6 mempengaruhi daya beli terhadap
bahan pangan
yang dapat
mempengaruhi asupan makan anak balita sehingga pada akhirnya akan
mempengaruhi status gizi anak balita.
B. Umur Penyapihan
Distribusi umur penyapihan anak balita dapat dilihat pada tabel 3
berikut ini.
Tabel 3 Distribusi Umur Penyapihan
Anak Balita
No Umur
Penyapihan Jumlah
n Persen
1 24 bulan
6 15
2 ≥ 24 bulan
34 85
Jumlah 40
100 Berdasarkan tabel 3 dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar anak balita 85 sudah disapih
pada umur yang tepat yaitu pada umur setidaknya 24 bulan. Namun
masih ada 15 anak balita yang disapih pada umur di bawah 24
bulan. Penyapihan yang kurang tepat pada 6 orang responden
tersebut dilakukan pada umur 18 bulan, 19 bulan, 20 bulan, 20 bulan,
dan 23 bulan. Penyapihan yang terlalu awal ini dilakukan karena
anak
balita dengan
sendirinya menolak ASI dan ASI ibu tinggal
sedikit. Berkurangnya ASI ibu dapat terjadi karena ibu kurang asupan
makanan dan
cairan. Menurut
Supariasa 2012 , keadaan gizi ibu mempengaruhi komposisi zat gizi
ASI. Konsumsi protein yang baik pada ibu yang menyusui dapat
meningkatkan konsentrasi protein ASI, kadar lemak, vitamin B6 dan
lain sebagainya. Selain harus makan makanan bergizi, ibu menyusui
sebaiknya juga banyak minum. Menurut IDAI 2010, sebagian
besar komposisi ASI adalah air sehingga penting bagi ibu menyusui
untuk memperhatikan jumlah asupan air.
Tingginya persentase umur penyapihan
yang tepat
dapat disebabkan karena sebagian besar
ibu balita merupakan ibu rumah tangga sehingga ibu balita dapat
menyusui anak balitanya sampai umur penyapihan yang tepat tanpa
mengalami
kendala kesibukan
bekerja di luar rumah. Tingginya angka umur penyapihan yang tepat
ini juga
dapat disebabkan
keberhasilan tenaga kesehatan yang didukung dengan tingginya keaktifan
kader Posyandu setempat dalam mensosialisasikan umur penyapihan
yang tepat kepada masyarakat yang dilakukan melalui penyuluhan di
Posyandu. Selain itu, tingginya angka umur penyapihan yang tepat
dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh tingginya pendidikan ibu balita.
Hal ini dibuktikan dengan hasil uji crosstab yang menunjukkan bahwa
pada penelitian ini terdapat 34 anak yang disapih pada umur yang tepat.
Dari 34 anak tersebut ternyata 19 di antaranya 55,88 memiliki ibu
yang berpendidikan tamat SLTA ,tamat
akademi atau
tamat perguruan tinggi.
Pada penelitian ini, data umur
penyapihan juga
diuji kenormalannya
dengan uji
normalitas Kolmogorov
Smirnov sehingga diketahui bahwa nilai p
sebesar 0,000 sehingga data umur penyapihan tersebut berdistribusi
tidak normal karena p 0,05. Data umur
penyapihan anak
balita tersebut kemudian dianalisis secara
deskriptif. Menurut hasil analisis deskriptif tersebut diketahui bahwa
mean umur penyapihan anak balita adalah
23,78, median
umur penyapihan 24, dan standar deviasi
umur penyapihan
1,833. Umur
7 penyapihan yang tertinggi adalah 28
bulan sedangkan umur penyapihan yang terendah adalah 18 bulan.
C. Pola Asuh Makan