Manipulasi kadar kolesterol dan asam lemak omega-3 telur ayam melalui penggunaan kepala udang dan minyak ikan lemuru

9
6 3 0 c~Z S - 6
!i

*\

MANlYULASl KAllAK KOLES'I'EKOL DAN ASAM LEMAK
OMEGA-3 I'ELUN A Y A M MKLALUI YKNGGUNAAN
M Y A L A UDAVG DAN MlNYAK 1KAN LEMUKU

SUMMARY

SIJDTBYA.

Manipulation of cholesterol and omega-3 polyunsaturated fatty acids

composition o f chicken e g g through t h e used o f prawn waste and 'Zemuru" fish oil. SjDisertation, Faculty o f Post Graduate B o g o r Agricultural University. Under supervision
o f P r o f D r . Toha Sutardi (chairman), ProfDr.Peni,S. Hardjosworo, MSc.,Prof.Dr.Tr.H.
Muhammad Anwar Nur,M.Sc, Dr.Tr. Sotjan Iskandar, 'MRur.Sc. and Dr.Tr. %nu Katsir
Alnrullah, h4S.
Increasing t h e awareness o f t h e fortunate society upon g o o d quality food has led to

increasing demand upon low fat, low cholesterol and high content o f omega-3
polyunsaturated fatty acids, particularly eicosapentaenoic (EPA) and docosahexaenoic
@HA) acids.

These fatty acids played a n important role in children's intellectual

development, beside preventing cardiovascular disease, cancer, tumor, body immunity and
decreasing blood-fipid,-cholesterol, trigliserides, low density lipoprotein &DL)

and

increasing high density lipoprotein (F3DL).
T h e study comprised o f three activities, which were carried o u t a t the faculty
Animal Science laboratory o f B o g o r Agricultural University, t h e Faculty of Animal
Husbandry the University of General Soedirman, Purwokerto and t h e fanner's chicken
farm belongs t o Bapak hajj Ujang Nata, near Dramaga, Bogor. The activities commenced
in M a y 1997 and ended in September 1997.
The objective o f t h e first activity was t o determine the optimum concentration of
hydrochloric acid ( H C I )


concentration (0%,3%

o r 6%) and t h e duration of cooking

(0,15,30 o r 45 minutes) in the pressure cooker t o increase the digestibility of protein and
to reduce t h e fibber content.

Measures were made o f fibber and alpha-amino acid

mntents.
The combination o f 6% HCI and 45 minutes cooking reduced fibber content o f
prawn heads from 15.91% to 9.72?4 and increased alpha-amino acids content from 301
mg/g t o 535 mg/g prawn head's dry matter. The 6% HCI as well as 4 minutes cooking

duration w a s considered not to damage protein compounds, particularly tryptophane.
Browning reaction was not indicated, thus, t h e epsilon chain was expected unharmed.
The second activity's objective was actually t o determine t h e optimum level of
hydrolyzed prawn heads resulted from t h e first activity as substitute of imported soybean
meal and fat absorption reducing ingredient on Iaying chicken ration. O n e hundred and
fifty Lohmann laying hens of first phase production were used and placed individually in


bamboo type of cages. T h e hen were given ration containing 0?6,7.5%,15?4, 22.5% o r
30% hydrolyzed prawn-heads inclusion for about 30 days.

Measures of t h e second

activity were egg production, feed consumption and conversion ratio, egg cholesterol,
excreta's cholesterol and fat, feed retention time.
The best performance response o f the hens \vas indicated by feeding ration
containing 30?4 hydrolyzkd prawn heads. Feed conversion ratio w a s decreased from 2.92

to 2.75 k g feed consumed per k g egg produced. Egg cholesterol w a s also declined from
957 mg/dl to 802 mg/dl. Excreta fat and cholesterol contents were indicated to increase

from 1.04940 to I .92%and 3.1 0?6 to 5.1 O?h, respectively. T h e increments increased as t h e
increase of t h e inclusion of hydrolyzed prawn heads. T h e increased in fit and cholesterol
in the excreta may have been t h e consequence of t h e increase of t h e rate of passage of
feed, which was about 194 minutes in t h e hens under t h e control treatment became 1 5 5
minutes in t h e hens of 30% hydrolyzed prawn heads ration.
T h e third activity, which had an objective of determining t h e optimum inclusion

level of 'Zemuru" fish oil into best ration resulted in the second activity (30% inclusion of
hydrolyzed prawn heads replacing imported soybean meal) to increase egg's E P A and
DHA. T h e same hens used in t h e second activity were then utilized in this feeding trial,

after being fed by commercial ration f o r about t w o month. T h e inclusion of ''Lemuru" fish
oil were W/O, 1%, 2%, 3?4 and 4%. Feeding trial was carried o u t f o r about t w o months.
Measures were made of egg production, egg's EP
egg quality expressed a s 'Haugh" unit.

Increased level o f t h e oil u p t o 4% in layer ration did increase e s production from

77.2% t o 85.4?4H D A and feed utilization efficiency/FCR from 3.04 to 2.65 , but not
influenced egg weight from 55.8 &egg t o 59.2 &/egg,egg quality (AA grade), colour of
yolk from 7.45 t o 8.00and egg shell thickness from 0.32mm to 0.34mm. Increasing in
egg production w a s d u e to t h e increase in ME content of t h e ration gained from t h e
additional energy from t h e oil. L D L content o f t h e hens blood was significantly (p n k o s a h-e k ~ ~ e n ( ~ i )
Asam lemak omega-3 itu sangat penting bagi perkembangan kecerdasan anak di
samping itu b e f i n g s i juga dalam ha1 rnencegah penyakit kardiovaskuler (aterosklerosis
dan jantung koroner), kanker, tumor dan berpengaruh pada kekebalan tubuh dan kadar
lipida darah


serta

menurunkan kandungan kolesterol, trigliserida, LDL (low det~.w&

f ~ p o p r o t e ~ dan
n ) meningkatkan kandungan H D L (hrgh d e n s l y ftpoprofeln) Wunter, 1987
dan Simopoulos, 1989)
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecernaan protein kepala udang
meIalui hidrolisis HCI dalam suhu bertekanan tinggi @re.cwre cooker) sehingga layak
dipakai sebagai pengganti bungkil kedele dan mampu mengurangi kebutuhan tepung ikan
dan mereduksi absorpsi lemak melafui penggunaan kepala udang yang kaya akan khitin
serta meningkatkan kandungan E P A dan D H A pada telur dengan suplementasi minyak
ikan lemuru ke dalam ransum

Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap percobaan yang berumtan, dimana hasil
terbaik dari percobaan pertama akan dipakai untuk percobaan kedua dan hasil terbaik
percobaan kedua akan dipakai dalam percobaan ketiga.
Percobaan 1:


Bertujuan menguji efek hidrolisis kepala udang dengan HCI daiampressure cooker
guna meningkatkan

kecernaan protein

dan menurunkan kadar serat kasar. Percobaan

pertama dilaksanakan di Laboratorium Tlmu Nutrisi Ternak Perah Fapet TPB Bogor dan
Laboratorium Tlmu Bahan Makanan Ternak Fapet Unsoed. Hidrolisis dilakukan dengan
konsentrasi HCI 0,3 dan 6% dan lama waktu pemasakan 0, 7 5, 30 dan 45 menit.
Peubah yang diamati, kadar serat kasar dan jumlah asam amino alpha yang terbebaskan
dalam proses hidrolisis.
Pada percobaan pertama, tampak jelas bahwa hidrolisis dengan HCI dan lama
waktu pemasakan menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan jumlah asam amino
alpha. Selanjutnya HCI 6?6 dan waktu 45 menit akan menurunkan kadar serat kasar dari
15.91°h menjadi 9.7Z0/i dan meningkatkan jumlah asam amino alpha dari 301 mg/g hingga
535 mg/g

bahan kering. Konsentrasi HCI dibatasi sarnpai 6 y 4 untuk mencegah kerusakan


protein terutama asarn amino tryptophan. Lama pemasakan 45 menit merupakan w~aktu
maksimal karena bila lebih lama dari waktu tersebut protein akan menjadi kering (heat
damage) t e j a d i reaksi "browning"
rusak sehingga sulit dicerna.

sehingga proteinnya turun terutama gugus epsilon

Percobaan 2:

Bertujuan menguji efektivitas

penggunaan kepala udang yang telah mengalami

hidrolisis asam dalam menggantikan bungkil kedele dan dalam mereduksi absorpsi lemak
pakan. Pada percobaan ini digrrnakan 1 5 0 ekor ayam fase produksi,yang di amati selama
30 hari. Ayam diberi ransum perwbaan yang masing-masing berisi 0, 7.5, 15, 22.5 dan

30% kepala udang hasil hidrolisis. Rancangan percobaan yang dipakai adalah pola

Rancangan


Acak Lengkap (RAL).

dilaksanakan
kabupaten

Setiap perlakuan diulang G kaii. Percobaan

di peternak milik bapak haji Ujang Nata di desa tanjakan Dermaga

Bogor. Peubah yang di amati adalah k i n e j a produksi teIur,konsumsi

dan

konversi pakan, kadar kolesterol telur ,kadar kolesterol dan lemak ekskreta serta waktu
retensi pakan yang diukur dengan menggunakan penanda Ci-20:.
P a d a percobaan kedua dapat dijelaskan

bahwa penyertaan kepala udang yang


terhidrolisis sebanyak 30% ternyata dapat memperbaiki angka konversi pakan dari 2.92
menjadi 2.75 , namun ransum tersebut mampu mereduksi kadar kolesterol telur dari 9 5 7
mg/dl hingga 8 0 2 mg/dl,hal ini tampak dari kadar kolesterol dan kadar lemak ekskreta
yang meningkat masing-masing

dari 1.@I%-1.92?'0

dan 3.10?/0 -5.lCW0

dengan kenaikkan kadar tepung kepala udang dalam ransum.

hal ini sejalan

Peningkatan kadar lenlak

dan kolesterol ekskreta juga diakibatkan oleh turunnya waktu retensi pakan dari I94
menjadi 155 menit. P a d a ransum
harga R p 989.22 per kg.

Rr juga merupakan ransum yang paling murah dengan


Percobaan 3:
Bertujuan menguji efektivitas penggunaan minyak ikan lemuru (sumber omega-3)
dalam

meningkatkan kadar E P A dan DH.4 pada telur yang dihasilkan. Sebanyak 150

ekor rtyam ras petelur fase produksi digunakan dalam percobaan ini, fang diarnati selama
dua bulan. Ransum basal yang digunakan adalah ransum % (menggunakan kepala udang
terfiidrolisis 30% tanpa pemakaian
percobaan pang digunakan

bungkil kedele) pada percobaan 2. Rancangan

adalah Rancangan Acak Lengkap pola sederhana dengan

perlakuan level suplementasi minyak ikan lemuru

sebanyak


0, 1, 2, 3 dan 4?6 dalam

ransum. Setiap pedakuan diulang 6 kali. Peubah pang di amati terdiri atas :kadar E P A dan
D H A telur

dengan metode (AOAC,1990) dan kinerja produksi ,kadar L D L dan HDL

darah dengan metode Assmann (1 982) serta kualitas telur. Data di analisis dengan sidik
ragam dan uji kontras orlogonai (Steel and Torrie, 1980).
P a d a percobaan ketiga dapat dijelaskan bahwa makin tinggi penambahan rninyak
ikan l e m u n ~sampai kadar 4?/0 dapat meningkatkan produksi

tejur dari 77.2?4 rnenjadi

85.4Y4 H D A dan konversi pakan dari 3.04 hingga 2.65 tetapi tidak mempengaruhi bobot

telur dari 55.8-59.2 g t e l u r , telur berkualitas AA, w a m a kuning telur

dari 7.45 hingga

8.00 dan tebal kerabang telur dari 0.32 mm menjadi 0.34 mm. Suplementasi minyak ikan
lemuru mampu meningkatkan kandungan Energi Termetabolisasi (ME)
Data

dalam ransum.

tersebut terljhat bahrva penambahan minyak ikan fernurn marnpu menaikkan

produksi telur secara nyata.
Hasil analisa statistik

npata ( p i 0 . 01 )

Iipida darah menunjukkan adanya perbedaan yang sangat

diantara perlakuan.

Ternyata ada pengaruh yang sangat nyata bahwa

penambahan minyak ikan lemuru dalam ransum marnpu menurunkan kadar LDL (].ow
/>e/~.ri/y
/@o[~rofeit?)
dalam darahnya dari 49.75 m ~ l d hingga
l
32.15 mg/dl.

Ada pengaruh yang sangat nyata bahwa penambahan minyak ikan lemuru mampu
mznaikkan kadar HDL (High I > e t s i t y I,@oprore/n)
menjadi 88.03 m d d l . Hal ini dapat
menunjukkan peningkatan.

dijelaskan

dalam darahnya dari 58.04 m d d l

bahwa berlawanan dengan LDL, WDL

Meningkatnya kadar HDL di akibatkan oleh rendahnya

pasokan lemak dan kolesterol ke hati. Antal-a LDL dan HL)L fungsinya memang saling
berlarvanan.

Fungsi LDL mengirim kolesterol ke jaringan pembuluh koroner dan
Jadi LDL bersifat aterogenik karena menyebabkan pengapuran

menimbunnya ddisana.

pembuluh koroner. Peranan HDL justru sebaliknya mencegah pengapuran dengan

cara

menyedot timbunan kolesterol dalam jaringan Ialu mengitimkan ke hati selanjutnya
dirombak menjadi asam empedu f a n g tidak diregenerasi lagi

dan keluar

bersama

ekskreta.
Ternyata penambahan minyak ikan lemuru dapat meningkatkan asam lemak tidak
jenuh pada teIur dari 60.42?4 hingga 70.68% dan menurunkan asam lernak jenuh
39.57 menjadi 29.32

?/o.

dari

Pada penelitian ini kadar asam lemak tidak jenuh di atas nilai

tersebut dan asam lemak jenuh masih dalam kisaran normal
Selanjutnya dengan suplementasi minyak ikan lemuru juga t e j a d i peningkatan asam lernak
omega-3 dan omega-6. Sampai saat ini yang menjadi pertimbangan para peneliti adalah
rasio antara asam lemak omega-3 dengan asarn lemak omega-6. P a d a penelitian ini yang
mempunyai perbandingan 1 :5 adalah perlakuan

M,(1: 5,77),h42(1 :5,76),Mj(1 :5,72) dan

M a (1 :5,06). Menurut Nervtvton ( I 9%) bahwa rekomendasi dari WHO atau F.40 ratio

antara n-3:n-6=1:5. Jadi perlakusn yang memenuhi anjuran dari I W 0 , ~ F A Oadalah

perlakuan MI,Mz,Mor Pokok

:SUDlBVA
0!~ ! e s1,?bstrat
h
I.~?uL:

mens?nte?!s asam e m p e d s

Selanjutnya diperkirakan pada tikus, serat kasar sang terlarut mempunyai pengaruh
terhadap asam lemak berantai pendek yang merupakan hasil tennentasi dari serat kasar
di dalam kolom. Dari hasil penelitiannya dikemukakan bahwa