57
Shilmy Purnama, 2014 Pengembangan model pendidikan antikorupsi untuk mendukung karakter kejujuran siswa
di sekolah melalui PKn studi di SMA negeri 8 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian model Pendidikan Antikorupsi untuk mendukung karakter kejujuran siswa akan dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung. Hal ini
dikarenakan SMA Negeri 8 Bandung merupakan salah satu pilot project se- Nasional wilayah Jawa Barat. SMA Negeri 8 Bandung merupakan salah satu
sekolah yang telah menerapkan Pendidikan Antikorupsi sebagai program integrasi dari Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Antikorupsi telah dibelajarkan di
kelas sejak tahun 2010. Beberapa pendidik di sekolah ini sudah cukup terlatih dan memiliki berbagai kompetensi untuk mengaktualisasikan nilai-nilai antikorupsi,
khususnya nilai-nilai kejujuran pada suatu pembelajaran di sekolah sehingga materi-materi dapat tersampaikan dengan baik.
Selain itu, sekolah tersebut telah melaksanakan program Pendidikan Antikorupsi bukan hanya dalam proses pembelajaran di kelas saja, melainkan
dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler, misalnya dengan adanya kantin kejujuran.
2. Subjek Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer merupakan informasi lisan yang diperoleh dari informan
atau narasumber di lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan informasi lain
yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan peneitian. Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah:
a. Kepala sekolah, sebagai Kepala SMA Negeri 8 Bandung atau Wakil
Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. b.
Guru, sebagai pengarah dan pembimbing siswa di SMA Negeri 8 Bandung.
c. Siswa.
B. Metode dan Desain Penelitian
Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hakikat penelitian kualitatif adalah “ … untuk mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tenta
ng dunia sekitarnya.” Nasution, 2003: 5. Penelitian kualitatif bersifat alamiah atau natural setting karena menjelaskan kondisi alamiah
yang benar-benar terjadi di lapangan. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah, yaitu objek yang apa adanya terjadi di lapangan, tidak terpengaruh oleh
kehadiran peneliti. Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode studi kasus atau
dalam istilah Bahasa Inggris disebut case study, karena peneliti berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan serta mengidentifikasi kejelasan
implementasi model Pendidikan Antikorupsi yang diterapkan di sekolah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Nasution 2003: 27 sebagai berikut:
Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.Case study dapat
dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial.Case study dapat
mengenai perkembangan sesuatu, dapat pula memberi gambaran tentang keadaan yang ada.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus agar bisa menggambarkan apa yang terjadi di lapangan secara lebih rinci sesuai dengan fokus penelitian
yaitu mengenai
imlementasi model
Pendidikan Antikorupsi.
Setelah mendapatkandata sesuai dengan yang terjadi di lapangan, penulis akan
menghimpun dan menganalisis data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian.
C. Prosedur Penelitian