Uji beberapa varietas jagung (Zea mays L.) hibrida pada tingkat populasi tanaman yang berbeda

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA
PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN
YANG BERBEDA

Oleh
Fetrie Bestiarini Effendi
A01499044

PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
FETRIE BESTIARINI EFF ENDI.
Uji Beberapa Varietas Jagung (Zea
mays
L.) Hibrida pada Tingkat Populasi Tanaman yang Berbeda
(Dibimbing oleh DWI GUNTORO).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi
empat varietas jagung hibrida yang ditanam pada tingkat populasi yang berbeda.

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Sawah Baru Darmaga dengan
ketinggian tempat lebih kurang 250 m di atas permukaan laut. Pelaksanaan
penelitian ini dimulai pada bulan September 2003 sampai Januari 2004.
Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi (split plot) dengan dua
faktor yaitu varietas jagung hibrida dan populasi tanaman. Varietas jagung hibrida
sebagai petak utama terdiri dari empat taraf yaitu NK-11, NK-33, P-12, dan C-7.
Populasi tanaman sebagai anak petak terdiri dari empat taraf yaitu populasi 40 000
tanaman/ha dengan jarak tanam 100 cm x 25 cm, populasi 60 000 tanaman/ha
dengan jarak tanam 100 cm x 16.5 cm), populasi 80 000 tanaman/ha dengan jarak
tanam 100 cm x 12.5 cm, dan populasi 100 000 tanaman/ha dengan jarak tanam
84 cm x 12 cm. Percobaan dilakukan dalam tiga ulangan sehingga seluruhnya
terdapat 48 satuan percobaan. Satuan percobaan berupa petak dengan ukuran
4 m x 5 m.
Pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,
diameter batang, Indeks Luas Daun (ILD), bobot basah tongkol berkelobot, bobot
basah tongkol tanpa kelobot, bobot kering tongkol, bobot pipilan kering,
rendemen, serta panjang dan diameter tongkol.
Varietas berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada 3 dan 7 MST serta
panjang tongkol. Varietas NK-11 dan P-12 memiliki rata-rata tinggi tanaman pada
7 MST yang tertinggi. Panjang tongkol terpanjang dihasilkan oleh varietas P-12

dan C-7. Jumlah daun, diameter batang, Indeks Luas Daun (ILD), bobot basah
tongkol berkelobot, bobot basah tongkol tanpa kelobot, bobot kering tongkol
tanpa kelobot, bobot pipilan kering, rendemen dan diameter tongkol. tidak
dipengaruhi oleh varietas.

Populasi berpengaruh terhadap semua peubah pertumbuhan dan produksi
kecuali rendemen kering. Produksi pipilan kering jagung pada populasi

40 000

tanaman/ha memiliki nilai terendah. Produksi pipilan kering tertinggi untuk semua
varietas yang diuji dicapai pada populasi 60 000 tanaman/ha. Populasi optimum
untuk varietas NK-11 yaitu 100 000 tanaman/ha, varietas NK-33 yaitu 87 500
tanaman/ha, varietas P-12 yaitu 62 500 tanaman/ha dan varietas C-7 yaitu 50 000
tanaman/ha.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL....................................................................................


i

DAFTAR GAMBAR...............................................................................

iii

PENDAHULUAN....................................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Tujuan.............................................................................................
Hipotesis .........................................................................................

1
1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................
Botani dan Syarat Tumbuh Jagung ................................................
Varietas Hibrida .............................................................................
Populasi Tanaman dan Jarak Tanam..............................................


3
3
4
4

BAHAN DAN METODE........................................................................
Tempat dan Waktu .........................................................................
Bahan dan Alat...............................................................................
Rancangan Percobaan ....................................................................
Analisis Data ..................................................................................
Pelaksanaan Penelitian...................................................................
Pengamatan....................................................................................

7
7
7
7
8
8

9

HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
Hasil................................................................................................
Keadaan Umum Percobaan......................................................
Tinggi Tanaman.......................................................................
Jumlah Daun.............................................................................
Diameter Batang.......................................................................
Indeks Luas Daun.....................................................................
Bobot Basah Tongkol Berkelobot............................................
Bobot Basah Tongkol Tanpa Kelobot ......................................
Panjang dan Diameter Tongkol................................................
Bobot Kering Tongkol Tanpa Kelobot.....................................
Bobot Pipilan Kering................................................................
Rendemen Kering .....................................................................
Pembahasan ...................................................................................

11
11
11

12
13
14
15
15
16
17
18
19
22
22

KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
Kesimpulan......................................................................................
Saran................................................................................................

27
27
27


DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

28

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Teks
Nomor

Halaman

1.

Rekapitulasi Uji F pada Berbagai Peubah Pengamatan.............

12

2.


Tinggi Tanaman pada Saat 3 – 7 MST
pada Perlakuan Varietas dan Tingkat Populasi..........................

13

Jumlah Daun pada Saat 3 – 7 MST
pada Perlakuan Varietas dan Tingkat Populasi..........................

13

Diameter Batang pada Saat 3 – 7 MST
pada Perlakuan Varietas dan Tingkat Populasi..........................

14

Interaksi antara Varietas dan Tingkat Populasi
terhadap Diameter Batang pada 3 MST .................................

15


Indeks Luas Daun (ILD) pada
Perlakuan Varietas dan Tingkat Populasi ..................................

15

Bobot Basah Tongkol Berkelobot pada
Perlakuan Varietas dan Tingkat Populasi ..................................

16

Bobot Basah Tongkol Tanpa Kelobot pada
Perlakuan Varietas dan Tingkat Populasi ..................................

17

Panjang dan Diameter Tongkol pada
Perlakuan Varietas dan Tingkat Populasi...................................

17


Bobot Kering Tongkol Tanpa Kelobot pada
Perlakuan Varietas dan Tingkat Populasi ..................................

18

Bobot Pipilan Kering pada Perlakuan
Varietas dan Tingkat Populasi ...................................................

19

Rendemen Kering pada Perlakuan
Varietas dan Tingkat Populasi ...................................................

22

3.
4.

5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Lampiran
Nomor

Halaman

1.

Data Iklim Bulan September 2003 – Januari 2004 ....................

31

2.

Analisis Ragam Tinggi Tanaman...............................................

32

3.

Analisis Ragam Jumlah Daun....................................................

33

4.

Analisis Ragam Diameter Batang ..............................................

34

5.

Analisis Ragam Indeks Luas Daun (ILD) ..................................

35

6.

Analisis Ragam Hasil dan Komponen Hasil ..............................

36

7.

Deskripsi Jagung Varietas P-12 (30A97)...................................

38

8.

Deskripsi Jagung Varietas C-7...................................................

39

DAFTAR GAMBAR

Teks
Nomor

Halaman

1. Regresi Pengaruh Populasi terhadap
Bobot Pipilan Kering Jagung Varietas NK-11.............................

20

2. Regresi Pengaruh Populasi terhadap
Bobot Pipilan Kering Jagung Varietas NK-33.............................

20

3. Regresi Pengaruh Populasi terhadap
Bobot Pipilan Kering Jagung Varietas P-12 ................................

21

4. Regresi Pengaruh Populasi terhadap
Bobot Pipilan Kering Jagung Varietas C -7..................................

21

Lampiran
Nomor

Halaman

1. Kondisi Pertanaman pada 5 MST ...................................................

40

2. Tongkol Tanpa Kelobot pada Tingkat Populasi
Tanaman yang Berbeda ..................................................................

41

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai
potensi dan prospek yang baik. Selain sebagai bahan pangan terpenting kedua
setelah beras, jagung banyak digunakan sebagai sayuran, pakan ternak, dan bahan
baku industri. Belakangan ini arti penting komoditas ini semakin meningkat
dengan meningkatnya pemanfaatan jagung sebagai bahan pakan ternak.
Di Indonesia, produktivitas rata-rata jagung pipilan yaitu 3.3 ton/ha
dengan luas areal tanam 3 357 000 ha dan produksinya mencapai 11 225 000 ton
pada tahun 2004 (Deptan, 2006). Pada tahun yang sama, produksi ini masih
sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara penghasil jagung dunia
seperti Amerika Serikat dengan produksi mencapai 298 233 008 ton dan Cina
sebesar 131 700 000 ton (FAO, 2006).
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung antara
lain dengan perbaikan teknik budidaya, yaitu penggunaan varietas unggul dan
pengaturan tingkat populasi yang optimal.
Salah satu varietas unggul adalah varietas hibrida, yang mempunyai
potensi hasil lebih tinggi dibandingkan varietas bersari bebas, berumur genjah,
dan resisten terhadap hama dan penyakit. Syariefa (2002) menyatakan bahwa
rendahnya produktivitas nasional disebabkan petani lebih banyak menggunakan
benih lokal yang produksi rata-ratanya hanya 1-3 ton/ha, sedangkan pemanfaatan
benih hibrida kurang dari 20%. Beberapa varietas hibrida sudah banyak beredar di
masyarakat antara lain varietas Cargill, Pioneer, dan Bisi. Masing-masing varietas
hibrida tersebut mempunyai potensi dan rata-rata hasil yang tinggi. Untuk varietas
hibrida baru, perlu dicari cara budidaya yang menghasilkan produksi maksimum
di lapang, salah satunya dengan pengaturan tingkat populasi.
Menurut Berger (1962), jumlah tanaman per satuan luas sangat
mempengaruhi produksi jagung. Jumlah populasi tanaman yang dianjurkan
berbeda -beda berdasarkan varietas yang ditanam, musim tanam, dan kondisi
tanah. Pengaruh bertambahnya populasi per hektar menurut Sudjana et al. (1991)

yaitu akan menambah umur berbunga, tinggi tanaman dan tinggi tongkol, jumlah
tanaman rebah dan jumlah tongkol barren (tongkol tidak berbiji), dan mengurangi
umur masak. Namun demikian peningkatan populasi juga akan diikuti oleh
peningkatan hasil tanaman jagung.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi
empat varietas jagung hibrida yang ditanam pada tingkat populasi yang berbeda

Hipotesis
1.

Terdapat pengaruh varietas terhadap pertumbuha n dan produksi jagung
hibrida.

2.

Terdapat pengaruh tingkat populasi terhadap pertumbuhan dan produksi
jagung hibrida.

3.

Terdapat pengaruh interaksi antara varietas dan tingkat populasi terhadap
pertumbuhan dan produksi jagung hibrida.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani dan Syarat Tumbuh Jagung
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang
termasuk dalam ordo Tripsaceae, famili Poaceae, subfamili Panicoideae, dan
genus Zea. Tanaman ja gung memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yait u
akar seminal yang tumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif yang tumbuh
dari buku terbawah, dan akar udara (brace root) (Sudjana et al., 1991). Batang
jagung berbentuk silindris dan terdiri dari sejumlah ruas dan buku, dengan
panjang yang berbeda -beda tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh
(Goldsworthy dan Fischer, 1992). Daun jagung muncul dari buku-buku batang,
sedangkan pelepah daun menyelubungi ruas batang. Tepi helaian daun halus dan
kadang berombak. Bagian atas epidermis umumnya berbulu dan mempunyai
barisan memanjang yang terdiri dari sel-sel bulliform. Bagian bawah permukaan
daun tidak berbulu (glabrous) dan umumnya mengandung stomata lebih banyak
dibandingkan dengan permukaan atas (Subandi et al., 1988). Tanaman jagung
merupakan tanaman

berumah satu (monoecious) dimana letak bunga jantan

terpisah dengan bunga betina. Rangkaian bunga terdapat dalam spikelet dengan
bunga jantan di ujung tanaman (apikal) dan bunga betina di ketiak daun (aksilar).
Jagung bersifat protandrus yaitu mekarnya bunga jantan (pelepasan tepun sari)
biasanya terjadi satu atau dua hari sebelum munculnya tangkai putik. Oleh karena
itu jagung merupakan spesies yang menyerbuk silang (Fischer dan Palmer, 1992).
Jagung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 0 – 1 300 m di
atas permukaan laut. Menurut Effendi (1985), tanaman jagung akan tumbuh baik
pada tanah yang subur, drainase baik, suhu hangat 21-320 C, curah hujan merata
sepanjang tahun, serta curah hujan bulanan sekitar 100-125 mm. Tanah yang baik
untuk ta naman jagung adalah tanah dengan pH optimum 6.0-7.0.
Jagung termasuk tanaman C-4 yang mampu beradaptasi baik pada faktorfaktor pembatas pertumbuhan dan hasil. Ditinjau dari segi kondisi lingkungan,
tanaman C-4 beradaptasi pada terbatasnya banyak faktor seperti intensitas radiasi
surya yang tinggi dengan suhu siang dan malam tinggi serta kesuburan tanah yang
relatif rendah. Sifat yang menguntungkan dari tanaman jagung sebagai tanaman