Proposisi Fuzzy Linguistic Hedges Batasan-batasan Linguistik

Maka, menurut 5.1 dan 5.2 diperoleh 5 04 , 4 16 , 3 36 , 2 64 , 1 1      kecil sangat 5.4 kecil sangat sangat kecil sangat sangat  5 0016 . 4 0256 . 3 1296 , 2 4096 , 1 1      kecil sangat sangat 5.5 5 4472 . 4 6325 . 3 7746 , 2 8944 , 1 1      kecil kurang atau lebih 5.6 5.3 Aturan Fuzzy IF-THEN Jika…maka Dalam Bab 1 telah disebutkan bahwa dalam sistem dan kontrol fuzzy, pengetahuan manusia dinyatakan dalam aturan fuzzy IF-THEN. Sebuah aturan fuzzy IF-THEN adalah pernyataan kondisionalimplikasi yang diungkapkan sebagai JIKA proposisi fuzzy, MAKA proposisi fuzzy 5.7 Oleh karena itu, dalam rangka memahami aturan fuzzy IF-THEN, pertama kita harus mengetahui apa yang dimaksud proposisi fuzzy.

5.3.1 Proposisi Fuzzy

Ada dua jenis proposisi fuzzy yaitu proposisi fuzzy tunggal, dan proposisi fuzzy majemuk. A adalah x 5.8 Suatu proposisi fuzzy tunggal adalah pernyataan tunggal di mana x adalah variabel linguistik, dan A adalah nilai linguistik dari x yaitu, A adalah sebuah himpunan fuzzy yang didefinisikan dalam physical domain x. Suatu proposisi fuzzy majemuk adalah komposisi dari proposisi-proposisi fuzzy tunggal menggunakan penghubung 6 1 2 3 4 5 S      dan, atau, dan tidak yang merupakan irisan fuzzy, gabungan fuzzy, dan komplemen fuzzy. Sebagai contoh, jika x merupakan kecepatan mobil pada Contoh 5.1, maka berikut ini adalah proposisi fuzzy tiga pertama adalah proposisi fuzzy tunggal dan tiga terakhir adalah proposisi fuzzy majemuk: di mana S, M dan F masing–masing melambangkan fuzzy set lambat, menengah, dan cepat,. Perhatikan bahwa dalam proposisi fuzzy majemuk, proposisi fuzzy tunggal independen, yaitu, x dalam beberapa proposisi pada 5.12 - 5.14 dapat berbeda variabel. Sebenarnya, variabel linguistik dalam proposisi fuzzy majemuk secara umum tidak sama. Sebagai contoh, misalkan x kecepatan mobil dan   x y adalah percepatan mobil, maka jika kita mendefinisikan himpunan fuzzy besar L untuk percepatan tersebut, berikut adalah proposisi fuzzy majemuk x adalah F dan y adalah L. Oleh karena itu, proposisi fuzzy majemuk harus dipahami sebagai relasi fuzzy. Bagaimana menentukan fungsi keanggotaan untuk relasi fuzzy?  Untuk penghubung dan menggunakan irisan fuzzy. Secara khusus, misalkan x dan y variabel linguistik pada domain fisik U dan V, serta A dan B adalah himpunan fuzzy di U dan V, maka proposisi fuzzy majemuk B adalah y dan A adalah x 5,15 diartikan sebagai relasi fuzzy A ∩ B di U  V dengan fungsi keanggotaan   , , y x t y x B A B A      5.16 7 x adalah S 5.9 x adalah M 5.10 x adalah F 5.11 x adalah S atau x adalah bukan M 5.12 x adalah S dan x adalah bukan F 5.13 x adalah S dan x adalah bukan F atau x adalah M 5.14 dimana t : [0, 1] x [0, 1] → [0, 1] adalah suatu t-norm.  Untuk penghubung atau menggunakan gabungan fuzzy. Secara khusus, proposisi fuzzy majemuk B adalah y atau A adalah x 5.17 diartikan sebagai relasi fuzzy A  B di U  V dengan fungsi keanggotaan   , , y x s y x B A B A      5.18 dimana s : [0, 1] x [0, 1] → [0, 1] adalah suatu s-norm.  Untuk penghubung tidak menggunakan komplemen Fuzzy. Artinya, mengganti tidak A dengan ,yang didefinisikan sesuai dengan operator komplemen dalam Bab 3. Contoh 5.3. Proposisi Fuzzy 5.14, yaitu, FP = x adalah S dan x tidak F atau x adalah M 5,19 adalah suatu relasi fuzzy dalam ruang hasil kali [0, V max ] 3 dengan fungsi keanggotaan   } , , { , , 3 2 1 3 2 1 x x c x t s x x x M F S FP      5.20 di mana s, t dan c adalah s-norma, t-norm dan operator fuzzy complement, masing- masing, fuzzy set S = lambat, M = menengah, dan F = cepat didefinisikan pada Gambar. 5.1, dan x 1 = x 2 = x 3 = x. Kami sekarang siap untuk menafsirkan aturan fuzzy IF-THEN dalam bentuk 5.7.

5.3.2 Interpretasi aturan Fuzzy IF-THEN