Nilai Karakter dalam Novel Sebelas Patriot
Berdasarkan persoalan-persoalan yang dimunculkan dalam novel tersebut, dapat diambil beberapa hikmah dan teladan. Misalnya, tokoh Ikal, semangatnya
dalam memperjuangkan nasibnya ketika mau membelikan kaus pemain kesukaan Ayahnya sangat patut diteladani. Dengan semangatnya itu, ia berhasil mengatasi
masalah dan membanggakan Ayahnya. Ikal, sosok Anak yang mengabdi pada orang tua. Ia memiliki jiwa patriotisme sejati. Begitu pula tokoh Ayah,
semangatnya yang berkobar untuk mengangkat derajat Bangsa dari penjajahan Belanda, yaitu dari keluarga yang sederhana sebagai pekerja Tambang, dapat
dicontoh. Semangat itu ditularkan kepada anaknya agar mereka menyadari perjuangannya untuk menyebarkan semangat kemajuan itu banyak kendala yang
dihadapi. Agar mereka pun ikut mewarnai bangsa yang sejahtera dengan semangat pengabdian yang tulus tanpa pamrih.
Selain dua tokoh tadi, yang tidak kalah menarik adalah tokoh Adriana. Adriana, yang merupakan orang Eropa dari hubungan manusia tentu berbeda
karakter akan tetapi sikap yang ditunjukkannya dapat menjadi orang yang toleran, santun, berbudi luhur, bersahaja, dan penuh pengabdian yang patut dicontoh. Ikal
yang dipandang hampir berhasil memenuhi cita-citanya, yaitu membentuk menjadi pemain Sepak bola yang hebat. Ia pun berjiwa sejati seperti ayahnya.
Dengan membaca novel ini, siswa diharapkan dapat meneladani tokoh-tokoh tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Selain contoh tokoh-
tokoh yang dapat diteladani. Novel ini banyak menampilkan nilai-nilai karakter yang sangat bermanfaat
bagi kita. Nilai-nilai karakter tersebut disampaikan melalui sikap atau tindakan
para tokohnya dan melalui ungkapan atau bahasa para tokohnya yang mengandung ajaran moral yang tinggi. Apabila hal tersebut dilaksanakan dalam
kehidupan, tentulah siswa akan menjadi anak yang santun, tahu tata krama, tahu membalas budi, mempunyai tengang rasa terhadap orang lain, dan lain-lain seperti
yang termuat pada hasil penelitian. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat memilih dan memilah, mana yang baik, mana yang buruk, mana yang patut ditiru,
mana yang tidak patut ditiru, mana yang harus diambil, dan mana yang harus dibuang? Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan oleh siswa, sastra sesuatu yang
bersifat dulce et utile, indah dan bermanfaat memang benar.