PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBASIS PORTOFOLIO DI SMP KOTA SURAKARTA

Pendidikan dan Humaniora

LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN I
HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP
(HIBAH PASCA)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION
BERBASIS PORTOFOLIO DI SMP KOTA SURAKARTA

Oleh :
Dr. Sutama, M.Pd.
Prof. Dr. Markhamah, M.Hum
Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom

Dibiayai DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Dikdas
Surat Perjanjian No : 188/SP2H/PP/DP2M/III/2008, Tertanggal 06 Maret 2008
Direktorat Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN 2008

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. i
RINGKASAN DAN SUMMARY...................................................................... ii
PRAKATA.......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
I

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

II

TUJUAN DAN MANFAAAT PENELITIAN TAHUN KE I................... 7

III

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9


IV

METODE PENELITIAN........................................................................... 53

V

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 60

VI

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 105

VII RENCANA PENELITIAN TAHAP II ...................................................... 113
A. Tujuan Khusus ..................................................................................... 113
B. Metode Penelitian ................................................................................ 115
C. Jadwal Kerja......................................................................................... 124
VIII DRAF ARTIKEL ILMIAH ...................................................................... 126
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 145
LAMPIRAN........................................................................................................ 148


DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad dan Ariadie Chandra Nugraha. 2007. “Pengembangan dan
Implementasi Sistem Euntuk Meningkatkan Kualitas Pembmelajaran di
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY”. Makalah Simposium
Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan
Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Anwar. 2006. “Penggunaan Peta Konsep Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD untuk meningkatkan Proses, Hasil Belajar, dan Respons pada
Konsep Ekosistem”. Dalam Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16
Nomor 1 Desember. Hal. 217-244.
Arifin, Rusjdy S. and Uwea A. Chaeruman. 2007. “E-Dukasi.Net: A Showcae of
Virtual Learning Resources Center (VLRC) for Secondary Education”.
Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Asikin, Mohammad. 2003. “Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Pembuktian
Matemamtika Melalui Model Belajar Perubahan Konseptual dengan CLS
(Cooperative Learning Strategies). Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan.
Vol. XIX, No. 2. 2003. Hal. 112-126.

Astuti, Siti Irene. 2007. ”Desentralisasi Pendidikan dan Ketimpangan Mutu papda
Tingkat Satuan Pendidikan”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta
26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia.
Beauchamp, G. (1975). Curriculum Theory. Willmette, Illionis: The Kagg Press.
Criswell, Eleanor L. (1989). The design of computer-based instruction, New
York: Macmillan Publishing Company.
Daryanti. Tri. 2003. “Model Pembelajaran Bermakna dengan Peta Konsep untuk
Mengoptimalkan Aktiivitas Guru dan Siswa di Sekolah Dasar”. Dalam
Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. XIX, No. 1. 2003. Hal. 24-37.
Depdiknas. 2002. Kegiatan belajar mengajar kurikulum berbasis kompetensi.
Jakarta: Puskur Balitbang.
Elida, T. & W. Nugroho (2003). Pengembangan computer assisted instruction
(CAI) pada Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer, Jurnal Teknologi
Pendidikan, Vol. 5 no. 1. ISSN 1441-2744.
Firdaus, L.N., Gunawan Tabrani, dan Adiwirman. 2007. “Implementasi
Pendekatan Contextual-Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Kabupaten Bengkalis Privinsi
Riau”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat

Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Hasan, Said Hamid. (2000). “Pengembangan kurikulum berbasis masyarakat”.
Makalah seminar nasional pengembangan program pendidikan berbasis
kewilayahan menyongsong diterapkannya otonomi daerah, 31 Agustus 2000
di UPI Bandung.

145

Hasibuan, Zainal A . dan Harry B. Santosa. 2007. ”Analisis dan Perancangan
Modul Representasi Knowledge Building dalam Student Centered ELearning Environment”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27
Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia
Hastjarjo, Sri dan Soekartawi. 2007. ”Aplikasi E-Learning dan Kualitas Hasil
Belajar”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Herman, Tatang. 2007. “Membangun Pengetahuan Siswa Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli

2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian
dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Hermawan, Sainul. 2007. “Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Teknologi
Informasi dan Komunikasi”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta
26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia.
Hidayat, Agus dan Gatot Prabantoro. 2007. ”Memanfaatkan Fasilitas Gratis di
Internet untuk Mengembangkan Media E-Learning Murah”. Makalah
Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian
Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Iskandar, Srini M. 2006. ” Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dasar-Dasar Sains
dengan Mengggunakan Pembelajaran Berkelompok (Learning Together) dan
Pembelajaran Timbal Balik (Reciprokal Teaching)”. Dalam Jurnal
Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor 1 Juni.
Joyce, B & Weils, M. (1992). Models of teaching. (Fourth Edition). Needham
Heights Massachusetts: Allyn & Bacon.
Juanda, Enjang A. 2007. “Pertimbangan-pertimbangan (Constraints) Perancangan
Kelas Virtual pada Aplikasi E-Learning untuk Bidang Ilmu Keteknikan”.

Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Martini, dkk. 2006. “Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotr Melalui
Pembelajaran Berbasis Laboratorium pada siswa Kelas XI IPA I SMA
Negeri I Jombang.” Dalam Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16
Nomor 2 Desember. Hal. 245-255.
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Terjemahan Tjetjep Rohendi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Roebyanto, Gunawan dkk. 2006. “Pembelajaran Geometri yang Berorientasi pada
Teori van Hiele dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep
Segiempat”. Dalam Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor 1
Juni.

146

Saylor J.G. dan kawan-kawan. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching
and Learning. Fourth Edition. Japan: Holt, Rinehart and Winston.

Siswono, Tatak Yuli Eko. 2007. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah Matematika”.
Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Soekartawi. 2007.
“E-Learning: Teori, Aplikasi, dan Potensinya dalam
Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Bermutu di Indonesia”.
Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeda.
Sujoko, Anang, Reza Savitri, dan Ratya Anindita. 2007. “Pemanfaatan
Multimedia dalam Pembelajaran sebagai Alternatif Optimalisasi
Kkeseimbangan Kkerja Otak Kiri dan Kanan Guna Meningkatkan Kualitas
dan Daya Saaing Lulusan”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 2627 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia
Sukmadinata, N. S. 1988. Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum.

Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud.
Suwarni, Endah, Retno Widiastuti, dan Anna Isrowiyah. 2007. “’Accelereted
Learning’ sebagai Dasar untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi
Proses Balajar Mengajar Akuntasi Pangantar”. Makalah Simposium
Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan
Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

147

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya untuk peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan. Namun,
ketimpangan mutu pendidikan masih saja terjadi. Hasil penelitian Astuti (2007)
menunjukkan masih adanya ketimpangan mutu pendidikan walaupun sekolah
yang bersangkutan telah menjadi ujicoba desentralisasi pendidikan.
Upaya peningkatkan mutu pendidikan perlu dibuat kebijakan pendidikan
yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Kebijakan itu antara lain

perlunya melengkapi bahan ajar yang berbasiskan multi media dan memberikan
bekal penguasaan TIK kepada guru, agar guru mampu melaksanakan
pembelajaran berbasiskan multimedia (Sujoko, dkk., 2007). Kebijakan perlunya
pemanfaatan multimemdia juga dinyatakan

oleh Nirwana (2007). Kebijakan

lainnya adalah perlunya pelatihan untuk sampai kepada substansi bidang studi.
Hal ini mengingat pelatihan yang telah dilakukan, berdasarkan penelitian Dasna
dan Umi Dayati (2007), telah memberikan sumbangan terhadap peningkatan
kompetensi pedagogis, terutama membuat perangkat kurikulum, tetapi belum
sampai pada substandi bidang studi.
Matematika sekolah diberikan kepada siswa pendidikan dasar (SMP) untuk
membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
mampu bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
1

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Sementara itu, penguasaan matematika siswa di Indonesia masih rendah. Hal ini

dapat diketahui dari rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa Indonesia yang
menduduki peringkat ke 32 dari 38 negara peserta pada tahun 1999 dan peringkat
37 dari 46 negara peserta pada tahun 2003. salah satu penyebabnya adalah belum
efektifnya proses pembelajaran (Sediadi dan Awaludin Tjalla, 2007).
Untuk menguasai matematika sekolah secara baik diperlukan model
pembelajaran yang memperhatikan keragaman individu siswa. Hal ini sesuai
dengan prinsip pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006),
yakni siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis,
dan menyenangkan.
Keberhasilan implementasi KTSP banyak dipengaruhi oleh

kemampuan

guru. Artinya, pada diri gurulah keberhasilan implementasi KTSP dibebankan.
Makna lebih lanjutnya, sebaik apapun desain KTSP jika guru tidak mampu
mengimplementasikannya desain KTSP tersebut tidak akan pernah terwujud di
dalam proses pembelajaran.
Realitasnya di lapangan, ada kesan umum bahwa kemampuan guru
matematika dalam implementasi KTSP masih kurang memadai. Sebagian besar
dari mereka masih berpredikat sebagai pelaksana KTSP dan bahkan kegiatankegiatan yang mereka lakukan lebih bersifat rutinitas. Guru belum siap
menghadapi berbagai perubahan, akses pada materi mutakhir terbatas; wawasan
dan keterampilan pembelajaran juga terbatas. Guru dalam pembelajaran di kelas
2

hanya menekankan pada pengembangan pengetahuan yang bersifat fakta dan
ingatan, dan melupakan aspek proses dan konteks dalam pembelajaran.
Kompetensi guru-guru di Indonesia saat ini masih mempihatinkan (Sediadi dan
Awaludin Tjalla, 2007). Motivasi dan kesiapan belajar siswa rendah. Di samping
itu, waktu belajar kurang, lingkup materi sangat luas, serta akselerasi di bidang
ilmu sangat cepat, teknologi dan seni

begitu cepat. Keterbatasan media

pembelajaran baik jenis maupun jumlahnya, serta kemampuan memanfaatkan
media masih kurang. Suasana kelas kurang memotivasi siswa melakukan kegiatan
belajar. Interaksi pembelajaran belum optimal. Kemampuan guru dalam
mengembangkan pembelajaran dengan metode yang variatif juga kurang.
Kebijakan dan strategi diseminasi kurang mendukung. Monitoring, evaluasi dan
kendali mutu masih lemah. Ini semua diperlukan upaya mengatasinya jika kualitas
pembelajaran menjadi tuntutan utama. Model pembelajaran apapun yang
dikembangkan dan strategi apapun yang dipilih untuk keperluan pembelajaran
haruslah berpijak pada permasalahan yang ada. Jika tidak,

model apapun atau

strategi pembelajaran manapun tidak akan bermakna.
Memperhatikan fenomena di atas, betapa kemampuan guru matematika masih
sangat memprihatinkan terutama jika dikaitkan dengan tuntutan tugas guru di era
global ini yang ditandai oleh semakin meluasnya penggunaan teknologi komputer
hampir pada seluruh segi kehidupan, khususnya di bidang pendidikan. Padahal,
perkembangan pendidikan saat ini yang ditunjang oleh perkembangan ICT
memerlukan peran pengajar yang kompeten dan profesional. Indonesia sebagai
negara berkembang memerlukan lebih banyak pengajar yang memiliki

3

keterampilan dan keahlian khusus dalam bidang pengetahuan, terutama ICT
(Hasbullah, 2007).
Pertanyaan yang perlu segera dikemukakan adalah bagaimana cara
meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan model pembelajaran?
Pendekatan pembelajaran mana yang dipilih oleh guru? Apakah model
pembelajaran dengan pendekatan aptitude treatment interaction

berbasis

portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, peningkatan mutu
pembelajaran, dan melakukan optimalisasi implementasi KTSP mata pelajaran
matematika SMP?
Banyak model pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi yang telah
dikembangkan oleh para ahli, baik melalui penelitian maupun kajian konseptual.
Namun demikian, tatkala model-model diterapkan guru-guru di sekolah seringkali
hasilnya kurang efektif dan kurang adaptabel yang disebabkan oleh belum adanya
model yang bisa dijadikan contoh oleh guru. Oleh karena itu, melalui penelitian
dan pengembangan ini diharapkan diperoleh pengembangan model pembelajaran
dengan pendekatan aptitude treatment interaction

berbasis portofolio untuk

peningkatan kompetensi guru dan untuk mengoptimalkan implementasi KTSP
mata pelajaran matematika di SMP. Peningkatan kompetensi guru adalah
peningkatan

kemampuan

guru

dalam

beradaptasi

dengan

lingkungan

pembelajaran yang semakin baru (TIK), mengintegrasikan kurikulum dengan
TIK,

mengintergrasikan

beragam

keterampilan

guru

di

sekolah,

dan

mengakomodasi beragam bahan pembelajaran dari kenyataan yang teraktual
(Hernawan, 2007).
4

Apabila para guru telah mengetahui model pengembangan pembelajaran
sebagai contoh guru dipastikan akan mampu mengembangkan pembelajaran
dengan pendekatan aptitude treatment interaction

berbasis portofolio. Pada

gilirannya mutu pembelajaran dapat meningkat lebih baik dan peningkatan mutu
pembelajaran ini diyakini akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini juga
berarti para guru memiliki kompetensi dalam mengajar lebih baik dan sesuai
dengan tuntutan era teknologi informasi yang mendukung optimalisasi
implementasi KTSP. Kompetensi guru adalah kemampuan Keyakinan ini
didukung oleh pengalaman peneliti-peneliti terdahulu. Misalnya, penelitian yang
dilakukan Asikin (2003:136) yang menemukan bahwa pengembangan modul
bahan bacaan dengan desain khusus, diberikan dua minggu sebelum pelaksanaan,
dan tetap didampingin guru untuk memahami isinya dapat meningkatkan
kemandirian siswa secara maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Daryanti
(2003: 36) juga menunjukkan hal yang sama. Artinya, model pembelajaran
dengan peta konsep: (1) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan (2) dapat
mengoptimalkan aktivitas guru dan siswa.
Bertolak dari pemikiran di atas, peneliti

menawarkan alternatif

pengembangan model pembelajaran aptitude treatment interaction berbasis
portofolio karena model ini diyakini dapat memberi peluang siswa untuk terlibat
dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk
pembelajaran mereka sendiri (Fajar, 2002:46). Di samping itu, model ini diyakini
dapat mendukung implementasi KTSP karena model yang dikembangkan ini juga
disesuaikan dengan tuntutan KTSP. Dengan demikian, guru juga akan meningkat

5

kompetensinya sesuai dengan tuntutan KTSP. Hakekatnya, model pembelajaran
dengan pendekatan aptitude treatment interaction (ATI) berbasis portofolio ini, di
samping siswa memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran,
ia juga memperoleh pengalaman atau terlibat langsung secara mental dalam
pembelajaran. Meskipun model pembelajaran dengan pendekatan ATI berbasis
portofolio mengutamakan peran aktif siswa, bukan berarti guru tidak
berpartisipasi.

Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai perancang,

fasilitator dan pembimbing proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
itulah peran guru.

B. Fokus dan pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan fokus yang akan
dikaji dalam penelitian, yaitu ”Bagaimana model

pembelajaran mata pelajaran

matematika di SMP dengan pendekataan ATI berbasis portofolio? ”
Secara lebih spesifik, fokus ini dirinci menjadi tiga pertanyaan penelitian
sabagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru SMP di
Surakarta dan pendekatan apa yang dipakai ?
2. Bagaimana konsep pengembangan materi ajar matematika SMP dengan
pendekatan ATI berbasis portofolio?
3. Bagaimana konsep pengembangan pembelajaran matematika SMP dengan
pendekatan ATI berbasis portofolio ?

6

RINGKASAN
Penelitian dan pengembangan ini dilatarbelakangi oleh, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Astuti (2007) menunjukkan masih adanya ketimpangan mutu
pendidikan walaupun sekolah yang bersangkutan telah menjadi ujicoba
desentralisasi pendidikan. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu
dibuat kebijakan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Kebijakan
itu di antaranya: perlunya melengkapi bahan ajar yang berbasiskan multi media
dan memberikan bekal penguasaan TIK kepada guru agar guru mampu
melaksanakan pembelajaran berbasiskan multimedia (Sujoko,dkk.,2007).
Kebijakan perlunya pemanfaatan multimemdia juga dinyatakan oleh Nirwana
(2007). Kebijakan lainnya adalah perlunya pelatihan untuk sampai kepada
substansi bidang studi. Hal ini mengingat pelatihan yang telah dilakukan,
berdasarkan penelitian Dasna dan Umi Dayati (2007), telah memberikan
sumbangan terhadap peningkatan kompetensi pedagogis, terutama membuat
perangkat kurikulum, tetapi belum sampai pada substansi bidang studi.
Matematika sekolah diberikan kepada siswa pendidikan dasar (SMP) untuk
membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
mampu bekerja sama. Sementara itu, penguasaan matematika siswa di Indonesia
masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari rendahnya prestasi yang dicapai oleh
siswa Indonesia yang menduduki peringkat ke 32 dari 38 negara peserta pada
tahun 1999 dan peringkat 37 dari 46 negara peserta pada tahun 2003. Salah satu
penyebabnya adalah belum efektifnya proses pembelajaran (Sediadi dan
Awaludin Tjalla, 2007).
Penelitian dan pengembangan tahun 1 ini, bertujuan menyusun model
pembelajaran mata pelajaran matematika di SMP dengan pendekataan aptitude
treatment interaction (ATI) berbasis portofolio. Secara khusus tujuan penelitian
dan pengembangan ini dirinci untuk : (1) mengetahui pembelajaran matematika
yang dilaksanakan oleh guru SMP tempat penelitian dan pendekatan yang
digunakan oleh guru, (2) menyusun konsep pengembangan materi ajar
matematika SMP dengan pendekatan ATI berbasis portofolio, dan (3) menyusun
konsep pengembangan pembelajaran matematika SMP dengan pendekatan ATI
berbasis portofolio.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan
FGD. Subjek penelitian adalah guru, siswa, ahli pendidikan, dan pengambil
kebijakan. Lokasi penelitian dilakukan di empat SMP negeri dan di empat SMP
swasta di Kota Surakarta. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif.
Analisis ini dilakukan dalam bentuk siklus dari pengumpulan data, redukasi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi.
Hasil penelitian dan pengembangan tahun 1, (1) Pembelajaran
matematika yang diterapkan di SMP tempat penelitian, meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan. Perencanaan, yaitu
menyusun program tahunan, program semester, silabus pengembangan dan
penilaian, rincian minggu efektif, serta rencana pembelajaran. Di samping itu,
guru juga melakukan persiapan dalam hal penguasaan materi pokok bahasan,
dan metode mengajar serta alat evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran matematika
ii

di SMP tempat penelitian dimulai dari membuka pelajaran, pengembangan
pelajaran, dan menutup pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran dilakukan
dengan menjelaskan pokok bahasan, melakukan apersepsi guna mendorong
motivasi, menjelaskan tujuan pembelajaran, serta kadang-kadang diadakan pre
test. Adapun kegiatan menjelaskan materi pelajaran dilakukan dengan metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, drill, dan pendekatan deduktif, dan induktif.
Alat peraga dan media walaupun terbatas juga digunakan sesuai dengan materi.
Dalam menutup pelajaran guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dan
guru selalu memberi PR dan kadang-kadang post test. Penilaian pembelajaran
yang dilakukan di SMP tempat penelitian, yaitu meliputi penilaian proses dan
penilaian hasil belajar. Dalam penilaian proses pembelajaran, guru
menggunakan tes lisan dan observasi, walaupun penilaian proses ini jarang
dilakukan. Penilaian hasil belajar berupa ulangan harian, tugas dari guru, ujian
mid semester serta ujian akhir semester. Pengawasan yang dilakukan oleh
kepala sekolah di SMP tempat penelitian, telah sesuai dengan kebutuhan,
walaupun kadang pelaksanaan supervisi jarang dilakukan. Tetapi setidaknya
dalam satu tahun ada supervisi dari kepala sekolah. Semuanya itu tergantung
dari hasil belajar siswa. Apabila hasil belajar siswa menurun, kepala sekolah
lebih giat lagi dalam supervisi. (2) Prinsip-prinsip pengembangan materi ajar
matematika dengan pendekatan ATI berbasis portofolio yang menyangkut isi
adalah ilmiah, relevan, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan
menyeluruh. Keilmiahan mencakup keseluruhan materi dan kegiatan yang
menjadi muatan dalam materi ajar matematika. Adapun keseluruhan materi dan
kegiatan tersebut harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan. Relevan dimaksudkan cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan
urutan peyajian dalam materi ajar matematika disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
Materi ajar diharapkan memadai, artinya bahwa materi ajar cukup menunjang
pencapaian kompetensi dasar. Dalam sebuah pembelajaran materi ajar harus
memuat prinsip aktual dan kontekstual. Prinsip ini mencakup indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian yang
memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, seni mutakhir dalam kehidupan
nyata. Pengembangan bahan ajar ini juga harus fleksibel disesuaikan dengan
perkembangan fenomena yang terjadi dalam kehidupan seharihari.Pengembangan materi ajar yang disampaikan oleh guru kepada siswa harus
dapat menunjang pencapaian skill dan sikap. Hal ini dibuktikan oleh
pembelajaran matematika dituntut untuk selalu berpikir logis, kritis dan
terstruktur. Materi ajar yang diharapkan haruslah menyeluruh, artinya bahwa
komponen materi ajar mencangkup keseluruhan ranah kognitif, ranah afektif
dan psikomotorik. Prinsip-prinsip pengembangan materi ajar yang menyangkut
tata urutan adalah sistematis dan konsisten. Dalam pengembangan materi ajar,
ada baiknya guru matematika selalu menggunakan topik bab awal sebagai dasar
topik pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan jika topik antarbab awal
dengan bab selanjutnya saling berkesinambungan. Keajegan antara standar
kompetensi dan kompetensi dasar sangat diperlukan dalam pengembangan
materi bahan ajar. (3) Pengembangan pembelajaran matematika dengan
iii

pendekatan ATI berbasis portofolio untuk optimalisasi perubahan perilaku yang
positif dan prestasi akademik siswa, kegiatan pembelajarannya dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu tahap pendahuluan, tahap kegiatan inti, dan tahap kegiatan
penutup. Ketiga tahapan tersebut akan diwujudkan dalam bentuk beragam
kegiatan sesuai dengan model klasikal, kelompok, dan individu secara siklus
dan dapat dimulai dari klasikal, kelompok, atau individu sesuai kebutuhan. Tim
belajar kelompok kecil dengan anggota lima siswa dengan kemampuan awal
berbeda (1 tinggi, 2 sedang, dan 1 rendah) dan dibentuk setiap tatap muka
pembelajaran. Kegiatan pendahuluan meliputi 1) review, yaitu membahas tugas
mandiri, tugas mandiri yang esensial dan sulit diberi balikan, 2) motivasi awal,
yaitu memberitahukan tujuan pembelajaran, memberikan gambaran umum
materi ajar dan memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan, dan 3)
apersepsi, yaitu memberikan materi pengait sesuai materi yang dibahas.
Kegiatan inti meliputi pengembangan konsep dan penerapan. Dalam
pengembangan konsep meliputi penyampaian materi ajar, menggunakan alat
atau media pembelajaran, mengadakan variasi pembelajaran dengan cara a)
menampilkan sikap bersahabat, b) menghindari perbuatan yang dapat
mengganggu perasaan siswa, c) menunjukkan sikap adil kepada semua siswa,
d) menggunakan berbagai teknik untuk memelihara tingkah laku siswa, e)
menghargai setiap perbedaan pendapat, f) menekankan bagian-bagian penting,
g) membantu siswa yang mendapat kesulitan, h) mendorong siswa
menumbuhkan kepercayaan, menciptakan suasan secara aktif dengan cara a)
menyajikan pertanyaan atau tugas selama pengembangan, b) mendorong siswa
menyampaikan idenya, c) mendorong siswa terjadinya tukar pendapat antara
siswa dengan guru, penguatan dengan cara a) memberikan penguatan terhadap
tingkah laku siswa yang baik, b) memberikan semangat kepada siswa yang
belum berhasil, c) penguatan bervariasi diberikan secara wajar dan diberikan
pada waktu yang tepat. Dalam penerapan diberikan latihan terkontrol dan
latihan mandiri. Latihan terkontrol stting kelas kelompok dengan tutor sebaya,
meliputi kegiatan : a) tugas diarahkan dengan jelas, b) membimbing dan
memudahkan belajar siswa, c) menuntut tanggung jawab siswa, d)
menumbuhkan kerjasama antar siswa, dan e) menumbuhkan inisiatif siswa
dalam belajar. Latihan mandiri meliputi kegiatan: a) komunikasi antar pribadi
menunjukkan kehangatan, b) merespon setiap pendapat siswa, c) membimbing
belajar siswa, d) mendorong siswa untuk banyak berkreasi dalam belajar dan e)
menumbuhkan kepercayaan siswa kepada diri sendiri. Kegiatan penutup
meliputi review guru terhadap rangkuman dan tindak lanjut. Untuk review guru
terhadap rangkuman, yaitu a) mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman
dan b) rangkuman jelas dan mencakup seluruh inti materi ajar. Sedangkan
sebagai kegiatan tindak lanjut, yaitu a) mengevaluasi kemampuan siswa, b)
menyarankan agar materi ajar dipelajari kembali di rumah, dan c) memberikan
tugas rumah mandiri dengan petunjuk yang jelas

iv

SUMMARY
These research and development are based on the research result that is
performed by Astuti (2007). This research shows that there is still a gap of
education quality although the school has become the test of education
decentralization. The effort to develop education quality need to make an
education policy in accordance with the need of demand. The policies are: need to
complete learning material that is based on multimedia and to give TIK skill
capability to the teacher, so the teacher is able to do a learning based on
multimedia (Sujoko, dkk, 2007). The policy about the using of multimedia is also
stated by Nirwana (2007). The other policy is about the need of training toward
field substance. It connects with the Dasna and Umi Dayati research that has
given contribution toward the development of pedagogic competence, particularly
in making of curriculum, however, it has not ran to the field substance yet.
Mathematic in school is given to the Junior High School students in order they
can think logically, analytically, systematically, critically and creatively and can
cooperate. Meanwhile, the student mathematic capability in Indonesia is still low.
It can be known from the low of the Indonesian’s student achievement that placed
in 32nd rank of 38 participant’s countries in year 1999 and placed in 37th rank of
46 participant’s countries in year 2003. One of the causes is the learning process
isn’t effective yet. (Sediadi and Awaludin Tjalla, 2007).
These research and development in the first year are to arrange the learning
model of mathematic subject in Junior High School with aptitude treatment
interaction (ATI) way based on portfolio. Particularly, the research and
development objectives are: (1) to know mathematic learning performed by Junior
High School teacher and the location of the research and the way used by the
teacher., (2) to arrange concept of mathematic learning material in Junior High
School with ATI based on portfolio, and to arrange concept of mathematic
learning development in Junior High School with ATI based on portfolio.
Data collection is performed by using observation method, interview, and
FGD. The research subjects are teacher, student, education expert and policy
maker. The research location is performed in four government Junior High
Schools and in four private Junior High Schools in Surakarta City. The data
analysis uses interactive analysis. This analysis is performed in cycle form of the
data collection, data reduction, data served, and taking the conclusion/verification.
The research and development result in the first year: (1) Mathematic
learning that is implemented in Junior High School where the research location is
performed including: Activity of planning, implementation, evaluation, and
supervision. Planning, that is to arrange annual program, semester program,
development and evaluation syllabus, effective weekly detail, and learning
planning. Besides, the teacher also performs preparing of main learning capability,
and learning method and tool evaluation. The mathematic learning
implementation in Junior High School where is the research location started from
opening the lesson, lesson development, and closing the lesson. The activities in
lesson opening are performed by explaining the main material, performing
apperception in order to motivate, to explain the learning objective and sometime
v

there is a pre-test. The activities in learning material explaining are performed by
using speech method, question and answer, discussion, drill and deductive and
inductive ways. Even though the practice and media instrument are limited, its
also used as the material. In closing the material, the teacher concludes the
material that has been learnt and the teacher always gives the homework and
sometime gives posttest. Learning evaluations that is performed in Junior High
School where is the research located are included process evaluation and learning
result evaluation. In learning process evaluation, the teacher uses observation and
oral test, even though this evaluation process is rarely used. Learning result
evaluations are daily test, task from the teacher, semester mid-test and final
semester test. The supervision is performed by principal in Junior High School
where is the research located has agreed with the need, even though sometime the
supervision implementation is rarely performed. But, at least in one year there is a
supervision from the principal. All of them depend on student result learning. If
the student result learning decreases, the principal must active in supervising the
student. (2) Mathematic learning development principles with ATI way based on
portfolio consists of scientific, relevance, suffice, actual and contextual, flexible
and complete. Scientific consists of a whole activity and material. Those whole
activity and material must correct and it can be responsible scientifically. Relevant
consists of scoop, depth, level of difficulty and series of serving in mathematic
teaching material in accordance with level of development student, intellectual,
social, emotional and spiritual of student participant. Hopefully, teaching material
is sufficient, it means that teaching material is enough to increase the achievement
of basic competence. In a teaching material must contain actual and conceptual
principle. This principle consists of indicator, main material, experience of study,
source of study and evaluation system that pay attention at scientific development,
technology, state of art in a real life. This development of teaching material also
must flexible in accordance with phenomenon development happened in daily
activity life. The development of teaching material that is given by the teacher to
the student must support the skill and attitude achievement. It is proven by
mathematic learning that must always think logically, critically and structurally.
Hopefully, the learning material must cover the situation; it means that the
teaching material component includes a whole of cognitive field, affective and
psychomotor field. The material development principles that connect the series of
order are systematically and consistently. In the development of teaching material,
it will be better if the mathematic teacher always use the introduction chapter as a
basic to the next chapter. It will be done if the topic between introduction chapter
and the next chapter are connected. The steady between competence standard and
basic competence is very important need in developing teaching material. (3)
Mathematic learning development with ATI way based on portfolio to maximize
the positive attitude changing and student academic achievement. The learning
activity is divided into three stages: introduction stage, main activity stage, and
closing stage activity. The three of these stages will be performed in various
activities in accordance with classical model, group, and individual cycle and it
can be started from classical, group, or individual depends on need. The team of
small group study with five students with the different ability (1 high, 2 medium,
vi

1 low) and are formed in every meeting of learning. Introduction activity includes
1) review, that is, discuss the independent task, essential and difficult independent
task, 2) beginning motivation, that is, to inform objective learning, to give the
general of teaching material and to give the description of activity that will be
performed, and 3) apperception, that is, to give the hook in accordance with the
material will be discussed. The main activity includes application and concept
development. In concept development includes teaching material presentation, to
use tool and media learning, to organize learning variation with a) to show
friendly attitude, b) to avoid the attitude that can bother student’s feeling, c) to
show fair attitude to all of the students, d) to use various technique to maintain
student’s behavior, e) to appreciate every different opinion, f) to make sure the
important thing, g) to help students who are in trouble, h) to motivate student in
improving trust, to create the active situation with a) serve the question or task
during the development, b) to motivate student presenting his idea, c) to motivate
student in making discussion between the student and the teacher, strength ness
with a) to give the strength toward the good behavior student, b) to give spirit
toward the student who failed, c) variation strength ness is given properly and
given in the right time. To give controlled and independent practice in its
application. Controlled practice in group class with the peer tutor includes: a) task
is directed clearly, b) to guide and make the study easy for the student, c) to ask
the responsible student, d) to grow the cooperation between the students, and e) to
grow the student initiative in studying. Independent practice includes some
activities: a) communication between personal showing warmth, b) to respond
every student’s opinion, c) to guide student’s learning, d) to motivate student to
make more creation in studying and e) to grow the student’s confident. Closing
activity includes teacher review toward summary and the next action. To teacher’s
review toward summary: a) to direct the student to make summary and b) clearly
summary and include a whole of main teaching material. Meanwhile as the next
action: to evaluate the student’s ability, b) to suggest that the teaching material
should be learnt again at home, and c) to give independent homework with the
clearly guidance.

vii

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

2 12 0

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBASIS PORTOFOLIO DI SMP KOTA SURAKARTA

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA.

3 11 25

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN APTITUDE PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap MT

0 4 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT Penerapan Strategi Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Sebagai Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika dalam Pembelajaran MAtematika (PTK Pembelajaran Matematika Bagi siswa kelas

0 1 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ( PTK Kelas X SMA Veteran 1 Su

1 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ( PTK Kelas X SMA Veteran 1 Su

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI).

0 0 13

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS.

2 4 94

View of Pengaruh Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika

1 0 8