Pendahuluan Aspek Religius dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Tinjauan Semiotik

89 Aspek Religius Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta ... Isminatun ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY: TINJAUAN SEMIOTIK Isminatun SMP Negeri 2 Gatak isminatunymail.com, 081548695765 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek religius yang ada pada novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahaman El Shirazy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu metode yang berkaitan dengan teori analisis data dan metode yang berkaitan dengan prosedur penelitian urut-urutan penelitian. Metode struktural digunakan untuk menganalisis novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Metode ini secara operasional menguraikan secara struktural secermat dan seteliti mungkin unsur-unsur intrinsik novel tersebut. Untuk mengungkapkan makna novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sebagai gejala semiotik maka riset ini menggunakan metode semiotis yaitu metode heuristik dan hermeneutik atau retroaktif. Aspek religius yang ditemukan dalam novel tersebut sebagaimana tergambar pada: 1 kedisiplinan insan penganut agama yang taat, 2 etika pergaulan laki-laki dan perempuan, 3 etika pergaulan suami isteri, 4 pergaulan anak kepada orang tua, dan 5 toleransi antarumat beragama. Kata Kunci: aspek religius, novel Ayat-Ayat Cinta, semiotik Abstract The present study examines the religious aspects included in the novel Ayat- Ayat Cinta, the work of Habiburrahaman El Shirazy. Two methods were employed to analyze the data. First, the structural approach was employed to analyze the structures of the novel of Ayat-ayat Cinta. Second, semiotics methods including heuristic and hermeneutics or retroactive were used to unveal the religious meanings involved in the novel. The results showed that the Novel contains very rich religious teachings as described in 1 the discipline of being devout religious believers, 2 the ethics of interaction between men and women, 3 the ethics of relationships between husbands and wives, 4 the ethics of interaction between children and parents, and 5 religious tolerance. Keywords: religious aspects, novel Ayat-Ayat Cinta, semiotics

1. Pendahuluan

Karya sastra merupakan hasil kreasi pengarang yang kehadirannya tidak jarang memberi pencerahan bagi masyarakat dalam mengarungi kehidupan. Sebagai refl eksi pengarang atas fenomena di sekitarnya, tidak sedikit pula karya sastra memberikan kekayaan batin 90 Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 89-100 bagi pembaca. Melalui novel misalnya, secara tidak langsung pembaca dapat merasakan, menghayati, dan menemukan permasalahan kehidupan yang ditawarkan pengarang. Itulah sebabnya, banyak karya sastra yang mampu melontarkan wacana yang tanpa disadari telah mempengaruhi pandangan masyarakat pembaca. Pengaruh yang diterima oleh pembaca itu dapat berupa ajaran-ajaran yang bersumber dari adat kebiasaan, adab kesopanan, konvensi, maupun ajaran agama aspek religius. Aspek religius yang disampaikan melalui karya sastra akan tampak halus dan tak dirasa menggurui serta tidak bersifat dogmatis. Pengaruh tersebut dapat diterima setelah pembaca memahami bagian semiotik karya sastra. Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Hoed, dalam Nurgiyantoro, 2007:40. Dalam pandangan semiotik, bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Bahasa sebagai suatu sistem tanda dalam teks kesastraan, tidak hanya menyaran pada sistem tataran makna tingkat pertama fi rst –order semitic system, melainkan terlebih pada sistem makna tingkat kedua second- order semitic system Culler, dalam Nurgiyantoro, 2007:39. Menganalisis karya sastra bertujuan memahami karya tersebut dan selanjutnya memahami maknanya. Menganalisis sebuah karya sastra adalah upaya menangkap dan memberi makna kepada teks sastra. Karya sastra itu sendiri merupakan struktur yang bermakna. Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna dengan mempergunakan medium bahasa Pradopo, 1987:121. Sebagai tanda, karya sastra merupakan dunia dalam kata yang dapat dipandang sebagai sarana komunikasi antara pembaca dan pengarangnya. Karya sastra bukan merupakan sarana komunikasi biasa. Oleh karena itu, karya sastra dapat dipandang sebagai gejala semiotik Teeuw, 1984:43. Semiotik merupakan suatu disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi selama komunikasi itu dilaksanakan dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda atau kode-kode Segers dalam Sangidu, 2004:173. Oleh karena semiotik dipandang sebagai ilmu tentang tanda atau ilmu yang mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi- konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti, maka dalam pengertian ini ada dua prinsip yang perlu diperhatikan. Kedua prinsip itu adalah ”penanda” Ing. Signifi er, Pr.Signifi ant, yakni yang menandai dan “petanda” Ing. Signifi ed, Pr.Signifi e, yakni yang ditandai Chamamah-Soeratno, 1991:18. Atas dasar pengertian di atas, maka novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan sendirinya dapat dipandang sebagai gejala semiotik atau sebagai tanda. Sebagai tanda, makna karya sastra dapat mengacu kepada sesuatu di luar karya sastra itu sendiri ataupun di dalam dirinya. Sebagai dunia dalam kata, karya sastra memerlukan bahan yang disebut bahasa. Bahasa sastra merupakan “penanda” yang menandai “sesuatu”. Sesuatu itu disebut “petanda”, yakni yang ditandai oleh penanda. Makna karya sastra sebagai tanda adalah makna semiotiknya, yaitu makna yang bertautan dengan dunia nyata Chamamah-Soeratno, 1991:18. Sebagai dasar pemahaman terhadap karya sastra yang merupakan gejala semiotik adalah pendapat bahwa karya sastra merupakan fenomena dialektik antara teks dan pembaca. Oleh karena itulah, pembaca tidak dapat terlepas dari ketegangan dalam usaha menangkap makna sebuah karya sastra. Dengan demikian, makna karya sastra tidak hanya ditentukan oleh pembaca 91 Aspek Religius Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta ... Isminatun terhadap karya sastra yang dihadapinya, tetapi juga ditentukan dan diarahkan oleh karya sastra itu sendiri Chamamah- Soeratno, 1991:18. Untuk itu, sebagai dasar pemahaman terhadap novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang merupakan gejala semiotik adalah pendapat bahwa karya tersebut merupakan fenomena sastra dan sebagai satu dialektika antara teks dengan pembacanya ataupun antara teks dengan konteks penciptaannya. Bila dikaitkan dengan pengajaran, karya sastra termasuk novel, memiliki struktur yang kompleks dan biasanya dibangun dari unsur-unsur yang dapat didiskusikan sebagi berikut: a latar, b perwatakan, c cerita, d teknik cerita, e bahasa, dan f tema Rahmanto, 2004:70. Pendiskusian unsur-unsur tersebut merupakan pengalaman yang perlu dilatihkan kepada siswa untuk dapat menggauli dan mengapresiasi karya sastra. Sebuah karya sastra merupakan struktur yang bersistem. Dalam pengertian struktur ini terkandung tiga pengertian dasar, yakni gagasan kebulatan, gagasan transformasi, dan gagasan cukup diri Hawkes, dalam Sangidu, 2004:172. Sebagai suatu struktur berarti bahwa di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berkoherensi dan membentuk seperangkat hukum intrinsik yang menentukan hakikat unsur-unsur itu sendiri. Dengan kata lain, unsur-unsur tersebut tidak berdiri sendiri dalam menentukan makna. Transformasi berarti struktur itu tidak statis, melainkan dinamis. Struktur tidak hanya disusun, tetapi juga menyusun. Gagasan cukup diri berarti struktur tidak memerlukan di luar dirinya untuk mempertahankan transformasinya. Dengan demikian, teori struktural merupakan suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai struktur yang terdiri atas beberapa unsur. Unsur- unsur tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan membentuk satu makna yang bulat dan utuh.

2. Metode Penelitian