Teori absolut Teori Relatif

merupakan tahap perencanaan yang matang mengenai kebijakan-kebijakan tindakan apa yang seharusnya diambil dalam hal pemidanaan apabila terjadi suatu pelanggaran hukum. Bahkan dalam suatu seminar menyatakan bahwa tujuan dari kebijakan menetapkan suatu sanksi pidana tidak dapat dilepaskan diri tujuan politik kriminal dalam arti keseluruhanya, yaitu” perlindungan masyarakat untuk mencapa i kesejahteraan”. 35 2. Teori Pemidanaan Dalam perkembanganya, tujuan pemidanaan pada dasarnya dapat dilacak pada 3tiga teori pemidanaan, yakni: 36 1. Teori absolute; 2. Teori relatif atau teoori tujuan; dan 3. Teori pembinaan.

a. Teori absolut

Teori absolut adalah teori yang paling tua dan berlangsung berabad abad, pidana dipandang sebagai pembalasan terhadap orang yang telah melakukan tindak pidana. Pembalasan harus dipandang sebagai suatu reaksi keras yang bersifat emosional atau irrasional. 37 Ciri-ciri teori absolut 38 : 1. Pemidanaan semata-mata bertujuan sebagai pembalasan; 2. Pembalasan sebagai tujuan tunggal, sehingga tidak ada tujuan lain misalnya bertujuan sebagai penjara ataupun sebagai perbaikan perilaku untuk masa yang akan datang masyarakat kembali terpidana; 3. Kesalahan merupakan satu-satunya syarat pelaksanaan pemidanaan; 4. Pemidanaan harus disesuaikan dengan kesalahan pelaku; 5. Pemidanaan berorientasi kebelakang yang merupakanpencelaan murni.

b. Teori Relatif

Hukum pidana bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kejahatan dan pemidanaan bermaksud untuk mengubah perilaku penjahat dan orang lain yang cenderung melakukan kejahatan. Apabila 35 Djoko Prakoso, Hukum Penitensier, dikutip dalam Abintoro Prakoso, Diktat Matakuliah Hukum Penitensier, Jember, 2013, hal.10 36 Masruchin Ruba’i, Mengenal Pidana dan Pemidanaan, dikutip dalam Abintoro Prakoso, Diktat Matakuliah Hukum Penitensier, Jember, 2013, hal.11 37 Abintoro Prakoso, Op. Cit.,hal.12 38 Ibid, hal.13 dibandingkan dengan teori absolut,teori ini lebih berorientasi kedepan. 39 Ciri-ciri pokok teori Relatif yakni: 40 1. Pemidanaan bertujuan sebagai pencegahan kejahatan; 2. pencegahan bukan tujuan akhir, namun ada tujuan yang lebih penting yaitu untuk mencapai kesejahteraaan masyarakat; 3. pemidanaan hanya diterapkan pada pelaku pelanggaran hukum yang terbukti bersalah, baik karena kesengajaan maupun karena kelalaianya; 4. pemidanaan berorientasi kedepan atau bersifat perspektif, pemidanaan mengandung unsur pencelaan namun baik unsur pencelaan maupun unsur pembalasan ditolak apabila tidak dapat membantu pencegahan kejahatan demi kesejahteraan masyarakat.

c. Vereningings theorieen teori gabungan