S PKN 1000895 CHAPTER 3

(1)

57 Shilmy Purnama, 2014

Pengembangan model pendidikan antikorupsi untuk mendukung karakter kejujuran siswa di sekolah melalui PKn (studi di SMA negeri 8 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian model Pendidikan Antikorupsi untuk mendukung karakter kejujuran siswa akan dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung. Hal ini dikarenakan SMA Negeri 8 Bandung merupakan salah satu pilot project se-Nasional wilayah Jawa Barat. SMA Negeri 8 Bandung merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan Pendidikan Antikorupsi sebagai program integrasi dari Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Antikorupsi telah dibelajarkan di kelas sejak tahun 2010. Beberapa pendidik di sekolah ini sudah cukup terlatih dan memiliki berbagai kompetensi untuk mengaktualisasikan nilai-nilai antikorupsi, khususnya nilai-nilai kejujuran pada suatu pembelajaran di sekolah sehingga materi-materi dapat tersampaikan dengan baik.

Selain itu, sekolah tersebut telah melaksanakan program Pendidikan Antikorupsi bukan hanya dalam proses pembelajaran di kelas saja, melainkan dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler, misalnya dengan adanya kantin kejujuran.

2. Subjek Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer merupakan informasi lisan yang diperoleh dari informan atau narasumber di lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan informasi lain


(2)

yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan peneitian. Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala sekolah, sebagai Kepala SMA Negeri 8 Bandung atau Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.

b. Guru, sebagai pengarah dan pembimbing siswa di SMA Negeri 8 Bandung.

c. Siswa.

B.Metode dan Desain Penelitian

Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hakikat penelitian kualitatif adalah “ … untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.” (Nasution, 2003: 5). Penelitian kualitatif bersifat alamiah atau natural setting karena menjelaskan kondisi alamiah yang benar-benar terjadi di lapangan. Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah, yaitu objek yang apa adanya terjadi di lapangan, tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti.

Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode studi kasus atau dalam istilah Bahasa Inggris disebut case study, karena peneliti berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan serta mengidentifikasi kejelasan implementasi model Pendidikan Antikorupsi yang diterapkan di sekolah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 27) sebagai berikut:

Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial.Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu, dapat pula memberi gambaran tentang keadaan yang ada.


(3)

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus agar bisa menggambarkan apa yang terjadi di lapangan secara lebih rinci sesuai dengan fokus penelitian yaitu mengenai imlementasi model Pendidikan Antikorupsi. Setelah mendapatkandata sesuai dengan yang terjadi di lapangan, penulis akan menghimpun dan menganalisis data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian.

C.Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu: 1. Tahap persiapapan penelitian

Pada tahap ini penulis mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah ada kesesuaian antara rancangan penelitian yang akan dilaksanakan dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Tahap persiapan ini meliputi perumusan rancangan penelitian, mengidentifikasi masalah, studi pendahuluan, menentukan metode dan pendekatan penelitian, menentukan lokasi penelitian, menentukan teknik pengumpulan data.

Kemudian setelah menghimpun rancangan penelitian, penulis mengurus perizinan agar penelitian yang dilakukan memiliki izin atau legalitas yang jelas dari instansi yang bersangkutan. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan izin mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan yang selanjutnya akan mendapatkan rekomendasi untuk Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Dengan menyerahkan surat rekomendasi dari Ketua Jurusan dan melampirkan berbagai persyaratan permohonan izin penelitian ke Bagian Akademik Fakultas, selanjutnya akan mendapatkan surat rekomendasi yang akan diteruskan kepada Kepala BAAK UPI sebagai bagian pengurusan administrasi dan akademis.


(4)

c. Pembantu Rektor Bidang Akademik atas nama Rektor UPI akan mengeluarkan surat pemberitahuan penelitian yang ditujukan kepada Kepala SMA Negeri 8 Bandung.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Setelah selesai melaksanakan tahap persiapan penelitian, selanjutnya masuk ke tahap pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya mulai tanggal 23 Januari-02 Juni 2014 di SMA Negeri 8 Bandung. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mendatangi langsung SMA Negeri 8 Bandung untuk mengurus surat perizinan penelitian yang telah dibuat pada tahap persiapan penelitian.

b. Setelah itu, peneliti meminta rekomendasi kepada Kepala Sekolah tentang siapa saja yang bisa menjadi narasumber penelitian yang akan dilakukan. c. Peneliti menemui langsung narasumber sebagai pemberitahuan awal dan

penyusunan agenda penelitian sesuai dengan kesediaan narasumber.

d. Peneliti melakukan penelitian berupa observasi, wawancara, catatan lapangan, studi dokumentasi.

e. Observasi dilakukan dengan melihat langsung Guru PKn di SMA Negeri 8 Bandung mengajar mata pelajaran PKn di kelas XI.

f. Sedangkan wawancara dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait Pendidikan Antikorupsi kepada beberapa narasumber, yaitu Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran PKn, dan siswa.

D.Penjelasan Istilah

Penelitian ini menggunakan beberapa definisi yang digunakan oleh peneliti agar ada kesesuaian antara penulis dan pembaca, maka akan dijelaskan istilah yang terdapat di dalam judul ini, yaitu:


(5)

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

2. Korupsi

Korupsi adalah penyalahgunaan atau penyelewengan wewenang, uang bukan miliknya untuk keperluan pribadi ataupun orang lain.

3. Pendidikan Anti Korupsi

Pendidikan Anti Korupsi merupakan suatu upaya sadar dan sistematis yang dilakukan dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi melalui jalur pendidikan, baik formal maupun non-formal.

4. Karakter

Karakter merupakan nilai dari sesuatu yang diwujudkan ke dalam suatu perilaku seseorang.

5. Karakter kejujuran

Kejujuran merupakan derajat kesempurnaan manusia tertinggi dan seseorang tidak akan berlaku jujur kecuali dia memiliki jiwa yang baik, hati yang bersih, pandangan yang lurus, sifta yang mulia, lidah yang bersih, dan hati yang diliputi oleh keimanan, keberanian dan kekuatan.

6. Model Pendidikan Antikorupsi (PAK) adalah cara atau langkah yang ditempuh oleh seorang guru untuk mengimplementasikan atau melaksanakan pembelajaran bermuatan nilai-nilai dan karakter Antikorupsi di sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara sebagai salah satu teknik pengumpuan data penelitian. Menurut Nasution (2009: 113) “Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.” Dari pendapat tersebut sudah jelas bahwa wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data atau informasi yang


(6)

dilakukakn secara lisan melalui komunikasi verbal atau percakapan langsung antara peneliti dengan narasumber.

Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan atau melengkapi informasi yang tidak bisa diperoleh melalui teknik observasi, karena dengan melakukan wawancara, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam.

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada Kepala SMA Neberi 8 Bandung dan Guru mata pelajaran PKN yang ada di lingkungan SMA Negeri 8 Bandung. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang model Pendidikan Antikorupsi yang telah diterapkan di sekolah tersebut sebagai salah satu faktor pendukung karakter kejujuran siswa di sekolah.

2. Observasi

Berdasarkan pendapat Nasution (2003: 106), observasi merupakan “alat pengumpul data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang kehidupan sosial dan diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasinya.” Dengan observasi, peneliti akan lebih mampu mendapatkan informasi yang lebih jelas dan lengkap tentang keadaan atau kondisi yang terjadi di lapangan apa adanya.

Observasi menurut Creswell (2012: 213) bahwa “observation is the process of gathering open-ended, firsthand information by observing people and places at

a research site.” Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang paling awal dan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang subjek dan lokasi penelitian.

3. Catatan Lapangan (field note)

Catatan lapangan atau dalam istilah Bahasa Inggris field note, menurut Idrus (2001: 85) merupakan “catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti tentang


(7)

aktor, aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut.”Catatan lapangan ini dilakukan setelah selesai melakukan wawancara.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Danial dan Wasriah (2007: 80), studi dokumentasi adalah “pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan dan informasi sesuai dengan masalah penelitian.”Dokumen tersebut bisa berupa profil kelembagaan, sejarah kelembagaan, peta, jumlah pegawai, data sarana dan prasarana, data kependudukan, gambar, foto, dan sebagainya.Studi dokumentasi ini bertujuan untuk melengkapi informasi terkait penelitian yang sedang dilakukan.Dokumen-dokumen tersebut memperjelas dan menguatkan keterangan dari penelitian yang sedang dilakukan.

5. Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik penelitian atau pengumpulan informasi dan berbagai data terkait penelitian yang bersumber dari buku-buku, majalah, jurnal, dan sumber lain yang berupa naskah-naskah. Hal ini sejalan dengan pendapat yang telah dikemukakan bahwa studi literatur adalah “teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.” (Danial dan Wasriah, 2007: 80)

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, catatan lapangan, studi dokumentasi, dan studi literatur akan diolah dan dianalisis. Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa (Sugiyono: 2011: 332):

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang telah diperoleh melalui teknik wawancara, catatan lapangan, dan sebagainya yang bertujuan untuk


(8)

meningkatkan pemahaman dan selanjutnya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

1. Tahap Reduksi Data

Setelah melaksanakan penlitian dan data lapangan terkumpul, peneliti mengecek validitas atau kecocokan data hasil penelitian dengan tujuan penelitian.Data yang telah dipilih disederhanakan dan atas dasar tema-tema untuk merekomendasikan data tambahan dan menguraikan data kasar menjadi uraian. 2. Tahap Penyajian (Display) Data

Peneliti menguraikan informasi menjadi teks naratif yangkemudian diringkas dalam bagan yangmenggambaran alur proses perubahan kultur,

3. Tahap Kesimpulan (Verifikasi Data)

Peneliti melakukan uji kredibilitas data yang telah diperoleh. Peneliti fokus pada abstraksi data yang tertuang dalam bagan. Kerangka pikir analisis yang pernah dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992: 20) adalah sebagai berikut:

GAMBAR 3.1 KERANGKA PIKIR ANALISIS

Penyajian Data Pengumpulan

Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/


(9)

Sumber: Miles dan Huberman (1992: 20)

Peneliti akan melakukan uji kredibilitas terhadap data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Data hasil penelitian akan mengalami reduksi, disesuaikan dengan keterkaitan pada maslaah yang sedang diteliti. Setelah melalui reduksi data, peneliti menyajikan data tersebut sebagai informasi hasil penelitian.Penarikan kesimpulan atau verifikasi dapat dilakukan setelah semua data hasil penelitian disajikan.Kesimpulan tersebut disesuaikan dengan pertanyaan penelitian atau rumusan masalah yang kemudian dibahas pada bagian penyajian data atau pembahasan.


(1)

c. Pembantu Rektor Bidang Akademik atas nama Rektor UPI akan mengeluarkan surat pemberitahuan penelitian yang ditujukan kepada Kepala SMA Negeri 8 Bandung.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Setelah selesai melaksanakan tahap persiapan penelitian, selanjutnya masuk ke tahap pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya mulai tanggal 23 Januari-02 Juni 2014 di SMA Negeri 8 Bandung. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mendatangi langsung SMA Negeri 8 Bandung untuk mengurus surat perizinan penelitian yang telah dibuat pada tahap persiapan penelitian.

b. Setelah itu, peneliti meminta rekomendasi kepada Kepala Sekolah tentang siapa saja yang bisa menjadi narasumber penelitian yang akan dilakukan. c. Peneliti menemui langsung narasumber sebagai pemberitahuan awal dan

penyusunan agenda penelitian sesuai dengan kesediaan narasumber.

d. Peneliti melakukan penelitian berupa observasi, wawancara, catatan lapangan, studi dokumentasi.

e. Observasi dilakukan dengan melihat langsung Guru PKn di SMA Negeri 8 Bandung mengajar mata pelajaran PKn di kelas XI.

f. Sedangkan wawancara dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait Pendidikan Antikorupsi kepada beberapa narasumber, yaitu Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran PKn, dan siswa.

D.Penjelasan Istilah

Penelitian ini menggunakan beberapa definisi yang digunakan oleh peneliti agar ada kesesuaian antara penulis dan pembaca, maka akan dijelaskan istilah yang terdapat di dalam judul ini, yaitu:


(2)

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

2. Korupsi

Korupsi adalah penyalahgunaan atau penyelewengan wewenang, uang bukan miliknya untuk keperluan pribadi ataupun orang lain.

3. Pendidikan Anti Korupsi

Pendidikan Anti Korupsi merupakan suatu upaya sadar dan sistematis yang dilakukan dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi melalui jalur pendidikan, baik formal maupun non-formal.

4. Karakter

Karakter merupakan nilai dari sesuatu yang diwujudkan ke dalam suatu perilaku seseorang.

5. Karakter kejujuran

Kejujuran merupakan derajat kesempurnaan manusia tertinggi dan seseorang tidak akan berlaku jujur kecuali dia memiliki jiwa yang baik, hati yang bersih, pandangan yang lurus, sifta yang mulia, lidah yang bersih, dan hati yang diliputi oleh keimanan, keberanian dan kekuatan.

6. Model Pendidikan Antikorupsi (PAK) adalah cara atau langkah yang ditempuh oleh seorang guru untuk mengimplementasikan atau melaksanakan pembelajaran bermuatan nilai-nilai dan karakter Antikorupsi di sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara sebagai salah satu teknik pengumpuan data penelitian. Menurut Nasution (2009: 113) “Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.” Dari pendapat tersebut sudah jelas bahwa wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data atau informasi yang


(3)

dilakukakn secara lisan melalui komunikasi verbal atau percakapan langsung antara peneliti dengan narasumber.

Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan atau melengkapi informasi yang tidak bisa diperoleh melalui teknik observasi, karena dengan melakukan wawancara, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam.

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada Kepala SMA Neberi 8 Bandung dan Guru mata pelajaran PKN yang ada di lingkungan SMA Negeri 8 Bandung. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang model Pendidikan Antikorupsi yang telah diterapkan di sekolah tersebut sebagai salah satu faktor pendukung karakter kejujuran siswa di sekolah.

2. Observasi

Berdasarkan pendapat Nasution (2003: 106), observasi merupakan “alat pengumpul data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang kehidupan sosial dan diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasinya.” Dengan observasi, peneliti akan lebih mampu mendapatkan informasi yang lebih jelas dan lengkap tentang keadaan atau kondisi yang terjadi di lapangan apa adanya.

Observasi menurut Creswell (2012: 213) bahwa “observation is the process of gathering open-ended, firsthand information by observing people and places at a research site.” Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang paling awal dan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang subjek dan lokasi penelitian.

3. Catatan Lapangan (field note)

Catatan lapangan atau dalam istilah Bahasa Inggris field note, menurut Idrus (2001: 85) merupakan “catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti tentang


(4)

aktor, aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut.”Catatan lapangan ini dilakukan setelah selesai melakukan wawancara.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Danial dan Wasriah (2007: 80), studi dokumentasi adalah “pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan dan informasi sesuai dengan masalah penelitian.”Dokumen tersebut bisa berupa profil kelembagaan, sejarah kelembagaan, peta, jumlah pegawai, data sarana dan prasarana, data kependudukan, gambar, foto, dan sebagainya.Studi dokumentasi ini bertujuan untuk melengkapi informasi terkait penelitian yang sedang dilakukan.Dokumen-dokumen tersebut memperjelas dan menguatkan keterangan dari penelitian yang sedang dilakukan.

5. Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik penelitian atau pengumpulan informasi dan berbagai data terkait penelitian yang bersumber dari buku-buku, majalah, jurnal, dan sumber lain yang berupa naskah-naskah. Hal ini sejalan dengan pendapat yang telah dikemukakan bahwa studi literatur adalah “teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.” (Danial dan Wasriah, 2007: 80)

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, catatan lapangan, studi dokumentasi, dan studi literatur akan diolah dan dianalisis. Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa (Sugiyono: 2011: 332):

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang telah diperoleh melalui teknik wawancara, catatan lapangan, dan sebagainya yang bertujuan untuk


(5)

meningkatkan pemahaman dan selanjutnya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

1. Tahap Reduksi Data

Setelah melaksanakan penlitian dan data lapangan terkumpul, peneliti mengecek validitas atau kecocokan data hasil penelitian dengan tujuan penelitian.Data yang telah dipilih disederhanakan dan atas dasar tema-tema untuk merekomendasikan data tambahan dan menguraikan data kasar menjadi uraian. 2. Tahap Penyajian (Display) Data

Peneliti menguraikan informasi menjadi teks naratif yangkemudian diringkas dalam bagan yangmenggambaran alur proses perubahan kultur,

3. Tahap Kesimpulan (Verifikasi Data)

Peneliti melakukan uji kredibilitas data yang telah diperoleh. Peneliti fokus pada abstraksi data yang tertuang dalam bagan. Kerangka pikir analisis yang pernah dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992: 20) adalah sebagai berikut:

GAMBAR 3.1 KERANGKA PIKIR ANALISIS

Penyajian Data Pengumpulan

Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/


(6)

Sumber: Miles dan Huberman (1992: 20)

Peneliti akan melakukan uji kredibilitas terhadap data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Data hasil penelitian akan mengalami reduksi, disesuaikan dengan keterkaitan pada maslaah yang sedang diteliti. Setelah melalui reduksi data, peneliti menyajikan data tersebut sebagai informasi hasil penelitian.Penarikan kesimpulan atau verifikasi dapat dilakukan setelah semua data hasil penelitian disajikan.Kesimpulan tersebut disesuaikan dengan pertanyaan penelitian atau rumusan masalah yang kemudian dibahas pada bagian penyajian data atau pembahasan.