II - 14 Dari definisi perancangan di atas, perancangan dapat berwujud fisik yaitu
berupa rancangan produk ataupun berupa suatu hal yang abstrak seperti suatu sistem informasi pada suatu instansi. Suatu industri tidak akan terlepas dari
perancangan, perancangan dapat berupa sistem manajerial yang diterapkan pada perusahaan ataupun perancangan yang bersifat teknis seperti desain rancangan
produk. Pada penelitian ini perancangan difokuskan pada rancangan fisik yang berupa perancangan ulang mesin pemotong dop dengan studi kasus industri dop
milik Bapak Soeroto di daerah Semanggi..
2.3 KAJIAN ERGONOMI
Agar perbaikan alat dapat sesuai dengan target penelitian yaitu terciptanya alat yang dapat memberi kenyamanan pengrajin saat bekerja, maka pada subbab
ini diawali dengan pengertian ergonomi.
2.3.1 Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Di Amerika Serikat, ergonomi disebut sebagai
“human faktor engineering”. Eko Nurmianto 1996 mendefinisikan ergonomi sebagai ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan
kerjanya yang ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi terkait dengan optimasi, efisiensi,
kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja. Dalam ergonomi diperlukan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas
kerja dan lingkungannya, saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Setiap pekerjaan yang
dilakukan, apabila tidak dilakukan dengan ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan meningkatnya penyakit akibat
kerja, performansi kerja menurun yang berakibat kepada efisiensi dan penurunan daya kerja Tarwaka, 2004.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun design maupun rancang ulang redesign. Hal ini dapat meliputi perangkat keras,
seperti misalnya perkakas kerja tools, bangku kerja branches, platform kursi,
II - 15 pegangan alat kerja work holders, sistem pengendali controls, alat peraga
display, pintu doors, jendela windows, dan lain-lain Nurmianto, 2004.
2.3.2 Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan ergonomi dapat dibedakan menjadi tiga tujuan. Ketiga tujuan tersebut yaitu:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu produktif maupun setelah tidak
produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek teknis,
ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi
Tarwaka, 2004.
2.4 Nordic Body Map NBM