LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu Pada Koperasi Tani Sumber Manis.

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PEMBAYARAN KREDIT

DAN PENCAIRAN HASIL PENJUALAN TEBU

PADA KOPERASI TANI SUMBER MANIS

KERJA PRAKTIK

Program Studi

S1 SISTEM INFORMASI

Oleh:

GANDHI ANGGA PRASETYA 09410100249

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015


(2)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Kontribusi ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1 Sejarah “Koperasi Tani” ... 6

2.2 Visi Misi …………..……… 7

2.3 Struktur Organisasi “Koperasi Tani” ... 8

2.4 Kerjasama Dengan Pihak Lain ... 8

2.5 Beberapa Pelatihan yang Dilakukan oleh Koperasi ... 9

2.6 Kondisi Perusahaan ... 9

BAB III LANDASAN TEORI ... 11

3.1 Koperasi ... 11

3.1.1 Definisi Koperasi ... 11

3.1.2 Jenis – Jenis Koperasi ... 11


(3)

vi

3.2 Kredit ... 12

3.2.1 Jenis-Jenis Kredit ... 14

3.3 System Development Life Cycle (SDLC) ... 15

3.4 Konsep Dasar Sistem ... 16

3.5 Konsep Dasar Aplikasi ... 16

3.6.1 Blok Masukan ... 16

3.6.2 Blok Model ... 17

3.6.3 Blok Keluaran ... 17

3.6.4 Blok Teknologi ... 17

3.6.5 Blok Basis Data ... 17

3.6.6 Blok Kendali ... 18

3.6 Analisis dan Perancangan Sistem... 18

3.7 System Flow ... 18

3.8 Data Flow Diagram (DFD) ... 19

3.9 Konsep Dasar Basis Data ... 19

3.10.1 Sistem Basis Data ... 19

3.10.2 Database Management System ... 21

3.10 Tools Pemrograman ... 22

3.11 Interaksi Manusia dan Komputer ... 24

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN ... 26

4.1 Analisis Sistem ... 26

4.1.1 Pembayaran Kredit ... 26

4.1.2 Pencairan Hasil Penjualan Kredit ... 27


(4)

vii

4.2.2 Data Flow Diagram ... 31

4.2.3 Entity Relational Diagram ... 38

4.2.4 Struktur Tabel ... 39

4.2.5 Desain Input Output ... 42

4.3 Implementasi dan Evaluasi ... 43

4.3.1 Teknologi ... 44

4.3.2 Pengoprasian Program ... 44

BAB V PENUTUP ... 49

5.1 Kesimpulan ... ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(5)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Tabel Kontrak ... 40

Tabel 4.2 Tabel RDKK ... 40

Tabel 4.3 Tabel Log Pencairan Tebu ... 41


(6)

ix

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 8

Gambar 3.1 System Development Life Cycle ... 15

Gambar 4.1 Document Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 28

Gambar 4.2 System Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 30

Gambar 4.3 HIPO Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 32

Gambar 4.4 Context Diagram Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 33

Gambar 4.5 DFD Level 0 Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 34

Gambar 4.6 DFD Level 1 Subsistem Cek Kontrak ... 35

Gambar 4.7 DFD Level 1 Subsistem Pembayaran Kredit... 36

Gambar 4.8 DFD Level 1 Subsistem Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 37

Gambar 4.9 CDM Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 38

Gambar 4.10 PDM Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 39

Gambar 4.11 Rancangan Input Perhitungan Pencairan ... 42

Gambar 4.12 Rancangan Laporan Pencairan RDKK ... 43


(7)

x

Gambar 4.14 Menu Daftar Harga Tebu... 46

Gambar 4.15 Menu Perhitungan Pencairan ... 47

Gambar 4.16 Menu Laporan Pencairan RDKK ... 47


(8)

xi

Lampiran 1. Surat Balasan Instansi ... 51

Lampiran 2. Kartu Bimbingan Kerja Praktek ... 52

Lampiran 3. Form KP 5 (Acuan Kerja) ... 54

Lampiran 4. Form KP 6 (Log Harian Kerja Praktek) ... 56

Lampiran 5. Form KP 7 (Waktu Kehadiran Kerja Praktek) ... 57

Lampiran 6. Listing Program ... 58


(9)

1

PENDAHULUAN BAB I

1.1Latar Belakang Masalah

Koperasi Tani (KOPTAN) Sumber Manis merupakan suatu usaha kelompok petani tebu di Mojokerto yang menyuplai tebu ke Pabrik Gula (PG) Gempolkerep Mojokerto. Koperasi ini beralamatkan di Desa Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon, Mojokerto. Kegiatan yang dilakukan KOPTAN Sumber Manis pada dasarnya adalah meminjamkan modal kepada para petani tebu sebagai biaya garap dan pengelolahan lahan para petani yang nantinya tebu-tebu tersebut akan di salurkan kepada Pabrik Gula, namun pada koperasi ini terdapat kerjasama dengan pihak PG. Gempolkerep, dimana petani yang dapat mendaftar sebagai anggota pada koperasi ini hanyalah petani yang lahan pertaniannya masih dalam lingkup PG. Gempolkerep.

Beberapa permasalahan yang ada pada KOPTAN Sumber Manis adalah kurang baiknya pengelolaan data pembayaran kredit dan data pencairan sehingga membuat data menjadi ganda (Redudansi) atau bahkan ada beberapa data pembayaran kredit dan data pencairan hasil penjualan tebu yang hilang. Dari pengelolahan data pembayaran kredit yang kurang baik mengakibatkan data yang ada tidak terbaru (up to date), sehingga koperasi masih ada petani yang telah membayar kredit pinjaman biaya garap di minta untuk membayar lagi. Tidak hanya data pembayaran kredit saja, pengelolahan pada data pencairan juga mengalami hal yang sama, kurang baiknya pengelolahan data pencairan membuat pencairan hasil penjualan tebu menjadi sering terjadi kesalahan.


(10)

Dari dua permasalahan diatas, menimbulkan dampak proses bisnis Koperasi. Petani dan Koperasi sama-sama sering dirugikan, petani yang sudah membayar kredit pinjaman harus membayar lagi dan Koperasi yang telah mencairkan hasil penjualan tebu harus melakukan pencairan kembali.

Berdasarkan kondisi permasalahan diatas, seharusnya Koperasi mampu melakukan pengelolahan data yang baik terkait dengan data pembayaran kredit pinjaman biaya garap dan pencairan hasil penjualan tebu petani dengan baik. Dengan pengelolahan yang baik, maka pihak petani dan Koperasi sama-sama tidak akan merasa dirugikan.

Dengan adanya Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan

Tebu diharapkan dapat membantu pihak bendahara Koperasi dalam mengelolah data

pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu petani, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pengelolahan data pembayaran kredit dan pencairan hasil tebu petani sesuai dengan visi dan misi Koperasi.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut bagaimana merancang dan membangun aplikasi pembayaran kredit

dan pencairan hasil penjualan tebupada KOPTAN Sumber Manis.

1.3Batasan Masalah

Implementasi kerja praktek ini dalam aplikasi pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu dibatasi pada hal-hal berikut:


(11)

3

1. Aplikasi yang dibangun hanya digunakan untuk bagian bendahara Koperasi

2. Aplikasi ini tidak membahas tentang pendaftaran kelompok tani dan

pembuatan kontraknya.

3. Output dari aplikasi ini adalah informasi pembayaran kredit dan pencairan

hasil penjualan tebu berupa struk.

1.4Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktik pada KOPTAN Sumber Manis adalah menghasilkan Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu diharapkan dapat membantu pihak bendahara Koperasi dala mengelolah data pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu.

1.5Kontribusi

Diharapkan setelah Kerja Praktik ini selesai maka pihak Koperasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan mengurangi resiko kesalahan dalam pengelolahan data pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu petani, sehingga dengan pengelolahan data yang baik mengenai pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu dapat mengurangi tingkat resiko data ganda (Redudansi) dan resiko kehilangan data pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu.


(12)

1.6Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini secara sistematis dapat dibagi menjadi 5 bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang permasalahan yang ada pada KOPTAN Sumber Manis adalah kurang baiknya pengelolahan data pembayaran kredit dan data pencairan sehingga membuat data menjadi ganda (Redudansi) atau bahkan ada beberapa data pembayaran kredit dan data pencairan yang hilang. Seharusnya Koperasi mampu melakukan pengelolahan data yang baik terkait dengan data pembayaran kredit pinjaman biaya garap dan pencairan hasil penjualan tebu petani dengan baik.

BAB II : GAMBARAN UMUM INSTANSI

Berisi tentang profil KOPTAN Sumber Manis yang merupakan suatu usaha kelompok petani tebu di Mojokerto yang menyuplai tebu ke PG. Gempolkerep Mojokerto. Kegiatan yang dilakukan KOPTAN Sumber Manis pada dasarnya adalah meminjamkan modal kepada para petani tebu sebagai biaya garap dan pengelolahan lahan para petani yang nantinya tebu-tebu tersebut akan di salurkan kepada PG. Gempolkerep

BAB III : LANDASAN TEORI

Beberapa teori yang digunakan adalah : Kredit, System Development Life


(13)

5

BAB IV : DESKRIPSI PEKERJAAN

Berisi uraian tentang tugas-tugas yang dikerjakan pada saat kerja praktik, yaitu dari metodologi penelitian, analisa system, pembahasan masalah berupa system

flow, data flow diagram, entity relationship diagram, struktur tabel, dan implementasi

sistem berupa capture dari setiap tampilan program.

BAB V : PENUTUP


(14)

6

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Koperasi Tani

Koperasi Tani Sumber Manis Kota Mojokerto berdiri pada tahun 2007 yang Berbadan Hukum No. 013/ BH/ KDK. 13.32/ IV/ 1999. Tanggal ( PAD ) : 09 April 2007 yang berlokasi di Lingkungan Gunung Anyar RT. 01/ RW. 06 Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto, tetapi sekarang sudah berpindah lokasi di JL. Pendidikan-Pulo Kulon RT.02/RW.01 Kel. Pulorejo Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto. Pada awal berdirinya Koperasi Sumber Manis masih dalam sekala kecil tetapi dengan berbagai upaya pengurus dan kerjasama anggota petani, alhamdullillah sampai sekarang Kopersi Sumber Manis sudah bisa mengayomi anggotanya lebih dari cukup.

Pengurus dan Pengawas Koperasi Tani Sumber Manis mempunyai 3 pedoman dalam melaksanakan tugas :

1. Memberikan pelayanan yang maksimal bagi anggotanya

2. Transparansi dan keadilan untuk semua anggota

3. Mengedepankan arti sosial dalam menjalankan tugas

Penghargaan yang pernah diterima :

Tabel 2.1 Penghargan yang pernah diterima

No Penghargaan yang Pernah Diterima

1 Juara I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Kelompok Produsen Tingkat


(15)

7

Lanjutan Tabel 2.1 Penghargaan yang pernah diterima

No Penghargaan yang Pernah Diterima

2 Juara Harapan I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Kelompok Produsen

Tingkat Propinsi Jawa Timur Tahun 2006

3 Juara I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Kelompok Produsen Tingkat

Kota Tahun 2008

4 Juara I Kelas Madya lomba Koperasi Berprestasi dalam Pelaksanaan

Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional Jawa Timur Tahun 2008

5 Juara I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Jenis Pemasaran Tingkat Kota

Tahun 2009

6 Juara Harapan I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Jenis Pemasaran

Propinsi Jawa Timur Tahun 2009

2.2 Visi dan Misi

2.2.1 Visi Koperasi Tani Sumber Manis

Koperasi Tani Sumber Manis adalah Profesional dalam Bidangnya

2.2.2 Misi Koperasi Tani Sumber Manis

Meningkatkan profesionalisme kelembagaan, mencukupi kebutuhan anggota petani dalam upaya mensejahterakannya melaksanakan tata niaga gula, menjalin hubungan dengan instansi lainnya, ikut mensukseskan swasembada gula nasional


(16)

2.3 Struktur Organisasi KOPTAN Sumber Manis

Rapat Anggota

Ketua

Jaya Agus Purwanto

Badan Pengawas Pembina

Sekretaris

M.Sholikin

Bendahara

Kusbiyanto

Koordinator Karyawan

Bag.Tebang

Angkut Bag.Tanaman Bag.Pembukuan Bagian Kasir

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Koperasi Petani Sumber Manis

Pada Kerja Praktik ini akan membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada bagian Bendahara, dimana bendahara memiliki tugas dan wewenang yaitu melayani pencairan dana dan pembayaran kredit.

2.4 Kerja Sama dengan pihak lain

1. Dinas Koperasi Kota Mojokerto

2. Dinas Pertanian Kota Mojokerto

3. Satuan Kerja Provinsi Jawa Timur

4. Pabrik Gula Gempolkerep

5. Bank Jatim

6. Bank Syariah Mandiri


(17)

9

2.5 Beberapa Pelatihan yang dilakukan oleh Koperasi Petani Sumber Manis

Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus dan karyawan, sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang efektif bagi perkembangan koperasi.

Tabel 2.2 Tabel History Pelatihan

Uraian

Tahun

005 006 007 008 009 010 011 Pelatihan Pengurus :

Manajemen Audit Koperasi Manajemen Kepemimpinan

Manajemen Akutansi

Pelatihan Karyawan :

Administrasi Keuangan

Laporan Keuangan

Manajemen Simpan Pinjam

Pelatihan Anggota : Pembibitan Tebu Varietas Baru Pemantapan Petani Tebu

2.6 Kondisi Perusahaan

Kondisi Koperasi Tani Sumber Manis saat ini baik dan mengalami banyak kemajuan. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya pendapatan dari koperasi dan bertambahnya anggota yang bergabung menjadi anggota Koperasi Tani Sumber Manis. Meski demikian Koperasi Tani Sumber Manis terus melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan para anggotanya hal ini diwujudkan dengan melakukan pelatihan terhadap anggota dan karyawan Koperasi Tani Sumber Manis.

Seiring berjalannya perkembangan, timbul beberapa masalah yang terjadi pada Koperasi Tani Sumber Manis. Kendala yang ada terjadi salah satunya pada bagian Bendahara. Bagian Bendahara merupakan bagian yang menangani


(18)

keseluruhan mengenai Pembukuan dan menangani keluar masuknya uang pada Koperasi Tani Sumber Manis dimana pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu juga menjadi bagian dari bagian ini.

Kendala yang dihadapi pada bagian ini adalah kurang baiknya pengelolahan data keuangan, sehingga sering terjadi permasalahan yang terjadi pada bagian ini. Permasalahan seperti kehilangan data atau terdapat data ganda (Redudansi) sangat sering terjadi. Akibatnya tidak hanya mengganggu proses bisnis Koperasi Tani Sumber Manis, akan tetapi juga mengakibatkan Koperasi Tani Sumber Manis beberapa kali merugi.


(19)

11

BAB III LANDASAN TEORI

3.1Koperasi

3.1.1 Definisi Koperasi

Menurut Fay (1980), definisi koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapatkan imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi. Sedangkan menurut Chaniago (1984), mendefinisikan koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagi anggota dengan berkerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmani per anggotanya.

Sesuai dengan UU No.25/1992 :

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagi gerakan ekomoni rakyat, yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.”

3.1.2 Jenis – Jenis Koperasi

Menurut (Undang Undang Nomor. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian) koperasi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Koperasi Konsumen, adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha


(20)

2. Koperasi Produsen, adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan Anggota kepada Anggota dan non-Anggota.

3. Koperasi Jasa, adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha

pelayanan jasa simpan pinjam yang diperlukan oleh Anggota dan non-Anggota.

4. Koperasi Simpan Pinjam, adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani Anggota. Simpan pinjam ini meliputi kegiatan:

- Menghimpun dana dari Anggota

- Memberikan pinjaman kepada Anggota

- Menempatkan dana pada Koperasi Simpan Pinjam sekundernya.

3.1.3 Tujuan Koperasi

Sesuai UU No. 17 Tahun 2012 :

“Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umuna, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dati

tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.”

3.2Kredit

Kredit menurut Anwar (2002:14) dalam bukunya yang berjudul praktek perbankan, kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan lagi pada jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang yang disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang berupa uang.


(21)

13

Kredit menurut Hasibuan (2001:87) dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar perbankan, kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Kredit menurut Rivai dan Veithzal (2007:4) dalam bukunya yang berjudul

Credit Mangement Handbook, kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang

dari satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.

Menurut undang-undang no. 7 tahun 1992 dalam bab 1, pasal 1 ayat 12 tentang perbankan, bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit diberikan atas dasar kepercayaan kedua belah pihak, dimana pihak kreditur percaya bahwa debiturnya akan segera melunasi utangnya, dan pihak debitur percaya bahwa pihak kreditur akan menagih piutangnya pada saat jatuh tempo. selain itu, kredit juga mengandung unsur prestasi, dimana pihak peminjam/debitur memberikan prestasi kepada kreditur sebagai imbalan atas kredit yang telah diberikannya.


(22)

3.2.1 Jenis – Jenis Kredit

Jenis-jenis kredit yang lazim terjadi di dunia perbankan dilihat dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut :

3.2.1.1 Dari Segi Kegunaan

a. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

b. Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.

3.2.1.2 Dari Segi Tujuan

a. Kredit produktif

Kredit produktif merupakan kredit yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu (proses produksi) baik barang maupun jasa.

b. Kredit Konsumtif

Kredit Konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk digunakan secara pribadi atau dipakai (konsumsi) sendiri.


(23)

15

c. Kredit Perdagangan

Kredit Perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang.

3.3System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut McLeod (2008 : 199) siklus hidup sistem (system development

life cycle) disingkat SDLC adalah proses evolusioner dalam menetapkan sistem

dan sub sistem informasi berbasis komputer. SDLC yang juga dikenal sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem, karena proses tersebut mengikuti sebuah pola yang teratur dan dilakukan secara top-down.

Komponen dari SDLC ini seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1. System Development Life Cycle (McLeod (2008 : 199))

Siklus hidup pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama, dan langkah-langkah

Project Identification dan Selection

Project initiation dan planning

Analysis

Logical Design

Physical Design

Maintenance Implementation


(24)

didalam tahapan tersebut dalam proses pengembangnnya. Tiap-tiap pengembangan sistem itu dibagi menjadi beberapa tahapan kerja. Tiap tahapan ini mempunyai karakteristik tersendiri. Sebagai awal dari pelaksanaan pengembangan sistem adalah proses kebijaksanaan dan perencanaan sistem. Dimana kebijaksanaan sistem merupakan landasan dan dukungan dari menajemen puncak untuk membuat perencanaan sistem. Sedangkan perencanaan sistem merupakan pedoman untuk melakukan pengembangan dari sistem tersebut.

3.4Konsep Dasar Sistem

Menurut Kendall (2003 : 37) Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.

Menurut Kendall (2003 : 37) Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

3.5Konsep Dasar Aplikasi

Aplikasi menurut Davis (1999 : 17) Aplikasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

3.5.1 Blok Masukan

Menurut Davis (1999 : 17) Masukan atau Input mewakili data yang masuk ke dalam Aplikasi. Masukan disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.


(25)

17

3.5.2 Blok Model

Menurut Davis (1999 : 17) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3.5.3 Blok Keluaran

Menurut Davis (1999 : 17) Produk dari Aplikasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

3.5.4 Blok Teknologi

Menurut Davis (1999 : 17) Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox)

dalam Aplikasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

3.5.5 Blok Basis Data

Menurut Marlinda (2004 : 20) Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di

perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk

memanipulasinya. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan


(26)

3.5.6 Blok Kendali

Menurut Davis (1999 : 17) Banyak hal yang dapat merusak Aplikasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak-efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

3.6 Analisis dan Perancangan Sistem

Menurut Kendall (2003 : 40) dalam bukunya Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1 penguraian dari suatu Aplikasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Kendall (1998 : 41) menyimpulkan sebagai berikut:

Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system

planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis

merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.3.7 System Flow

Menurut Kendall (1998 : 71) System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari


(27)

19

sistem. System flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem.

3.8 Data Flow Diagram

Marlinda (2004 : 20) menarik kesimpulan sebagai berikut:

”DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.”

3.9Konsep Dasar Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data

independence (kebebasan data).

3.9.1 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah


(28)

organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data (Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data (DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).

A. Kelebihan Sistem Basis Data

1. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam

berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang.

2. Mencegah ketidak konsistenan.

3. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang.

4. Integritas dapat dipertahankan.

5. Data dapat dipergunakan bersama-sama.

6. Menyediakan recovery.

7. Memudahkan penerapan standarisasi.

8. Data bersifat mandiri (data independence).

9. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus

akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data.

B. Kekurangan Sistem Basis Data

1. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.


(29)

21

3. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang

terkait.

3.9.2 Database Management System

Menurut Marlinda (2004:6), Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

A.Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS

1. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.

2. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

3. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.


(30)

B. Fungsi DBMS

1. Data Definition

DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data.

2. Data Manipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

3. Data Security dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.

4. Data Recovery dan Concurrency

a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis

data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.

b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu

bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.

5. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan datadictionary atau kamus data.

3.10 Tools Pemrograman

Dalam pengembangan suatu Aplikasi, tentunya membutuhkan suatu tool atau alat berupa bahasa pemrograman. Salah satu tool dalam bahasa pemrograman yang sekarang dipakai adalah keluarga Microsoft Visual Studio 2012 yang menggunakan teknologi .NET


(31)

23

A. Microsoft Visual Studio 2010

Microsoft Visual Studio 2010 merupakan sebuah IDE (Integrated

Development Environment) yang dikembangkan oelh microsoft. IDE ini

mencakup semua bahasa pemrograman berbasis .NET framework yang dikembangkan oleh microsoft. Keunggulan Microsoft Visual Studio 2010 ini antara lain adalah support untuk windows 8, editor baru dengan WPF (Windows

Presentation Foundation), dan banyak peningkatan fitur lainya.

B. SQL SERVER

Microsoft SQL Server merupakan produk Relational Database

Management System (RDBMS) yang dibuat oleh Microsoft.Orang sering

menyebutnya dengan SQL Server saja. Microsoft SQL Server juga mendukung SQL sebagai bahasa untuk memproses query ke dalam database. Microsoft SQL Server banyak digunakan pada dunia bisnis, pendidikan atau juga pemerintahan sebagai solusi database atau penyimpanan data. Pada tahun 2008 Microsoft mengeluarkan SQL Server 2008 yang merupakan versi yang banyak digunakan. Berikut ini adalah beberapa fitur yang dari sekian banyak fitur yang ada pada SQL Server 2008 :

a. XML Support. Dengan fitur ini, Anda bisa menyimpan dokumen XML

dalam suatu tabel, meng-query data ke dalam format XML melalui

Transact-SQL dan lain sebagainya.

b. Multi-Instance Support. Fitur ini memungkinkan Anda untuk menjalankan

beberapa database engine SQL Server pada mesin yang sama.

c. Data Warehousing and Business Intelligence (BI) Improvements. SQL


(32)

Intelligence melalui Analysis Services. Selain itu, SQL Server 2000 juga

ditambahi dengan tools untuk keperluan data mining.

d. Performance and Scalability Improvements. SQL Server menerapkan distributed partitioned views yang memungkinkan untuk membagi workload

ke beberapa server sekaligus. Peningkatan lainnya juga dicapai di sisi DBCC, indexed view, dan index reorganization.

e. Query Analyzer Improvements. Fitur yang dihadirkan antara lain: integrated debugger, object browser, dan fasilitas object search.

f. DTS Enhancement. Fasilitas ini sekarang sudah mampu untuk

memperhatikan primary keydan foreign key constraints. Ini berguna pada saat migrasi tabel dari RDBMS lain.

3.11 Interaksi Manusia dan Komputer

Suatu Aplikasi yang baik tentunya harus mempertimbangkan interaksi antara pengguna dan program yang dibuat. Di sinilah pentingnya penerapan ilmu Interaksi Manusia dan Komputer.

Menurut Santoso (2004:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya.

Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang ideal adalah yang mampu


(33)

25

memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem.

Pada implementasinya, interaksi manusia dan komputer dipengaruhi berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna dan kenyamanan, antar muka, kendala dan produktifitas.


(34)

26

BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Analisis Sistem

Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di bagian Bendahara KONTAN Sumber Manis, maka didapatkan proses-proses yang terjadi dalam kegiatan proses pembayaran kredit dan proses pencairan hasil penjualan tebu.

4.1.1 Pembayaran Kredit

Proses pembayaran kredit memiliki proses utama yaitu melakukan pencatatan dan pengecekan terhadap kevalidan nomor kontrak yang tercantum pada faktur yang diberikan oleh PG. Gempolkerep. Ketika nomor yang tercantum pada faktur tersebut terdapat pada rekap kontrak yang ada pada koperasi maka bagian keuangan akan merekap data pengiriman tebu tersebut. Rekap terdiri dari 2 copy, 1 untuk di arsipkan oleh bagian keuangan, 1 untuk ketua koperasi. Proses selanjutnya adalah bagian keuangan menghitung pencairan hasil penjualan tebu dengan membaca dokumen RDKK dan dokumen rekap hasil pengiriman tebu. Hasil penjualan tebu yang di peroleh oleh kelompok tani pemilik kontrak akan langsung dikurangkan dengan RDKK yang dimiliki kelompok tani pemilik kontrak.


(35)

27

4.1.2 Pencairan Hasil Penjualan Kredit

Proses pencairan hasil penjualan kredit memiliki proses utama yaitu memberikan informasi tentang sisa hasil perhitungan pembayaran kredit. Dimana sisa hasil perhitungan pembayaran nantinya akan di laporkan kepada kelompok petani yang bersangkutan. Pelaporan mengenai sisa hasil perhitungan pembayaran kepada kelompok tani terlampir pada nota pencairan yang akan diterima petani.

4.1.3 Document Flow

Document flow yaitu bagan yang memiliki arus pekerjaan secara menyeluruh

dari sistem lama koperasi yang menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang terdapat di dalam sistem. Pada document flow pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu memiliki 4 entitas yaitu Bagian Keuangan, Kelompok Tani, dan Ketua Koperasi. Pada tiap bagian entitas memiliki tugas dan alur masing-masing. Untuk penjelasan mengenai penggambaran document flow informasi proses Pembayaran kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu akan ditunjukkan pada gambar 4.1.


(36)

Gambar 4.1 Document Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu

Dari dokumen flow aplikasi pembayaran dan pencairan hasil tebu di atas terdapat kelemahan tidak ada pengecekan kedalam setiap proses yang ada pada kegiatan pembayaran dan pencairan hasil, sehingga ada kemungkinan salah satu kontrak mendapatkan dua kali pencairan dalam satu periode.

4.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dimaksudkan untuk menggambarkan sistem yang akan diperbaiki dalam hal ini perancangan sistem mencakup System flow, Hirarki Input

Dokumen Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu

PG. Gempolkerep Bag. Keuangan Ketua Koperasi Kelompok Tani

P h a se Faktur Pengiriman Tebu Mulai Dokumen Rekap Hasil Pengiriman Tebu Dokumen Pencairan Hasil Penjualan Tebu Dokumen Pencairan Hasil Penjualan Tebu Dokumen RDKK Faktur Pencairan Hasil Penjualan Tebu Faktur Pencairan Hasil Penjualan Tebu Faktur Pencairan Hasil Penjualan Tebu Selesai Dokumen Rekap Hasil Pengiriman Tebu Dokumen Rekap Hasil Pengiriman Tebu Dokumen Pencairan Hasil

Penjualan Tebu Dokumen

Pencairan Hasil Penjualan Tebu Faktur Pencairan Hasil Penjualan Tebu Faktur Pencairan Hasil Penjualan Tebu Rekap Hasil Pengiriman Tebu Hitung Pencairan Hasil Penjualan Tebu Buat Dokumen Pencairan Hasil Penjualan Tebu Buat Faktur Pencairan Hasil Penjualan Tebu


(37)

29

Proses Output (HIPO)/Diagram berjenjang, Data Flow Diagram (DFD), Entity

Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel, dan Desain I/O.

4.2.1 System Flow

System flow yaitu bagan yang memiliki arus pekerjaan secara menyeluruh

dari suatu sistem yang menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang terdapat di dalam sistem. Pada system flow aplikasi Pembayaran kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu memiliki 2 entitas yaitu Bagian Keuangan, Kelompok Tani, PG. Gempol Kerep, dan Aplikasi Pendaftaran Kontrak. Pada tiap bagian entitas memiliki tugas dan alur masing-masing. Untuk penjelasan mengenai penggambaran system flow informasi proses Pembayaran kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu akan ditunjukkan pada gambar 4.2.


(38)

A. System Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Tebu

Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Tebu

Bag. Keuangan System

Ph as e Mulai Cek Kontrak Input no Kontrak Kontrak Ada? T Menampilkan Data RDKK dan

Log Pencairan Hasil Tebu Y Input Berapa Tebu yang Dikirim Menghitung Pencairan Hasil Tebu Data RDKK Seles ai Log Pencairan Hasil Tebu Log Pencairan Hasil Tebu RDKK Harga Gula

Gambar 4.2 System Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu.

Pada system flow pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu (Gambar 4.2), bagian keuangan pertama kali harus menginputkan nomor kontrak yang tercantum pada faktur pengiriman dari PG. Gempolkerep. Setelah dilakukan


(39)

31

input maka sistem akan secara otomatis melakukan cek kevalidan nomor kontrak yang di inputkan dengan yang ada pada database. Bila nomor kontrak valid maka sistem akan menampilkan RDKK beserta Log Pencairan Hasil Tebu. Kemudian bagian keuangan diharuskan menginputan berapa jumlah tebu yang dikirimkan kelompok petani tersebut kepada PG. Gempolkerep sesuai dengan yang tertera pada faktur. Selanjutnya sistem akan melakukan perhitungan berdasarkan jumlah kiriman, harga gula sesuai dengan yang ada pada database dan jumlah RDKK yang belum terbayar. Proses selanjutnya akan dilanjutkan oleh proses pencairan hasil penjualan kredit dimana proses ini menampilkan sisa hasil perhitungan pembayaran kredit. Sisa hasil perhitungan pembayaran nantinya akan di laporkan kepada kelompok petani yang bersangkutan.

4.2.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) yaitu yang menggambarkan aliran data yang

terjadi dalam sistem, sehingga dengan dibuatnya DFD ini akan terlihat arus data yang mengalir dalam sistem.

A. HIPO

Hirarki Input Proses Output menggambarkan hirarki proses-proses yang ada dalam Data Flow Diagram. Gambar 4.3 adalah HIPO dari Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu.


(40)

Input No Kontrak

Cek Kontrak Pembayaran Kredit

Input Tebu yang Dikirim

Pencairan Hasil Tebu

Cek Data Pencairan Tebu

Menampilkan Kontrak dan RDKK

Perhitungan Pendapatan Hasil

Penjualan Tebu

Perhitungan Pembayaran Kredit

Menampilkan dan SImpan Hasil

Perhitungan Pembayaran Kredit

Cetak Faktur Pencairan Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu

Gambar 4.3 Hirarki Input Proses Output Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu

Pada HIPO Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ini terdapat 4 proses utama yang dilakukan yaitu : proses Kelola Master Harga Tebu, Cek RDKK, pembayaran kredit, pencairan hasil tebu Pada setiap proses memiliki proses turunan yang dapat dilihat pada gambar 4.3 tersebut.

B. Context Diagram

Context diagram menggambarkan asal data dan menunjukkan aliran dari data

tersebut. Context Diagram Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu pada gambar 4.4 terdiri dari 2 eksternal entity yaitu Bagian. Keuangan dan PG. Gempolkerep. Aliran data yang keluar dari masing-masing


(41)

33

eksternal entity mempunyai arti bahwa data tersebut berasal dari eksternal entity

tersebut, Sedangkan aliran data yang masuk mempunyai arti informasi data ditujukan untuk eksternal entity tersebut.

Hag ra Gula

Perhitung an Pencairan Hasil Penjualan Tebu Banyak Tebu Yang Dikirim

RDKK No Kontrak

0

Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil

Penjualan Tebu +

Bag Keuang an

PG Gempolkerep

Gambar 4.4 Context Diagram Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Tebu

Gambaran diatas merupakan gambaran sistem aplikasi pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu yang dibuat dalam kerja praktek ini secara garis besar. Dalam system ini terdapat 2 eksternal entity yaitu bagian keuangan dan PG. Gempolkerep. Masing eksternal entity tersebut memberikan input kepada aplikasi pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu.

Bagian Keuangan memberikan input berupa no kontrak dan banyak tebu yang dikirim sesuai dengan yang tertera pada faktur pengiriman. Output yang diterima oleh bagian keuangan adalah RDKK pemilik no kontrak yang diinputkan dan juga hasil perhitungan pencairan hasil penjualan tebu.

PG. Gempolkerep memberikan masukkan berupa harga tebu yang akan digunakan untuk menghitung pencairan hasil penjualan tebu.


(42)

DFD Level 0 Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu

Gambar 4.5 merupakan DFD Level 0 Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu.

[Hag ra Gula]

Baca Membac a

[Perhitung an Penc airan Has il Penjualan Tebu]

Membac a Simpan

Update

[Banyak Tebu Yang Dikirim]

RDKK [RDKK] Membac a [No Kontrak] Bag Keuang an Bag Keuang an 1 Cek Kontrak + 2 Pembayaran Kredit + 3

Penc airan Has il Tebu

+

2 RDKK

3 Log Penc airan Tebu

Bag Keuang an

1 Kontrak

4 Harg a Gula

PG Gempolkerep

Gambar 4.5 DFD Level 0 Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu

DFD level 0 merupakan hasil decompose dari context diagram. Sistem pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu terbagi dalam 5 sub sistem yaitu, sub sistem cek Kontrak, pembayaran kredit, Pencairan Hasil Penjualan Tebu, dan Membuat Kontrak. Dari DFD level 0 diatas terdapat 4 tabel yang terdapat dalam

database yang diperlukan untuk pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan


(43)

35

C. DFD Level 1 cek Kontrak

[RDKK] Data Kontrak yang Memiliki RDKK

[Membaca][Membaca]

[RDKK] [No Kontrak]

Bag Keuang an

2 RDKK

Pembayaran Kredit

1 Kontrak

1.1

Input No Kontrak

1.2 Menampilkan

Kontrak dan RDKK

Gambar 4.6 DFD Level 1 Subsistem Cek Kontrak

DFD Level 1 cek Kontrak (Gambar 4.6) merupakan hasil dekomposisi dari DFD Level 0 sub sistem cek Kontrak. Didalam proses cek Kontrak terdapat 2 proses yaitu proses Input no Kontrak dan Menampilkan Kontrak dan RDKK serta menampilkan menu utama sesuai hak akses.


(44)

D. DFD Level 1 Pembayaran Kredit

Update

Hasil Perhitung an Pembayaran Kredit

Simpan Pendapatan Hasil Penjualan Tebu

Banyak Tebu Yang Dikirim

Baca Banyak Tebu Yang Dikirim

Bag Keuang an

2 RDKK

3 Log Pencairan Tebu 4 Harg a Gula

1

Input Tebu yang DIkirim 2 Perhitung an Pendapatan Hasil Penjualan Tebu 3 Perhitung an Pembayaran Kredit 4 Menampilkan dan Simpan Hasil Perhitung an Pembayaran Kredit

Gambar 4.7 DFD Level 1 Subsistem Pembayaran Kredit

DFD Level 1 pembayaran kredit (gambar 4.7) merupakan hasil dekomposisi dari DFD Level 0 sub sistem pembayaran kredit. Didalam proses pembayaran kredit terdapat 4 proses yaitu input banyak tebu yang dikirim, perhitungan pembayaran kredit, dan menampilkan dan simpan perhitungan pembayaran kredit. Pada keempat proses ini akan berpengaruh pada RDKK dan log pencairan tebu.


(45)

37

E. DFD Level 1 Pencairan Hasil Penjualan Tebu

Perhitung an Pencairan Hasil Penjualan Tebu Data Penc airan

Membac a

3 Log Penc airan Tebu

Bag Keuang an 1

Cek Data Penc airan Tebu

2

CetakFaktur Penc airan

Gambar 4.8 DFD Level 1 Subsistem Pencairan Hasil Penjualan Tebu

DFD Level 1 mengelola pencairan hasil penjualan tebu (gambar 4.8) merupakan hasil dekomposisi dari DFD Level 0 sub sistem pencairan hasil penjualan tebu. Didalam proses mengelola data pencairan terdapat 2 proses yaitu cek data pencairan tebu dan cetak faktur pencairan.


(46)

4.2.3 Entity Relationship Diagram

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan dan perancangan database yang akan digunakan beserta strukturnya. Rancangan database sistem yang dibuat berupa Entity

Relational Diagram (ERD), yaitu alat untuk merepresentasikan model data yang ada

pada sistem dimana terdapat entity dan relationship.

Pada gambar 4.11 dan gambar 4.12 akan dijelaskan relasi-relasi atau hubungan antar tabel dalam perancangan Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan dalam bentuk Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM).

A. CDM Memiliki Terdapat Mempunyai Kontrak No Kontrak

Nama Ketua Kelompok Nama Sekretaris Nama Bendahara Luas Lahan Kategori Kode Desa

<pi> Characters (10) Characters (30) Characters (30) Characters (30) Integer Characters (10) Characters (5) <M> Identifier_1 <pi> RDKK Kode RDKK Tanggal RDKK RDKK

<pi> Characters (5) Date Integer

<M>

Identifier_1 <pi> Log Pencairan Tebu

Kode Log Pencairan Tanggal Pencairan Total Pencairan Status

<pi> Characters (10) Date Integer Characters (10) <M> Identifier_1 <pi> Harga Tebu Harga Tebu

Kode BRIXT <pi> Integer Characters (5) <M> Identifier_1 <pi>

Gambar 4.11 CDM Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu

Conceptual data model (CDM) merupakan sebuah diagram database yang

masih berupa konsep. Dalam CDM ini, terdapat 4 tabel yang saling berhubungan secara logika.


(47)

39 B. PDM FK_RDKK_MEMILIKI_KONTRAK FK_LOG_PENC_TERDAPAT_KONTRAK FK_HARGA_TE_MEMPUNYAI_LOG_PENC Kontrak No Kontrak

Nama Ketua Kelompok Nama Sekretaris Nama Bendahara Luas Lahan Kategori Kode Desa char(10) char(30) char(30) char(30) integer char(10) char(5) <pk> RDKK Kode RDKK No Kontrak Tanggal RDKK RDKK char(5) char(10) date integer <pk> <fk> Log Pencairan Tebu

Kode Log Pencairan No Kontrak Tanggal Pencairan Total Pencairan Status char(10) char(10) date integer char(10) <pk> <fk> Harga Tebu Harga Tebu Kode BRIXT Kode Log Pencairan

integer char(5) char(10)

<pk> <fk>

Gambar 4.12 PDM Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu

Physical data model (PDM) merupakan desain fisik tabel dari sebuah

database. Dalam PDM ini terdapat 4 tabel yang saling berhubungan dan terintegrasi. Keempat tabel inilah yang nantinya akan dibuat dalam database.

4.2.4 Struktur Tabel

Dari PDM yang telah terbentuk, dapat disusun struktur tabel yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan data. Tabel-tabel yang digunakan pada aplikasi ini antara lain :

A. Tabel Kontrak

Primary Key : no_kontrak Foreign Key :


(48)

Tabel 4.1 Tabel Kontrak

Field Name Type Field Size Description

NO_KONTRAK Char 10 Primary Key

NAMA_KETUA_KELOMPOK Char 30 -

NAMA_SEKRETARIS Char 30 -

NAMA_BENDAHARA Char 30 -

LUAS_LAHAN Integer - -

KATEGORI Char 10 -

KODE_DESA Char 5 -

B. Tabel RDKK

Primary Key : KODE_RDKK Foreign Key : NO_KONTRAK

Fungsi : Menyimpan data RDKK

Tabel 4.2 Tabel RDKK

Field Name Type Field Size Description

KODE_RDKK Char 5 Primary Key

NO_KONTRAK Char 10 Foreign Key

TANGGAL_RDKK Date - -


(49)

41

C. Tabel Log Pencairan Tebu

Primary Key : KODE_LOG_PENCAIRAN

Foreign Key 1 : NO_KONTRAK

Fungsi : Menyimpan data Log Pencairan Tebu

Tabel 4.3 Tabel Log Pencairan Tebu

Field Name Type Field Size Description

KODE_LOG_PENCAIRAN Char 10 Primary Key

NO_KONTAK Char 10 Foreign Key

TANGGAL_PENCAIRAN Date - -

TOTAL_PENCAIRAN Integer - -

STATUS Char 10 -

D. Tabel Harga Gula

Primary Key : Kode BRIXT

Foreign Key : KODE_LOG_PENCAIRAN

Fungsi : Menyimpan data harga gula

Tabel 4.4 Tabel Harga Gula

Field Name Type Field Size Description

KODE_LOG_PENCAIRAN Char 10 Foreign Key

KODE_BRIXT Char 5 Primary Key


(50)

4.2.5 Desain Input Output

Desain input/output merupakan rancangan input/output berupa form untuk memasukkan data dan laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari pengelolaan data. Desain input/output juga merupakan acuan pembuat aplikasi dalam merancang dan membangun sistem.

A. Desain Input

Desain input adalah bagian dari perencanaan form-form yang akan dibangun untuk mendukung pembuatan sistem ini. Berikut ini adalah desain input sistem tersebut :

1. Rancangan Form Perhitungan Pencairan

Rancangan Form Perhitungan Pencairan pada gambar 4.13 merupakan rancangan input untuk mengisi form Perhitungan Pencairan pada KOPTAN Sumber Manis, Mojokerto. Form Perhitungan Pencairan ini nantinya akan berfungsi sebagai

input dari proses transaksi Perhitungan Pencairan.


(51)

43

B. Desain Output

Desain output merupakan perancangan desain output yang merupakan hasil dari proses data yang terjadi, yang tersimpan pada database yang kemudian akan diolah sedemikian rupa menjadi informasi yang berguna bagi pengguna sistem informasi.

1. Rancangan Output Laporan Pencairan RDKK

Rancangan output Pencairan RDKK yang dicari pada gambar 4.14 merupakan hasil dari proses pengolahan aplikasi untuk perhitungan pencairan petani yang tersimpan dalam database.

4.14 Gambar Rancangan Laporan Pencairan RDKK

4.3Implementasi dan Evaluasi

Implementasi sistem ini akan menjelaskan detil aplikasi ini dan penjelasan


(52)

4.3.1 Teknologi

1. Perangkat Lunak

Sedangkan perangkat lunak minimum yang harus diinstall ke dalam sistem komputer adalah :

a. Windows 7 (atau lebih tinggi)

b. Microsoft SQL Server 2005

c. Microsoft Visual Studio 2010 beserta Dotnet Bar

2. Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini adalah satu unit komputer dengan :

a. Prosesor 4Ghz (atau lebih tinggi)

b. Memori dengan RAM 1Gb

c. VGA on board

d. Monitor

e. Keyboard dan Mouse

4.3.2 Pengoperasian Program

Pada sub bab ini akan dijelaskan langkah – langkah pengoperasian Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu.


(53)

45

1. Form Manu Utama

Gambar 4.15 Form Menu Utama

Pada gambar 4.15 merupakan tampilan menu utama. Pada form ini terdapat beberapa menu yang ada pada menu strip aplikasi pada bagian atas seperti list harga, transaksi, laporan dan exit. Menu list harga pada menu utama berisi satu sub menu yaitu menu harga tebu, menu transaksi berisi sub menu perhitungan pencairan, dan pada menu laporan terdapat submenu untuk menampilkan laporan RDKK.

2. Form Menu Daftar Harga Tebu

Pada Daftar Harga Tebu (Gambar 4.16) user dapat melihat harga tebu yang beserta dengan kode BRIXT.


(54)

Gambar 4.16 Menu Daftar Harga Tebu

3. Form Transaksi Perhitungan Pencairan

Pada gambar 4.17 merupakan tampilan untuk form transaksi perhitungan pencairan. User dapat memilih no kontrak yang sudah terdaftar, berapa banyak tebu yang dikirim yank kode brixt untuk dilakukan pencairan, sistem akan secara otomatis melakukan perkalian antara harga tebu sesuai kode brixt dengan jumlah tebu yang dikirim oleh petani.


(55)

47

Gambar 4.17 Menu Perhitungan Pencairan

4. Form Laporan Pencairan RDKK


(56)

Pada form laporan (Gambar 4.18) pencairan RDKK digunakan untuk menampilkan rekaman transaksi berdasarkan nomor kontrak yang dipilih oleh user. Laporan juga akan menampilkan sisa RDKK yang dimiliki oleh nomor kontrak tersebut.

5. Form Laporan Rekap RDKK

Gambar 4.19 Menu Laporan Rekap RDKK

Pada form laporan rekap RDKK (Gambar 4.19) digunakan untuk menampilkan rekap RDKK berdasarkan periode tanggal yang dipilih oleh user. Laporan juga akan menampilkan sisa RDKK yang dimiliki oleh nomor kontrak tersebut.


(57)

(58)

49

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kerja Praktik pada KOPTAN Sumber Manis telah menghasilkan Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu yang diharapkan dapat membantu pihak bendahara Koperasi dalam mengelolah data pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu.

5.2 Saran

Saran dari penulis untuk pengembangan selanjutnya adalah:

1. Aplikasi yang dibangun ini belum mampu melakukan update harga

secara real time sehingga dapat dikembangkan berdasarkan

perkembangan teknologi di kemudian hari.

2. Bagi pembaca yang ingin mengembangkan aplikasi pembayaran dan

pencairan hasil tebu, diharapkan dengan adanya hasil penelitian dan perancangan aplikasi ini dapat dijadikan sebagai pembanding dan referensi.


(59)

50

DAFTAR PUSTAKA

Davis GB. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Cetakan Kesepuluh. Terjemahan. Penerbit : PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Kendall, dan Kendall, 2003, Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1,

Prenhallindo, Jakarta.

Marlinda, Linda, S.Kom, 2004, Sistem Basis Data, Andi Offset, Yogyakarta. McLeod Raymond & Schell George,2008, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit

: Salemba empat, Jakarta

Hartono, Jogianto. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan

terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

Neuschel, Richard F. 1976. Management Systems for Profit and Growth. New

York: McGraw-Hill.

Insap Santoso, 2009, Interaksi Manusia dan Komputer, Andi Offset, Yogyakarta. Yuswanto, dan Subari. 2005. Mengolah Database dengan SQL Server 2000.

Prestasi Pustaka, Jakarta.

Hasibuan, Malayu. 2001. Dasar-dasar Perbankan. Bumi Askara. Jakarta Chaniago, Arifinal. 1984. Perkoperasian Indonesi, Angkasa, Bandung Anwar, Arifin. 2002. Praktek Perbankan. RajaGrafindo Perkada. Jakarta

Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Koperasi.Lembaga Negara RI Tahun 1992. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang


(1)

Gambar 4.16 Menu Daftar Harga Tebu 3. Form Transaksi Perhitungan Pencairan

Pada gambar 4.17 merupakan tampilan untuk form transaksi perhitungan pencairan. User dapat memilih no kontrak yang sudah terdaftar, berapa banyak tebu yang dikirim yank kode brixt untuk dilakukan pencairan, sistem akan secara otomatis melakukan perkalian antara harga tebu sesuai kode brixt dengan jumlah tebu yang dikirim oleh petani.


(2)

47

Gambar 4.17 Menu Perhitungan Pencairan 4. Form Laporan Pencairan RDKK


(3)

Pada form laporan (Gambar 4.18) pencairan RDKK digunakan untuk menampilkan rekaman transaksi berdasarkan nomor kontrak yang dipilih oleh user. Laporan juga akan menampilkan sisa RDKK yang dimiliki oleh nomor kontrak tersebut.

5. Form Laporan Rekap RDKK

Gambar 4.19 Menu Laporan Rekap RDKK

Pada form laporan rekap RDKK (Gambar 4.19) digunakan untuk menampilkan rekap RDKK berdasarkan periode tanggal yang dipilih oleh user. Laporan juga akan menampilkan sisa RDKK yang dimiliki oleh nomor kontrak tersebut.


(4)

(5)

49 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kerja Praktik pada KOPTAN Sumber Manis telah menghasilkan Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu yang diharapkan dapat membantu pihak bendahara Koperasi dalam mengelolah data pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu.

5.2 Saran

Saran dari penulis untuk pengembangan selanjutnya adalah:

1. Aplikasi yang dibangun ini belum mampu melakukan update harga secara real time sehingga dapat dikembangkan berdasarkan perkembangan teknologi di kemudian hari.

2. Bagi pembaca yang ingin mengembangkan aplikasi pembayaran dan pencairan hasil tebu, diharapkan dengan adanya hasil penelitian dan perancangan aplikasi ini dapat dijadikan sebagai pembanding dan referensi.


(6)

50

DAFTAR PUSTAKA

Davis GB. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Cetakan Kesepuluh. Terjemahan. Penerbit : PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Kendall, dan Kendall, 2003, Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1,

Prenhallindo, Jakarta.

Marlinda, Linda, S.Kom, 2004, Sistem Basis Data, Andi Offset, Yogyakarta. McLeod Raymond & Schell George,2008, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit

: Salemba empat, Jakarta

Hartono, Jogianto. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

Neuschel, Richard F. 1976. Management Systems for Profit and Growth. New York: McGraw-Hill.

Insap Santoso, 2009, Interaksi Manusia dan Komputer, Andi Offset, Yogyakarta. Yuswanto, dan Subari. 2005. Mengolah Database dengan SQL Server 2000.

Prestasi Pustaka, Jakarta.

Hasibuan, Malayu. 2001. Dasar-dasar Perbankan. Bumi Askara. Jakarta Chaniago, Arifinal. 1984. Perkoperasian Indonesi, Angkasa, Bandung Anwar, Arifin. 2002. Praktek Perbankan. RajaGrafindo Perkada. Jakarta

Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Koperasi.Lembaga Negara RI Tahun 1992. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang