2007)

6

oleh faktor-faktor pendukung yang memungkinkan BMT untuk terns berkembang
dan be1jalan dengan baik. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan banyaknya
BMT yang lenggclarn clan bubar yang discbabkan olch bcrbag.ai rnacam hal antara

lain : manajemennya yang amburadul, pengelola yang tidak amanah dan
profesional, tidak dipercaya masyarakat, kesulitan modal, dan lain-lain.
Akibatnya, citra yang timbul di masyarakat sangat jelek, BMT identik dengan
jelek, tidak dapat dipercaya, dan sebagainya. 8
' Suatu BMT dikatakan berhasil adalah bagaimana BMT tersebut bisa
meraih kepercayaan dari :nasyarakat dan mengenali nasabah secara intens dan
cepat, ini dimungkinkan karena transaksi dilakukan secara harian. Selain itu ada
keseimbangan antara jumlah nasabah penabung dengan yang membutuhkan
pembiayaan.
Walaupun banyaknya BMT yang tenggelam dan bubar, namun masih ada
sebagian dari BMT yang masih tetap eksis sampai saat ini, ha! ini disebabkan oleh
masih tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BMT tersebut, dan lain
sebagainya. Itu merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan dari sebuah
BMT, dan BMT yang masih tetap eksis dan berhasil menjalankan usahanya
sarnpai saat ini adalah BMT At-Taqwa dan BMT Masjid Al-Azhar, namun
disamping ada faktor keberhasilan tentunya ada juga faktor kegagalan yang
clialami BMT clalam menjalankan usahanya sehingga BMT tersebut gaga! dalam
menjalankan usahanya, dan BMT yang mengalami kegagalan dalam menjalankan
8

Ibid

7

usahanya adalah BMT At-taqwa Mandiri dan BMT Karsa Cendikia. Oleh sebab
itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi apa faktor-faktor pcnyebab
keberhasilan clan kegagalan yang clialami BMT Masjicl, clan hal-hal yang
clilakukan BMT tersebut clalam mengatasi masalah-masalah yang te1jadi sehingga
BMT tersebut masih tetap eksis sampai saat ini. Oleh karena itu penulis tertarik
h

untuk mengangkat tema ini menjacli sebuah skripsi dengan juclul : " Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT " Pembatasan

clan Perumusan Masalah

v

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa maka
permasalahan akan dibatasi pada analisa faktor-faktor penyebab keberhasilan
dan kegagalan BMT Masjid clengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masjid yang dimaksud adalah sebagai tempat sekretariat saja
2. Pcrumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah disebutkan di atas, akan dibahas lebih
lanjut clalam beberapa identifikasi masalah meliputi:
a. Bagaimanakah tingkat keberhasilan BMT At-Taqwa dan BMT Masjid AlAzhar clan bagaimanakah tingkat kegagalan BMT At-Taqwa Mandiri dan
BMT Karsa Cendikia?
b. Apa saja faktor-faktor penyebab keberhasilan BMT At-Tra dan BMT
Masjid Al-Azhar dan apa saja faktor-faktor penyebab keJigalan BMT At-

8

Taqwa Mandiri dan BMT karsa cendikia?
c. Apa saja Strategi Pengembangan dan Solusi Pemecahan terhadap FaktorFaktor Keberhasilan dan Kegagalan yang ada di BMT?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Bagaimanakah tingkat keberhasilan BMT At-Taqwa
dan BMT Masjid Al-Azhar dan bagaimanakah tingkat kegagalan BMT
At-Taqwa Mandiri dan BMT Karsa Cendikia.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan
BMT.
c. Untuk mengetahui strategi pangembangan dan Solusi Pemecahan terhadap
Faktor-faktor Keberhasilan dan Kegagalan BMT.
2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi teori dalam dunia akademik, serta turut mengernbangkan
wacana ekonomi islam dalam aplikasi didalam kehidupan.
b. Manfaat Praktis
Basil Karya ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai rujukan untuk
para pengelola BMT Masjid dalam menjalankan tugas dan usahanya
rnenuju BMT yang profesional sebagai lembaga keuangan syariah non-

9

bank yang dapat memberikan banyak manfaat untuk ummat Islam baik di
sekitar BMT maupun dalam skala nasional dan internasional.
C. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu pertama dilakukan oleh Rosidah (2005) mangenai
Analisis SWOT Strategi BMT dalam Peningkatan Usaha Kecil Menengah. (studi
kasus BMT al-Munawwarah) Penelitian tersebut dilakukan terhadap BMT alMunawwarah.
Analisis strategi BMT dalam peningkatan usaha kecil menengah dengan
menggunakan analisis SWOT

9

.

Basil Penelitian menunjukkan bahwa BMT al-

Munawwarah saat ini merupakan salah satu BMT yang sukses, ha! tersebut
didukung faktor eksternal dan internal yang baik. Faktor internal yang dimiliki
BMT clapat dilihat dari kekuatan dan kelemahan. BMT memiliki kekuatan berupa
BMT terorganisir clan mancliri, sistem prosedur dan pembiayaan yang mudah,
menerapkan sistem syariah, sehingga BMT al-Munawwarah mempunyai
keunggulan clibanclingkan lembaga keuangan Iainnya, seperti Bank Konvensional
clan rentenir. Kelemahan yang clirasakan BMT berupa kondisi nasabah yang
masih belum faham tentang ekonomi syariah, masih terbatas dan belum maksimal
tenaga pengelola, adanya kelalaian nasabah sehingga menimbulkan kreclit macet
clan lokasi BMT al-Munawwarah yang Ietaknya kurang strategis.

9

Rosidah, "Anal is is SWOT Strategi BMT dalam Peningkatan Uisaha Kecil Menengah (studi
kasus BMT a!-Munawwarah) ",Skripsi di Fakultas Syariah dan Hukum,, (Jakarta: Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Jakarta,2005), h. 63-81, t.d.

10

Tabel IFAS 10

I

Kekuatan

Kelemahan

II

I. BMT terorganisir dan mandiri

I

l.Nasabah belum fabam ten tang

2. Sistem prosedur yang mudah

sistem Ekonmi Syariah

3. Menerapkan sistem Syariah

2. Tenaga pengelola masih terbatas

4. Memiliki pendukung operasional

3. Adanya kredit macet
4. Lokasi kurang strategis

Tabel EFAS 11
Peluang
1. Meningkatkan

Ancaman
kemampuan

anggota

I. Banyak

pesaing

lembaga

I
dari

kcuangan

2. Membuka kesempatan ke1ja
dan mengembangkan usaha
3. Terhindar dari rentenir
4. Terealisirnya

konvensional
2. Politik di Indonesia tidak

permintaan

menentu

berclasarkan syariah Islam

5. Membantu pengusaha kecil
untuk

bersaing

3. kenaikan harga

clalam

persaingan pasar

10

IFAS : Faktor-Faktor Strategis Internal Suatu Perusahaan (Internal Strategi Factors
Analysis Summary)
11
EFAS : Faktor-Faktor Strategi Eketernal Suatu Perusahaan (Eksternal Strategi Factors
Analysis Summary)

11

Menjawab tantangan era globalisasi, strategi BMT aclalah meningkatkan
manajemen pengelolaan perusahaan, meningkatkan investasinya pacla sektor riil
clan meningkatkan kerjasama clengan lembaga lain, cliikuti clengan promosi clan
peningkatan fasilitas/ pelayanan clengan teknologi yang marak dipakai kalangan
bisnis sekarang ini baik media cetak clan elektronik, sehingga masyarakat yang
ticlak tahu menjacli tahu, sehingga mamilih procluk BMT.
Penelitian terclahulu keclua clilakukan oleh Siti Maesunah (2006) mengenai
jV1engukur Kine1ja BMT al-Munawwarah clengan Balanced Scorecard. Penelitian
tersebut clilakukan terhaclap BMT al- Munawwarah Pamulang. Analisa terhaclap
pengukuran kine1ja di BMT al-Munawwarah clengan Balanced Scorecarcl 12 .
Hasil Penelitian menunjukan bahwa konsep pengukuran kinerja clengan
mempergunakan Balanced Scorecard memperhatikan empat perspektif yaitu
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran clan petumbuhan.
Dalam perspektif pelanggan acla lima ha! yang menjacli to!ak ukurnya
yaitu pangsa pasar, kepuasan pe!anggan, kemampuan mempertahankan pelanggan
lama,

kemampuan

menarik

pelanggan

baru,

serta

pelanggan

yang

menguntungkan.
Pangsa Pasar BMT al-Munawwarah
Segmen pasar clan mitra-bina BMT al-Munawwarah clapat clilihat clalam 3
segmen, yaitu :
12

Siti Maesunah," Mengukur Kiner} a BMT al-A1una1vwarah dengan Balanced scorecard
(studi kasus BMT al-Munawwarah Pamulang) ", Skripsi di fakultas Sayriah dan Hukum,. (Jakmta:

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta,2006), h.... ., t.d.

12

I. Didasarkan pada sektor usaha/ekonomi yaitu Perdagangan, Jasa, lndustri

Rumah Tangga, Swasta dan PNS.
2. Didasarkan pada Pengguna Dana yaitu Modal Kerja, Investasi dan
konsumtif.
Didasarkan pada Golongan Debitur yaitu Perorangan, Perusahaan,
Koperasi, Yayasan, Kelompok dan lain-lain.
D. Metode Penelitian
1. .Jenis Penelitian

Jenis penelitian dapat juga disebut berdasarkan cara pengumpulan
datanya. Dalam ha! ini penulis menggunakan jenis penelitian sebagai berikut:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yakni d.engan mengumpulkan,
membaca dan menganalisa sejumlah buku dan bahan-bahan yang ada
kaitannya dengan permasalahan ini, khususnya yang berkaitan dengan
teori-teori dan konsep yang berhubungan dengan BMT. Disamping itu,
penulis juga menggunakan bahan-bahan dokumen yang ada di BMT.
b. Penelitian Lapangan (Field Research), yakni penulis te1jun langsung ke
lokasi penelitian yaitu BMT Masjid Al-Azhar, BMT At-Taqwa, BMT AtTaqwa Mandiri clan BMT Karsa Cenclikia.
2. Jcnis Data dan Sumber Data.

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor penyebab keberhasilan clan
kegagalan BMT Masjid. Data yang dihimpun clalam penelitian ini aclalah

13

data-data kuantitatif dan kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data

primer, yaitu data yang cliperoleh melalui wawancara clengan pihak pengelola
BMT, serta data sekunder yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan
dikumpulkan oleh pihak lain berkaitan dengan permasalahan penelitian ini 13 .
Sumber data dari penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu pengurus dan
pengelola BMT Masjid Al-Azhar, BMT At-Taqwa, BMT At-Taqwa Mandiri
clan BMT Karsa Cendikia.
3. Tehnik Pengumpulan data

Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini melalui :
a. Wawancara
Penulis menggunakan tehnik wawancara untuk memperoleh informasi
yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan data-data tentang
faktor-faktor

keberhasilan dan

kegagalan

BMT di

lokasi

objek

penelitian,clata-clatanya dalam bentuk laporan keuangan atau profil BMT.
Pelaksanaan dilakukan terhadap pengelola BMT Masjid Al-Azhar, BMT
At-Taqwa, BMT At-Taqwa Mandiri, dan BMT Karsa Cendikia.
4. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik

pengambilan

sampel

ini

dengan

menggunakan

metocle

pengambilan sampel yang bersifat ticlak acak clalam bentuk Pw7Josive

!J

Masri Singarin1bun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta, LP3ES), h. l 1

14

Sampling, dimana sampel dipilih bardasarkan pertimbangan-pe1iimbangan
tertentu 14 .

5. Tchnik Analisa dan Interpretasi data
Dalam analisa data, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a. Metode deskriptif yaitu dengan memaparkan data-data yang cliperoleh di
lapangan apa adanya.
b. Metode analitis yaitu dimulai clari membaca, menelaah dan mempelajari
data-data tersebut secara seksama kemudian dianalisa.
Selanjutnya dari proses analisa tersebut penulis mengambil suatu
kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada yang bersifat khusus
(clecluktif).

6. Tchnik Pcnulisan Laporan
Sedangkan tehnik penulisan laporan dalam penelitian ini, penulis mengacu
atau berpecloman pada tehnik penulisan yang berlaku di Fakultas Syariah clan
Hukum UIN SyarifHiclayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan ini, penyusun membagi kepacla beberapa
bab yakni:

BAB I Pendahuluan. Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan clan kegunaan penelitian,
kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan.
14

Ibid., h. 155

15

BAB II Landasan Teori. Bab ini berisikan tentang teori-teori yang
berkaitan tentang masalah penelitian, teori Baitul Mall Wat Tamwil, teori tentang
Kegagalan dan Keberhasilan BMT.
BAB III Gambaran Umum Beberapa BMT Masjicl Jakarta. Bab ini
mendeskripsikan tentang sejarah pembentukan, visi dan misi BMT, tanggal
pendirian, produk-produk BMT, struktur organisasi.
BAB

IV Analisis

Faktor-Faktor Penyebab

Keberhasilan

clan

Kegagalan BMT Masjid Jakarta. Bab ini berisikan tentang analisis tingkat
keberhasilan dan kegagalan BMT, faktor-faktor penyebab keberhasilan dan
kegagalan BMT, strategi pengembangan dan solusi pemecahan terhadap faktorfaktor keberhasilan dan kegagalan BMT.
Bab V Penutup. Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang
diperoleh penulis melalui hasil dari penelitian.

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG BMT, KEGAGALAN DAN
KEBERHASILAN BMT

A. Konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
Bait a/-lvfaa/ berasal dari dua kata yakni, bait yang berarti adalah rumah,

dan a/-maa/ yang berarti harta, kalau kedua kata itu digabungkan mempunyai arti
yang tidak jauh berbeda dari penggalan-penggalan katanya yaitu rumah harta atau
perbendaharaan harta. Banyak ahli berbeda pendapat tentang fungsi dari bait alMaal serta siapa yang pe1iama kali mendirikan al-A1aal.

Mannan membagi bait al-Maal kepada tiga macam : Pertama, Bait alMaal al-lkhlas, adalah perbendaharaan kerajaan atau dana rahasia, dengan sumber

pendapatan clan unsur pengeluaran sencliri. Pengeluaran-pengeluaran itu antara
lain pengeluaran pribadi khalifah, istana pensiun anggota keluarga raja, pegawai
istana, clan hacliah clari para khalifah kepacla pangeran asing. Keclua, Bait al-maal,
adalah sejenis bank negara untuk kerajaan. lni tidak berarti bahwa ia memiliki
semua fungsi bank sentral dewasa ini, karena Kerajaan Islam sangat terpusat, baik
pacla tingkat provinsi maupun tingkat pusat, maka aclministrasi Bait al-maal selalu
beracla dalam tangan satu orang. Pacla tingkat propinsi kepala te1iinggi Bait a/Maal ac!alah gubernur propinsi. Dia bertugas mengumpulkan clan mengelola

penclapatan. Bait al-Metal betempat di kantor besar propinsi. Pusat Bait al-Maal di
ibukota kerajaan sehingga ia langsung di bawah pengawasan khalifah. Ketiga,

17

Bait al-mactl al-lslamin, adalah perbendaharaan kaum muslim, yang sebenarnya
adalah tidak hanya untuk kaum muslim tetapi untuk seluruh kesejahteraan
masyarakat

kerajaan

Islam

tanpa memanclang

kasta,

warna

kulit,

dan

kcyakinannya. Fungsi Bait al-Maal ini tcrdiri clari memelihara pekerjaan unrnm,
jalan-jalan, jembatan, masjid, gereja, dan kesejahteraan serta persediaan untuk si
miskin. Bait al-maa/ ini berpusat di masjicl utama dan pacla tingkat pusat clikelola
oleh Qadi ', seclangkan di tingkat provinsi oleh rekan-rekan Qadi '. Unsur
pendapatannya diperoleh dari zakat, infak/shaclaqah, ghanimah, fai, kharaj, clan

jizyah. Tugas Khalifah aclalah menjaga agar semua penerimaan ini terpisah satu
sama lainnya clalam perbenclaharaan, karena masing-masing hal mempunyai
kekhususan clan harus clikelola menurut peraturannya sencliri. 1
Aclapun pengertian Baitul Maa/ aclalah lembaga ekonomi berorientasi
sosial-keagamaan yang kegiatan utamanya menampung haiia masyarakat clari
berbagai surnber terrnasuk zakat, infaq clan 11haclaqah, clan menyalurkannya untuk
tujuan mewujuclkan kemaslahatan umat dai1 bangsa clalam aiii seluas-luasnya. 2
Aclapun secara harfiah Bait al-Tamwil tercliri clari chm kata yakni Bait yang
berarti rurnah clan al-Tamwil yang bera1ii pengemba11gan harta.

Bait

a/-Tamwil

aclalah

lembaga

ekonomi

yang

Jadi penge1iian

melakukan

kegiatan

pengernbangan usaha-usaha produktif clan investasi dalam meningkatkan kualitas

1

Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar-dasar Ekonomi
Islam), Te1jemahan Polan ArifHarahap, (Jakarta, PT Jntermasa, 1992), h. 180
2
Makhalul Ilmi. SM, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta,
UJJ Press, 2002), h. 66-67

18

ekonorni pengusaha rnikro dan keeil terutarna dengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayan kegiatan ekonominya. 3
Maka pengertian BMT (Baitul Maal wat Tamwi[) adalah suatu lembaga
keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh
kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan
martabat serta membela kepentingan kaum fakir mi skin. 4
B. Produk-Produk BMT

Jenis-jenis usaha BMT sebenarnya dimodifikasi dari produk perbankan
Islam. Oleh karena itu, usaha BMT dapat dibagi kepada dua bagian utama, yaitu
mernobilisasi simpanan dari anggota dan usaha pembiayaan. 5
Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT
sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan
berlandaskan syariah. Dan produk-produk BMT antara lain sebagai berikut :

Musyarakah!Syirkah,

Jvfudharabah,

Murabahah,

Salam,

Jstishna,

Qardhul

Hasan 6. Titipan zakat, infaq, dan 2hadaqah (ZIS)7.
I. Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (Syirkah atau

syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang

3

M. Amin Aziz, Buku Saku Tata Cara Pendirian BMT, (Jakarta, PKES, 2006), hal. I
Ibid., h. I
5
H. A. Djazuli dan Yadijanuari, Lembaga-Lembaga Perekonomian ummat (Sebuah
Pengenalan}, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2002), eel ke I, h. 191
6
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskripsi dan 1/ustrasi},
(Yogyakarta, EKONISIA, 2003), h. 96
7
Djazuli dan Yadi, Lembaga-Lembaga Perekonomian ummat, h. 191
1
·

19

bekerj a sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara
bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih
dimana rncrcka sccara bcrsarna-sarna rncrnadukan seluruh bcntuk surnbcr
daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Secara spesifik bentuk
kontribusi dari pihak yang beke1jasama dapat berupa dana, barang
perdagangan (trading asset), kewiraswastaan (interpreneurship), kepandaian
(skill), kepemilikan (property), perlatan (equipment), atau intangible asset

(seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan/ reputasi (credit worthiness)
dan barang-barang laim1ya yang dapat dinilai dengan uang. 8
2.

Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk ke1jasama antara dua atau lebih pihak

dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal
kepacla pengelola (mudharib) dengan suatu pe1janjian keuntungan. Bentuk ini
menegaskan ke1jasama dalam paduan kontribusi I 00% modal kas clari shahib
al-maa/ clan keahlian dari mudharib.

Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan mudharabah terletak
pacla besarnya kontribusi atas manajemen dan keuangan atau salah satu
diantara itu. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari satu pihak,
seclangkan clalam musyarakah modal berasal dari dua pihak atau lebih.
lvfu.syarakah clan mudharabah dalam literatur fiqh berbentuk pe1janjian

8

Adiwannan Karim, Bank Islam (Ana/is is Fiqh dan Keuangan), (Jakarta, PT Raja Grafindo

Persada, 2004 ), h. 92.

20

kepercayaan (uqud al-amanah) yang menuntut tingkat kejujuran yang tinggi
dan menjujung keadilan. Oleh karena itu keduanya harus menjaga kejujuran
dan keadilan untuk kepentingan bersama tanpa ada yang melakukan
kecurangan di salah satu pihak.
3. Muraba!talz

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Dimana BMT bertindak sebagai penjual, sedangkan nasabah sebagai pembeli.
1-Iarga jual adalah harga beli bank dari pemasok di tam bah keuntungan Karena
dalam definisi yang telah disebutkan diatas "keuntungan yang disepakati'',
oleh karena itu karakreristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu
pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan
yang clitambahkan pada biaya tersebut. Misalnya, si A membeli mobil seharga
80 juta rupiah, biaya-biaya yang clikeluarkan sebesar 3 juta rupiah, maka
ketika menawarkan mobilnya untuk dijual, ia mengatakan: "Saya jual mobil
ini seharga 90 juta rupiah, dan saya mengambil keuntungan dari penjualan ini
sebesar 7 juta rupiah.". Murabahah selalu clilakukan dengan cara pembayaran
cicilan (bi tsaman ajil, atau muajja/). Dalam transaksi ini barang diserahkan
segera setelah akad, seclangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
4. Salam

Salam adalah transaksi jual beli climana barang yang dipe1jualbelikan
belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan

21

pembayaran dilakukan tunai. BMT bertindak sebagai pembeli, sedangkan
nasabah sebagai penjual. Dalam prakteknya, ketika barang telah diserahkan
kepada BMT, maka BMT akan menjualnya kepada rekanan nasabah atau
kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara cicilan. Harga jual yang
ditetapkan oleh BMT adalah harga beli BMT dari nasabah ditambah
keuntungan. Dalam ha! BMT menjualnya secara tunai biasanya disebut
pembiayaan talangan (bridging financing). Sedangkan dalam ha! BMT
menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus menyepakati harga jual dan
jangka waktu pembayaran.
5. lstiif./ma'
Produk istiif_hna' menyerupai produk salam, tapi dalam Jstiif_hna'
pembayarannya dapat dilakukan oleh BMT dalam beberapa kali (termin)
pembayaran. Ketentuan um um pembiayaan Jstiif_hna' adalah spesifikasi barang
pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlahnya.
6. Qardlzul Hasan

Menurut Syafi'i Antonio (1999), qardh adalah pemberian harta kepada
orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminj amkan tanpa mengharap imbalan.
Menurut Bank Indonesia (1999), qardh adalah akad pinjaman dari bank

(muqridh) kepada pihak teretntu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan
clengan jumlah yang sama sesuai pinjaman

22

Dali! al-Qu'an tentang al-Qardh : "Siapakah yang mau meminjamkan

kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan me/ipatgandakan
(balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memeperoleh pahala yang
banyak." (QS.AL-Hadid: I)
7. Titipan Zakat, Infaq dan §.hadaqah
Adapun pengertian dari zakat, infaq dan 2hadaqah aclalah sebagai berikut :
a. Pcngertian Zakat
Zakat berasal clari kata "zaka" yang artinya berkah, tumbuh, bersih dan
baik. Zakat berarti suci, tumbuh, berkah, terpuji, bertambah dan subur.
Seclangkan menurut istilah syariah (syara') zakat berarti sejumlah harta
tertentu yang cliwajibkan oleh Allah diserahkan kepacla orang-orang yang
berhak, 9 yaitu mereka yang dijelaskan olch Allah dalarn finmm-Nya
dalam QS. Al-Taubah (9) : 60, sebagai berikut:

" Sesungguhnya, zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang faqir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallafyang dibujuk
hatinya untuk (memerdekakan budak), orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana"

9

Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, h. 67-68

23

b. Pcngcrtian Infaq dan
セィ。、ア@

Kata infaq berarti mendermakan atau memberikan rizeki (karunia
Allah) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa
ikhlas dan karena Allah semata. 10 Pengertian ini diam bi! berdasarkan
firman Allah SWT, sebagai berikut :

" Kitab Al-Qur 'an itu tidak ada keraguan di dalamnya; Dia menjadi
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang
percaya kepada hal-hal yang gaib, mendirikan shalat dan mendermakan
(mengiJ?faqkan) sebagian dari apa yang Kami karuniakan kepada
Qョ・イォ。GセN@

Secara ringkas dapat di rumuskan bahwa infaq adalah pengeluaran
derma setiap kali seorang muslim menerima rezeki (karunia) dari Allah
sejumlah yang di kehendaki dan di relalcannya. Bedanya dengan zakat
adalah, ia tidak ditentukan jenisnya, jumlah dan kadarnya, serta waktu
penyerahannya.

Sebagian

ulama

berpendapat

bahwa

hukum

rncngeluarkannya adalah wajib sebagaimana zakat, berdasarkan firmanNya ini:

" ... dan tetaplah kamu beril?faq untuk agama Allah, dan janganlah kamu
meriferumuskan diri dengan tanganmu sendiri kelembah kecelakaan
(karena menghentikan infak itu) ".

'

0

Ibid, h. 68-69

24

Turunnya ayat tersebut adalah untuk memberikan penegasan bagi
lrnum Anshar Madinah yang ragu berinfaq dengan telah diwajibkannya
zakat pada tahun ke 2 hijrah (2 I-I). Mereka mengira, bahwa dengan
wajibnya zakat Allah membebaskan mereka untuk berinfaq membantu
pe1juangan Rasulullah.
Kcrnuclian yang climaksucl 2haclaqah (seclekah) aclalah keseluruhan
amal kebajikan yang clilakukan setiap pribadi muslim untuk menciptakan
kesej ahteraan

sesama

umat

manusia,

termasuk

untuk

kelestarian

lingkungan hiclup dan alam semesta ciptaan Allah guna memperoleh
hiclayah clan ridho Allah SWT.
C. Konsep Kegagalan dan Kcbcrhasilan BMT

Kegagalan dalam berusaha cliartikan clengan suatu tinclakan ekonomi yang
ticlak mencapai titik impas, bahkan kurang, clengan bahasa lain clikatakan sebagai
suatu kerugian usaha. Husein Syahatah mengutip penclapat Ibnu Manzur
mengartikan rugi secara bahasa adalah hancur, binasa, dan hilang, seperti halnya
clikatakan, "si pedagang itu merugi clalam perdagangannya" Berarti kehilangan
atau lepas. Dalam bahasa al-Qur'an-nya adalah khasarah yaitu berkurangnya
modal pokok. 11

11

Husein Syahatah, Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, terjemahan Khusnul Fatarib,
(Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2001), h. 149.

25

Dalam al-Qur'an ada beberapa ayat yang cliclalamnya terclapat lafal

khasarah. Berikut kutipan ayat yang berkaitan clengan muamalah maaliyah
(keuangan), seperti firman Allah berikut ini dalam QS. al-Muthaffifin (83):1-3
Artinya : "Celakalah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran clari orang lain, mereka minta clipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi".
Dan dijelaskan pula clalam surat QS. al-Syu'ara (26): 181
Artinya : "Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang yang
merugikan".
Dan clalam QS. al-Rahman (55): 9
Artinya : "Dan tegakkanlah timbangan it11 clengan aclil, dan janganlah kamu
mengurangi neraca itu".
Tiga ayat tersebut menjelaskan bahwa rugi itu adalah kekurangan pada
timbangan, takaran maupun uang. Namun ada juga ayat al-Qur'an yang
mengandung lafal khasarah dengan pengertian hancur, hilang, kurang, binasa
seperti yang termaktub dalam QS. al-kahfi : 103-104
Artinya : "Katakanlah : Apakah akan kami beritahukan kepaclamu tentang orangorang yang paling merugi perbuatannya, yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehiclupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya".
Jacli clapat disimpulkan bahwa pengertian khasarah (rugi) dalam bidang
usaha menurul al-Qur'an ialah kehancuran, kehilangan, kekurangan, serta

26

kebinasaan, baik didunia maupun diakhirat. Adapun dalam bidang muamalah,

khasarah berarti kekurangan atau penyusutan pada modal pokok, atau kekurangan
timbanngan atau takaran.
Bisnis yang merugi dalam Islam menurut DR. Mustaq ahmad disebabkan
oleh tiga faktor, yaitu ; investasi, modal yang jelek, keputusan yang tidak sehat,
clan perilaku jahat. Menurutnya investasi modal yang jelek adalah menanamkan
modal pacla bisnis-bisnis yang bertolak belakang dengan syariat, seperti menjual
diri mereka untuk hal-hal yang bersifat sihir. Keputusan yang tidak sehat diartikan
oleh Mustaq clengan mementingkan kehiclupan dunia daripada akhirat, menyukai
hal-hal yang khabits, menyanclarkan pada harta dan kekuasaan, dan bukannya
pada kebenaran dan keaclilan. Perilaku jahat clipaparkan olehnya adalah
mempraktekkan

riba,

melibatkan diri

dalam

minuman

keras dan judi,

mengkhianati amanah dan kepercayaan. Kesemuanya itu aktivitas larangan Allah
clan menjerumuskan pelakunya dalam kerugian. 12
Seorang muslim sejati hams menumbuhkan etos ke1ja, semangat dalam
beke1ja, bersikap serta mempunyai persepsi terhadap nilai ke1ja. Bukanlah ke1ja
merupakan suatu fitrah, dan sekaligus merupakan salah satu iclentitas manusia,
sehingga beke1ja yang didasarkan pada prinsip-prinsip Iman dan Tauhid, bukan
saja menunjukan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus menunjukan martabat
clirinya sebagai "abclullah" (hamba Allah) yang mengelola seluruh alam sebagai
bentuk clari cara dirinya mensyukuri kenilm1atan clari Allah Rabb al-' Alamin.
12

Mustaq, Etika Bisnis dala1n Islan1, h. 44

27

Apabila bekerja adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang
enggan beke1ja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi cliri untuk
dinyatakan clalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah
dirinya sendiri, menurunkan clerajat iclentitas dirinya sebagai manusia, untuk
kemuclian runtuh clalam kecluclukan yang lebih hina clari binatang. 13
Adapun konsep keberhasilan adalah senantiasa dikaitkan clengan nilainilai moral. Dr. Monzer Kahfmengutip penclapat M.N. Siddiqi mengatakan:
Keberhasilan terletak clalam kebaikan. Dengan perilaku manusia yang semakin
sesuai clengan pembakuan-pembakuan moral clan semakin tinggi kebaikannya,
maka clia semaldn berhasil selama hiclupnya, pacla setiap fase keberaclaan, pada
setiap langkah, incliviclu Muslim berusaha berbuat selaras dengan nilai-nilai
moral. 14
Kebaikan, dalam peristilahan Islam, berarti sikap positif terhadap
kehiclupan clan orang lain.
Dr. Monzer kahf kembali mengutip penclapat Dr. Siddiqi mengatakan :
Manusia dilahirkan clengan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terhitung; berusaha
memenuhinya aclalah wajar. Semakin baik kebutuhan-kebutuhan ini clipenuhi
semakin baik pulalah clia. Kehidupan yang clipersiapkan secara baik menjamin
keclamaian jiwa, kepuasan dan rasa aman. Dan konclisi jiwa semacam itulah yang
menopang terbinanya suasana yang sehat, bermoral clan bercorak spiritual. Ticlak
13

Toto Tasmara, Etas Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakmta: DEW, 1995), h. 2
Monzer Kahf, Ekonomi Islam (I'elaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam).
Te1je111ahan Machnun Husein, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1995), h.18.
14

28

satu kemajuan material dan pembangunan ekonomi yang dalam dirinya sendiri
bertentangan dengan kemajuan moral spiritual. Betapapun juga semua kemajuan
semacam itu, bila diperoleh dengan cam yang baik dan dipertahankan, rnerupakan
surnbangan terhadap moralitas yang sehat dan spiritualitas yang benar. Dengan
demikian upaya untuk mendapatkan kemajuan ekonomik bukan kejahatan
menurut pandangan Islam. Bahkan sebenarnya ia menjadi salah satu kebaikan bila
ia bisa diseimbangkan dan diniatkan untuk mendapatkan kebaikan. 15
Keberhasilan atau kegagalan suatu BMT dapat diukur juga dengan
melakukan penilaian tingkat kesehatan BMT. Dan tingkat kesehatan BMT adalah
kinerja dan kualitas BMT dilihat dari faktor-faktor penting yang sangat
berpengaruh bagi kelancaran, keberlangsungan, dan keberhasilan usaha BMT,
baik untuk jangka pendek maupun untuk keberlangsungan kehidupannya dalam
jangka panjang. 16 Penilaian tingkat kesehatan BMT sangat bermanfaat untuk
memberikan gambaran mengenai kondisi aktual BMT kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama bagi nasabah dan pengelola. Selain itu dengan
mengetahui tingkat kesehatannya akan membantu pihak-pihak tertentu dalam
pengambilan

keputusan

sehingga terhindar

dari

kesalahan

pengambilan

keputusan. 17

15

Ibid, h. 18-20
M. Amin Aziz, Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan EMT, (Jakarta, PINBUK) h. I, t.th.
17
Zaenal A, STP, "Menilai Tingkat Kesehatan EMT dari Aspek Manajemen ", artikel diakses
pada 12 Mei 2006 dari http://www.trimudilah.Wordpress.com/2006/12/05/bmt.
16

29

Keberlangsungan hidup dan berfungsinya clengan baik sebuah BMT
sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi p