6. Shadow fading
Shadowing disebabkan karena halangan terhadap jalur garis pandang LOS antara pemancar dan penerima oleh bangunan, bukit, pohon dan lain-lain.
7. Fast fading
Multipath fading fast fading timbul karena pantulan multipath dari sebuah gelombang yang dipancarkan oleh benda-benda seperti rumah, bangunan,
struktur-struktur lain buatan manusia, atau benda-benda alam seperti hutan yang berada di sekitar UE. Multipath fading atau fast fading dalam tugas
akhir ini diabaikan, karena korelasi jarak yang pendek dan diasumsikan penerima dapat mengatasinya dengan efektif[3],[4],[5].
2.4 Analisa Path Loss Menggunakan Model Propagasi
Kebanyakan model dari propagasi radio diperoleh dengan menggunakan kombinasi analitis dan empiris. Pendekatan secara empiris berbasis pada pencocokan
kurva atau ekspresi analitis yang menciptakan kembali sekumpulan data pengukuran. Hal ini memiliki kebaikan bahwa secara tidak langsung, semua faktor propagasi baik
yang diketahui maupun tidak dimasukkan ke dalam model melalui pengukuran aktual di lapangan.
2.4.1 Model Path Loss Dengan Log-distance
Model teoritis dan model yang berbasis pada pengukuran mengindikasikan bahwa rata-rata kuat sinyal terima menurun secara logaritmik terhadap jarak, baik
outdoor maupun indoor. Model ini sudah banyak digunakan pada banyak literatur.
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata path loss large scale untuk sebuah T-R Transmitter-Receiver yang terpisah pada sembarang jarak dapat diekspresikan sebagai fungsi dari jarak yang
menggunakan sebuah pangkat path loss yaitu n, seperti pada persamaan 2.1. ��
����� = �
� �
�
�
2.1 Atau
�� ����dB = ��
����� + 10
�log �
� �
� 2.2
Di mana n adalah pangkat path loss path loss exponent yang mengindikasikan laju kenaikan path loss terhadap jarak, d
Pada sistem selular dengan cakupan yang luas, jarak referensi yang biasa digunakan adalah 1 km. Pada sistem mikrosel jarak referensi yang digunakan adalah
100 m atau 1 m[6].
adalah jarak referensi yang diperoleh melalui pengukuran dekat dengan pemancar, dan d adalah jarak T-R terpisah. Tanda bar pada
persamaan 2.1 dan 2.2 menunjukkan rata-rata dari semua path loss yang mungkin pada jarak d. Nilai dari n bergantung kepada lingkungan propagasi.
2.4.2 Log-normal Shadowing
Model pada persamaan 2.2 tidak memasukkan fakta bahwa keadaan lingkungan yang tak beraturan dapat sangat berbeda pada dua lokasi berbeda yang
memiliki jarak pisah T-R yang sama. Hal ini akan berakibat pada nilai sinyal terukur akan sangat berbeda dengan nilai rata-rata yang diprediksikan oleh persamaan 2.2.
Pengukuran-pengukuran telah menunjukkan bahwa pada sembarang jarak d, path loss
Universitas Sumatera Utara
PLd pada lokasi tertentu adalah acak dan berdistribusi secara log-normal. Sehingga dapat diekspersikan seperti persamaan 2.3.
���[dB] = �� ����� + �
�
= ��
����� + 10
�log �
� �
� + �
�
2.3 dan
�
�
�[���] = �
�
[ ���] − ���[��] 2.4
Dimana �
�
adalah variabel acak yang berdistribusi Gaussian dengan rata-rata nol dB dengan standar deviasi
� dB, P
t
adalah daya yang ditransmisikan BS, dan P
r
Distribusi log-normal menunjukkan bahwa efek acak dari shadowing yang mana terjadi pada banyak lokasi pengukuran yang memiliki jarak pisah T-R yang
sama, tetapi memiliki tingkat ketidakteraturan jalur propagasi yang berbeda. Fenomena ini disebut sebagai log-normal shadowing.
d adalah daya yang diterima MS pada jarak d.
Jarak referensi d , path loss exponent n, dan standar deviasi
�, secara statistik menjelaskan model path loss untuk lokasi sembarang yang memiliki jarak pisah T-R
yang spesifik. Model ini dapat digunakan dalam simulasi komputer untuk menghasilkan level sinyal terima pada lokasi yang acak dalam analisa dan desain
sistem komunikasi[6].
2.4.3 Model Eksponensial