KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah menjalani serangkaian proses penelitian, peneliti mendapatkan kesimpulan terkait hasil yang diperoleh. Praktik jurnalisme warga yang ada di Radio Komunitas Lintas Merapi dilakukan oleh kru Lintas Merapi dan warga atau pendengar Radio Komunitas Lintas Merapi. Tinggi rendahnya informasi di Radio Komunitas Lintas Merapi tergantung status Gunung Merapi. Pada saat Gunung Merapi berstatus normal informasi mengenai Gunung Merapi yang diterima dan disiarkan oleh Radio Komunitas Lintas Merapi cenderung sepi. Jika terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi, informasi dari jurnalis warga mulai meningkat juga. Jurnalis warga terdiri dari kru Lintas Merapi dan warga atau pendengar radio ini yang mencari, mengumpulkan, melaporkan informasi tanggap bencana Gunung Merapi. Jumlah warga atau pendengar yang melakukan praktik jurnalisme warga memang tidak banyak, namun informasi dari warga atau pendengar memberikan keragaman informasi dan upaya agar warga lain mampu terhindar dari bahaya. Informasi dari warga atau pendengar tersebut tidak sengaja mencari tahu, namun informasi yang diberikan kepada kru Lintas Merapi maupun langsung ke nomor telepon Radio Komunitas Lintas Merapi merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Seperti Riyadi dan Harto relawan yang mengecek keadaan Kali Woro pada saat hujan. Selain memberitahu rekan-rekan relawan yang ada di cek dam bagian atas dan bawah, informasi lahar dingin juga disampaikan kepada Radio Komunitas Lintas Merapi agar segera disiarkan. Sehingga warga yang berada di sisi Kali Woro dan penambang pasir yang berada di sana dapat mengetahui sehingga melakukan tindakan yang dapat menyelamatkan diri mereka. Berbeda dengan Sutopo seorang relawan dan pendengar Radio Komunitas Lintas Merapi yang menggunakan radio untuk menginformasikan permasalahan pada saat evakuasi. Radio berfungsi menjembatani kebutuhan warga kepada warga lain, sehingga warga dapat berhimpun untuk menyelesaikan permasalahan atau menghindari bencana. Lalu ada pula kisah Sri Sukamti pendengar setia Radio Komunitas Lintas Merapi yang memberitahukan mengenai bunyi gemuruh yang ia dengar dari arah Gunung Merapi. Warga atau pendengar yang memberikan informasi tidak diminta oleh kru Lintas Merapi untuk memberikan informasi mengenai aktivitas maupun hal-hal terkait dengan bencana Gunung Merapi. Hal tersebut merupakan kesadaran warga bahwa dengan memberikan informasi ke radio maka banyak orang akan mendengar. Semakin banyak yang mengetahui informasi mengenai aktivitas Merapi maka warga dapat siaga terhadap bencana dan permasalahan kebencanaan yang dialami bersama akan dapat diselesaikan. Kru Lintas Merapi tidak terlibat dalam proses mencari dan mengumpulkan informasi yang dilakukan warga atau pendengar yang memberikan informasi. Keterlibatan kru Lintas Merapi ketika warga atau pendengar radio melaporkan informasi. Pada proses pelaporan terjadi dialog diantara kedua pihak. Misalnya kru Lintas Merapi mengucapkan terimakasih atas informasi tersebut atau bisa jadi respon dari kru Lintas Merapi menindaklanjuti informasi tersebut. Jika terdapat informasi yang kurang jelas yang di dapatkan dari jurnalis warga, kru Lintas Merapi akan terus menggali informasi hingga mendapatkan kejelasan dan yakin bahwa hal tersebut adalah fakta. Cara lain untuk mencari kebenaran adalah dengan mengecek langsung ke tempat kejadian. Radio Komunitas Lintas Merapi mempunyai wewenang menentukan informasi apa yang dapat disiarkan, yaitu informasi harus fakta, menggunakan kata-kata yang tidak berlebih, dan tidak mengenai nama atau jumlah korban. Berdasarkan konsep partisipasi Peruzzo, komunikasi partisipatif yang ada dalam praktik jurnalisme warga di Radio Komunitas Lintas Merapi masuk dalam kategori co-management. Level dimana warga memiliki kebebasan dalam berpartisipasi namun organisasi mempunyai wewenang sendiri, sehingga tidak semua informasi mengenai Gunung Merapi dan hal-hal terkait dengan bencana dari jurnalis warga dapat disiarkan. Meskipun kru Lintas Merapi dominan terhadap keputusan informasi yang disiarkan, namun radio ini mampu membantu warga untuk bergerak melakukan perubahan. Radio ini menjadi corong tumpuan informasi bagi komunitasnya. Informasi yang dihimpun oleh kru Lintas Merapi maupun warga atau pendengarnya. Sehingga melalui informasi yang disebarkan oleh Radio Komunitas Lintas Merapi dapat menjadi langkah menentukan tindakan dalam rangka mengurangi risiko bencana.

B. SARAN

Dokumen yang terkait

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

2 84 9

Kepemimpinan dan Iklim Komunikasi (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Peranan Pemimpin terhadap Iklim Komunikasi di KOMPAS-USU)

5 99 137

KOMUNIKASI KELOMPOK OLEH PETUGAS LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM MENGUBAH SIKAP SOSIAL WARGA BINAAN KELAS I KOTA MALANG (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Petugas Lapas Lowokwaru Kota Malang)

0 5 28

Peran Jurnalisme Warga dalam www.eramuslim.com

5 31 70

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

0 5 7

Desain Pendekatan Komunikasi Partisipatif dalam Pemberdayaan Peternak Domba Rakyat

0 0 10

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan) SKRIPSI

0 0 15

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTARA WARGA ASING DAN WARGA SETEMPAT (Studi Deskriptif Mengenai Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan Setempat yang tergabung dalam sebuah Lembaga Language and Cultural Exchange Medan)

0 0 14

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN (Studi Deskriptif Kualitatif Media Radio Star FM Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What’s New Pada Program ”BukakDasar” Bagi Mahasiswa) SKRIPSI

0 0 13

PERANAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN ORGANISASI (Studi Deskriptif tentang Peranan Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga)

0 1 12