Sistem Akses Kontrol Internet pada M-CAP (Mobile Community Access Point) di bidang Telematika Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
SISTEM AKSES KONTROL INTERNET
PADA MOBILE COMMUNITY ACCESS (MCAP)
DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI JAWA BARAT
KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek
Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
RIFAT FIRDAUS 10110379 ENJANG RAHMAT 10110387 ALDIO FIRANDO 10110399
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2013
(2)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR SIMBOL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3.1 Maksud ... 2
1.3.2 Tujuan... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Metode Penelitian ... 2
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 2
1.5.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak ... 3
1.6 Sistematika penulisan ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6
1.1 Profil Tempat Kerja Praktek ... 6
1.1.1 Sejarah Instansi ... 6
1.1.2 Logo Instansi ... 9
1.1.3 Badan Hukum Instansi ... 9
1.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description ... 10
1.2 Landasan Teori ... 12
1.2.1 Lingkup M-CAP DISKOMINFO... 12
1.2.2 Microsoft Visual C# 2010 ... 12
1.2.3 MySQL ... 13
1.2.4 Basis data (Database)... 13
(3)
iii
3.1. Prosedur Kerja Praktek ... 15
3.1.1. Cara dan Teknik Kerja Praktek ... 15
3.1.2. Kegiatan Kerja Praktek ... 16
3.2. Analisis Sistem ... 16
3.2.1. Analisis Masalah ... 16
3.2.2. Analisis Prosedur Sistem Yang Sedang Berjalan ... 16
3.2.3. Analisis Kebutuhan non-Fungsional ... 18
3.2.4. Analisis Kebutuhan Fungsional ... 19
3.2.5. Perancangan Antarmuka ... 53
3.2.6. Implementasi Sistem ... 59
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
1.1. Kesimpulan ... 64
(4)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya lah Laporan Kerja Praktek kami yang berjudul “SISTEM AKSES KONTROL INTERNET PADA M-CAP (MOBILE COMMUNITY ACCESS POINT) DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI JAWA BARAT” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang ditentukan. Maksud penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kerja praktek yang di berikan oleh Universitas Komputer Indonesia.
Penyusunan Laporan Kerja Praktek ini juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan beberapa pihak, maka dari itu kami dari pihak penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua kami yang telah memberikan doa dan semangat serta motivasi pada setiap kami melakukan studi.
2. Ibu Sufa’atin, S.T., M.Kom. selaku Dosen pembimbing Kerja Praktek. 3. Bapak Cony Trijulianto, S.T. selaku pembimbing lapangan Kerja
Praktek.
4. Teman teman sekelompok pelaksana kerja Praktek.
5. Teman teman IF-9 yang telah mendukung kami selama ini.
6. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Bandung, Januari 2013
(5)
viii
DAFTAR PUSTAKA
[1] Brian Bischof, Crystal Reports.NET Programming., 2004. [2] kominfo.go.id.
[3] mysql.com.
(6)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
DISKOMINFO (Dinas Komunikasi Dan Informatika) Provinsi Jawa Barat adalah instansi yang bertanggung jawab atas pengolahan informasi dalam lingkungan Pemerintahan Jawa Barat. Instansi ini mencakup penyediaan sistem informasi daerah dan pemberian solusi untuk pengolahan data Pemerintahan Jawa Barat. Seiring dengan pesatnya laju kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat Jawa Barat maka dengan ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkewajiban untuk mengfasilitasi kebutuhan tersebut, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat Jawa Barat M-CAP (Mobile Community Access Point).
M-CAP (Mobile Community Access Point) adalah mobil berisikan komputer dan layanan internet mobile yang ditujukan dalam diseminasi teknologi informasi guna terwujudnya West Java Cyber Province. Pada M-CAP disediakan komputer-komputer yang bisa digunakan untuk mengakses semua situs-situs internet. M-CAP juga sering melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk memberikan pembelajaran internet. Menurut wawancara yang kami lakukan kepada Bapak Cony Trijulianto, S.T selaku pelaksana seksi standarisasi dan evaluasi monitoring telematika bidang telematika, disini untuk setiap pengguna yang akan menggunakan internet di M-CAP hanya di tulis di sebuah buku dan juga mengalami kesulitan pembatasan alamat web yang bisa di akses untuk penggunaan di tempat tertentau.
Aplikasi Sistem Akses Kontrol Internet ini dibuat agar penggunaan internet dibatasi sesuai kategori yang dipilih, dan pencatatan laporan pengguna internet tersusun rapi karena telah dilakukan secara komputerisasi pada aplikasi ini, karena
(7)
2 pada sistem yang berjalan sebelumnya, penggunaan akses internet diberlakukan bebas dan pencatatan pemakai dilakukan secara manual.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana membangun Sistem Akses Kontrol Internet pada M-CAP (Mobile Community Access Point) di Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Barat.
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi tugas kerja praktek di Universitas Komputer Indonesia.
1.3.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan aplikasi pada M-CAP ini adalah:
1. Mengatasi masalah pembatasan akses internet pada kalangan pengguna tertentu. 2. Pihak DISKOMINFO dapat mengetahui laporan siapa saja pengguna sekaligus status
pengguna yang telah menggunakan fasilitas M-CAP.
1.4 Batasan Masalah
Agar aplikasi yang akan dibangun dapat berjalan secara efektif dan berdasarkan observasi lapangan maka diperoleh batasan masalah sebagai berikut:
1. Aplikasi Sistem Akses Kontrol Internet di M-CAP (Mobile Community Access Point) dibangun dengan sistem berbasis desktop agar kontrol yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.
2. Aplikasi hanya dapat dijalankan pada system operasi Windows.
3. Dibutuhkan aplikasi tambahan yang harus diinstall pada setiap komputer yaitu Microsoft .NET Framework 4.
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
(8)
3 a. Observasi
Observasi adalah pengamatan secara langsung ke lapangan untuk mecari data dan informasi. Data dan informasi tersebut yang dibutuhkan untuk bahan pembangunan sistem dan penulisan laporan.
Data diperoleh dengan cara observasi secara langsung ke lokasi, dan melihat secara langsung bagaimana sistem manual berjalan.
b. Wawancara
Melakukan wawancara secara langsung dengan Bapak Cony Trijulianto, S.T tentang bagaimana cara sistem manual berjalan secara detail dan tentang berbagai kesulitan yang ditemuka dalam sistem manual tersebut dalam mengelola pemakai yang memakai fasilitas komputer dan internet di M-CAP.
1.5.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Model pengembangan perangkat lunak dalam pembuatan aplikasi ini menggunakan model Prototyping. Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat.
Gambar 1-1 Prototype
(9)
4 1. Pengumpulan kebutuhan: developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya;
2. Perancangan: perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype;
3. Evaluasi Prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.
Untuk memodelkan sebuah perangkat lunak, metode prototyping memiliki tahapan-tahapan di dalam proses pengembangannya. Tahapan inilah yang menentukan keberhasilan dari sebuah software. Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan tahapan dalam metode prototyping agar software finalnya dapat diterima oleh pemakai.Dan tahapan-tahapan dalam prototyping tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
(10)
5 Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
1.6 Sistematika penulisan
Sistem penulisan pada penulisan laporan ini disusun dari bab ke bab untuk memudahkan pemahaman. Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Maksud
dan Tujuan, Batasan Masalah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang Profil Tempat Kerja Praktek dan Landasan Teori tentang Lingkup M-CAP Diskominfo, Fungsi dan peranan, aplikasi Microsoft visual c# 2010, MySQL, dan basisdata (Database).
BAB 3 PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang Analisis, Perancangan Sistem, Perancangan Antarmuka
dan Implementasi Program.
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
(11)
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Profil Tempat Kerja Praktek 1.1.1 Sejarah Instansi
Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57 Bandung.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor PUSLAHTA dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981 tentang Pembentukan Pusat Pengolahan Data(PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan, khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi dengan keberadaan Puslahta Provinsi Daerah Tingkat I
(12)
7 Jawa Barat pada masa itu telah banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin komputer IBM S-370/125 seperti :
IPTN PJKA ITB
Dan pihak Swasta lainnya.
Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 1992 Organisasi PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum
(13)
8 Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian KPDE Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit Pelaksana Daerah yang struktural.
Nomenklatur :
BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika .
Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Bapesitelda Prov. Jabar diganti menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat disingkat DISKOMINFO, yang berlokasi di Jalan Tamansari no. 55 Bandung.
Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki ruang lingkup serta cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya persoalan teknis, tapi juga kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan publik khususnya dibidang teknologi informasi. Dengan platform dinas, maka Diskominfo dapat mengeluarkan regulasi mengenai teknologi informasi dalam kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province Tahun 2012.
(14)
9
1.1.2 Logo Instansi
Gambar 2-1 Logo Intansi
1.1.3 Badan Hukum Instansi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai pengembangan dari Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.
Dasar Hukum :
1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia ;
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat.
(15)
10
1.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description 1.1.4.1 Struktur Organisasi
Gambar 2-2 Struktur Organisasi
Berdasarkan Perda, Dinas Komunikasi dan Informatika berada diperingkat 20 dengan sruktur organisasi sebagai berikut di bawah ini.
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahkan :
Sub.Bagian Perencanaan dan Program Subbagian Keuangan
Subbagian Kepegawaian dan Umum
3. Bidang Pos Dan Telekomunikasi, membawahkan : Seksi Pos Dan Telekomunikasi
Seksi Monitoring dan Penetiban Spektrum Frekuensi Seksi Standarisasi Pos Dan Telekomunikasi
4. Bidang sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi, membawahkan : Seksi Komunikasi Sosial
Seksi Komunikasi Pemerintah Dan Pemerintah dareah Seksi Penyiaran Dan Kemitraan Media
5. Bidang Telematika, membawahkan : Seksi Pengembangan Telematika
(16)
11 Seksi Penerapan telematika
Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika 6. Bidang Pengolahan Data Elektronik, membawahkan : Seksi Kompilasi Data
Seksi Integrasi Data
Seksi Penyajian Data dan Informasi. 7. Balai LPSE, membawahkan :
Tata Usaha LPSE
Layanan Informasi LPSE
(17)
12
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Lingkup M-CAP DISKOMINFO
Ruang lingkup M-CAP DISKOMINFO adalah penyebaran informasi dan pendidikan melalui komputer dan layanan internet untuk masyarakat Jawabarat yang dibagi menjadi beberapa kategori seperti Anak – anak, Pelajar, Umum, dan lainnya
1.2.1.1 Fungsi dan peranan
M-CAP (Mobile Community Access Point) adalah mobilberisikan komputer dan layanan internet mobile yang ditujukan dalam diseminasi teknologi informasi guna terwujudnya West Java Cyber Province. Pada M-CAP disediakan komputer-komputer yang bisa digunakan untuk mengakses semua situs-situs internet. M-CAP juga sering melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk memberikan pembelajaran internet.
1.2.2 Microsoft Visual C# 2010
Microsoft Visual C# 2010 atau Visual C#(C Sharp) adalah bahasa pemrograman yang bekerja dalam sistem operasi Windows yang merupakan bahasa pemrograman yang mudah dipahami karena menggunakan struktur pemrograman bahasa C. Visual C# juga menyediakan berbagai tools yang dapat mempermudah dalam membuat suatu aplikasi, diantanya fasilitas web browser, yang digunakan untuk membuat browser, sehingga akan mempermudah dalam pembuatan web browser.
Visual C# mendukung pemrograman berbasis objek atau biasa di sebut OOP(Object Oriented Programing) dan memudahkan programmer untuk membuat aplikasi berbasis objek serta mendukung aplikasi berbasis .NET. Selain itu, Visual C# juga menyediakan fasiltas koneksi ke database MySQL dengan menggunakan konektor tambahan sebagai penghubungnya dan mendukung perintah – perintah MySQL.
(18)
13 Gambar 2-3 Tampilan lingkungan kerja Visual C# 2010
1.2.3 MySQL
MySQL adalah aplikasi SQL database server yang multi user. Oleh karena itu, MySQL digunakan dalam pembuatan aplikasi ini yang digunakan sebagai database server untuk menyimpan data pengunjung yang menggunakan fasilitas komputer dan internet di M-CAP.
MySQL adalah aplikasi database yang mudah digunakan karena telah banyak digunakan di berbagai aplikasi dan websites. MySQL juga mudah untuk dipadukan dengan aplikasi Visual C# karena MySQL menyediakan konektor untuk aplikasi pemrograman .NET untuk mendukung MySQL berjalan dengan baik di Visual C#.
1.2.4 Basis data (Database)
Basis data atau database adalah kumpulan data yang salaing berelasi yang disimpan dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil
(19)
14 (Query) basis data disebut Database Management System (DBMS), dan sistem basis data yang dipelajari disebut sistem informasi.
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan – catatan, atau potongan dan pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan yang tersimpan di dalamnya yang di sebut skema. Skema menggambarkan objek yang dimiliki oleh suatu basis data dan relasi(hubungan) diantaranya. Cara untuk mengorganisasikan skema di sebut Model Basis Data. Ada beberapa Model yang digunakan, akan tetapi yang umum digunakan sekarang adalah Model Relasional.
(20)
15
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.Prosedur Kerja Praktek
Kerja Praktek (KP) adalah matakuliah yang menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Biologi secara langsung di lapangan. Untuk mengetahui, mendalami dan menerapkan ilmu yang diterima dibangku kuliah terhadap aplikasi dunia kerja. Kerja Praktek wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Program Strata-I dan Diploma-III pada akhir Semester VI (S1) dan akhir semester IV (D3) selama ± 2 bulan (Agustus - Oktober).
Kerja praktek dilaksanakan perkelompok yang terdiri atas 3 orang dan bisa juga kerja praktek sendiri tergantung kemauan mahasiswa nya.
Beberapa point Prosedur Kerja Preaktek dari UNIKOM sendiri meliputi : 1. Meminta Surat Pengantar KP di sekretariat jurusan.
2. Mengirimkan ke perusahaan yang dituju. 3. Melaksanakan KP sesuai ketentuan perusahaan 4. Menyusun laporan KP untuk dinilai
3.1.1. Cara dan Teknik Kerja Praktek
Kegiatan yang penulis lakukan dalam melaksanakan kuliah kerja praktek di DISKOMIMFO (Dinas Komunikasi Dan Informatika) Provinsi Jawa Barat yaitu di Bagian Telematika, khususnya pada Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika
Adapun jenis kegiatan yang penulis lakukan selama kerja praktek adalah sebagai berikut:
1. Observasi dan wawancara kepada kepala bagian Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika
2. Melakukan analisis sistem yang sedang berjalan
3. Mencari permasalahan yang ada dan berusaha menyelesaikannya. 4. Mendiskusikan program yang akan kita ajukan.
(21)
16
3.1.2. Kegiatan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan. Yaitu sejak 2 Septemeber 2013 sampai dengan 31 Oktober 2013 yang dilasanakan setiap 2 kali seminggu. Objek kerja praktek yang dipilih penulis adalah menyusun laporan kerja praktek mengenai MOBILE COMMUNICATION ACCES (MCAP) di Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Barat. Aktivitas yang dilakukan selama kerja praktek berlangsung adalah membuat Sistem Akses Kontol Internet pada Mobile Communication Acces (MCAP) di Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Barat
3.2.Analisis Sistem
Dalam analisis sistem dilakukan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan sehingga ditemukan kelemahan dan hambatan yang terjadi serta kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap perencanaan sistem, tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga di tahap selanjutnya
3.2.1. Analisis Masalah
Analisis masalah dilakukan pada saat penelitian di Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Barat sebagai berikut :
1. Pendataan pengguna yang masih manual
2. Tidak adanya batasan untuk akses internet pada kalngan tertentu.
3.2.2. Analisis Prosedur Sistem Yang Sedang Berjalan 3.2.2.1.Skenario Proses
Bandung melalui beberapa tahapan antara lain :
1. Formulir data diri diserahkan dari petugas kepada calon pengguna. 2. Calon pengguna mengisi formulir data diri
(22)
17 4. Apabila data diri yang diisi tidak valid, maka petugas akan
menggembalikannya kepada calon pengguna untuk diperbaiki lagi
5. Apabila data diri yang diisi valid, maka petugas akan menyimpannya sebagai arsip
3.2.2.2.Flowmap
Berikut adalah Flowmap Pendataan Penggunaan Internet MCAP yang berjalan di DISKOMINFO
Bandung
(23)
18
3.2.3. Analisis Kebutuhan non-Fungsional
Analisis kebutuhan non fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi kebutuhan untuk sistem. Spesifikasi kebutuhan melibatkan analisis perangkat keras/hardware, analisis perangkat lunak/software,analisis pengguna/user.
3.2.3.1.Analisis Perangkat Keras
Analisis dilakukan terhadap infrastruktur yang ada seperti perangkat keras yang digunakan di DISKOMIMFO (Dinas Komunikasi Dan Informatika) Provinsi Jawa Barat.
Adapun minimum requirement untuk menjalankan Sistem Informasi ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3-1 Minimum requirment Komputer
Processor 1,8 GHz Memori 256 MB Harddisk 6 GB
VGA 64 MB
Lainnya Mouse, Keyboard
Sedangkan agar Sistem Informasi ini berjalan dengan baik, sebaiknya komputer memiliki requirement sebagai berikut:
Tabel 3-2 Recomendation requirement Komputer
Processor 2,8 GHz Memori 1024 MB Harddisk 14 GB
VGA 256 MB
Lainnya Mouse, Keyboard, Printer
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akan berjalan dengan requirment dari perangkat keras di atas.
(24)
19
3.2.3.2.Analisis Perangkat Lunak
Sistem informasi ini memiliki kebutuhan perangkat lunak sebagai berikut:
1. Sistem Operasi Windows XP, Windows 7, Windows 8
Selain itu, perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung sistem informasi diantaranya :
1. Netframework 4
2. MySql
3.2.3.3.Analisis Pengguna
Analisis pengguna bertujuan untuk mengetahui pengguna yang berinteraksi dengan aplikasi ini. Dalam sistem ini peran pengguna adalah mengakses internet sesuai dengan jenis pengguna Dan untuk admin berperan untuk mengatur semua hak akses untuk para pengguna
3.2.4. Analisis Kebutuhan Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan dan prosedur yang sedang berjalan saat ini di DISKOMIMFO Bandung.
(25)
20
3.2.4.1. Model Usecase Sistem Kontrol Akses Internet
Gambar 3-2 Usecase Diagram Sistem Kontrol Akses Internet 3.2.4.2. Definisi Aktor
Definisi Aktor menjelaskan daftar aktor dan deskripsi role untuk actor tersebut. Deskripsi role menjelaskan wewenang pada role tersebut dalam perangkat lunak. Berikut tabel definisi aktor:
Tabel 3-3 Definisi Aktor No Actor Deskripsi
1 User Aktor dengan role ini mempunyai wewenang untuk melakukan login serta mengisi form pendaftaranuntuk pendataan, serta melakukan browsing.
2 Admin Aktor dengan role ini mempunyai wewenang untuk melakukan pengolahan data-data seperti tambah kategori user,ubah kategori user, hapus kategori user, tambah url blocked, ubah url blocked, hapus url blocked, tambah url unblocked, ubah url unblocked, hapus url unblocked, Lihat Laporan.
(26)
21
3.2.4.3. Definisi Usecase
Berikut adalah definisi Model Usecase: Tabel 3-4 Definisi Usecase
No Use Case Deskripsi
1 Login Sistem menampilkan form login untuk user 2 Browser Sistem menampilkan Browser untuk akses
internet
3 Tambah kategori user Sistem menampilkan form Tambah kategori user untuk menambah kategori user
4 Edit kategori user Sistem menampilkan daftar kategori user untuk dipilih oleh admin yang mana data kategori user yang dipilih untuk diedit datanya.
5 Hapus kategori user Sistem menampilkan daftar kategori user untuk dipilih oleh admin yang mana data kategori user yang dipilih untuk dihapus datanya.
6 Tambah url blocked Sistem menampilkan form url blocked untuk menambah url untuk di blok
7 Edit url blocked Sistem menampilkan daftar url blocked untuk dipilih oleh admin yang mana data url blocked yang dipilih untuk diedit datanya.
8 Hapus url blocked Sistem menampilkan daftar url blocked untuk dipilih oleh admin yang mana data url blocked yang dipilih untuk dihapus datanya.
9 Tambah url unblocked Sistem menampilkan form url unblocked untuk menambah url untuk di tidak diblok
10 Edit url unblocked Sistem menampilkan daftar url unblocked untuk dipilih oleh admin yang mana data url unblocked yang dipilih untuk diedit datanya.
11 Hapus url unblocked Sistem menampilkan daftar url unblocked untuk dipilih oleh admin yang mana data url unblocked yang dipilih untuk dihapus datanya.
3.2.4.4. Usecase Skenario
Tabel 3-5 SkenarioTambah kategori user Identifikasi
(27)
22 Use Case Terkait -
Tujuan Menambahkan data kategori user ke dalam database kategori user
Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data kategori user berhasil ditambahkan
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data kategori user gagal ditambahkan
Aktor Admin
Skenario Utama Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk menambahkan data katgori user ke dalam database kategori user
2 Admin memasukkan detail data kategori user 3 Detail data kategori user diperiksa kebenarannya 4 Data berhasil ditambahkan ke database kategori user Skenario Alternatif
Langkah Aksi
2.1 Admin batal menambahkan data kategori user 2.2 Data kategori user gagal diverifikasi
2.3 Data kategori user gagal ditambahkan
Tabel 3-6 SkenarioUbah Kategori user Identifikasi
Nama Ubah Kategori User
Use Case Terkait -
Tujuan Mengubah data kategori user di dalam database kategori user
Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data kategori user berhasil diubah
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data kategori user gagal diubah
(28)
23 Skenario Utama
Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk mengubah data katgori user di dalam database kategori user
2 Admin memasukkan detail data kategori user 3 Detail data kategori user diperiksa kebenarannya 4 Data berhasil diubah ke database kategori user Skenario Alternatif
Langkah Aksi
2.1 Admin batal mengubah data kategori user 2.2 Data kategori user gagal diverifikasi 2.3 Data kategori user gagal diubah
Tabel 3-7 Hapus Kategori User Identifikasi
Nama Hapus Kategori User
Use Case Terkait -
Tujuan Menghapus data kategori user di dalam database kategori user
Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data kategori user berhasil dihapus
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data kategori user gagal dihapus
Aktor Admin
Skenario Utama Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk menghapus data katgori user di dalam database kategori user
2 Admin memilih data yang akan di hapus 3 Data berhasil dihapus ke database kategori user Skenario Alternatif
(29)
24 2.1 Admin batal menghapus data kategori user
2.2 Data kategori user gagal diverifikasi 2.3 Data kategori user gagal dihapus
Tabel 3-8 SkenarioTambah URL Blocked Identifikasi
Nama Tambah Url Blocked
Use Case Terkait -
Tujuan Menambahkan data Url Blocked ke dalam database Url Blocked
Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data Url Blocked berhasil ditambahkan
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data Url Blocked gagal ditambahkan
Aktor Admin
Skenario Utama Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk menambahkan data Url Blocked ke dalam database Url Blocked
2 Admin memasukkan detail data Url Blocked 3 Detail data Url Blocked diperiksa kebenarannya 4 Data berhasil ditambahkan ke database Url Blocked Skenario Alternatif
Langkah Aksi
2.1 Admin batal menambahkan data Url Blocked 2.2 Data Url Blocked gagal diverifikasi
2.3 Data Url Blocked gagal ditambahkan
Tabel 3-9 SkenarioUbah URL Blocked Identifikasi
Nama Ubah Url Blocked
(30)
25 Tujuan Mengubah data Url Blocked di dalam database
Url Blocked Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data Url Blocked berhasil diubah
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data Url Blocked gagal diubah
Aktor Admin
Skenario Utama Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk mengubah data Url Blocked di dalam database Url Blocked
2 Admin memasukkan detail data Url Blocked 3 Detail data Url Blocked diperiksa kebenarannya 4 Data berhasil diubah ke database Url Blocked Skenario Alternatif
Langkah Aksi
2.1 Admin batal mengubah data Url Blocked 2.2 Data Url Blocked gagal diverifikasi 2.3 Data Url Blocked gagal diubah
Tabel 3-10 SkenarioHapus URL Blocked Identifikasi
Nama Hapus Url Blocked
Use Case Terkait -
Tujuan Menghapus data Url Blocked di dalam database Url Blocked
Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data Url Blocked berhasil dihapus
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data Url Blocked gagal dihapus
(31)
26 Skenario Utama
Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk menghapus data Url Blocked di dalam database Url Blocked
2 Admin memilih data yang akan di hapus 3 Data berhasil dihapus ke database Url Blocked Skenario Alternatif
Langkah Aksi
2.1 Admin batal menghapus data Url Blocked 2.2 Data Url Blocked gagal diverifikasi 2.3 Data Url Blocked gagal dihapus
Tabel 3-11 Skenario Tambah URL Unblocked Identifikasi
Nama Tambah Url Unblocked
Use Case Terkait -
Tujuan Menambahkan data Url Unblocked ke dalam database Url Unblocked
Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data Url Unblocked berhasil ditambahkan
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data Url Unblocked gagal ditambahkan
Aktor Admin
Skenario Utama Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk menambahkan data Url Unblocked ke dalam database Url Unblocked
2 Admin memasukkan detail data Url Unblocked 3 Detail data Url Unblocked diperiksa kebenarannya 4 Data berhasil ditambahkan ke database Url Unblocked Skenario Alternatif
(32)
27 2.1 Admin batal menambahkan data Url Unblocked
2.2 Data Url Unblocked gagal diverifikasi 2.3 Data Url Unblocked gagal ditambahkan
Tabel 3-12 SkenarioUbah URL Unblocked Identifikasi
Nama Ubah Url Unblocked
Use Case Terkait -
Tujuan Mengubah data Url Unblocked di dalam database Url Unblocked
Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data Url Unblocked berhasil diubah
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data Url Unblocked gagal diubah
Aktor Admin
Skenario Utama Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk mengubah data Url Unblocked di dalam database Url Unblocked
2 Admin memasukkan detail data Url Unblocked 3 Detail data Url Unblocked diperiksa kebenarannya 4 Data berhasil diubah ke database Url Unblocked Skenario Alternatif
Langkah Aksi
2.1 Admin batal mengubah data Url Unblocked 2.2 Data Url Unblocked gagal diverifikasi 2.3 Data Url Unblocked gagal diubah
Tabel 3-13 Skenario Hapus URL Unblocked Identifikasi
Nama Hapus Url Unblocked
(33)
28 Tujuan Menghapus data Url Unblocked di dalam
database Url Unblocked Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data Url Unblocked berhasil dihapus
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data Url Unblocked gagal dihapus
Aktor Admin
Skenario Utama Langkah Aksi
1 Admin meminta sistem untuk menghapus data Url Unblocked di dalam database Url Unblocked
2 Admin memilih data yang akan di hapus
3 Data berhasil dihapus ke database Url Unblocked Skenario Alternatif
Langkah Aksi
2.1 Admin batal menghapus data Url Unblocked 2.2 Data Url Unblocked gagal diverifikasi 2.3 Data Url Unblocked gagal dihapus
Tabel 3-14 Skenario Login Identifikasi
Nama Login
Use Case Terkait -
Tujuan User berhasil login sesuai dengan hak akses mereka
Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
User akan masuk ke halaman utama sesuai dengan hak akses masing-masing
Kondisi Akhir (Jika Gagal) System akan memberikan peringatan Login gagal!
Aktor User
(34)
29 Langkah Aksi
1 User meminta halaman login
2 User memberikan username beserta password ke dalam sistem melalui form login
3 Sistem memverifikasi data login dengan database user 4 User berhasil masuk ke dalam sistem
Skenario Alternatif Langkah Aksi
3.1 Sistem menolak data yang dimasukkan oleh user karena ketidak cocokan data
3.2 User dipersilahkan mengisi form login kembali
Tabel 3-15 Skenario Lihat Laporan Identifikasi
Nama Lihat Laporan
Use Case Terkait -
Tujuan Menampilkan laporan data log user Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Data laporan berhasil ditampilkan
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Data laporan gagal ditampilkan
Aktor User
Skenario Utama Langkah Aksi
1 User meminta halaman laporan 2 Sistem menampilkan data laporan Skenario Alternatif
Langkah Aksi
2.1 Sistem gagal menampilkan data laporan
(35)
30 Tabel 3-16 Skenario Browsing
Identifikasi
Nama Browsing
Use Case Terkait -
Tujuan Memberikan fasilitas browsing Kondisi Awal
Kondisi Akhir (Jika Berhasil)
Aksi browsing berhasil dilakukan
Kondisi Akhir (Jika Gagal) Aksi browsing gagal dilakukan
Aktor User
Skenario Utama Langkah Aksi
1 User meminta halaman browsing 2 Sistem menampilkan halaman browsing 3 User melakukan browsing
4 Sistem memberikan halaman yang diminta user Skenario Alternatif
Langkah Aksi
4.1 Sistem gagal memberikan halaman yang diminta user 4.2 Sistem menampilkan peringatan connection failed
3.2.4.5. Activity Diagram
(36)
31 Gambar 3-3 Activity Diagram Tambah Kategori User
(37)
32 Gambar 3-4 Activity Diagram Edit Kategori User
(38)
33 Gambar 3-5 Activity Diagram Hapus Kategori User
(39)
34 Gambar 3-6 Activity Diagram Tambah Blocked Address
(40)
35 Gambar 3-7 Activity Diagram Edit Blocked Address
(41)
36 Gambar 3-8 Activity Diagram Hapus Blocked Address
(42)
37 Gambar 3-9 Activity Diagram Tambah Unblocked Address
(43)
38 Gambar 3-10 Activity Diagram Edit Unblocked Address
(44)
39 Gambar 3-11 Activity Diagram Hapus Unblocked Address
(45)
40
3.2.4.6. Class Diagram
Berikut ini adalah class diagram dari program yang dibuat:
(46)
41
3.2.4.7. Sequence Diagram
3.2.4.7.1. Sequence Diagram Login
(47)
42
3.2.4.7.2. Sequence Diagram Browsing
(48)
43
3.2.4.7.3. Sequence Diagram Tambah Kategori User
(49)
44
3.2.4.7.4. Sequence Diagram Edit Kategori User
Gambar 3-16 Sequence Diagram Edit Kategori User
(50)
45 Gambar 3-17 Sequence Diagram Hapus Kategori User
(51)
46
3.2.4.7.6. Sequence Diagram Tambah URL Blocked
(52)
47
3.2.4.7.7. Sequence Diagram Edit URL Blocked
Gambar 3-19 Sequence Diagram Edit URL Blocked
(53)
48 Gambar 3-20 Sequence Diagram Hapus URL Blocked
(54)
49 Gambar 3-21 Sequence Diagram Tambah URL Unlocked
(55)
50 Gambar 3-22 Sequence Diagram Edit URL Unlocked
(56)
51 Gambar 3-23 Sequence Diagram Hapus URL Unlocked
(57)
52
3.2.4.7.12.Sequence Diagram Laporan
(58)
53
3.2.5. Perancangan Antarmuka
3.2.5.1. Perancangan Antarmuka Login
Gambar 3-25 Perancangan Antarmuka Login 3.2.5.2. Perancangan Antarmuka Admin
(59)
54 Gambar 3-26 Perancangan Antarmuka Admin Data Log User
3.2.5.2.2. Perancangan Antarmuka Admin Kelola Kategori User
Gambar 3-27 Perancangan Antarmuka Admin Kelola Kategori User 3.2.5.2.3. Perancangan Antarmuka Admin Kelola Blocked Address
(60)
55 Gambar 3-28 Perancangan Antarmuka Admin Kelola Blocked Address
3.2.5.2.4. Perancangan Antarmuka Admin Form Tambah Blocked Address
(61)
56
3.2.5.2.5. Perancangan Antarmuka Admin Form Edit Blocked Address
Gambar 3-30 Perancangan Antarmuka Admin Form Edit Blocked Address 3.2.5.2.6. Perancangan Antarmuka Admin Kelola Unblocked Address
(62)
57
3.2.5.2.7. Perancangan Antarmuka Admin Form Tambah Unblocked Address
Gambar 3-32 Perancangan Antarmuka Admin Form Tambah Unblocked Address 3.2.5.2.8. Perancangan Antarmuka Admin Form Edit Unblocked Address
Gambar 3-33 Perancangan Antarmuka Admin Form Edit Unblocked Address 3.2.5.2.9. Perancangan Antarmuka Admin Password
(63)
58
3.2.5.2.10.Perancangan Antarmuka Admin Peringatan Hapus
Gambar 3-35 Perancangan Antarmuka Admin Peringatan Hapus 3.2.5.3. Perancangan Antarmuka User
3.2.5.3.1. Perancangan Antarmuka User Browsing
(64)
59
3.2.6. Implementasi Sistem 3.2.6.1. Interface Login
Gambar 3-37 Interface Login
3.2.6.2. Interface User – Browser
(65)
60
3.2.6.3. Interface Admin – Password
Gambar 3-39 Interface Admin – Password 3.2.6.4. Interface Admin – Data Log User
(66)
61
3.2.6.5. Interface Admin – Kategori User
Gambar 3-41 Interface Admin – Kategori User
3.2.6.6. Interface Admin –Blocked Address
(67)
62
3.2.6.7. Interface Admin –Unblocked Address
Gambar 3-43 Interface Admin – Unblocked Address
3.2.6.8. Interface Admin – Tambah URL Blocked Address/ Unlocked Address
Gambar 3-44 Interface Admin – Tambah URL Blocked Address/ Unlocked Address
3.2.6.9. Interface Admin – Edit URL Blocked Address/ Unlocked Address
(68)
63
3.2.6.10.Interface Admin – Buat Laporan
Gambar 3-46 Interface Admin – Buat Laporan 3.2.6.11.Interface Admin – Peringatan
(69)
64
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Akses Kontrol Internet ini memudahkan petugas dalam pengelolaan pendataan pemakai M-CAP.
2. Sistem Akses Kontrol Internet ini memudahkan petugas dalam mengelola kategori dan URL untuk setiap kategorinya untuk membatasi pengaksesan alamat internet
3. Sistem Akses Kontrol Internet ini memudahkan petugas dalam pembuatan laporan yang dibutuhkan.
1.2.Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis untuk dapat digunakan sebagai pengembangan Sistem Akses Kontrol Internet ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencegah user menggunakan browser lain, sebaiknya jangan install browser lain dan disable Internet explorer.
2. Untuk mencegah user yang menginstal sendiri browser lain, sebaiknya gunakan guest mode untuk client dan atur hak aksesnya agar user tidak bisa memasang browser.
3. Agar data laporan tidak terjadi duplikasi, sebaiknya data yang sudah dibuat laporannya dihapus.
(1)
59
3.2.6.
Implementasi Sistem
3.2.6.1.
Interface Login
Gambar 3-37 Interface Login
3.2.6.2.
Interface User
–
Browser
(2)
60
3.2.6.3.
Interface Admin
–
Password
Gambar 3-39 Interface Admin – Password
3.2.6.4.
Interface Admin
–
Data Log User
(3)
61
3.2.6.5.
Interface Admin
–
Kategori User
Gambar 3-41 Interface Admin – Kategori User
3.2.6.6.
Interface Admin
–
Blocked Address
(4)
62
3.2.6.7.
Interface Admin
–
Unblocked Address
Gambar 3-43 Interface Admin – Unblocked Address
3.2.6.8.
Interface Admin
–
Tambah
URL Blocked Address/ Unlocked Address
Gambar 3-44 Interface Admin – Tambah URL Blocked Address/ Unlocked Address
3.2.6.9.
Interface Admin
–
Edit
URL Blocked Address/ Unlocked Address
(5)
63
3.2.6.10.
Interface Admin
–
Buat Laporan
Gambar 3-46 Interface Admin – Buat Laporan
3.2.6.11.
Interface Admin
–
Peringatan
(6)
64
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Akses Kontrol Internet ini memudahkan petugas dalam pengelolaan pendataan pemakai M-CAP.
2. Sistem Akses Kontrol Internet ini memudahkan petugas dalam mengelola kategori dan URL untuk setiap kategorinya untuk membatasi pengaksesan alamat internet
3. Sistem Akses Kontrol Internet ini memudahkan petugas dalam pembuatan laporan yang dibutuhkan.
1.2.Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis untuk dapat digunakan
sebagai pengembangan Sistem Akses Kontrol Internet ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencegah user menggunakan browser lain, sebaiknya jangan install browser lain dan disable Internet explorer.
2. Untuk mencegah user yang menginstal sendiri browser lain, sebaiknya gunakan guest mode untuk client dan atur hak aksesnya agar user tidak bisa memasang browser.
3. Agar data laporan tidak terjadi duplikasi, sebaiknya data yang sudah dibuat laporannya dihapus.