Kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Wartawan Tetap Di Lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero)

(1)

iv

Bandung in Good Relation with The Journalist By:

Acep Badrul Ihya 43308001 Counsellor:

Sangra Juliano P,S,I.Kom

This study aimed to know the credibility of PT Kereta Api Indonesia (Persero) Public Relations Daop 2 Bandung in strengthening good relation with journalist, using indicators of expertise research, honesty, attractiveness and credibility.

This study used qualitative approach of descriptive method. The data collection technique used by the researcher are interviews, literature study, and internet. Researcher used a purposive sampling technique. The subject of the research is Public Relations Daop 2 Bandung and two informants.

The result showed that Public Relations Daop 2 Bandung has high credibility in strengthening good relation with journalist. Public Relations Daop 2 Bandung has capability and extensive knowledge in transferring company policy information, transferring the information objectively, as needed and have the honesty. In addition Public Relations Daop 2 Bandung also has a good relationship with journalist, whether it’s formal and non formal relationship.

The conclusions of this study are that the Public Relations Daop 2 Bandung has the expertise, honesty, attractiveness and credibility in strengthening good relation with the journalist. And the suggestions for researchers of Public Relations Daop 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero), is to enhance routine activity for the journalist, for example, the Public Relations held a sport event so it can enhance more harmonious relationship between employees and journalists as partners. In addition, Public Relations Daop 2 Bandung has to be more active in participating the event whether the field of Perhumas and IPRA, in order to improve work prestige and able to use information technology in transferring company policy information to the journalist.


(2)

iii

Wartawan Tetap Di Lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Oleh :

Acep Badrul Ihya 43308001 Pembimbing: Sangra Juliano P,S,I.Kom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kredibilitas Humas Daop 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) , dengan menggunakan indikator penelitian keahlian, kejujuran, daya tarik dan kredibilitas.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode dekriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh Peneliti melalui wawancara, studi pustaka, dan internet. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Humas Daop 2 Bandung dan mempunyai informan sebanyak 2 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Humas Daop 2 Bandung memiliki kredibilitas dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan. Humas Daop 2 Bandung mampu dan memiliki pengetahuan luas dalam menyampaikan informasi kebijakan perusahaan, menyampaikan informasi tersebut secara objektif, sesuai kebutuhan dan memiliki kejujuran. Selain itu Humas Daop 2 Bandung juga memiliki keakraban dan hubungan yang baik dengan wartawan, baik itu hubungan formal maupun hubungan non formal.

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Humas Daop 2 Bandung memiliki keahlian, kejujuran, daya tarik dan kredibilitas dalam menjalin hubungan dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Dan saran peneliti untuk Humas Daop 2 Bandung, adalah lebih meningkatkan kegiatan rutin temu wartawan, misalnya mengadakan pertandingan olahraga sehingga dapat meningkatkan hubungan yang lebih harmonis antara karyawan dengan wartawan sebagai mitra kerjanya. Selain itu Humas Daop Bandung lebih aktif dalam mengikuti acara bidang kehumasan baik itu Perhumas maupun IPRA, agar dapat meningkatkan prestasi kerja dan sudah dapat menggunakan teknologi informasi dalam menyampaikan informasi kebijakan perusahaan kepada wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).


(3)

1

1.1Latar Belakang

Indonesia termasuk negara di Asia yang mengenal industri transportasi modern lebih dulu dibanding negara Asia lainnya. Industri transportasi Indonesia modern dimulai saat diresmikan jalan (rel) kereta api oleh pemerintahan Batavia pada 15 September 1871. Itu pun jaraknya cuma 6 kilometer. Dua tahun kemudian baru diresmikan jalan kereta rute Jakarta-Bogor sepanjang 60 kilometer. Dalam kalimat plastis dan ringkas, pakar perhubungan Giri Suseno, mengungkapkan, bahwa kehidupan akan berhenti jika transportasi tidak beroperasi. Transportasi membantu menghilangkan kesenjangan antara anggota masyarakat dalam hal ekonomi, sosial-budaya, politik dan keamanan. Transportasi juga merupakan salah satu wahana untuk mempertahankan persatuan dan keutuhan nasional, wahana untuk mensejahterakan Bangsa. Karena itu kebijakan-kebijakan yang menyangkut transportasi tidak hanya didasarkan pada pertimbangan ekonomi/bisnis semata, tetapi didasarkan pada pertimbangan kepentingan Bangsa secara utuh. Untuk itu, pendekatan pembangunan yang digunakan harus bersifat holistik.1

Kereta api di Indonesia sudah ada sejak tahun 1864. Kereta api merupakan moda transportasi darat yang paling hemat yang digunakan oleh masyarakat. Kereta bukan hanya dapat membawa penumpang dengan banyak dan cepat, tetapi juga

1


(4)

membawa barang, kontainer, ternak, hasil tambang, hasil perkebunan, dan lainnya dengan cepat dan murah. Untuk liburan bersama pun bisa lebih menyenangkan dan berguna untuk anak-anak karena dengan naik kereta api mereka bisa merasa lebih dekat dengan alam serta mengenal kehidupan masyarakat secara lebih menyeluruh sehingga akan membentuk jiwa yang lebih baik.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang transportasi darat, yakni kereta api. Tujuan PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi, dengan menyediakan barang dan jasa bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar dalam negeri ataupun internasional di bidang perkeretaapian yang meliputi usaha pengankutan orang dan barang dengan kereta api, kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian, pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan usaha penunjang prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan menetapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan layanan kereta api penumpang dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta api penumpang yang dijalankan secara teratur. PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengoperasikan kereta api di wilayah provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung serta semua provinsi di Jawa. Panjang keseluruhan jalur kereta api di Indonesia adalah 7583 kilometer. Lebih dari


(5)

2500 kilometer jalur telah ditutup, sebagian besarnya adalah jalur cabang yang dianggap tidak menguntungkan bila tetap dipergunakan.

Dalam pengoperasiannya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dibantu oleh 9 daerah operasi, yang terdiri dari 3 divisi regional dan 2 sub divisi regional yang tersebar di seluruh wilayah pengoperasiannya. Untuk wilayah Jawa Barat di bawah naungan daerah operasi 2 Bandung. Daop atau daerah operasi 2 Bandung memiliki manajemen di bawah kepemimpinan Kepala daerah operasi (Kadaop) sebagai pimpinan tertinggi Daerah Operasi 2 Bandung.

Bagian atau Divisi Humas PT.Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung Berdiri pada tanggal 1 April 1997. Bagian Hubungan Masyarakat Daerah/Humasda dipimpin oleh seorang Kepala Humas (Kahumasda) yang dalam pelaksanaannya bertanggung jawab secara langsung kepada vice president daerah operasi 2 Bandung. Pengertian Humasda adalah satuan organisasi di lingkungan PT.Kereta Api (Persero) yang berada di bawah daerah operasi 2 dan mempunyai tugas pokok yakni melaksanakan hubungan masyarakat, penyuluhan di lingkungan perusahaan (internal) dan dengan media massa di luar perusahaan (eksternal).

Sebagai bagian dari manajemen perusahaan atau organisasi, Humas Daerah Operasi 2 Bandung berorientasi pada aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat. Minimal ada dua fungsi utama Humas dalam masyarakat., yaitu pertama, Humas bertujuan mendapatkan dan menambahkan penilaian serta jasa bagi


(6)

masyarakat. Dan yang kedua, secara defensif berusaha menjadi sarana pembelaan diri terhadap pendapat negatif tatkala menerima penyerangan yang tidak wajar dari pihak luar.

Melalui tugas utamanya, Humas Daerah Operasi 2 Bandung dituntut untuk mampu menggugah dan mengembangkan kesadaran masyarakat agar turut berperan secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan perusahaan, misalnya menyebarluaskan informasi kebijakan perusahaan yang telah, sedang atau akan dilaksanakan kepada pengguna jasa kereta api.

Peran Humas dalam suatu perusahaan menjadi penting mengingat nama baik perusahaan juga ditentukan oleh fungsi kehumasan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Pada dasarnya Humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan dalam setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun non komersial.

Upaya yang ditempuh dalam kegiatan dan tugas Humas itu sendiri adalah melalui berbagai bentuk strategi pendekatan dengan memanfaatkan berbagai jenis saluran informasi dan komunikasi yaitu berupa media massa dan media tatap muka, kesemuanya merupakan upaya dan pelayanan informasi kepada masyarakat. Mengingat pentingnya peran dan tugas yang diemban dalam penyebaran dan pelayanan informasi, Humas harus dapat meningkatkan hubungan baik dan saling bersinergi dengan pihak media massa dalam hal ini wartawan untuk dapat mencapai sasaran dan tujuan kegiatan Humas.


(7)

Dari sini terlihat, Humas mempunyai dua arah komunikasi. Dari dua arah ini, tugas terberat Humas adalah keberhasilannya mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat melalui sarana yang positif berupa, public understanding (pengertian publik), public confidence (kepercayaan publik), public support (dukungan publik) dan public cooperation (kerja sama publik).

Lekatnya bidang Humas dengan dunia komunikasi, secara otomatis mengarahkan proses komunikasi Humas berhadapan dengan dua bentuk hubungan yang berbeda strateginya, yakni hubungan secara psikologis dan hubungan sosiologis dengan publik. Yang pertama, kegiatan Humas dihadapkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan opini masyarakat dan proses persuasi. Sementara yang kedua dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi massa, human relations dan group relations.

Dewasa ini media massa sudah menjadi bagian dari banyak orang. Nyaris tak ada kegiatan yang tak melibatkan media massa dalam kehidupan kita. Kompetisi dalam pasar bebas sekarang terutama dalam bidang transportasi darat sangat erat kaitannya dengan maraknya media massa seperti koran, radio, televisi dan internet.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui divisi Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu menjalin hubungan baik dengan pihak wartawan yang mewakili dari media massa. Tentu sudah sangat dimengerti bahwa secara teori, hubungan baik dengan wartawan memiliki fungsi atau peran pertama berkenaan dengan komunikasi, dan yang kedua adalah berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada pemberitaan media atas nama organisasi atau klien.


(8)

Media massa bagi Humas Daerah Operasi 2 Bandung bukanlah sekadar mitra kerja yang sifatnya sementara, melainkan bersifat permanen. Saking pentingnya media massa, kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung dituntut untuk mengenal dunia pers sebagaimana para wartawan bekerja. Mulai dari soal penyampaian materi konferensi pers, editor bahasa teks realese, materi hingga style siaran radio/televisi, semuanya menjadi bagian keseharian dalam dunia Humas.

Dalam kegiatan kehumasan menjalin hubungan baik dengan wartawan akan menuntut pentingnya kredibilitas dari Humas itu sendiri. Kredibilitas seorang Humas ini diperlukan dalam menyampaikan informasi kebijakan perusahaan terhadap pihak media. Kredibilitas adalah alasan yang masuk akal untuk bisa dipercayai. Seorang yang memiliki kredibilitas berarti dapat dipercayai, dalam arti kita bisa memercayai karakter dan kemampuannya. Socrates mengatakan, "Kunci utama untuk kejayaan adalah membuat apa yang nampak dari diri kita menjadi kenyataan.2

Ketika suatu perusahaan akan mengadakan perubahan maka faktor kredibilitas dan kepemimpinan menjadi hal utama. Kredibilitas merupakan hal paling potensial jika perusahaan mau unggul dalam persaingan pasar. Kedudukannya sebagai sumber energi positif dari dalam seorang pemimpin. Di dalamnya ada beragam nilai seperti kepercayaan tinggi, kepemimpinan karakter pribadi, kompetensi, kepedulian, dan komitmen tinggi. Semakin tinggi nilai unsur-unsur tersebut semakin tinggi kualitas kredibilitas seorang pemimpin.

2


(9)

Kredibilitas hanya bisa ditegakkan melalui nilai-nilai etis, dan bertindak di setiap waktu sedemikian rupa untuk menegakkan kepercayaan publik. Nilai-nilai kepemimpinan yang menunjukkan penghormatan, keadilan dan kesopanan dalam berhubungan dengan seluruh kepentingan stakeholder adalah dasar untuk membentuk kredibilitas.

Inilah yang menjadi tugas dari seorang Humas untuk menunjukkan apakah dirinya mempunyai kredibilitas yang baik dalam memberikan informasi secara aktual dan dapat dipercaya. Masyarakat dapat menilai kredibilitas dari Humas tersebut, apakah baik atau tidak dan itu akan berdampak pula kepada kredibilitas perusahaan itu sendiri. Dengan kata lain, apabila masyarakat menilai kredibilitas Humas baik melalui Informasi kebijakan perusahaan baik, maka penilaian tentang perusahaan tersebut akan baik pula.

Kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) dapat dilihat dan diteliti dalam kegiatan penyampaian media informasi perusahaan, dan bukan hanya itu saja Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu mengadakan kegiatan-kegiatan kehumasan baik formal maupun informal yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu menjaga hubungan baik dengan pihak wartawan bukan hanya dilingkungan perusahaan saja, tetapi diluar pun hubungan baik tersebut tetap terjalin dengan baik, misalnya memberikan cinderamata ketika ada salah satu wartawan yang melepas masa lajangnya. Hal ini merupakan


(10)

pembuktian bahwa Humas Daerah Operasi 2 Bandung menekankan pentingnya hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) demi terciptanya hubungan kerjasama yang baik juga.

Bertolak dari latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: ” BAGAIMANA KREDIBILITAS HUMAS DAERAH OPERASI 2

BANDUNG DALAM MENJALIN HUBUNGAN BAIK DENGAN

WARTAWAN TETAP DI LINGKUNGAN PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)?”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keahlian Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

2. Bagaimana kepercayaan Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

3. Bagaimana daya tarik Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero)?


(11)

4. Bagaimana kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui keahlian Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

2. Untuk mengetahui kepercayaan Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

3. Untuk mengetahui daya tarik Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).


(12)

4. Untuk mengetahui kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan :

1. Sebagai aplikasi ilmiah untuk mengembangkan wacana keilmuan komunikasi khususnya Hubungan Masyarakat.

2. Sebagai literatur khususnya kredibilitas Humas dan hubungan baik dengan wartawan.

1.4.2Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Kegunaan Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membuat peneliti lebih memahami kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan secara lebih mendalam.

2. Kegunaan Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan tentang kredibilitas Humas dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan bagi Universitas khususnya program studi Public Relations.


(13)

3. Kegunaan Bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Sebagai bahan masukan untuk lembaga instansi terkait, khususnya Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero), agar lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kehumasan dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan.

1.5Kerangka Penelitian 1.5.1Kerangka Teoritis

Konsep kredibilitas menurut Kiousis (dalam Jurnal Mass Communication and Society, Nov. 4, 2001) secara umum terbagi dua, yaitu; kredibilitas sumber dan kredibilitas medium. Kredibilitas sumber (source credibility) meliputi konteks-konteks antarpribadi, organisasi, dan media massa, telah terlibat dalam pengkajian mengenai bagaimana ciri-ciri komunikator yang berbeda-beda dapat mempengaruhi pemprosesan pesan.3

Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator (Jalaluddin Rakhmat 2003 : 257). Dalam definisi ini terkandung dua hal:

1. Kredibilitas adalah persepsi komunikasi; jadi tidak inheren dalam diri komunikator.

2. Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.

3


(14)

Kebanyakan penelitian kredibilitas berkenaan dengan prior ethos (persepsi komunikan tentang komunikator). Penelitian Hovland dan Weiss misalnya, membuat kredibilitas dengan deskripsi verbal. Maka dengan membicarakan prior ethos, kita mengisyaratkan faktor waktu dalam kredibilitas. Penelitian awal pada kredibilitas mencari tahu bagaimana modifikasi pada karakteristik-karakteristik sumber mempengaruhi keinginan orang mengubah sikapnya terhadap isu-isu tertentu. Hovland dkk menemukan bahwa keahlian dan kredibilitas sumber dianggap sebagai dua atribut penting dari kredibilitas sumber. Meskipun demikian mereka juga mengakui bahwa dampak pesan dapat juga tergantung publikasi atau saluran tertentu. (Tan,1981:104-105).

Menurut Tan (1981), karakteristik komunikator dapat ditinjau melalui dua faktor yakni kredibilitas dan daya tarik komunikator. Kredibilitas komunikator terdiri dari dua komponen yaitu keahlian dan kepercayaan.

Kredibilitas komunikator (credibility) terdiri dari aspek keahlian (expertise) dan kepercayaan (trustworthiness) sedangkan daya tarik (attractiveness) komunikator, meliputi kesamaan (similarity), familiaritas (familiarity), kesukaan (liking), dan physical attractiveness ( Tan, 1981:104).

Pernyataan Tan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikator dapat dikatakan memiliki kredibilitas apabila komunikator mempunyai keahlian dan memberikan kepercayaan dari komunikannya, selain itu faktor yang mendukung keberhasilan dari komunikator yaitu daya tarik yang dimiliki komunikator itu sendiri.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Jalaluddin Rakhmat yang menyatakan bahwa “keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan


(15)

komunikator dalam hubungannya dengan topik yang sedang dibicarakan”(Jalaluddin Rakhmat, 1991:260).

Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap cerdas, mampu ahli, tahu banyak, berpengalaman atau terlatih. Sebaliknya, jika komunikator yang tidak berpengalaman dan tidak tahu banyak dengan apa yang akan dibicarakan tentunya komunikan akan menilai rendah pada keahlian komunikator tersebut. (Jalaluddin Rakhmat, 1991:260).

Pernyataan Jalaluddin Rakhmat diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang komunikator dapat dikatakan memiliki keahlian jika komunikator tersebut mampu menyampaikan ide, gagasan, atau pemikirannya yang dituangkan dalam pesan. Komunikator yang baik adalah yang menguasai cara-cara menyampaikan buah pikiran baik secara lisan maupun tertulis.

Selain keahlian, komponen kedua dalam kredibilitas adalah kepercayaan. Kepercayaan adalah “tingkat dimana sumber dirasakan termotivasi untuk mengkonsumsikan pendapatnya tanpa prasangka” (Tan, 1981:105). Kepercayaan atau sifat dapat dipercaya ini adalah kesan tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Karakter atau watak merupakan sesuatu yang agak samar-samar tetapi kurang penting karena dapat menunjukkan bagaimana komunikator yang dipersepsi.

Dari kepercayaan (sifat dapat dipercaya) ini dapat terlihat apakah komunikator objektif, dapat diandalkan, bermotivasi baik, dan disukai. Kepercayaan mutlak dibutuhkan agar suatu hubungan dapat tumbuh dan berkembang untuk membangun suatu hubungan baik. Sebagai orang yang dapat dipercaya merupakan aspek penting dalam kredibilitas. Sementara Rakhmat menjelaskan kepercayaan sebagai “kesan


(16)

komunikasi tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya”(Jalaluddin Rakhmat, 1991:260).

Setelah kepercayaan komunikator, bagian yang merupakan dari kredibilitas adalah daya tarik komunikator. Menurut Tan, daya tarik fisik sulit diukur secara objektif. Daya tarik komunikator secara fisik terlihat dari lebih ramah, lebih fasih, lebih lancar berbicara (Jalaluddin Rakhmat, 1991:261). Dapat disimpulkan bahwa komunikator yang menarik secara fisik akan mudah dalam mempersuasif komunikannya.

Daya tarik sumber merupakan karakteristik penting yang harus diperhatikan sebagai faktor yang dapat menentukan efektivitas persuasi :menyebutkan faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal, terdiri dari daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan (Jalaluddin Rakhmat,1991:261).

Hubungan media adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun profesi humas suatu organisasi untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance). Media digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu pesan, media tersebut memiliki pengertian “Suatu alat penghubung media yang befungsi dalam penyampaian suatu pesan / yang digunakan sebagai penghubung dalam penyampaian pesan. Media yang digunakan biasanya adalah media cetak dan media elektronik, agar efektifnya suatu penyampaian pesan“(Abdurrachman, 2001.41).


(17)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Istilah dan profesi Humas semakin hari, makin memasyarakat dan mendapat tempat dalam kegiatan bisnis modern, sehingga banyak perusahaan baik pemerintah maupun swasta merasakan betapa pentingnya membentuk divisi Humas di perusahaan mereka, untuk menciptakan hubungan baik dengan pers dalam upaya merebut dukungan publik terhadap perusahaan.

Salah satu kegiatan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam memberikan informasi kebijakan perusahaan kepada masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah kegiatan hubungan pers atau menjalin hubungan baik dengan pers yakni wartawan.

Penting sekali dalam kegiatan menjalin hubungan baik dengan wartawan, bila Humas memahami cara kerja wartawan tersebut, maka informasi kebijakan perusahaan yang disampaikan akan menjadi layak berita. Disini lah peran kredibilitas Humas dipertaruhkan.

Kredibilitas itu sendiri meliputi unsur keahlian, yaitu kemampuan praktisi Humas untuk membuat pernyataan yang salah atau valid mengenai karakteristik dan kinerja perusahaan. Keahlian Humas Daerah Operasi 2 Bandung memegang peranan penting terhadap kelancaran dan keberhasilan dalam menyampaikan informasi kebijakan perusahaan, misalnya press release. Keahlian Humas Daerah Operasi 2 Bandung merupakan kesan yang dibentuk wartawan tentang kemampuan dan pengetahuan Humas tersebut dalam menyampaikan informasi kebijakan perusahaan.


(18)

Dalam menyampaikan informasi mengenai kebijakan PT Kereta Api Indonesia (Persero), Humas Daerah Operasi 2 Bandung dituntut harus memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap informasi kebijakan perusahaan tersebut. Biasanya setiap ada informasi terbaru dari kebijakan perusahaan, Humas Daerah Operasi 2 Bandung menginformasikan kepada masyarakat melalui mitra kerjanya yaitu wartawan. Disini peran Humas sangat penting karena menjadi ujung tombaknya apakah informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Misalnya dalam menyampaikan informasi jadwal keberangkatan kereta api terbaru, Humas Daerah Operasi 2 Bandung harus jelas dan rinci dalam menyampaikanya, karena informasi jadwal keberangkatan kereta api merupakan salah satu inti dari pelayanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan masyarakat berhak untuk mengetahuinya.

Humas Daerah Operasi 2 Bandung juga harus dapat berperan aktif dalam menanggapi berita negatif mengenai perusahaan yang berkembang di masyarakat. Contoh kasus, yaitu kecelakaan pengguna kereta api, yang ceroboh tidak mematuhi peraturan dengan menaiki atas gerbong kereta api.

Unsur kedua dalam kredibilitas adalah kepercayaan. Kepercayaan merupakan kesan wartawan tentang Humas Daerah Operasi 2 Bandung yang berkaitan dengan wataknya. Kepercayaan juga menerangkan mengenai bagaimana komunikan dimotivasi oleh komunikator untuk mengkomunikasikan pendiriannya tanpa prasangka (Tan, 1981:104-105).


(19)

Kepercayaan meliputi siap dan meyakinkan Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan informasi kebijakan PT Kereta Api Indonesia (Persero) terhadap wartawan. Bukan hanya itu saja kepercayaan juga dapat meliputi berpengalaman di bidangnya. Bila Humas memiliki pengalaman dibidangnya maka pihak media atau wartawan akan yakin bahwa informasi yang disampaikan adalah benar berdasarkan fakta dan data, Sebab publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya.

Unsur yang ketiga faktor pendukung dari kredibilitas adalah daya tarik komunikator. Daya tarik Humas Daerah Operasi 2 disini dapat terlihat dari sikap menjalin hubungan baik dengan wartawan, yaitu berpenampilan menarik, bertutur kata ramah dan sopan, serta mempunyai karisma.

Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu menganggap wartawan adalah mitra kerja yang baik karena diantara keduanya akan mendapatkan hubungan yang saling menguntungkan. Hubungan baik yang terjalin bukan hanya terjadi dalam suasana formal saja, tetapi terjadi dalam suasana non formal. Dalam kesehariannya, kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu mengajak salah satu wartawan yang sedang berkunjung ke kantor Daerah Operasi 2 Bandung untuk menikmati makan siang dengan penuh keakraban. Hal tersebut merupakan salah satu contoh bahwa Humas Daerah Operasi 2 Bandung senantiasa memberikan pelayanan dengan baik kepada pihak wartawan.

Di sisi lain kredibilitas tidak berperan untuk memulihkan sesuatu agar kembali normal sepenuhnya atau mengembalikan kerugian potensial, tetapi hanya


(20)

dapat mengurangi ketidak-pastian dan ancaman saja. Untuk itulah kepemimpinan yang kredibel dalam manajemen perubahan sangat diperlukan sekali. Kepemimpinan yang kredibel dapat dilihat dari kepercayaan yang diterima seorang pemimpin. Kepercayaan timbul karena pemimpin selalu memberikan keteladanan perilaku yang baik kepada subordinasi dan pihak lain. Hal demikian dapat dilihat dari unsur karakter. Dalam kesehariannya, sebagai seorang pemimpin, dia bersikap jujur, adil, dan rendah hati. Dia selalu mampu menjadi penengah yang handal ketika terjadi suatu konflik di dalam perusahaan. Sementara, ditinjau dari sisi kompetensi berarti dia seseorang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap perilaku positif, inovatif, dan pengalaman yang panjang.

Penting sekali dalam sebuah kegiatan Humas menjalin hubungan pers atau media relations yang baik dengan para pemimpin dan reporter/wartawan surat kabar, majalah, radio dan telivisi. Perlakukan yang berdasarkan like dan dislike dalam memberikan keterangan dapat menimbulkan adanya berita/tulisan yang tidak akurat, bahkan berita yang tidak benar tentag instansi/perusahaan tersebut, yang mungkin akan membawa kerugian. (Abdurachman,2001:41).

Dalam menjalankan tugasnya, Humas Daerah Operasi 2 Bandung harus kreatif, inspiring dan mudah beradaptasi dengan lingkungan media sehingga terjalin hubungan baik dengan media. Selalu tampil hangat kepada media, up to date, responsif terhadap kebutuhan media merupakan beberapa ciri yang harus dimiliki.

Menjalin hubungan baik dengan media sangat penting karena ini merupakan kunci kesuksesan seorang Humas untuk mempengaruhi agenda setting media


(21)

terhadap isu perusahaan sehingga kepentingan perusahaan tetap terjaga baik. Pendekatan-pendekatan kreatif kepada wartawan juga menjadi bagian dari taktik praktisi Humasagar pintu kerja sama terbuka lebar.

1.6Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian dimaksudkan untuk memberikan arahan (guidelines) tentang gejala atau fenomena dalam beberapa tema masalah. Pertanyaan penelitian ini merupakan istilah yang lebih lazim digunakan daripada hipotesis dalam penelitian kualitatif. Berikut beberapa pertanyaan peneliti :

1. Keahlian

a. Bagaimana kecerdasan kerja Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

1. Prestasi kerja apa saja yang pernah dicapai oleh Humas Daerah Operasi 2 Bandung?

2. Kapan Prestasi kerja tersebut dapat dicapai?

3. Bagaimana agar prestasi kerja tersebut dapat dipertahankan?

4. Apa yang dapat dilakukan oleh Humas Daerah Operasi 2 Bandung untuk mencapai prestasi kerja selanjutnya atau yang ingin dicapai?

b. Bagaimana kemampuan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero)?


(22)

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mampu menyampaikan informasi perusahaan dengan baik kepada wartawan?

2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mampu menuangkan ide, gagasan atau pemikirannya dalam informasi perusahaan yang disampaikan kepada wartawan?

3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung menguasai penyampaian informasi perusahaan secara lisan kepada wartawan?

4. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung menguasai penyampaian informasi perusahaan secara tertulis kepada wartawan?

c. Bagaimana pengetahuan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mengetahui (tahu banyak) dalam menyampaikan informasi perusahaan kepada wartawan?

2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mempunyai pengetahuan yang luas terhadap dunia kehumasan?

3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mempunyai pengetahuan yang luas terhadap media relations?

d. Bagaimana Pengalaman Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung berpengalaman dibidangnya?


(23)

2. Berapa lama pengalaman yang telah ditempuh oleh Humas Daerah Operasi 2 Bandung ?

3. Bagaimana cara yang ditempuh Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjaga eksitensi dibidangnya?

2. Kepercayaan

a. Bagaimana objektifitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan informasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan, padat dan efisien? 2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan

informasi perusahaan sesuai data dan fakta?

3. Bila informasi yang disampaikan tidak sesuai, apakah akan menimbulkan kesalahpahaman atau citra yang negatif terhadap perusahaan?

b. Bagaimana keandalan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

1. Apakah PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengandalkan Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan informasi perusahaan kepada wartawan?

2. Bagaimana sikap atau cara Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menanggapi isu atau negatif yang berkembang di masyarakat terhadap perusahaan?


(24)

3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu meng-update infomasi perusahaan kepada wartawan ?

c. Bagaimana motivasi Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api

Indonesia (Persero)?

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mempunyai tujuan dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan?

2. Apa yang memotivasi Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan?

d. Bagaimana sikap dapat disukai Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT

Kereta Api Indonesia (Persero)?

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung tulus dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan?

2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan pers?

3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu mengadakan kunjungan media?

3. Daya Tarik

a. Bagaimana keramahan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta

Api Indonesia (Persero)?

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan yang baik kepada wartawan selalu menunjukkan sikap yang ramah ?


(25)

2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu menjamu dengan baik setiap wartawan yang berkunjung ke kantor Daop 2 Bandung? 3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan

baik dengan wartawan bertutur kata sopan?

b. Bagaimana kefasihan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero)?

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung fasih dalam menyampaikan informasi kepada wartawan?

2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan informasi perusahaan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar?

3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung bersikap tenang dalam menyampaikan informasi perusahaan kepada wartawan?

c. Bagaimana penampilan fisik Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT

Kereta Api Indonesia (Persero)?

1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung berpenampilan rapi bila bertemu dengan wartawan?

2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung berpenampilan sopan bila bertemu dengan wartawan?

3. Bagaimana penampilan Humas Daerah Operasi 2 Bandung bila bertemu dengan wartawan dalam acara informal atau diluar kantor Daerah Operasi 2 Bandung?


(26)

1.7 Metode Penelitian

Dalam satu penelitian, agar masalah dapat berjalan sesuai dengan yang digunakan, maka perlu didukung oleh suatu metode penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas.

Dalam penelitian fenomena ini peneliti menggunakan metode deskriptif (descriptive research), dapat diartikan pula sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk memotret fenomena individual, situasi, atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi, atau kelompok tertentu secara akurat, dimana dalam penelitian ini lebih spesifik dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai variabel.

Metode Deskriptif bertujuan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan maslah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang (Jalaluddin Rakhmat,2002 : 25)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena. Pendekatan ini bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif. (Mulyana, 2000:150).

Penelitian kualitatif atau paradigma interpretatif yang digunakan pada penelitian ini tidak terlepas dari dukungan sejumlah teori. Walaupun demikian, Faisal


(27)

yang dikutip oleh Engkus Kuswarno dalam bukunya Fenomenologi menyebutkan bahwa “secara konseptual, peneliti kualitatif malah justru harus membebaskan dirinya dari “tawanan suatu teori”. Hal tersebut didasarkan pada suatu tradisi bahwa fokus atau masalah penelitian diharapkan berkembang sesuai dengan kenyataan di lapangan. Penelitian kualitatif mementingkan perfektif emik, dan bergerak dari fakta, informasi, atau peristiwa menuju ke tingkat abtraksi yang lebih tinggi (apakah itu konsep ataukah teori) serta bukan sebaliknya teori atau konsep ke data atau informasi. (Kuswarno, 2009:126).

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau prilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis. Tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

“Penelitian kualitatif juga, bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara utuh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.” (Lexy J. Moleong, 2006:6).

Dalam pendekatan kualitatif, realitas dipandang sebagi sesuatu yang berdimensi banyak, sesuatu kesatuan yang utuh, serta berubah-ubah. Sehingga biasanya, rancangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitannya dimulai. Untuk alasan itu pula, pengertian kualitatif sering diasosiasikan dengan teknik analisis data dan penulisan laporan penelitian.


(28)

1.8 Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini, dengan maksud untuk lebih memperdalam dan memperluas data-data yang diperlukan. Wawancara mendalam adalah metode yang selaras dalam penelitian kualitatif, karena hal tersebut memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendifinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan (Mulyana, 2000 :183).

Wawancara adalah proses memperoleh informasi berupa keterangan mengenai suatu hal atau peristiwa yang dilakukan melalui proses tanya jawab antara pewawancara atau penanya dengan sumber atau orang yang diwawancarai. Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada 3 orang yaitu kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung dan 2 orang wartawan tetap Daop 2 Bandung PT Kereta Api (Persero).

b. Studi Kepustakaan

Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi buku-buku atau literatur. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memenuhi atau mempelajari serta mengutip pendapat-pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.


(29)

c. Internet

Pencarian data di Intenet merupakan salah satu langkah yang digunakan peneliti sebagai bentuk satu terobosan efisensi waktu dalam perolehan data maupun studi letratur, dengan menanfaatkan situs-situs yang sifatnya gratis (freeware) maupun parabayar (payment).

1.9 Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian, selanjutnya data tersebut akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data.

2. Klasifikasi data, yakni proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data kasar dari catatan tertulis laporan/penelitian, membuat ringkasan, penggolongan kategori jawaban dan kualifikasi jawaban responden/informan atau penelitian.

3. Analisis data, yakni penyusunan penyajian kategori jawaban informan atau kecenderungan informan disertai analisis awal terhadap berbagai temuan data di lapangan sebagai proses awal dalam pengolahan data. 4. Proses akhir analisis penelitian dan pembahasan yang didasarkan pada

rujukan berbagai teori yang digunakan dimana di dalamnya ditentukan suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan fakta hasil penelitian di lapangan.


(30)

1.10 Subjek Dan Informan Penelitian 1.10.1 Subjek Penelitian

Dalam sebuah penelitian penting untuk dapat menentukan subjek penlitian, karena pada dasarnya subjek penelitian ini memberikan kejelasan mengenai tempat berlangsungnya penelitian dan bagian-bagian yang ada di dalamnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Jalaluddin Rakhmat dalam buku “Metode Penelitian Komunikasi” bahwa, salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi Objek penelitian dapat berupa orang, umpi, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain. Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur subjek penelitian (Jalaluddin Rakhmat, 1991: 78).

Subjek penelitian adalah sifat keadaan (attributes) dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas (benda, orang, dan lembaga), bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-antipati, keadaan batin, (orang), bisa pula berupa proses.


(31)

Subjek penelitian merupakan keseluruhan dari keadaan perilaku, pendapat pandangan dan sikap dari informan, sehingga pada subjek penelitian ini ialah Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero), berjumlah 3 orang, diantaranya :

Tabel 1.1 Subjek Penelitian

No Nama Jabatan

1 Bambang S. Prayitno Kepala Humas Daop 2 Bandung 2 Rusen Permana Staff Ahli Humas Daop 2 Bandung 3 M. Husni Staff Pembantu Humas Daop 2 Bandung

Sumber : Arsip Humas Daop 2 Bandung 2011

1.10.2 Informan

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut Narasumber kunci (key informan) –seorang ataupun beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai objek yang sedang diteliti tersebut.

Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan teknik pengambilan yang menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling memiliki


(32)

pengertian “Suatu teknik penarikan sampel dengan cara memilih orang-orang tertentu karena dianggap-berdasarkan penilaian tertentu-mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis” ( Jalaluddin Rakhmat, 2009:97).

Tabel 1.2 Data Informan

No Nama Jabatan

1 Bambang S. Prayitno Kepala Humas Daop 2 Bandung Sumber : Arsip Humas Daop 2 Bandung 2011

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung. Berdasarkan surat keputusan Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2011, menyatakan bahwa Kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung diberi wewenang penuh untuk bertanggung jawab dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Untuk itu, Peneliti memutuskan bahwa Kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung, yaitu Bapak Bambang S. Prayitno sebagai informan penelitian ini.

Selain itu Peneliti juga mengambil key informan dari praktisi wartawan berjumlah 2 orang, yang dapat dijadikan pembanding informan penelitian. Wartawan merupakan perwakilan dari mitra kerja media massa untuk Humas Daerah Operasi 2 Bandung, diantaranya adalah :


(33)

Tabel 1.3

Data Key Informan

No Nama Media

1 2

Yudi Yanto

Wartawan Harian Pikiran Rakyat Wartawan Elektronik Radio Rama Bandung

Sumber : Arsip Humas Daop 2 Bandung 2011

Key informan pertama adalah Bapak Yudi, Beliau merupakan praktisi wartawan Harian Umum Pikiran Rakyat yang ditugaskan untuk meliput PT Kereta Api Indonesia (Persero). Bapak Yudi sudah lebih dari lima tahun menjadi mitra kerja Humas Daerah Operasi 2 Bandung dan Beliau aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan Humas Daerah Operasi 2 Bandung. Adapun untuk key informan kedua adalah Bapak Yanto, praktisi wartawan media elektronik radio Rama Bandung. Beliau ditugaskan untuk meliput PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah lebih dari 2 tahun dan sama dengan key informan pertama, Beliau juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero).


(34)

1.11 Lokasi dan Waktu 1.11.1 Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data sebagai syarat penulisan penelitian ini, Peneliti memilih Humas Daerah Operasi 2 Banndung PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang berkantor di :

a. Alamat : Jl. Stasiun Timur No 14 Bandung 40181 b. Telp : (022) 42079779

1.11.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama beberapa bulan, terhitung dari bulan Maret s/d Juli 2011. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel waktu penelitian berikut ini :


(35)

Tabel 1.4 Waktu Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1 Pengajuan Judul 2 Acc Judul

3 Persetujuan Pembimbing 4 Pengajuan Surat Penelitian 5 Mulai Bimbingan

6 Penyerahan Bab 1 7 Penyerahan Bab 2 8 Penyerahan Bab 3 9 Penyerahan Bab 4 10 Penyerahan Bab 5 11 Penyusunan Tugas Akhir 12 Sidang

13 Revisi Setelah Sidang

Sumber : Data Pribadi Peneliti tahun 2011


(36)

1.12 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian memiliki sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, berisikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka penelitian, pertanyaan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, subjek dan informan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini, berisikan mengenai tinjauan tentang Humas, tinjauan tentang kredibilitas, tinjauan tentang hubungan baik dengan media, dan tinjauan tentang wartawan.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini berisikan mengenai tinjauan tentang PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan tinjauan tentang wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).


(37)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan tentang deskriptif identitas informan, hasil penelitian, dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan penetilian dan saran.


(38)

36

2.1 Tinjauan Tentang Humas 2.1.1 Pengertian Humas

Istilah public relations dalam istilah bahasa Indonesia lebih dikenal dengan hubungan masyarakat atau Humas. Biasanya Humas sering digunakan dalam instansi pemerintah. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara pengertian Humas dan public relations, keduanya sama dari segi pengertian, proses, tujuan, fungsi dan kegiatannya. Semua orang percaya bahwa definisi dari public relations/ Humas bisa saja berbeda – beda arti bagi masing – masing pihak. Ada yang melihatnya dari segi komunikasi, publikasi, manajemen, pemasaran atau periklanan, begitu kompleksnya..

Definisi Humas menurut Anggoro yaitu “keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya” (Jefkins,1992:2). Sedangkan Frank Jefkins mendefinisikan Humas sebagai semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khlayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 1992:10).

Definisi sederhana dari Philip Lesly seperti yang dikutip oleh Leonald Mogel PR is a management function as helping an organization (or group) and its publics adapt mutually to each other. Proses tersebut bertujuan agar perusahaan atau


(39)

organisasi tersebut dapat menjalin hubungan baik dengan publiknya. Publik ini yang nantinya akan menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan dari perusahaan tersebut (Kasali, 1994 : 63).

Batas pengertian Humas, menurut para ahli sampai saat ini belum ada kesepakatan secara tegas, ini disebabkan karena Pertama, banyaknya definisi Humas yang telah dirumuskan oleh baik para pakar atau ahli, maupun profesional Humas yang satu sama lain saling berbeda pendapat rentang Humas. Kedua, terjadinya perbedaan batas pengertian rentang Humas diakibatkan karena adanya latar belakang yang berbeda, misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademis akan lain dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi Humas. Ketiga, sesuatu yang menunjukan baik secara teoritis maupun praktisi bahwa kegiata Humas itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika masyarakat serta mengikuti kemajuan zaman.

Seorang Humas atau public relations juga membantu organisasi untuk mengantisipasi dan merespon persepsi dan opini, merespon nilai dan gaya hidup yang baru, merespon pergeseran di antara elektorat dan di dalam lembaga legislatif, dan merespon perubahan-perubahan lain yang terjadi dalam lingkungan karena tanpa PR yang efektif, organisasi akan cenderung menjadi tidak peka terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya dan menjadi tidak peduli dengan lingkungannya (Cutlip, Center, dan Broom, 2006 : 29).

Kegiatan Humas pada hakikatnya merupakan bagian dari teknik komunikasi dengan cirri khas komunikasi dua arah (two way communication) antara lembaga atau


(40)

organisasi yang diwakilinya dengan publik atau sebaliknya. Setelah melakukan kegiatan komunikasi tersebut, pihak Humas menganalisa untuk mengetahui efeknya atau feed back, apakah berdampak baik terhadap citra, atau sebaliknya menjaddi negatif sehingga kurang menguntungkan posisi organisasi atau lembaga bersangkitan di mata masyarakat. ( Ruslan, 1999:19).

Definisi Humas yang dikemukakan oleh para ahli atau pakar, menurut International Public Relations Associations (IPRA) terbitan gold paper N0 4 dengan judul A model for public relations education for profesional practice, walaupun terdapat perbedaan, tetapi mengandung kesamaan arti diantaranya :

a. Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh good will, kepercayaan, saling pengertian dan citra baik di masyarakat.

b. Sasaran Public Relations adalah berupaya ciptakan opini publik yang favorable dan menguntungkan semua pihak.

c. Public Relations merupakan unsur yang cukup penting dalam mendukung manajemen untuk menciptakan tujuan yang spesifik dari organisasi atau lembaga.

d. Public Relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu lembaga dengan pihak masyarakat melalui suatu proses timbal balik, hubungan yang harmonis, saling mempercayai dan menciptakan citra yang positif. ( Ruslan, 2005 :8).


(41)

2.1.2 Proses Humas

Proses praktisi Humas sangat tergantung dari input informasi, karena bidang Humas adalah suatu studi yang menyangkut sikap manusia yang membutuhkan ketajaman dan kepekaan analisis, serta data yang dapat mengubah sikap manusia atau kelompok manusia secara efektif. Proses Humas selalu dimulai dan diakhiri dengan penelitian. Berdasarkan prosesnya, ada empat langkah yang biasa dilakukan dalam proses Humas sebagaimana yang diajukan oleh Cutlip dan Center sebagai berikut (Cutlip,Center,dan broom, 2006 :75) :

1. Definisikan Permasalahan

Dalam tahap ini Public Relations perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu Public Relations perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu Public Relations perlu memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan prilaku mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan. Tahap ini merupakan penerapan atau fungsi intelijen perusahaan. Langkah ini dilakukan oleh seorang Public Relations setiap saat secara kontinu bukan hanya pada saat krisis terjadi.

2. Perencanaan dan Program

Pada tahap ini seorang Humas sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah ini dirumuskan dalam bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Pada tahap ini penting bagi Humas


(42)

mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak perusahaan karena besar kemungkinan langkah yang di ambil akan sangat strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian.

3. Aksi dan Komunikasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan / kegiatan sesuai dengan fakta dan data dalam bentuk perencanaan. Pada tahap ini, aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objektif dan goals yang spesifik.

4. Evaluasi Program

“Proses Public Relations selalu dimulai dari pengumpulan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan fakta. Untuk mengetahui prosesnya sudah selesai atau belum, seorang Public Relations selalu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang di ambil. Maka tahap ini akan melibatkan pengukuran atas hasil tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program yang sama. Atau setelah suatu masa berakhir”.(Kasali, 1994: 84-85).

Keempat langkah diatas merupakan tahap – tahap yang penting, sehingga dalam menjalankan keempat tahap itu harus lengkap, tidak boleh ada yang terlewat.

2.1.3 Tujuan Humas

Tujuan Humas atau public relations secara umum/universal yang pada prinsipnya adalah menciptakan, memelihara, Meningkatkan citra yang baik dari orang atau perusahaan kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan dan memperbaiki jika citra menurun/rusak.

Dalam sebuah organisasi, Humas dibentuk atau digiatkan untuk menunjang manajemen yang berupaya untuk mencapai tujuan organisasi sehingga tujuan sentral Humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi. Tujuan organisasi yang


(43)

diperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh Humas itu tergantung pada sifat organisasinya. Tujuan Humas secara umum adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu menurun / rusak.

Yulianti dalam bukunya “Dasar dasar Public Relations”, mengatakan ada empat hal yang prinsip dari tujuan public relations yakni:

1. Menciptakan citra yang baik. 2. Memelihara citra yang baik. 3. Meningkatkan citra yang baik.

4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun / rusak. (Yulianita,1999: 43).

Menurut Frank Jefkins tujuan public relations adalah: “Meningkatkan unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut”. (Yulianita, 1999: 42). Sedangkan menurut Charles S. Steinberg tujuan public relations adalah: “Menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan -kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan”. (Yulianita, 1999:42).

Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat dirumuskan tentang tujuan public relations secara umum/universal yang pada prinsipnya menekankan tujuan pada aspek citra/image. Citra merupakan salah satu tujuan penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan memiliki yang baik, sebuah perusahaan akan dinilai bonafid. Hal ini memberikan pengaruh pada tingkat kepercayaan publik-publikya.


(44)

2.1.4 Fungsi Humas

Fungsi merupakan kegiatan operasional dari suatu benda atau lembaga. Mengenai istilah fungsi ini, Ralph Currier dan Allan C. Filley dalam bukunya “Principle of Management” diikuti oleh Effendy (1993:24) menyatakan bahwa “Istilah fungsi menunjukan suatu tahap yang jelas yang dapat dibedakan bahkan dari tahap pekerjaan lain”.

Fungsi Humas dalam suatu fungsi manajemen yang menggunakan penelitian dan upaya yang berencana dengan mengikuti standar-standar etis yaitu sebagai berikut :

1) Suatu proses yang mencakup hubungan antara organisasi dengan publiknya

2) Analisa dan evaluasi melalui penelitian terhadap sikap dan opini dan kecenderungan sosiental, dan mengkomunikasikan kepada manajemen 3) Konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata

cara dan kegiatan-kegiatan secara sosial dalam kepentingan bersama antara organisasi dengan publik

4) Pelaksanaan dan penindakan program yang berencana, komunikasi dan evaluasi melalui penelitian

5) Pencapaian itikad baik, pengertian dan penerimaan sebagai hasil akhir utama dari kegiatan humas.


(45)

Dengan adanya komponen terakhir diatas dari Humas, fungsi Humas yang dapat diterapkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan adalah membantu organisasi atau perusahaan tersebut untuk menjalin komunikasi yang efektif dengan komunitasnya. Selain itu didukung dengan pendapat Rex F. Harlow seperti yang dikutip oleh Cutlip, Center, dan Broom (2006:5) yang menyatakan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya.

Dalam kaitannya dengan Humas, maka Humas dalam suatu organisasi dapat dikatakan berfungsi apabila menunjukan kegiatan yang jelas yang dapat dibedakan dengan kegiatan yang lainnya.

"Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara lembaga / organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motifasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga / organisasi". (Rachmadi, 1992:21).

Selanjutnya mengutip dari Edwin Emery dalam “Introductions to Mass Communications” F. Rachmadi menyebutkan fungsi Public Relations :

"The planned and organized effort of a companny or institutions to estabilish mutually beneficial through acceptable communications relationship with its various publics” (upaya yang terencana dan terorganisir dari sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya). (Rachmadi, 1992:21).


(46)

Adapun fungsi dasar dari Humas seperti yang diungkapkan oleh Moore, meliputi:

1. Menginterpretasikan opini publik untuk kepentingan manajemen dan mengumpulkan informasi mengenai sikap publik.

2. Membuat manajemen sadar akan kecenderungan dalam politik, sosial dan ekonomi.

3. Meminta perhatian manajemen atas aspek-aspek dari stimuli pengoprasiaan yang dapat merintangi hubungan perusahaan dengan publik.

4. Menyampaikan saran-saran kepada manajemen untuk menangani hubungan tersebut. (Effendy, 1993:160)

Cutlip and Center dalam bukunya “Effective Public Relations” juga mengemukakan 3 fungsi Public Relations yaitu:

a. To ascertain and public opini as it relates to his organization (menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi).

b. To councel axacutives on way of dealing with public opinion as it exist (untuk memberikan nasehat / penerangan pada manajemen dalam hubungannya dengan opini publik yang ada)

c. To use communication to influence public opinion (untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik). (Effendy, 1993:134) Penekanan dari uraian diatas mengenai fungsi Humas, Cutlip and Center lebih menekankan kepada penciptaan dampak yang menyenangkan dari pihak publik terhadap kebijakan dan operasionalisasinya dan organisasinya.


(47)

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Humas” mengemukakan 4 fungsi public relations yaitu:

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern.

c. Menciptakan komunikasi dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan

umum. (Effendy, 1993: 31-32).

Bertrand R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and Problems” menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari public relations ini dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu bersifat internal maupun eksternal. Dalam bukunya, ia mengemukakan tiga fungsi public relations:

1. It should server the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik). 2. Maintain good communicatio (memelihara komunikasi yang baik)

3. And stress good morals and manners (menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik). (Yulianita, 1999:49).

Dari definisi fungsi Humas diatas pada dasarnya dapat ditarik suatu kesimpulan tentang fungsi Humas secara universal sehingga mudah untuk dipahami dan dilaksanakan oleh seorang Public Relations Officer (PRO) yaitu hanya menyangkut 2 fungsi Humas yang prinsipnya:

1. Menyampaikan Kebijaksanaan manajemen pada publik. 2. menyampaikan opini publik pada manajemen.

Untuk itu sebagai fungsi manajemen, Humas berarti mempunyai kontribusi yang sangat penting untuk membatu lancarnya kegiatan manajemen khususnya dalam


(48)

membantu hal–hal yang berkait dengan upaya untuk menilai sikap publik terhadap organisasi.

Fungsi Humas apabila dilaksanakan dengan seksama akan menjadi dukungan yang nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi beserta manajemennya, karena fungsi yang tidak memihak. Fungsi Humas adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, sehingga dengan adanya komunikasi yang timbal balik ini kesenjangan komunikasi dalam organisasi bisa diantisipasi dan tercipta hubungan yang harmonis.

Dengan memelihara komunikasi yang baik, yaitu hubungan komunikatif diantara Humas dengan publik internal maupun publik eksternal yang dilakukan secara timbal balikyang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati. Selain itu dengan menitik beratkan moral dan prilaku yang baik, fungsi Humas juga mewakili organisasi agar memperoleh pandangan yang positif dari publik.

2.1.5 Kegiatan Humas

Publik adalah kelompok atau orang – orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal, maupun eksternal (Jefkins,1995;71). Pengertian publik yang dikemukakan oleh Jefkins di atas merupakan pokok tujuan dari Humas itu sendiri adalah mengembangkan goodwill dan memperoleh opini public yang favorable atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik, kegiatan Humas harus dikerahkan ke dalam (internal) dan keluar


(49)

(eksternal). Dan pernyataan tersebut sesuai dengan pengertian Humas itu sendiri yaitu:

“Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara sesuatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan – tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”(Jefkins, 1992; 9).

Publik dalam sebuah perusahaan merupakan setiap kelompok yang berada di dalam, maupun di luar perusahaan, yang mempunyai peran untuk menentukan keberhasilan perusahaan. Para pihak ini menurut Wheelen dan Hunger, seperti yang dikutip Yosal Iriantara adalah kelompok – kelompok yang berkepentingan dengan aktivitas organisasi, dan lantaran berkepentingan, maka kelompok – kelompok tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu di antara organisasi dan publik ini sebaiknya terjadi hubungan yang saling mempengaruhi, sehingga terjadinya perubahan pada salah satu pihak akan mendorong terjadinya perubahan pada pihak yang lain (Kasali, 1994 : 63).

Publik yang dimaksud di sini adalah a group of people who share a common problem or goal and recognize their common interest (Kasali, 1994 : 11), atau yang juga dapat disebut sebagai stakeholders perusahaan. The Institute of Public Relations, seperti yang dikutip oleh M. E. K. Munshi (1995:16) mendefinisikan publik sebagai, “certain specific group of people who form subdivisions within the community or general public.”

M. E. K. Munshi mengelompokkan publik dalam 8 kelompok, yaitu : community, potential staff, present staff, suppliers or services and materials,


(50)

investors, distributors, consumers and users, and opinion leaders. Dengan adanya beberapa publik ini, maka perusahaan perlu menjalin hubungan baik dengan setiap publiknya. Menurut Kasali (1994 : 65), setiap perusahaan perlu membina hubungan baik dengan setiap media karena setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang di dalam suatu masyarakat akan selalu menghadapi tekanan, baik yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri, maupun yang berasal dari dalam.

2.1.5.1 Kegiatan Internal Humas

Publik internal humas adalah salah satu bentuk dari Humas yang menitik beratkan ke dalam perusahaan itu. Istilah ke “dalam” maksudnya, publik tersebut berlaku kepada hubungan publik yang ada didalam instansi atau perusahaan.

Publik internal mempunyai tugas menjalin hubungan baik dan harmonis antara manajemen perusahaan dengan karyawannya. Menurut Griswold, “mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan kerja adalah tujuan internal publik” (Abdulrachman, 2001;34). Seperti :

1. Hubungan dengan karyawan (Employe Relations). 2. Hubungan manusiawi (Human Relations).

3.Hubungan dengan buruh (Labour Relations). 4. Hubungan dengan pemegang saham (Stockholder).

2.1.5.2 Kegiatan Eksternal Humas

Kegiatan eksternal Humas bertugas untuk membina hubungan dengan orang– orang di luar perusahaan dan juga harus dapat menciptakan citra positif perusahaan. Publik eksternal terbagi kepada beberapa bentuk, yaitu :


(51)

1. Hubungan dengan pers (Press Relations). 2. Hubungan dengan Media

3. Hubungan dengan pelanggan (Coustemer Relations). 4. Hubungan dengan masyarakat (Community Relations).

Salah satu tujuan ekstenal Humas adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang diluar badan/instansi hingga terbentuklah opini publik yang favorable terhadap badan itu. Bagi suatu perusahaan hubungan-hubungan dengan publik diluar perusahaan itu merupakan suatu keharusan didalam usaha-usaha untuk:

 Memperluas langganan

 Memperkenalkan produksi

 Mencari modal dan hubungan

 Memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat buruh, mencegah efektif serta produktif dalam kerjanya.

 Memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi. (Abdurrachman, 2001:38).

Berdasarkan itu tugas penting eksternal Humas adalah mengadakan komukasi efektif yang sifatnya informative dan persuasive, yang ditujukan kepada publik diluar badan itu.

Perhatian yang besar terhadap kepentingan publik dan bertindak sesuai dengan kepentingan mereka akan membangkitkan simpati dan salah satu tugas Humas adalah memikirkan serta memperhatikan kepentingan publiknya.


(52)

Komunikasi yang diselenggarakan eksternal Humas harus timbal balik juga, sebab seorang pemimpin yang baik bukan saja pandai memberikan informasi. Penilaian eksternal publik terhadap suatu badan bukan saja mengenai suatu pelayanannya, kegiatan-kegiatannya dan para anggotanya, tapi juga mengenai keseluruhan yang meliputi badan itu.

Tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam eksternal Humas atas dasar memperoleh dukungan, pengertian, dan kepercayaan dari publik luar (external public), menciptakan kesediaan kerja sama publik, adalah :

a. Menilai sikap dan opini publik terhadap kepemimpinan, terhadap pada pegawai dan metode yang digunakan.

b. Memberi advise dan counsel pada pimpinan tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan Humas mengenai perbaikan-perbaikan, kegiata-kegiatan, dll.

c. Memberikan penerangan yang objektif agar publik tetap informal tentang segala aktifitas dan perkembangan badan itu

d. Menyusun staff yang efektif untuk bagian itu (Abdurrachman, 2001, 39).

Komunikasi dengan eksternal publik dapat diselenggarakan diantaranya dengan : a. Personal Contact (kontak pribadi)

Unsur yang paling penting dalam hubungan ini adalah perlakuan terhadap perorangan dengan badan atau instansi.


(53)

b. Press Realease

Dalam penyampaian press realease hendaknya diperhatikan soal-soal teknis mengenai penyusunan dan pengetikan pesan teks sambutan-laporan hasil wawancara, rapat, kejadian-kejadian dan distribusinya. Fomula who, what, where, when, why tidak boleh dilupakan dalam penyajian press release.

c. Press Relations

Penting sekali dalam Public Relations bagi seorang PRO untuk mempunyai hubungan yang baik dengan para pimpinan atau wakil surat kabar, majalah, columnist, penulis feature, pimpinan radio dan televisi dsb. Tetapi perlu dicatat bahwa hubungan pribadi antara seorang PRO dengan petugas – petugas pers tidak berarti bahwa PRO itu harus mendapatkan pelayanan yang istimewa dari mereka. Hubungan pribadi harus dipelihara dan harus berdasarkan integritas profesi. Seorang PRO harus memperlakukan semua media massa. Perlakuan yang berdasarkan like dan dislike dalam memberikan keterangan – keterangan dapat menimbulkan adanya berita atau tulisan yang tidak akurat, bahkan berita – berita yang tidak benar tentang instansi atau badan itu yang mungkin memberikan kerugian kepadanya.


(54)

d. Press Conference and Press Briefings

Press conference hanya diselenggarakan bila ada peristiwa-peristiwa penting saja di suatu instansi atau badan. Sedangkan Press Briefings dapat diselenggarakan regular oleh seorang PRO. Pada kesempatan ini informasi-informasi mengenai kegiatan yang baru terjadi disampaikan pada para wakil media dan pertanyaan-pertanyaannya pun dapat diajukan bila para wartawan itu belum merasa puas dan menginginkan keterangan-keterangan yang lebih mendetail.

e. Publicity

Pada hakekatnya publicity adalah berita yang ditulis dalam surat kabar atau majalah yang disiarkan melalui radio atau televisi yang penuh dengan human interest dan menarik perhatian publik mengenai kegiatan-kegiatan atau pernyataan-pernyataan orang yang prominently involved.

f. Radio dan Televisi

Dari semua media yang ada sekarang ini, mungkin radio merupakan channel informasi dan komunikasi yang paling efektif karena televisi masih belum tersebar luas diseluruh pelosok dunia. Dengan demikian radio dan transistor yang dewasa ini sangat populer di kalangan publik yang jauh dari kota-kota merupakan satu-satunya saluran untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan tanpa mengenal jarak.


(55)

g. Film

Hal ini dapat berupa dokumentasi, hiburan yang berisi informasi-informasi dsb. Pada dewasa ini film banyak digunakan dalam Humas bukan hanya untuk internal publik tetapi juga eksternal publik. h. Media Komunikasi dan Informasi Lainnya

Diantaranya dengan menggunakan katu pos bergambar, kalender, ceramah-ceramah, kunjungan-kunjungan dsb. (Abdurrahman, 2001 : 40-44).

Terciptanya opini publikyang favorable terhadap suatu organisasi merupakan suatu awal dari kerja Humas, dan semua angggota organisasi harus dapat menjaga serta meningkatkan citra positif perusahaan maupun opini publik mengenai perusahaa yang sudah terbetuk dengan baik sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

Dengan sudah terbentuknya opini publik yang baik dan publik luar yang menaruh simpati pada suatu organisasi maupun perusahaan, kerjasama pun akan berjalan karena kerjasama itu sudah didasari oleh kepercayaan dan saling mendukung satu sama lainnya.

2.1.6 Humas dalam Pemerintahan

Humas dan Public opinion, walaupun kedua bidang ini baru berkembang dengan cepatnya setelah Perang Dunia ke II dan kedua istilah itu baru dikenal dan banyak digunakan semenjak awal abad ke-20, selalu merupakan hal yang penting dalam pemerintahan. Humas tidak dapat dipisahkan dari public opinion (opini


(56)

publik), terutama dalam bidang pemerintahan yang langsung atau tidak langsung mempunyai hubungan dengan berbagai publik dan mengatur kesejahteraan dan keamanan tiap warga Negara. ( Abdrurracman, 2001:111).

Pemerintah menyentuh segala aspek masyarakat, dan segala segi pemerintahan yang secara erat memiliki ikatan dan mengandalkan hubungan masyarakat. Dalam pengertian yang sangat nyata, tujuan demokrasi itu sendiri secara erat sesuai dengan tujuan hubungan masyarakat. Pemerintah demokratis yang sukses mempertahankan hubumgan yang responsive dengan warga, berdasarkan pemahaman dan komunikasi dua arah yang saling menguntungkan.

Teknik yang digunakan dalam Humas / public relations di pemerinatahan tidak ada bedanya dengan teknik-teknik yang digunakan Humas di bidang lainnya, yaitu teknik penyampaian informasi dan komunikasi yang telah dibahas dibagian lain (Abdrurracman, 2001:112).

Yang perlu ditegaskan adalah pentingnya peranan Humas di instansi-instansi dan lembaga pemerintah dalam masyarakat modern, yaitu dalam melakukan kegiatan-kegiatannya dan operasi-operasinya diberbagai tempat dan berbagai bidang. Didalam melaksanakan Humas dalam pemerintah, perlu sekali diadakan penelitian-penelitian tentang opini publik terhadap instansi-instansi itu secara keseluruhan. Banyak instansi-instansi dan lembaga pemerintahan yang menjadi sorotan kaum politisi atau partai-partai politik. Pandangan mereka terhadap kebijaksanaan instansi dan lembaga pemerintahan itu didasarkan pada pandangan politik mereka masing-masing.


(57)

Aktivitas Humas pemerintahan yang banyak dicakup oleh istilah seperti urusan publik, informasi publik, dan komunikasi publik telah berkembang sebagai tanggapan politis dan administratif untuk mencapai bermacam-macam tujuan keoragnisasian. Aktivitas itu adalah komponen utama sistem administratif, yang secara khusus dirancang untuk menjembatani jurang antara pemerintah yang merakyat dan yang demokratis. ( Cutlip, Center, Broom, 2006:388).

Para pejabat pemerintah seringkali beranggapan bahwa surat kabar memegang peranan penting dan lebih penting dan mass media lainnya dalam usaha mempengaruhi opini publik dan menyajikan opini publik. Menurut suatu penelitian, dikemukakan bahwa semakin maju suatu negara semakin jelas bahwa surat kabar itu hanya merupakan salah satu faktor saja dari banyak faktor-faktor lainnya yang ada di dalam masyarakat modern itu. Surat kabar tidak lagi merupakan medium yang paling penting dalam usaha mempengaruhi publik (Abdrurracman, 2001:112).

Seorang Humas di instansi atau lembaga pemerintah tidak dapat ikut serta dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah dan Ia harus mengikuti garis yang sudah ditentukannya, kecuali bila didalam bagian organisasi, Humas itu ditempatkan sedemikian rupa, sehingga Ia selalu akan mengetahui keputusan yang diambil sebelum diumumkan. Ia akan dapat menujukkan atau menjelaskan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan timbul bila keputusan itu disampaikan kepada publik. Ia dapat memberikan saran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang akan timbul. Ia harus membuat rencana kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilaksanakan dalam Humas dan


(58)

Ia merupakan seorang yang berwenang penuh dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan itu (Abdrurracman, 2001:113).

2.2 Tinjauan Tentang Kredibilitas

Jika kita kaji lebih jauh, sesungguhnya dimensi kredibilitas itu sangatlah luas. Maka agar lebih terfokus dan mengerucut, kita akan mengkaji kredibilitas dalam ruang lingkup komunikasi interpersonal. Pada umumnya kredibiltas itu adalah kepercayaan. Namun jika kita kaitkan dengan ilmu komunikasi, khususnya komunikasi interpersonal maka definisi kredibilitas menjadi seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung dua hal :

1. Kredibilitas adalah persepsi komunikate.

2. Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas. Karena kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas berubah bergantung pada pelaku persepsi (komunikate), topik yang dibahas, dan situasi.

Hal-hal yang mempengaruhi persepsi komunikate tentang komunikator sebelum ia berlakukan komunikasinya disebut prior ethos (Tan, 1981 : 82). Sumber komunikasi memperoleh prior ethos karena berbagai hal. Kita membentuk gambaran tentang diri komunikator dengan pengalaman langsung dengan komunikator itu atau dari pengalaman wakilan (vicarious experiences); misalnya, karena sudah lama


(1)

181

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama lengkap : Acep Badrul Ihya Nama panggilan : Abang, Um, Badrul

Tempat tanggal lahir : Cianjur, 03 September 1987

Agama : Islam

No. KTP : 3203050309870001

Alamat tetap : KP. Pasir Gombong RT/RW 02/04 Ds. Mekarwangi Kec. Ciranjang Kab. Cianjur

Alamat Kost : Jl. Dago Pojok No.44 Bandung No. Telepon : 081809736361

Kebangsaan : Warga Negara Indonesia (WNI) Golongan Darah : O

Status : Belum Menikah

Nama Orangtua

Ayah : M. Yahya

Ibu : Nani

Hobi : Editing photo


(2)

II. Pendidikan Formal

1. 1994-1999 : SDN 03 Cipeuyeum-Cianjur

2.1999-2002 : Mts. AL-Mukhtariyah Raja Mandala-Bandung 3. 2002-2005 : SMAN 01 Ciranjang-Cianjur

4. 2008 s.d Sekarang : Universitas Komputer Indonesia, Bandung Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Pendidikan Informal

1. Tahun 2005 : Kursus Bahasa Inggris di MEC Cianjur 2. Tahun 2005 : Pelatihan Seni Dan karakter di DKC

Pengalaman Organisasi

1. 2001-2002 : Ketua REISMAL(Remaja Mesjid Al-Mukhtariyah) 2. 2001-2002 : Anggota OSIS Mts Al-Mukhtariyah

3. 2004-2005 : Ketua Teater Lentera SMAN 1 Ciaranjang

Pengalaman Kegiatan & Kerja

1. 2006-2007 : Operasional pabrik tekstil di PT.DEWA SUTRATEX Cimahi-Bandung

2. 2007 : Operasional driver contener di PT.LEMO Tanjung Priuk-Jakarta Utara.

Kemampuan Pribadi  Bahasa :


(3)

183

1. Inggris : Cukup Baik 2. Indonesia : Sangat Baik  Komputer :

1. MS. Word 2. Page Maker 3. Front Page 4. Power Point

5. Video Ulead Studio 6. Photoshop

 Akting 1. Drama 2. Puisi


(4)

v

Kata Pengantar

Segala puji Syukur bagi Tuhan YME yang telah senantiasa memberikan rahmat dan karunia-NYA kepada Peneliti, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan di Humas Daop 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Tak lupa Peneliti ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, yang senantiasa memberikan doa dan dukungan selama ini. Tanpa mereka apalah arti semua ini.

Dalam menyusun dan penulisan penelitian ini, Peneliti banyak mendapat bimbingan, bantuan, semangat dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Peneliti ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth Prof.Dr. Samugyo Ibnu Redjo.Drs.MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah memberikan ijin kepada Peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Yth Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Public Relations dan Dosen wali, yang telah memberi ilmu bermanfaat dan membantu Peneliti selama perkuliahan berlangsung.

3. Yth Sangra Juliano. S.I.Kom selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, yang telah memberikan waktu dan dukungan kepada Peneliti.


(5)

vi

4. Yth Seluruh staff Dosen Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Ibu Rismawaty, Ibu Desayu Eka Surya, Ibu Melly Maulin, Bapak Inggar Prayoga, Ibu Tine Wulandari, Bapak Adiyana dan Bapak Arie yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti.

5. Sekretariat Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

6. Yth Bambang S.Prayitno selaku Kepala Humas Daerah Operasi 2

Bandung, sebagai informan dan telah memberikan ijin kepada Peneliti untuk melalukan penelitian di PT Kereta Api Indonesia (Persero).

7. Yth praktisi wartawan tetap PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang telah berkenan untuk menjadi informan pada penelitian ini

8. Best Friend Herro Dika Prasetya, Nandini Juanita, Dedy Hikmat, Yusuf Panindra, Sitti Arnie dan special untuk Vivi Wirdiyanti yang senantiasa memotivasi peneliti

9. Dan semua teman-teman PR 2008 Universitas Komputer Indonesia., yang

tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas dukungan, saran. Kritikan dan semangatnya.

Peneliti yakin, tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Peneliti berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, sehingga Peneliti mengaharapkan saran, masukan dan


(6)

vii

kritikan yang dapat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata terima kasih yang sebesar-besarnya dan wasalam.

Bandung, 06 Juli 2011