Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Tpak) Dan Jumlah Penduduk Usia Kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur Dengan Linear Structural Relationships (Lisrel) Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) DAN JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA TERHADAP JUMLAH ANGKATAN KERJA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS JALURDENGAN LINEAR STRUCTURAL RELATIONSHIPS (LISREL) DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2007-2011
TUGAS AKHIR
NURUL ICHWANI BR SEMBIRING 102407056
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) DAN JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA TERHADAP JUMLAH ANGKATAN KERJA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS JALURDENGAN LINEAR STRUCTURAL RELATIONSHIPS (LISREL) DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2007-2011
TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli
Madya
NURUL ICHWANI BR SEMBIRING 102407056
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

PERSETUJUAN

Judul
Kategori Nama NIM Program Studi Departemen Fakultas

: Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Jumlah Penduduk Usia Kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur Dengan Linear Structural Relationships (Lisrel) Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011

: Tugas Akhir : Nurul Ichwani Br Sembiring : 102407056 : D3 Statistika : Matematika : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di

Medan,

Juli 2013

Diketahui/Disetujui oleh: Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si. PhD NIP. 19620901 198803 1 002

Dra. Djakaria Sebayang, M.Si NIP. 19511227 198503 1 002

Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) DAN JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA TERHADAP JUMLAH ANGKATAN KERJA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS JALUR DENGAN LINEAR STRUCTURAL RELATIONSHIPS (LISREL) DI PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2007-2011
TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan,

Juli 2013

NURUL ICHWANI BR SEMBIRING 102407056

Universitas Sumatera Utara

PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pengaruh Angka Partisipasi Sekolah dan Penduduk Buta Huruf Terhadap Persentase Penduduk Miskin Di Provinsi Sumatera Utara.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs Djakaria Sebayang, M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. PhD dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Asnan Sembiring, Ibu Alfi Anggraini dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI


Persetujuan Pernyataan Penghargaan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB 1

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Metode Penelitian 1.7 Sistematika Penulisan

BAB 2

Landasan Teori 2.1 Analisis Jalur 2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur 2.3 Dekomposisi Hubungan Antar Variabel 2.4 Koefisien Jalur 2.5 Pengujian Koefisien Jalur 2.6 LISREL (Linear Structural Relationships) 2.7 Angkatan Kerja

BAB 3

Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara 3.1 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara 3.2 Sejarah Provinsi Sumatera Utara 3.3 Lambang Provinsi Sumatera Utara 3.4 Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara
3.4.1 Visi Provinsi Sumatera Utara 3.4.2 Misi Provinsi Sumatera Utara

BAB 4 BAB 5

Analisis Data 4.1 Pengumpulan Data 4.2 Sumber Data 4.3 Data Hasil Penellitian 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.5 Menentukan Model Diagram Jalur 4.6 Menentukan Hubungan Antar Variabel 4.7 Menghitung Koefisien Jalur 4.8 Menghitung Pengujian koefisien Jalur Implementasi Sistem


Halaman ii iii iv v vi vii
1 3 3 4 4 5 6
9 12 17 18 21 23 25
26 28 29 30 31 32
35 36 36 39 39 41 42 48

Universitas Sumatera Utara

5.1 Uji t dengan SPSS 5.2 Uji F dengan SPSS 5.3 Asumsi-asumsi Analisis Jalur 5.4 Menampilkan Program LISREL 8.80 5.5 Mengimport Data 5.6 Membuat Tabel Hasil Analisis Jalur 5.7 Menampilkan Gambar Analisis Jalur
BAB 6 Penutup 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran
Daftar Pustaka Lampiran

54 56 58 63 64 66 74
75 77

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

Tabel 4.2 Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3

Presentase TPAK Penduduk Unur 15 Tahun Keatas Menurut Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Usia Kerja Provinsi Sumatera Utara Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2007-2011 TPAK, Jumlah Penduduk Usia Kerja, dan Jumlah Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Utara Hasil Uji Linieritas Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Analisis Jalur

Halaman
36 38
38
39 59 60 73

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3
Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5

Model Diagram Jalur dengan 2 Variabel Model Diagram Jalur dengan 4 Variabel Model Diagram Jalur dengan 3 Variabel Eksogen dan 1 Variabel Endogen Lambang Provinsi Sumatera Utara Diagram Jalur Diagram Jalur dengan Persamaan Struktural Grafik Normal P-P Plot Grafik Scatterplot Grafik Scatterplot Sub Struktur I Grafik Scatterplot Sub Struktur II Diagram Jalur


Halaman 10 11
18 29 39 42 59 60 62 62 74

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulis terhadap pemilihan judul penelitian dalam tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Jumlah Penduduk Usia Kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur dengan Linear Structural Relationships (LISREL) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 – 2011”, selain itu penulis juga menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun sampai 65 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetaptetapi sementara tidak bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif. Jumlah angkatan kerja dipengaruhi oleh jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah angka yang menunjukan presentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Angka
Universitas Sumatera Utara

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang aktif bekerja ataupun mencari pekerjaan yang disebut juga sebagai angkatan kerja.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia yang dimaksud penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun sampai 64 tahun. Penduduk usia kerja sering juga disebut dengan penduduk usia produktif.
Analisis jalur dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari pengaruh secara langsung dan secara tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini merupakan salah satu pilihan dalam rangka mempelajari ketergantungan sejumlah variabel dalam model.
Cara melakukan analisis jalur adalah melalui Structural Equation Model (SEM), untuk menguji berbagai model hubungan yang ada, baik tanpa memperhitungkan ataupun dengan memperhitungkan besarnya kesalahan menggunakan program Linear Structural Relationship (LISREL) yang dikembangkan oleh Jöreskog dan Sorbom.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat antara tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 - 2011. Maka penulis memaparkan ke dalam sebuah tulisan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Jumlah
Universitas Sumatera Utara

Penduduk Usia Kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur dengan Linear Structural Relationships (LISREL) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 - 2011.”

1.2 Rumusan Masalah
Untuk membahas permasalahan yang dihadapi perlu diadakan perumusan masalah, yaitu sejauh mana pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antara jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 – 2011, dan Sejauh mana pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antara jumlah penduduk usia kerja (15 - 64 tahun) terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 - 2011.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian tidak menyimpang, maka penulis membatasi wilayah penelitian yaitu pada ruang lingkup provinsi Sumatera Utara tahun 2007 - 2011. Selain itu pembahasan permasalahan hanya sebatas pada analisa untuk mengetahui seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung, kemudian permasalahan yang dianalisis adalah jumlah angkatan kerja. Variabel-variabel yang digunakan dalam penulisan ini adalah jumlah angkatan kerja (Y), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1), jumlah penduduk usia kerja (X2).
Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap jumlah angkatan kerja di provinsi Sumatera Utara, dan untuk menganalisis seberapa besar jumlah penduduk usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja di provinsi Sumatera Utara tahun 2007 – 2011.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan diperoleh model hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 – 2011 maka manfaat yang diperoleh adalah melihat seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Tingkat Partisipasi Ankatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 – 2011, menambah dan memberikan wawasan bagi penulis dalam penerapan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan menyatukan materi perkuliahan dengan objek permasalahan yang dijadikan materi pembahasan, sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara guna meningkatkan kualitas angkatan kerja dengan penyediaan pendidikan yang lebih baik, dan sebagai referensi sekaligus bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara

1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang terdiri dari langkah-langkah kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan penelitian dapat terwujud.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan dengan cara membaca buku-buku referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.
2. Penelitian lapangan, yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi mengenai jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk usia kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 - 2011 dengan cara mengadakan penelitian di Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan menulis data yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang pengumpulannya bukan diusahakan sendiri oleh peneliti tetapi data yang diolah/diperoleh dari BPS Provinsi Sumatera Utara.
Data penelitian di analisis dengan menggunakan analisis jalur. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis suatu hubungan langsung dan hubungan tidak langsung antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara


Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan satu jalur. Pada model persamaan satu jalur ini, hubungan pertamanya sama dengan model regresi berganda, yaitu variabel bebas lebih dari satu variabel dan variabel terikatnya tediri dari satu variabel. Adapun rumus persamaan jalurnya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y= yx1x1 + yx2x2 +

(1.1)

Dengan: yx1 = koefisien jalur dari yx1 yx2 = koefisien jalur dari yx2 x1 = variabel bebas pertama x2 = variabel bebas kedua Y = variabel terikat
= error

Dimana koefisien jalur dari variabel-variabel tersebut akan dicari nilai dan pengaruhnya masing-masing terhadap variabel terikat dengan menggunakan aplikasi Lisrel.

1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan tugas akhir ini secara garis besarnya dibagi dalam 6 bab yang masing-masing bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5

: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
: LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang analisis jalur, asumsi analisis jalur, dekomposisi hubungan antar variabel, koefisien jalur, pengujian koefisien jalur, LISREL (Linear Structural Relationship).

: GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA Bab ini berisi tentang letak geografis provinsi Sumatera Utara, sejarah provinsi Sumatera Utara, lambang provinsi Sumatera Utara, dan visi dan misi provinsi Sumatera Utara.
: ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang cara pengumpulan data, sumber data, data hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, menentukan model diagram jalur, menentukan hubungan antar variabel, menghitung koefisien jalur, dan pengujian koefisien jalur.
: IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menjelaskan mengenai penggunaan rumus-rumus analisis jalur dengan menggunakan Lisrel Versi 8.80.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6

: PENUTUP Bab ini memberikan hasil dari analisis dan pendugaan pada babbab sebelumnya dirangkum pada bab ini. Selain kesimpulan, pada bab ini juga memberikan saran-saran yang bersifat untuk meninggkatan jumlah angkatan kerja.

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan beberapa metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun metode yang digunakan adalah analisis jalur, asumsi analisis jalur, dekomposisi hubungan antar variabel, koefisien jalur, dan Linear Structural Relationship (LISREL).

2.1 Analisis Jalur
Analisis jalur menerjemahkan hipotesis penelitian yang bentuknya proporsional ke dalam bentuk diagram. Diagram yang digunakan dalam analisis jalur disebut diagram jalur (path Diagram). Untuk menyederhanakan lambang, hanya digunakan dua lambang saja yaitu X dan ε yang selanjutnya dinyatakan dengan
(X1, X 2 , , X n ) terdiri dari variabel eksogen (exogenous variable) yang
merupakan variabel penyebab dan variabel endogen (endogenous variable) sebagai variabel akibat. Sedangkan faktor-faktor lain yang merupakan variabel yang tidak sengaja diukur disebut implisit variabel (implisite variable)

dilambangkan dengan ε yang dibedakan oleh (ε1,ε 2 , ,ε k ) yang selanjutnya
disebut variabel galat. Dalam diagram jalur digunakan 2 macam anak panah yaitu:
1. Anak panah satu arah (single beaded arrow) yang menyatakan pengaruh
langsung dari sebuah variabel eksogen ke sebuah variabel endogen.
Misalnya : X 1 → X 2 , ini berarti X 1 sebagai variabel eksogen
mempengaruhi secara langsung X 2 sebagai variabel endogennya.

ρX X 2 X 1 1

X2

ρX2ε
ε Gambar 2.1 Model diagram jalur dengan 2 variabel

Diagram jalur di atas menyatakan hubungan kausal dari X 1 ke X 2 , dengan : X 1 = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable). X 2 = menyatakan variabel endogen (edogenous variable). ε = menyatakan galat (error)

Universitas Sumatera Utara

ρ = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung atau biasa
disebut juga koefisien jalur (path coefficient). ρ X2X1 = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X 2 terhadap

X1
ρ X2ε = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung penyebab
yang sedang dilakukan tidak di ukur (ε ) yang mempengaruhi
X2 2. Anak panah 2 arah (double beaded arrow) yang menyatakan hubungan
korelatif antara variabel eksogen. Misalnya : X 1 → X 2 , menyatakan
bahwa X 1 dan X 2 sebagai variabel eksogen dimana keduanya
mempunyai hubungan korelasi.

X1
ρ X 3 X1

ε1 ρ X3ε1
X3

ρX4X3

ε2 ρ X 4ε 2
X4

ρX3X2
X2

Gambar 2.2 Model diagram jalur dengan 4 variabel.

Model diagram jalur diatas mengisyaratkan bahwa X 1 dan X 2 secara bersama-sama berpengaruh secara langsung terhadap X3 , dan X3
berpengaruh terhadap X 4 . Gambar 3.2 menggambarkan dua substruktur atau menyatakan bahwa ada dua kejadian sebab akibat yang akhirnya mengakibatkan 1 kejadian yaitu X 4 .

Didalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan analsiis jalur penulis juga harus menentukan persamaan struktural. Persamaan struktural adalah persamaan yang menyatakan hubungan antar variabel pada diagram jalur yang ada.

Berdasarkan model diagram jalur pada Gambar 2.1 diatas dapat dibuat

persamaan struktural sebagai berikut :

X 2 = ρ XX2X1 1 + ε

(2.1)

Persamaan diatas menyatakan pengaruh langsung dari variabel eksogen (X1) terhadap variabel endogen ( X 2 ) dengan galat ε .

Universitas Sumatera Utara

Untuk diagram jalur pada Gambar 2.2 diatas mempunyai 2 persamaan struktural yaitu :
1. Hubungan kausal dari X 1 dan X 2 ke X3 yang dinyatakan :

X 3 = ρ XX3X1 1 + ρ X3X2 X 2 + ε1 2. Hubungan kausal dari X3 ke X 4 yang dinyatakan :

(2.2)

X 4 = ρ XX4X3 3 + ε 2

(2.3)

Makin kompleks sebuah hubungan struktural maka makin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula substruktur serta persamaan struktural yang membangun diagram jalur tersebut.

2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur
Sebelum melakukan analisis, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Asumsi Normalitas
Asumsi normalitas sangat penting terutama untuk kepentingan penarikan kesimpulan. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui variabel endogen dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Alat yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data sangat banyak modelnya. Salah satunya dengan menggunakan statistik Kolmogrov-Smirnov. Selain dengan statistik Kolmogrov-Smirnov, Uji normalitas dapat dilihat melalui tampilan grafik histogram maupun grafik Normal P-P Plot.
Deteksi normalitas yang sering digunakan pada program SPSS adalah dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik (Santoso, 2001 : 212-214). Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika sisaan menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi mempunyai galat yang
berdistribusi normal.

Universitas Sumatera Utara

b. Jika sisaan menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak mempunyai galat
yang berdistribusi normal.
2. Asumsi Linieritas
Asumsi berikutnya yang harus dipenuhi adalah linieritas. Asumsi ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara variabel dependen dengan variabel independen. Uji asumsi linearitas dipenuhi apabila nilai Variance Inflation factor (VIF) disekitar 1 atau tepat 1 dan nilai Tolerance mendekati 1 atau tepat 1 (Santoso, 2001: 142). 3. Asumsi Homoskedastisitas
Pada asumsi ini, homoskedastisitas terjadi apabila nilai–nilai variabel endogen untuk setiap nilai tertentu pada variabel eksogen selalu sama atau hampir sama. Dengan kata lain bahwa variansi galat pada semua nilai variabel eksogen adalah konstan, artinya bahwa variansi galat adalah sama untuk semua nilai variabel eksogen. Jika variansi galat tidak sama untuk semua nilai variabel eksogen, maka dapat dikatakan bahwa model regresi mengalami problem heteroskedastisitas (Goldstein dan Phedazur dalam Winarsunu, 2002: 284). Prosedur yang digunakan dalam SPSS untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value (Santoso, 2001: 146). Dari grafik tersebut dilihat apakah data membentuk pola tertentu atau tidak. Jika galat membentuk pola tertentu dan teratur maka diindikasi terdapat masalah heteroskedastisitas. Jika sisaan tidak membentuk pola maka model regresi memenuhi asumsi homoskedastisitas. 4. Independensi variabel eksogen
Asumsi independensi variabel eksogen dapat dipenuhi dengan jalan memeriksa multikolinieritas antar variabel eksogen. Masalah multikolinieritas terjadi apabila terdapat koefisien korelasi antar variabel eksogen yang sangat tinggi, misalnya ≥ 0.80. Deteksi multikolinieritas yang sering digunakan dalam SPSS yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) dan Tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan multikolonieritas adalah
Universitas Sumatera Utara

Tolerance < 0.10 atau Variance Inflation Factors (VIF) > 10 (Ghozali, 2009 : 28). 5. Galat tidak berkorelasi dengan variabel endogen (dependen)
Asumsi bahwa variabel galat tidak berkorelasi dengan variabelvariabel yang ada dalam suatu model analisis jalur, mengimplikasikan bahwa variabel–variabel yang relevan saja yang digunakan di dalam model yang akan diuji. Atau dengan kata lain, bahwa variabel – variabel yang tidak digunakan dan berada dibawah variabel galat diasumsikan menjadi tidak berkorelasi dengan variabel relevan. Setiap variabel endogen dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel– variabel eksogen dan endogen di dalam model dan galat (Phedazur dalam Winarsunu, 2002 : 285). Prosedur yang digunakan dalam SPSS untuk mendeteksi galat tidak berkorelasi dengan variabel endogen yaitu dapat dilihat dari grafik scatterplot antara antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value (Santoso, 2001: 146) . Dari grafik tersebut dilihat jika sisaan berada disekitar nol menyebar secara acak (tidak membentuk pola) maka galat dapat disimpulkan tidak berkorelasi terhadap variabel endogen. 6. Hanya ada satu arah kausal didalam model
Asumsi mengenai adanya satu arah jalur di dalam model, mengindikasikan bahwa arah jalur yang mengandung arti hubungan timbal balik di dalam suatu model analisis jalur menjadi diabaikan. Satu arah jalur didalam model analaisis jalur dikenal dengan sebutan model rekursif (recursive models). Dalam waktu yang bersamaan suatu variabel tidak dapat menjadi variabel eksogen sekaligus sebagai variabel endogen terhadap variabel lain. Variabel yang diperlakukan sekaligus menjadi variabel eksogen dan endogen dalam suatu model analisis jalur disebut sebagai model nonrekursif (nonrecursive models) yang bisa dianalisis dengan baik oleh analisis selain teknik analisis jalur, yaitu Linear Structural Relation atau terkenal dengan sebutan LISREL yang dikembangkan oleh Joreskog (Phedazur & Hasan dalam Winarsunu,2002: 285-286).
2.3 Dekomposisi Hubungan Antar Variabel
Hubungan antara variabel yang dapat digambarkan oleh diagram jalur yang dibuat, dapat mengisyaratkan beberapa keadaan yang dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pengaruh lansung
Universitas Sumatera Utara

Pengaruh langsung adalah pengaruh dari variabel X ke variabel Y yang langsung tanpa melalui variabel lain. Pada analisis jalur pengaruh langsung ditunjukkan oleh bentuk panah satu arah lurus dari X ke Y . Pada Gambar 2.2 pengaruh langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X1 dan X 2 terhadap X 3 . Besarnya pengaruh langsung pada Gambar 2.2 ditunjukkan oleh ρ X3X1 dan ρ .X3X 2 2. Pengaruh tidak langsung Pengaruh tidak langsung ini terjadi jika variabel X mempengaruhi variabel Y melalui variabel ketiga. Pada Gambar 2.2 pengaruh tidak langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X1 dan X 2 terhadap X 4 yaitu harus melalui X 3 . Besarnya pengaruh tidak langsung pada Gambar 2.2 diatas ditunjukkan oleh ρ X3X1 . ρ X 4X3 dan ρ X3X 2 . ρ .X 4X3
2.4 Koefisien Jalur
Untuk menghitung nilai koefisien jalur ini sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menggambar diagram jalur yang mencerminkan model teoritik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Dalam langkah ini hipotesis yang diajukan harus bisa menerjemahkan hipotesis yang di ajukan ke dalam diagram jalur, sehingga tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogen dan variabel endogen. Misalkan diagram jalur sebagai berikut :
X1 ε
X 2 XY
X3 Gambar 2.3 Model diagram jalur dengan 3 variabel eksogen dan 1
variabel endogen
Universitas Sumatera Utara

Dengan : X1 , X 2 , X 3 = variabel eksogen X Y = variabel endogen 2. Perhitungan matriks korelasi antar semua variabel yang ada. Input data
yang digunakan dalam analisis jalur berupa data korelasi atau kovariansi,
oleh karena itu perlu dicari terlebih dahulu matriks korelasi (R) yang
menyatakan korelasi antara semua variabel.

1
rX 2 X1 R = rX3X1

rX1X 2 1
rX 3 X 2

rX1X 3 rX 2 X 3
1

rX1 X Y rX 2 XY rX 3 XY

(2.4)

r r rX k X1

Xk X2

Xk X3

1

3. Identifikasi substruktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien

jalurnya. Misalnya saja dalam substruktur yang diidentifikasi terdapat k

buah variabel eksogen dan sebuah variabel endogen (selalu hanya 1 buah).

Dari substruktur tersebut diperoleh sebuah persamaan:

Xy

=

ρ ρX + XXY X1 1

XY X2 2

+ ρXYXK X k + ε

(2.5)

4. Pada bagian ini yang dihitung hanya matriks korelasi antar variabel

eksogen karena akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi

variabel eksogen terhadap variabel endogen. Menghitung matriks korelasi

antar variabel eksogen yang menyusun sub struktur adalah dengan cara :

1

R1 =

rX 2 X1 rX 3 X1

rX1X 2 1
rX 3 X 2

rX1X 3 rX 2 X 3
1

rX1 X Y rX 2 XY rX 3 XY

(2.6)

r r rX k X1

Xk X2

Xk X3

1

5. Menghitung matriks invers korelasi variable eksogen dari R adalah

Universitas Sumatera Utara

C11 C12 C13
C21 C22 C23 R1−1 = C31 C32 C33

C1k C2k C3k

(2.7)

Ck1 Ck2 Ck3

Ckk

6. Perhitungan koefisien jalur yang ada pada persamaan ρ XY Xi untuk

i = 1,2,..., k , dengan mengalikan matriks invers r1−1 , dengan elemen ke- yi

pada matriks r .

ρ = R rXY X k

−1 1 XY Xk

ρ XY X1

C11 C12 C13

ρ XY X2

C21 C22 C23

ρ = CXY X3

31

C32

C33

C1k C2k C3k

rXY X1 rXY X 2 rXY X 3

ρ XY XK

Ck1 Ck2 Ck3

C rkk XY X k

ρ XY X1 = C11rXY X1 + C12 rXY X 2 + C13rXY X3 + ρ XY X 2 = C21rXY X1 + C22 rXY X 2 + C23rXY X 3 + ρ XY X 3 = C31rXY X1 + C32 rX y X 2 + C33rXY X 3 +

+ C1k rXY X1 + C2k rXY X 2 + C3k rXY X3

(2.8) (2.9)
(2.10)

ρ XY X k = Ck1rX y X1 + Ck 2 rX YX 2 + Ck 3rXY X3 + + C4k rXY X k

7. Perhitungan

koefisien

determinasi

total

(R 2 Xy

X1, X2,

, Xk )

yaitu

koefisien yang menyatakan seberapa besar kontribusi variabel

X1, X 2 , , X k terhadap variabel X y dilakukan penghitungan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

R = [ρ2 XY (X1,X2 ,X3, ,Xk )

XY X1

ρ XY X2

ρ XY X3

]ρ XY Xk

rXY X1 rXY X 2 rXY X 3

rXY X k

= ρ r + ρ r + ρ + + ρ rXY X1 XY X1

XY X2 X yX2

XY X3

XY Xk XY Xk

Universitas Sumatera Utara

8. Perhitungan koefisien jalur untuk galat ρ XYε1

ρ = 1 − RX yε1

2 XY (X11 , X 2 ,...,X k )

(2.11) (2.12)

2.5 Pengujian Koefisien Jalur
Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara sendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesa operasional) yang akan diuji.
Ho : pxuxi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) terhadap variabel endogen (Xi).
H1 : pxuxi 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) terhadap variabel endogen (Xi).

2. Untuk menguji setiap koefisien jalur

(2.13)

Dengan: i = 1,2,…,k Cii = nilai dari R-1 n = banyaknya data atau sampel k = banyaknya variabel eksogen dengan sub-struktur yang sedang diuji t = nilai tabel distribusi t, dengan derajat bebas n – k – 1
Kriteria pengujian:
Tolak H0 apabila t0 ttabel (n-k-1). Terima H0 apabila ttabel(n-k-1) thit > ttabel(n-k-1) .
3. Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama
(2.14)
!
Dengan: i = 1,2,…,k k = banyaknya variabel eksogen dalam sub struktur yang sedang diuji

Universitas Sumatera Utara

F = nilai tabel distribusi F, dengan derajat bebas n – k – 1
Kriteria Pengujian: Tolak Ho apabila Fhit Ftabel(k, n-k-1). Terima H0 apabila Ftabel(k,n-k-1) Fhit > Ftabel(k,n-k-1) . 4. Untuk menguji perbedaan besarnya pengaruh antara dua variabel eksogen
terhadap variabel endogen

" # ""

"

Kriteria pengujian :
Tolak H0 apabila t0 ttabel (n-k-1). Terima H0 apabila ttabel(n-k-1) thit > ttabel(n-k-1) .

(2.15)

2.6 Linear Structural Relationships (LISREL)
Linear Structural Relationships (LISREL) merupakan metode analisis data yang menggunakan model persamaan struktural (Structural Equation Model) yang dikembangkan oleh Joreskog (Pedhazur dalam Winarsunu 2002: 308). Model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) adalah generasi kedua teknik analisis multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model (Bagozzi dan Fornell dalam Ghozali, 2008: 3).
Model LISREL menaksir koefisien–koefisien dari sejumlah persamaan struktural linier. Kemaknaan taksiran parameter–parameter tersebut dapat diketahui dari output yang dihasilakan LISREL jika model yang dianalisis cocok dengan data. Menurut Schumaker dan Lomax, 1996: 124 – 126 untuk mengetahui apakah model cocok dengan data digunakan kriteria sebagai berikut:
a) P > α model cocok dengan data
Menurut Joreskog (dalam Ghozali, 2008: 32), bila nilai P-values for test of close fit (RMSEA < 0,05) lebih besar daripada 0,05 maka model dikatakan fit.

Universitas Sumatera Utara

b) GFI (Goodness of Fit Index)
Goodness of Fit Index (GFI) merupakan suatu ukuran mengenai ketepatan model dalam menghasilkan observed matriks kovariansi. Nilai GFI harus berkisar antara 0 dan 1. Nilai GFI yang lebih besar daripada 0,9 menunjukkan fit suatu model yang baik.
c) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation)
Nilai RMSEA yang kurang daripada 0,05 mengindikasikan adanya model fit ( Byrne dalam Ghozali, 2008: 32). RMSEA digunakan untuk mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan matriks kovarians ( Brown dan Cudec dalam Ghozali, 2008: 31). Nilai RMSEA yang berkisar antara 0,01 sampai dengan 0,08 menyatakan bahwa model fit yang cukup (MacCallum et all dalam Ghozali, 2008: 32).
2.7 Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Baik yang sudah bekerja maupun yang belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah berusia minimal 15 tahun sampai 64 tahun. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Seperti ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, dan sebagainya.
Jumlah angkatan kerja dipengaruhi oleh jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah angka yang menunjukkan presentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang aktif bekerja ataupun mencari pekerjaan. Bila angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) kecil maka dapat diduga bahwa penduduk usia kerja banyak yang tergolong bukan angkatan kerja, baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah tangga dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara

BAB 3 GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum Provinsi Sumatera Utara. Uraian ini dimulai dengan letak geografis Provinsi Sumatera Utara, sejarah Provinsi Sumatera Utara, lambang Provinsi Sumatera Utara dan visi dan misi Provinsi Sumatera Utara.
3.1 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara berda di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1o – 4o Lintang Utara dan 98o – 100o Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan provinsi Sumatra Utara adalah 71.680,68 Km2, sebagian besar berada d daratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau Nias, pulau – pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun di bagian Timur pantau pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 Km2, atau sekitar 9,23% dari total luas Sumatera utara, diikuti kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 Km2 atau 8,74%, kemudian kabupaten Simalunggun dengan luas 4.386,60 Km2 atau
Universitas Sumatera Utara

sekitar 6,12%. Sedangkan luas daerahterkecil adalah kota Sibolga gengan luas 10,77 Km2 atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara.
Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3 (tiga) kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, dan Pantai Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Tenggah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran tinggi meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalunggun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pemantang Siantar. Kawasan Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai.
Karena terletak dekat gariskhatulistiwa. Provinsi Sumatera Utara tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bias mencapai 33,40C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhunya minimalnya bisa mencapai 23,70C.
Universitas Sumatera Utara

Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.
3.2 Sejarah Provinsi Sumatera Utara
Sumatera Utara berdiri pada tanggal 15 April 1948 dengan wilayah mencakup tiga keresidenan, yaitu Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada saat itu ibukota dari Sumatera Utara adalah Kutaraja yang sekarang menjadi banda Aceh, dan dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur Sumatera Utara yang pertama adalah Mr. S.M. Amin.
Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 mei 1949 Nomor 22/Pem/PDRI yang mengatakan bahwa jabatan gubernur Sumatera Utara dtiadakan, selanjutnya dengan ketetapan pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 di bentuk provinsi Aceh dan provinsi Tapanuli atau Sumatera Timur yang kemudian dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dujabut dan kembali dibentuk Provinsi Sumatera Utara.
Tanggal 7 Desember 1956 di dalam undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonomi provinsi Aceh dan perubahan
Universitas Sumatera Utara

peraturan pembentukan provinsi Sumatera Utara yang artinya wilayah Sumatera Utara dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai daerah otonomi provinsi Aceh. 3.3 Lambang Provinsi Sumatera Utara
Gambar 3.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara Makna lambang provinsi Sumatera Utara di atas adalah :
1. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan imperialism atau kolonialisme, feodalisme dan komunisme.
2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan masyarakat di dalam membela dan mempertahankan pancasila.
Universitas Sumatera Utara

3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun padi, dan tulisan “Sumatera Utara” melambangkan daerah yang indah permai masyhur dengan kekayaan alamnya yang berlimpah-limpah.
4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba, dan empat puluh lima butir padi menggambarkan tanggal bulan dan tahun kemerdekaan. Dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotism, pencinta, keadaan, dan pembela keadilan.
5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan kegotongroyongan yang dinamis.
3.4 Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara
Untuk mewujudkan pembanguna Provinsi Sumatera Utara yang lebih terarah, terencana, menyeluruh, terpadu, realistis, dan dapat dievaluasi, maka perlu dirumuskan rencana strategik sebagai broad guide line penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Provinsi Sumatera Utara untuk lima tahun kedepan.
Rencana strategi yang ditetapkan sekaligus menjasi strategi dasar bagi kebijakan, program kegiatan pembangunan dan pengembangan provinsi, serta memberikan orientasi dan komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian, disamping adanya rencana pembanguna provinsi Sumatera yang
Universitas Sumatera Utara

handal, perlu adanya pengukuran capaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas publik guna menjamin peningkatan pelayanan umum yang diinginkan.
3.4.1 Visi Provinsi Sumatera Utara
Pembanguna Provinsi Sumatera Utara merupakan rangkain kegiatan yang dlaksanakan secara bertahap dan berkesimanbungan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu visi merupakan simpul dalam menyusun rencana strategis pembangun Provinsi Sumatera Utara. Sebagai gambaran identitas masa depan Provinsi Sumatera Utara maka, visi provinsi Sumatera Utara adalah “Sumatera Utara yang Maju dan Sejahtera dalam Harmoni Keberagaman” dengan pemahaman sebagai berikut:
1. Sumatera Utara yang Maju Bermakna masyarakatnya berpengetahuan dan sadar akan kebutuhan secara individual atau kelompok, serta menggunakan akal sehat, dapat mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan nasional dan global, namun tetap mempertahan cirri dan identitas masyarakat Sumatera Utara yang majemuk serta bijaksana menghargai adat.
2. Sumatera Utara yang Sejahtera Adalah masyarakat yang terpenuhi kebutuhan secara lahir dan batin berdasarkan keperluan baik individu maupun kelompok yang dipenuhi secara tertib berdasarkan program. Melalui pelaksanaan visi ini diharapkan
Universitas Sumatera Utara

akan terwujud derajat kehidupan penduduk Sumatera Utara yang sehat, layak, dan manusiawi.
3. Sumatera Utara dalam Harmoni Keberagaman Bermakna terbentuknya kesesuaian dan keharmonisan masyarakat Sumatera Utara yang beragam di mana hak, kesempatan, dan keberagaman tersebut dapat dinikmati scara bersama-sama dan adil oleh setiap kelompok dalam masyarakat di Sumatera Utara.
3.4.2 Misi Provinsi Sumatera Utara
Untuk mempertegas tugas dan tanggungjawab pembangunan dari seluruh stakeholder maka visi pembangunan provinsi Sumatera Utara djabarkan ke dalam misi yang jelas, terarah, dan terukur. Misi ini menjelaskan tujuan dan saran yang ingin dicapai dalam pembangunan provinsi sehingga diharapkan selruh stakeholder dapat mengetahui dan memahami kedudukan dan peran masingmasing masyarakat dalam pembangunan. Adapun misi provinsi Sumatera Utara adalah:
1. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju, aman, bersatu, rukun, dan damai dalam kesetaraan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi sumatera yang maju, aman, bersatu, rukun dan damai dalam kesetaraan maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada mewujudkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan yang ditopang oleh peningkatan daya guna dan daya hasil
Universitas Sumatera Utara

yang lebih maksimal dari berbagai sektor-sektor potensial seperti bidang pertanian, kehutanan, industri, usaha kecil dan menengah dan pariwisata.
2. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri, sejahtera, dan berwawasan lingkungan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan sejahtera maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta meningkatkan kepekaan sosial melalui pengembangan berbagai program yang lebih menyentuh kepada kebutuhan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan, yang berlandaskan pada pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
3. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religious, dan keberagaman. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam keberagaman maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada kebijakankebijakan yang mampu menciptakan suasana kehidupan intern dan antar umat yang saling menghormati dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan damai serta meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.
4. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang pastisipatif dan peduli terhadap proses pembangunan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan
Universitas Sumatera Utara

kondisi pemberdayaan masyarakat demi menciptakan masyarakat yang mandiri arah kebijakan kebijakan pembangunan kedepannya diarahkan kepada: penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling): memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering) serta melindungi kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksplotasi yang kuat atas yang lemah.
Universitas Sumatera Utara

BAB 4 PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan diuraikan beberapa tahapan menganalisis data yang digunakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun tahap-tahapan yang digunakan adalah pengumpulan data, sumber data, data hasil penelitian, pembahan hasil penelitian, menentukan model diagram jalur, menentukan hubungan antar variabel, menghitung koefisien jalur, dan menghitung pengujian koefisien jalur.
4.1 Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan melakukan riset penelitian pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Adapun data yang dikumpulkan merupakan penggabungan dari tabel Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK), jumlah penduduk usia kerja, dan jumlah angkatan kerja dari tahun 2007 sampai dengan 2011.

4.2 Sumber Data
Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data hasil survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun data sekunder ini berupa presentase dan jumlah dari variabel-variabel yang meliputi variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, jumlah penduduk usia kerja, dan jumlah angkatan kerja.

4.3 Data Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di Badan Pusat Statistik (BPS), maka didapat data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Presentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Umur 15 Tahun Ke atas menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2011

Kabupaten/Kota

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
2007 2008 2009 2010 2011

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Nias Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhan Batu Asahan Simalungun Dairi

76,03 71,95 77,75 73,05 83,84 76,18 63,31 59,39 68,41 86,81

77,14 70,95 78,77 72,96 85,11 83,35 64,89 63,59 69,03 88,96

77,69 73,60 83,58 75,26 83,91 81,81 66,34 62,32 69,75 91,11

77,10 71,30 80,48 73,55 84,16 80,78 59,93 63,39 69,81 90,46

76,51 73,79 75,57 74,03 74,80 74,51 73,55 73,22 73,84 76,09

Sambung Tabel 4.1
Kabupaten/Kota
Karo Deli Serdang Langkat Nias Selatan Humbang Hasundutan Pakpak Bharat Samosir Serdang Bedagai Batu Bara Padang Lawas Utara Padang Lawas Labuhan Batu Selatan Labuhan Batu Utara Nias Utara Niar Barat Kota Sibolga Tanjungbalai Pemantangsiantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidempuan Gunung Sitoli Sumatera Utara

Tingkat Partisipasi angkatan Kerja (TPAK)
2007 2008 2009 2010 2011 81,30 84,99 83,93 85,47 75,75 69,34 66,41 68,31 69,96 70,24 67,70 65,06 66,00 67,76 74,26 69,18 79,41 76,20 82,59 75,19 88,22 85,72 87,82 89,93 75,23 88,44 84,29 87,42 89,37 83,03 89,78 89,36 92,40 92,32 75,01 67,27 63,62 67,98 68,64 73,69 64,53 64,39 64,23 64,48 74,09
x x 82,36 79,88 76,16 x x 73,40 72,76 74,87 x x x 63,80 76,15 x x x 60,57 75,04 x x x 75,04 74,35 x x x 79,18 74,91

60,08 61,01 58,76 55,99 58,62 62,50 63,69
x 67,49

57,31 61,95 60,72 57,64 62,58 63,84 68,43
x 68,33

63,13 8,81 11,16 11,51 13,08 11,90 11,06
x 69,14

65,14 62,55 65,78 61,49 65,00 67,37 71,31 69,51 77,10

68,76 68,17 65,79 67,31 67,11 67,85 69,45 72,78 72,09

Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2007, Agustus 2008, Agustus 2009, Agustus 2010, dan Agustus 2011

Tanda x di atas adalah kabupaten yang masih bergabung dengan kabupaten induk.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Usia Kerja Provinsi Sumatera Utara Tahun 20072011

Golongan Umur 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 Jumlah

2007
1.389.200 1.292.600 1.120.800
946.300 844.500 767.400 672.400 534.000 377.900 262.300 8.207.400

2008
1.387.000 1.310.000 1.158.000
968.800 857.200 781.400 689.500 560.800 403.500 269.600 8.358.800

2009
1.386.600 1.326.400 1.189.200
990.200 870.500 794.400 704.900 586.500 430.500 284.300 8.563.500

2010
1.264.562 1.109.868 1.105.138
986.664 903.263 812.579 705.150 592.808 420.309 261.617 8.161.958

2011
1.268.040 1.139.596 1.080.643 1.011.138
913.452 823.825 724.452 608.270 446.919 285.150 8.301.485

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2007 – 2011

Jenis Kegiatan 1. Angkatan kerja
- Bekerja
- Mencari Kerja

2007

2008

2009

2010

2011

5.654.131 6.094.802 6.298.070 6.617.377 6.314.239 5.082.797 5.540.263 5.765.643 6.125.571 5.912.114
571.334 554.539 532.427 491.806 402.125

Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2007-2011

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari beberapa tabel di atas, penulis dapat membuat bentuk tabel untuk analisis jalur sebagai berikut:

Tabel 4.4 TPAK, Jumlah penduduk Usia Kerja, dan Jumlah Angkatan kerja Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011

Tahun
2007 2008 2009 2010

TPAK
67,49 68,33 69,14 77,10

Jumlah Penduduk Usia Kerja 8.207.400
8.358.800
8.563.500
8.161.958

Jumlah Angkatan kerja
5.654.131
6.094.802
6.298.070
6.617.371

Universitas Sumatera Utara

2011

72,09

8.301.485

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

6.314.239

4.5 Menentukan Model Diagram Jalur
Menentukan model diagram jalur berdasarkan paradigma hubungan antar variabel, penulis menggambarkan diagram jalur sebagai berikut:
ε1 X1
X3
X2
ε2
Gambar 4.1 Dagram Jalur
Dengan diagram jalur tersebut terdiri atas dua persamaan struktural, dengan dua sub struktural, yaitu TPAK yang diberi symbol dengan X1, jumlah penduduk usia kerja yang diberi symbol X2 sebagai variabel eksogen, dan angkatan kerja yang diberi simbol X3 seagai variabel endogen. Bentuk persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut :
- X1 = $% % &' ( $% ) *
- X3 = $%+% & ( $%+% &' ( $%+) *'
Dengan: X 1 = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable). X 2 = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable). X 3 = menyatakan variabel endogen (edogenous variable). ε = menyatakan galat (error)
ρ = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung atau biasa disebut
juga koefisien jalur (path coefficient). ρ X1X2 = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X 1 terhadap X 2 . ρ X3X1 = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X 3 terhadap X 1 . ρ X3X2 = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X 3 terhadap X 2 . ρ X1ε1 = menyatakan besar