Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat Bacalah dua kutipan novel berikut dengan cermat Novel 1

“Siap, Nduk?” tanya Pak Prastowo. “Siap, Pak” jawabnya tegas. “Coba angkat tangan kananmu seperti ini. Tangan kiri menghadap ke bawah ngukel. Lalu, gerakkan pelan ke atas dan ke bawah secara bergantian.” instruksi Pak Prastowo tegas. Amanat kutipan cerita tersebut adalah… A. Kita tidak boleh patah semangat. B. Kita harus patuh pada instruktur. C. Kita harus dapat menjaga ego kita. D. Kita tidak boleh menyepelekan latihan.

18. Bacalah kutipan cerita berikut denga cermat

“Mau jadi apa kau pilih SMK” kata ibu keras. “Tapi, Arsya pilih di SMK, Bu” sanggah Arsya. “Arsya Kamu mau menentang Bapak dan Ibu?” tanya Bapak. “Tapi, …Pak Arsya punya alasan mengapa memilih SMK. SMK …” “Sudah Pokoknya kamu harus melanjutkan ke SMA. Titik” kata Pak Sumirat kesal. Arsya hanya diam. Ia menunduk, mencoba mengendapkan kekecewaan yang menderanya. Selama ini, ia selalu menurut perkataan bapak ibunya. Tetapi, dalam hal ini ia ingin diberi kebebasan untuk memilih jurusan yang disukainya. Konflik yang terdapat pada kutipan cerita tersebut adalah…. A. Arsya bingung dalam memilih kelanjutan studinya. B. Arsya disuruh oleh ibunya untuk melanjutkan ke SMA saja. C. Arsya memendam kekecewaan karena ulah orang tuanya selama ini. D. Arsya ingin melanjutkan ke SMK tetapi tidak boleh oleh orang tuanya.

19. Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat

“Pada pikiranku, kewajiban Ibu dan Bapak dalam hal perkawinan anaknya, pertama mengingat umur anaknya itu; sebab jika terlalu muda dikawinkan, niscaya merusakkan badan anak dan sekalian keturunannya. Di Indonesia ini, pada sangkaku anak perempuan janganlah lebih muda dikawinkan daripada umur dua puluh tahun. Jangan seperti aku, baru berumur enam belas tahun telah terpaksa kawin. Makin tua, makin baik.” “Ya, tetapi pada sangka perempuan di sini suatu keaiban kalau tak kawin muda-muda sebagai tak laku,” kata Samsu dengan tiba-tiba. “Persangkaan yang demikian, timbulnya daripada kebiasaan yang tak baik. Bila nyata kepada kita, sesuatu adat salah, mengapakah tak hendak dibuang, tetapi diturut saja, membuta tuli? Lihatlah bangsa Barat Terkadangkadang setelah berumur tiga puluh tahun, baru kawin, tak ada orang menghinakan mereka. Adat yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah…. A. Orang tua memunyai kewajiban untuk mengawinkan anak pertamanya. B. Masyarakat menganggap bahwa umur seseorang untuk kawin itu bebas. C. Masyarakat mengawinkan anaknya pada umur lebih dari 20 tahun. D. Masyarakat menganggap bahwa kawin muda lebih baik.

20. Bacalah dua kutipan novel berikut dengan cermat Novel 1

Novel 2 Ia sudah punya bendi, punya seekor sapi untuk membajak. Ia juga telah menjadi orang kaya, disegani oleh semua orang. Tetapi bukan karena kayanya, melainkan karena kebaikan hatinya. Sapi dan bajaknya boleh dipinjam dengan cuma-cuma. Sistem rentenir dihapusnya dengan cara meminjamkan uangnya sendiri tanpa bunga. Pada suatu saat ia mendirikan koperasi untuk meringankan beban masyarakat di desanya. Rumah itu dibeli Hanif dan di sanalah ia tinggal bersama Rafi’ah karena perlu menyekolahkan Safei. Rafi’ah tidak perlu bercerai lagi dengan mertuanya yang sudah dipandang sebagai ibu kandungnya. Sedang ibu Hanafi pun hendak menurutkan orang berdua itu ke mana perginya. Rafi’ah telah menolak hendak dipersuamikan. Ia berkata tak sampai hati memberi ayah tiri kepada Safei. Perbedaan penggunaan bahasa kedua novel tersebut adalah…. Kutipan 1 Kutipan 2 A . menggunakan bahasa sastra lama menggunakan bahasa sastra modern B. menggunakan gaya bahasa menggunakan bahasa sastra modern C. menggunakan bahasa sastra modern menggunakan bahasa sastra lama D . kalimatnya panjang-panjang kalimatnya pendek-pendek

21. Bacalah kutipan teks drama berikut dengan cermat