Hipotesis Gambaran Umum Obyek Penelitian

10 word of mouth dan persepsi negara manuaktur yang mempengaruhi variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Dibawah ini merupakan gambar model penelitian ini: H1 H2 H3 Gambar 2.1 Model penelitian pengaruh ctra merek global, positive word of mouth, dan persepsi negara manufaktur terhadap kepuasan pelanggan Citra merek global positive word of mouth Persepsi negara manufaktur Keputusan pembelian 1 BAB III METODE PENELITIAN a. Obyek Penelitian Obyek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, obyek penelitian yang peneliti ambil adalah pengguna sepatu Adidas made in Indonesia di Yogyakarta. Pengguna sepatu Adidas produksi Indonesia dalam penelitian ini yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia. b. Jenis Data Data dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu pemilik atau pengguna sepatu merek Adidas made in Indonesia. Pertanyaan tertutup Close-ended questions, yaitu pertanyaan yang tidak perlu dipertimbangkan apakah harus dijawab dengan jawaban yang 2 penjang lebar atau yang singkat. Hanya perlu dijawab dengan betul atau salah dan di ukur dengan skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Penelitian ini mengunakan sejumlah statement dengan skala Linkert yang menunjukkan setuju atau tidak setuju terhadap statement tersebut. 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = netral 4 = setuju 5 = sangat setuju Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan obyek.Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda dari tiap –tiap responden.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Definisi sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono, 2007. Penarikan sampel adalah proses memilih jumlah yang cukup dari populasi untuk mempelajari dan memahami karakteristik dari subyek sampel sehingga peneliti dapat merealisasikan karakter dari elemen populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Pada metode ini tidak semua unsur mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi 3 sampel penelitian. Jenis non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2007. Menggunakan teknik ini, sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam perumusan kriteriannya, sampel tersebut antara lain yang dijadikan sampel merupakan pengguna sepatu Adidas produksi Indonesia, pengguna sepatu Adidas disini yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia. Sebagian besar anggota komunitas tersebut sangat memahami kelebihan sebuah sepatu yang diproduksi di Indonesia bahkan dapat membedakan sepatu yang diproduksi dari negara satu dengan negara lain tanpa melihat identitas pembuat yang ditempel disepatu.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah metode survey dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner ini bersifat terbuka. kuesioner yang bersifat terbuka artinya responden bebas mengisi jawaban kuesioner adanya jawaban yang sudah dirumuskan. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada anggota komunitas sneaker Indonesia yang menggunakan sepatu Adidas produksi Indonesia dengan memberikan 4 seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk memperoleh data penelitian. metode kuesioner ini digunakan untuk meperoleh data penelitian. Pengukuran skala dalam kuesioner tersebut adalah dengan menggunakan skala Likert.

e. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari citra merek global, positive word of mouth, dan persepsi negara manufaktur Variabel dependen adalah keputusan pembelian. Definisi masing-masing variabel sebagai berikut 1. Variabel Independen a. Citra merek global Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak langsung lainnya Simamora, 2000. Perusahaan multinasional dan pemasar perlu menciptakan citra merek global yang mudah diingat dan unik serta dengan asosiasi merek yang kuat dan menguntungkan Kotler and Keller, 2012. Jadi, citra merek global adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang diposisikan sama di seluruh dunia yang berasal dari pengalaman konsumen dan promosi yang dilakukan pemasar atau perusahaan. 5 Cho 2011 mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan, citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan dan pengalaman mengenai produk yang berbeda. b. Positive word of mouth Menurut Sumardi dalam Sari 2012 word of mouth adalah kegiatanpemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk kepada calon konsumen lainnya.Terdapat dua sumber utama yang menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader. Peter dan Olson 2000 menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak berbadan hukum. Apabila pelanggan menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM; tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan produk maka disebut sebagai negatif WOM. Positif WoM dapat berarti apabila seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan 6 melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut dan memuji kualitas perusahaan terebut Brown et.al, 2005 d. Persepsi negara manufaktur Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan Hamzaoui,2006. Country Of Origin Manufacture adalah penilaian pelanggan secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan informasi yang diterima dari berbagai sumber Kotler dalam Listiana 2014. Pada awalnya konsep country of origin sama dengan made incountry atau country of manufacture COM. Oleh karena itu, negara yang tercantum pada label produk “made in” awalnya berarti negara dimana suatu produk tersebut dibuat mulai dari perancangan, perakitan hingga finishing dilakukan. Namun saat ini, sebenarnya kata made in tidak selalu menunjukkan negara asal produk, karena bisa saja dalam kemasan produk tercantum “made in Indonesia” tetapi produk tersebut sebenarnya hanya dirakit atau diproduksi di Indonesia, sedangkan country of origin-nya negara asalnya adalah Jepang. Ini berarti produk yang dipasarkan merupakan hybrid product yang meliputi beberapa komponen COO Chao dalam Listiana 2014. 7 1. Variabel Dependen Keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen Kotler and Armstrong, 2014. Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan evaluasi alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan merek tertentu yang disukai. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu proses yang dilalui konsumen setelah mengumpulkan informasi dan mengevaluasi alternatif pilihan yang ada kemudian memilih satu Menurut Dharmmesta dan Handoko 2000, setiap keputusan membeli memiliki struktur sebanyak tujuh komponen, yaitu keputusan tentang jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara pembayaran. Ketika membeli suatu produk, konsumen melalui beberapa tahapan dalam proses pengambilan keputusan. Konsumen biasanya melalui lima tahap dalam proses pembelian seperti yang disebutkan oleh Kotler and Keller 2012, yaitu pengenalan masalah problem recognition, pencarian informasi information search, evaluasi alternatif evaluation of alternatives, keputusan pembelian purchase decision, dan perilaku setelah pembelian postpurchase behavior. 8 Tabel 3.1 Rangkuman Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya NO . VARIABLE DEFINISI INDIKATOR SUMBER 1. Global brand image Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak langsung lainnya Simamora, 2000. 1. merek yg terkenal 2. merek yg bergengsi 3. mudah diingat 4. merek yg mempunyai reputasi bagus Bowo, Hoyyi, dan Mukid 2013 2. Positive word of mouth WOM marketing adalah seni atau ilmu membangun komunikasi yang baik dan saling menguntungkan dari konsumen ke konsumen maupun konsumen ke produsen. Dalam arti yang luas komunikasi WOM termasuk beberapa informasi tentang suatu target objek yang dipindahkan dari satu individu kepada individu lain baik secara langsung maupun melalui media komunikasi lain 1. Membicarak an hal positif tentang merek 2. Merekomend asikan merek 3. Mendorong dan mengajak orang lain menggunaka n merek tersebut Andreas 2013 9 Brown, Barry, Dacin, and Gunst 2005. 3. Negara manufaktur Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan Hamzaoui,2006 . 1. Negara dengan pendidikan dan penguasaan teknologi yang tinggi 2. Negara yg inovatif dalam desain produk 3. Negara yang mempunyai reputasi bagus Listiana 2012 4. Keputusan pembelian Keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen Kotler and Armstrong, 2014 1. Merek dengan produk yg unggul 2. Merek dengan kualitas produk yg bagus 3. Merek dengan harga yg terjangkau Bowo, Hoyyi, dan Mukid 2013

f. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas

Pengujian dengan SPSS yang pertama dilakukan adalah uji validitas. Uji validitas daftar pertanyaan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner di katakan valid jika 10 pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur konsistensi butir-butir pertanyaan sehingga dapat menggambarkan indicator yang diteliti. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur validitas kuesioner dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing - masing item pertanyaan dengan total skor pada konstruknya sehingga disebut analisis butiritem. Pengukuran validitas menggunakan uji Spearman dengan bantuan SPSS sampai diperoleh hasil yang valid. Proses pengujian ini dilakukan berulang kali jika terdapat item peryataan yang tidak valid, hal ini dilakukan bertujuan menghilangkan satu persatu item peryataan yang memiliki nilai sig. 2 tailed diatas 0,05 sampai diperoleh nilai yang valid yaitu sig. 2 tailed di bawah 0,05 Ghozali, 2013. 2. Uji Reliabilitas Menurut Ghozali 2013 reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas sampel ini digunakan testing kehandalan “Cronbach’s Alpha ” yang akan menunjukkan ada tidaknya konsistensi antara pertanyaan dan sub bagian kelompok pertanyaan. Konsistensi internal, ditujukan mengetahui konsistensi butir-butir pertanyaan yang digunakan 11 untuk mengukur contruct. Suatu construct atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach ’s Alpha 0,70 Ghozali, 2013.

g. Analisis data

a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan sutu analisis yang mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data populasi atau sampel sebagaimana adanya tanpa melakukan analisa dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Sugiyono, 2004. Analisis berupa penyajian data dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi, grafik, diagram lingkaran, dan pictogram. Dalam penjelasan kelompok melalui modus, mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan simoangan baku yaitu menggambarkan kondisi yang sesungguhnya dari job involvement, komitmen organisasional dan kinerja. Pengukuran atas jawaban responden dalam penelitian ini digunakan interval sebagai berikut : Interval = Interval = Berdasarkan interval diatas, maka interpretasi dari nilai kelas-kelas interval atas jawaban responden adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Skala interval Interval Interpretasi 1,00 – 1,79 Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Rendah Nilai maksimum – Nilai minimum Kelas Interval 5 – 1 = 0,8 5 12 2,60 – 3,39 Cukup 3,40 – 4,39 Tinggi 4,40 – 5,00 Sangat Tinggi

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda Multiple Regression. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen terikat dengan satu atau lebih variabel independen variabel penjelasbebas, dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui Ghozali, 2013. Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel independen diatas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut regresi berganda. c. Uji t Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas X terhadap variabel terikat Y secara terpisah. Pengujian ini digunakan untukmengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel karakteristik merek, karakteristik perusahaan, dan karakteristik pelanggan merek terhadap loyalitas pelanggan. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan tingkat kepercayaan sebesar 5. Apabila nilai sig lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5 sig α, maka dapat disimpulkan 13 bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Ghozali, 2013. d. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil dapat diartikan bahwa kemampuan menjelaskan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2013. Kelemahan penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap variabel terikat yang ada dalam model, oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi yang baik. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Sejarah merek sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun 1920 oleh Adi Adolf Dassler di ruang cuci milik ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan “Dassler Brother OGH” yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang. Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brother sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brother adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan sepatu buatan Dassler. Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merek sepatu sendiri. Rudolf membuat merek sepatu Puma sedangkan Adi membuat merek Adidas. Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nam a belakang Dassler yakni “das” sehingga menjadi kata Adidas. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, Adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti olimpiade atau sepakbola. 2 Pada tahun 1968, ketika Pemerintah Indonesia mengumumkan insentif pajak baru untuk perusahaan lokal, Bapak Lucas Sasmito menyadari peluang yang diberikan pemerintah ini. Beliau mendirikan PT Pan Asia Rubber untuk memproduksi spon karet dan sandal jepit. Merek sandal ˜Lily dengan cepat menjadi nama produk rumah tangga di Indonesia dan pada tahun 1979 perusahaan yang saat ini disebut PT Panarub Industry sudah merambah ke produk sepatu olah raga. Berkat fokus yang kuat pada kualitas, Panarub berhasil dalam mengekspor produk-produknya ke pasar-pasar negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat. Pada tahun 1988 Panarub membentuk suatu kemitraan bisnis dengan adidas. Hal ini menggambarkan suatu tonggak pencapaian yang besar bagi perusahaan dan tak lama kemudian menetapkan kompetensinya dalam pembuatan sepatu-sepatu sepakbola berkualitas sangat tinggi. Sebagai hasilnya, Panarub ditunjuk sebagai Football Speciality Centre Pusat Khusus Produk Sepakbola untuk merek adidas. Sekarang dipimpin oleh putera Bapak Lucas, Hendrik Sasmito, Panarub sudah bertumbuh menjadi 25 lini produksi berteknologi tinggi dengan lebih dari 11.000 karyawan terampil yang memproduksi sepatu- sepatu profesional yang berkualitas tinggi untuk olahragawan dan olahragawati di seluruh dunia. Beberapa dari kontribusi yang paling mengesankan adalah pengenalan model Predator adidas pada Piala Dunia 2002 di Korea dan model ˜Tunit yang membuat debutnya pada 3 Piala Dunia 2006 di Jerman. Keduanya dicapai dengan sukses luar biasa. Hasil produksi Panarub sudah bertumbuh secara konstan setiap tahunnya, dan pada tahun 2011 kami sudah memproduksi lebih dari 12,6 juta pasang sepatu untuk pasar dunia.

B. Hasil Penyebaran Kuesioner

Responden dalam penelitian ini adalah pengguna sepatu merek Adidas made in Indonesia, yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia. Anggota komunitas ini sangat teliti dalam membedakan sepatu antara produksi Indonesia dengan produksi negara lain. Didalam komunitas ini juga mempunyai banyak jaringan untuk mendapatkan sepatu Adidas produksi Indonesia itu sendiri, karena sepatu Adidas yang diproduksi oleh Indonesia tidak dijual di Indonesia melainkan di luar Indonesia. Kriteria responden penelitian ini minimal sudah memakai sepatu merek Adidas produksi Indonesia selama satu bulan. Penelitian ini menggunakan data dari kuesioner, dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 100 yang kuesioner yang kembali sebanyak 100, jadi responden rate 100. Berikut ini perhitungan tingkat pengembalian kuesioner yang disajikan dalam table dibawah ini Table 4.1 Klasifikasi Kuesioner No. Kuesioner Jumlah Presentase 1. Kuesioner disebar 100 100 2. Kuesioner kembali 100 100 3. Kuesioner yang dapat diolah 100 100 4 Berdasarkan penjelasan table 4.1 diatas menunjukan bahwa dari 100 kuesioner yang disebarkan pada responden, kuesioner yang kembali sebanyak 100 kuesioner dan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 100 kuesioner yang selanjutnya data tersebut akan diolah menggunakan SPSS.

C. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia antara 17-40 tahun dan lama pemakaian. Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada table dibawah ini : Table 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No. Jenis kelamin Frekuensi Presentase 1. Laki-laki 100 100 2. Perempuan 100 100 Total 100 100 Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 responden dengan presentasi 62 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 38 responden dengan presentase 38. Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan usia No. Usia Frekuensi Presentase 1. 17-22 tahun 41 41 2. 23-28 tahun 50 50 3. 29-35 tahun 9 9 Total 100 100 5 Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini adalah dengan usia 23-28 tahun dengan sebanyak 50 responden denganpresentasi 50 serta ring usia 17-22 tahun sebanyak 41 responden dengan presentase 41 dan usia 29-35 tahun sebanyak 9 responden dengan presentasi 9. Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian No. Lama pemakaian Frekuensi Presentase 1. 1 bulan – 4 bulan 15 15 2. 5 bulan – 8 bulan 33 33 3. 9 bulan – 12 tahun 38 38 4. 1 tahun 14 14 Total 100 100 Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan lama pemakaian terbanyak dalam penelitian ini adalah 9 bulan – 12 bulan yang berjumlah 38 dengan presentase 38, untuk pemakaian 1 bulan – 4 bulan sebanyak 15 dengan presentase 15 lama pemakaian 5 bulan – 8 bulan sebanyak 33 dengan presentasi 33 dan lebih dari 1 tahun pemakaian sebanyak 14 dengan presentase 14.

D. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Penelitian ini menggunakan uji kualitas instrumen. Untuk menguji kualitas instrumen digunakan dua uji, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Data yang dipilih adalah metode survei denganpenyebaran kuesioner.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Word of Mouth, Marketing MIX (Produk, Harga. Promosi, dan Saluran Distribusi), dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi kasus pada Swift Club Indonesia)

2 30 179

PENGARUH CITRA MEREK GLOBAL, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPSI NEGARA MANUFAKTUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK ADIDAS MADE IN INDONESIA (Studi Pada Pengguna Sepatu Adidas di Yogyakarta)

0 8 13

PENGARUH INOVASI, CELEBRITY ENDORSER DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU FUTSAL ADIDAS DI YOGYAKARTA (Studi pada mahasiswa di Yogyakarta).

0 7 130

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, KECINTAAN MEREK DAN KOMITMEN MEREK TERHADAP WORD OF MOUTH PADA PENGGUNA SEPATU ADIDAS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, KECINTAAN MEREK DAN KOMITMEN MEREK TERHADAP WORD OF MOUTH PADA PENGGUNA SEPATU ADIDAS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, KECINTAAN MEREK DAN KOMITMEN MEREK TERHADAP WORD OF MOUTH PADA PENGGUNA SEPATU ADIDAS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH KESADARAN MEREK , ASOSIASI MEREK , DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPATU ADIDAS DI S URABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH KESADARAN MEREK , ASOSIASI MEREK , DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPATU ADIDAS DI S URABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH KESADARAN MEREK , ASOSIASI MEREK , DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPATU ADIDAS DI S URABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH KESADARAN MEREK, CITRA MEREK, DAN WORD OF MOUTH (WOM), TERHADAP NIAT BELI SEPATU KICKERS DI SURABAYA

0 0 15