TA : Bandwidth Management Analysis Based On Mikrotik With Mangle And Simple Queue Method.
ANALISIS MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK DENGAN METODE MANGLE DAN METODE SIMPLE QUEUE
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Nama : Arief Rizki Dewanto NIM : 12.41020.0019 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Komputer
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(2)
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN SYARAT ... ii
MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
(3)
2.2 Simple Queue ... 6
2.3 Transmisi Data ... 7
2.4 Qos (Quality of Service) ... 8
2.5 Bandwidth ... 9
2.6 Manajemen Bandwidth ... 11
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 12
3.1. Metode Penelitian ... 12
3.2. Model Perancangan ... 13
3.3. Perancangan Sistem ... 14
3.4. Desain Topologi Jaringan ... 14
3.5. Perancangan PC ... 16
3.5.1 Perancangan PC Client ... 16
3.5.2 Perancangan PC Server ... 18
3.6. Konfigurasi Router ... 22
3.6.1 Konfigurasi IP Address Router Server & Router Client ... 22
3.6.2 Konfigurasi Mangle ... 24
3.6.3 Konfigurasi Simple Queue ... 27
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN ... 30
4.1. Pengujian Perangkat PC Client ... 30
4.1.1. Tujuan ... 30
(4)
4.2. Pengujian Perangkat Router ... 32
4.2.1 Tujuan ... 32
4.2.2 Alat yang Digunakan ... 32
4.2.3 Prosedur Pengujian ... 33
4.2.4 Hasil Pengujian ... 34
4.3 Pengujian Packet Marking (Mangle) ... 34
4.3.1 Tujuan ... 34
4.3.2 Alat yang Digunakan ... 34
4.3.3 Prosedur Pengujian ... 35
4.3.4 Hasil Pengujian ... 37
4.4 Pengujian Simple Queue ... 37
4.4.1 Tujuan ... 37
4.4.2 Alat yang Digunakan ... 39
4.4.3 Prosedur Pengujian ... 39
4.4.4 Hasil Pengujian ... 40
4.5 Pengujian Sistem ... 41
4.5.1 Tujuan ... 41
4.5.2 Alat yang Digunakan ... 41
4.5.3 Prosedur Pengujian ... 42
(5)
BAB V
PENUTUP ... 55
5.1. Kesimpulan ... 55
5.2. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(6)
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dalam dunia industri saat ini sudah berkembang dengan pesat, terutama dalam penggunaan berbagai macam peralatan jaringan. Penggunaan peralatan jaringan tersebut digunakan untuk memudahkan semua pekerjaan manusia dan mengoptimalkan waktu agar hasil pekerjaan yang didapat sesuai dengan yang direncanakan.
Pada dasarnya, suatu jaringan terdiri dari beberapa komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya. Dalam proses pengiriman data dari komputer satu ke komputer lain membutuhkan suatu bandwidth. Bandwidth merepresentasikan kapasitas dari suatu koneksi. Semakin besar koneksinya, semakin besar pula performa yang didapatkan. Bandwidth yang tidak dikontrol menyebabkan kinerja jaringan menurun.
Maka dari itu dalam Tugas Akhir ini akan melakukan analisis manajemen bandwidth berbasis Mikrotik. Analisis manajemen bandwidth ini akan menerapkan Metode Mangle karena metode ini dapat melakukan packet marking, yaitu dapat mengatur bandwidth berdasarkan packet data. Penerapan Metode Mangle pada manajemen bandwidth ini nantinya dapat menata bandwidth agar penggunaan jaringan bisa lebih efektif dan efisien.
(7)
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan:
1. Bagaimana implementasi manajemen bandwidth dalam mengatur bandwidth pada semua perangkat jaringan yang melalui router Mikrotik?
2. Bagaimana melakukan pengujian dan analisis unjuk kerja jaringan dengan menggunakan parameter uji delay, packet loss dan throughput dengan bandwidth yang berbeda?
1.3 Batasan Masalah
1 Router menggunakan Mikrotik tipe RB951Ui-2HND. 2 Menggunakan metode Mangle sebagai packet marking.
3 Menggunakan metode Simple Queue sebagai pengatur bandwidth. 4 Parameter yang diukur adalah paket data, video streaming, dan game. 1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat implementasi manajemen bandwidth menggunakan Mikrotik. 2. Mengatur bandwidth setiap jaringan.
3. Mengatur Quality of Service (QoS) agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
(8)
1.5 Sistematika Penulisan
Pembahasan Tugas Akhir ini secara Garis besar tersusun dari 5 (lima) bab, yaitu diuraikan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab ini akan dibahas teori penunjang dari permasalahan, yaitu membahas mengenai Metode Mangle, Transmisi Data, Quality of Service (QoS), Bandwidth dan Manajemen Bandwidth.
3. BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada Bab ini akan dibahas tentang blok diagram sistem, metode yang dilakukan dalam membuat implementasi manajemen bandwidth, metode yang digunakan pada Tugas Akhir ini serta membahas konfigurasi perangkat yang digunakan, pengaturan bandwidth dan analisa Quality of Service (QoS).
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai sistematika perancangan manajemen bandwidth sekaligus percobaan dari sistem yang telah dibuat. Selain itu juga akan menguji sistem yang telah dibuat apakah dapat sesuai seperti yang diharapkan. Kemudian sistem akan dianalisa kemampuannya dalam menerapkan manajemen bandwidth sesuai yang
(9)
4
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah serta saran untuk perkembangan penelitian selanjutnya.
(10)
2.1 Mangle
Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat melakukan marking terhadap paket data. Paket data yang sudah diberi mark digunakan untuk manajemen bandwidth atau routing. Sebagai tambahan, fasilitas Mangle juga bisa digunakan untuk modifikasi faket seperti memodifikasi Time To Leave (TTL).
Mangle pada Mikrotik merupakan suatu cara untuk menandai paket data dan koneksi tertentu yang dapat diterapkan pada fitur Mikrotik lainnya seperti pada route, pemisahan bandwidth pada queue, NAT dan filter rules. Tanda mangle yang ada pada router Mikrotik hanya bisa digunakan pada router itu sendiri. (Firmansyah, 2015)
Dengan pernyataan diatas, bisa disimpulkan bahwa mangle adalah suatu cara untuk menandai paket data agar bisa diatur oleh fitur Mikrotik yang lain seperti routing, packet filtering, NAT, juga bandwidth management.
(11)
6
2.2 Simple Queue
Simple Queue merupakan salah satu jenis metode antrian yang tersedia pada router Mikrotik. Simple Queue merupakan metode antrian yang lebih simple dibandingkan dengan metode antrian yang lain. Berikut adalah fitur Simple Queue menurut Mikrotik :
Memiliki aturan urutan yang sangat ketat, antrian diproses mulai dari yang paling atas sampai yang paling bawah.
Mengatur aliran paket secara bidirectional (dua arah).
Mampu membatasi trafik berdasarkan alamat IP.
Satu antrian mampu membatasi trafik dua arah sekaligus (upload/download).
Jika menggunakan Queue Simple dan Queue Tree secara bersama-sama, Queue Simple akan diproses lebih dulu dibandingkan Queue Tree.
Mendukung penggunaan PCQ sehingga mampu membagi bandwidth secara adil dan merata.
Bisa menerapkan antrian yang ditandai melalui paket di /firewall mangle.
Mampu membagi bandwidth secara fixed.
(12)
2.3 Transmisi Data
Transmisi data merupakan proses pengiriman data dari sumber data ke penerima data melalui media pengiriman tertentu. Dua faktor yang mempengaruhi transmisi data adalah kualitas sinyal transmisi dan karakteristik media transmisi. (Derry, 2015)
Menurut Derry (2015), Metode transmisi data dibagi menjadi tiga, yaitu: Bagaimana data dikirimkan.
Jenis hubungan fisik.
Jenis waktu yang digunakan untuk transmisi.
Dilihat dari bagaimana data dikirimkan dibagi menjadi 3 yaitu :
Simplex : Data hanya ditransmisikan satu arah. Contoh : radio, televisi. Half-Duplex : Data ditransmisikan dua arah dengan waktu yang berbeda.
Contoh: HT.
Full-Duplex : Data ditransmisikan dua arah pada waktu yang bersamaan. Contoh : Telepon
Dilihat dari jenis hubungan fisik dibagi menjadi 2 yaitu :
Transmisi Pararel : Satu bit data dikirimkan dengan 1 kanal. Misal suatu kabel tersedia 8 kanal, maka kabel tersebut dapat mengirimkan 8 bit secara bersamaan.
Transmisi Serial : Masing-masing bit suatu data dikirimkan secara berurutan, bit per bit. Misal terdapat 1 kanal dengan 8 bit data, maka 8 bit tersebut akan dikirimkan melalui kanal tersebut. Penerima kemudian menyusun kembali bit-bit tersebut.
(13)
8
Dilihat dari jenis waktu yang digunakan untuk transmisi 2 yaitu :
Transmisi Asinkron (Asynchrous Transmission) : Pengirim dapat mentransmisikan karakter pada interval waktu yang berbeda, atau dengan kata lain tidak harus dalam waktu yang sinkron antara pengirim.
Transmisi Sinkron (Synchronous Transmission) : Waktu transmisi pada pengirim harus sinkron/sesuai dengan waktu penerimaan pada penerima.
2.4 QoS (Quality of Service)
Quality of Service (QoS) didefinisikan sebagai suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinikan karakteristik dan sifat dari suatu layanan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan layanan yang berbeda. (Rizaldi, 2010)
Menurut Modul QoS Institut Teknologi Telkom, disebutkan bahwa QoS adalah kemampuan penyediaan jaminan sumber daya (resource) dan pembedaan layanan pada berbagai jenis aplikasi sehingga performansi dari aplikasi yang sensitif terhadap delay, jitter, atau packet loss dapat memuaskan.
Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti masalah bandwidth, latency, dan jitter. Sebagai contoh, komunikasi suara dapat menyebabkan pengguna frustasi ketika bandwidth pada jaringan tidak cukup, latency yang tidak menentu. Fitur Quality of Service (QoS) dapat menjadikan bandwidth, latency, dan jitter menjadi lebih baik, dan mudah diprediksi. (Gunawan, 2013)
(14)
Throughput adalah kecepatan rata-rata data yang diterima oleh suatu node dalam selang waktu pengamatan tertentu. Satuan yang dimiliki adalah bits per second / bps. (Gunawan, 2013).
Rumus menghitung nilai throughput adalah :
Packet loss adalah banyaknya paket yang hilang pada suatu jaringan yang disebabkan oleh tabrakan, penuhnya kapasitas jaringan atau penurunan paket yang disebabkan oleh habisnya TTL (Time To Live) paket. (Gunawan, 2013)
Rumus menghitung nilai packet loss adalah :
%
Delay adalah waktu tunda paket yang disebabkan oleh proses transmisi dari satu titik menuju titik lain yang menjadi tujuannya. Delay diperoleh dari selisih waktu kirim antara satu paket dengan paket lain. (Gunawan, 2013)
Rumus menghitung nilai delay adalah :
2.5 Bandwidth
Bandwidth mendeskripsikan ukuran dimana data ditransmisikan dari komputer sumber ke komputer tujuan dalam waktu tertentu. Menurut Riadi (2010), bandwidth merupakan suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat
(15)
10
mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah bits per second atau bps.
Bandwidth secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
- Upstream : Digunakan untuk pengiriman data (seperti mengirim file melalui email)
- Downstream : Digunakan untuk menerima data (seperti mengunduh file dari situs di internet)
Bandwidth sering dimisalkan seperti jalan tol dengan kendaraan yang melewati. Semakin besar lebar jalan tol, semakin besar pula kepadatan kendaraan yang bisa melewatinya.
Berikut adalah tabel panjang dan kecepatan maksimum suatu media transmisi:
Tabel 2.1 : Macam Jenis Media Transmisi Data (Derry, 2015)
Jenis Panjang maksimal Kecepatan Maksimal Kabel Coaxial 10Base 200 m 10-100 Mbps Kabel Coaxial 10Base2 500 m 10-100 Mbps
UTP 10 BaseT 100 m 10 Mbps
UTP 100 BaseTX 100 m 100 Mbps
Multimode 100BaseFX 2 Km 100 Mbps
Singlemode 1000BaseLX 3 Km 1 Gbps
Wireless 100 m 54 Mbps
Infrared 1 m 4 Mbps
(16)
2.6 Manajemen Bandwidth
Menurut Yoga (2013), manajemen bandwidth merupakan pengalokasian bandwidth untuk mendukung kebutuhan aplikasi layanan jaringan. Manajemen bandwidth sangat diperlukan bagi jaringan yang menerapkan multi services seperti warnet, game online, hotspot, dan sebagainya.
Menurut Yoga (2013), proses manajemen bandwidth dibagi menjadi 4: - Filtering
- Classifier - Buffer - Scheduler
Filtering berfungsi menyaring paket berdasarkan paket dan port. Classifier berfungsi menandai paket dan mengatur bandwidth sesuai aturan yang sudah dibuat. Buffer berfungsi sebagai penyimpanan paket sementara sebelum dikirimkan ke tujuan. Scheduler berfungsi sebagai penjadwalan paket yang akan dikirimkan ke tujuan dari buffer.
(17)
12 BAB III
METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Metode Penelitian
Dalam sistem perancangan ini awal mula dibuat perancangan topologi jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang berfungsi sebagai router client dan router server. 2 router digunakan untuk menguji apakah ada delay yang signifikan antara router satu dengan yang lain.
Kemudian konfigurasi router, router diberi alamat dan dikonfigurasi agar saling terhubung. Setelah semua terhubung, kemudian akan dikonfigurasi menggunakan metode Mangle. Mangle digunakan sebagai packet marking, yang berfungsi sebagai penanda paket yang keluar-masuk melalui router. Paket yang sudah diberi tanda akan diatur bandwidthnya menggunakan metode Simple Queue. Metode Simple Queue merupakan metode antrian FIFO (First In First Out), dimana paket yang pertama datang akan diproses dan dikeluarkan terlebih dahulu.
Pada proses analisis trafik, digunakan software Network Analysis, seperti Wireshark. Wireshark digunakan untuk mengcapture trafik yang masuk dari Server ke PC Client. Setelah proses capture selesai, hasil dari proses capture diproses dan dianalisis untuk mendapatkan throughput, delay, dan packet loss.
(18)
3.2 Model Perancangan
Pada perancangan ini penulis menggambarkan perancangan sistemnya seperti pada gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Gambar Perancangan
Dari Gambar 3.1 didapatkan bahwa setiap bagian memiliki tugas berbeda-beda seperti berikut:
a) PC Client (PC0, PC1, PC2)
PC Client bertugas mendownload data dari server. PC0 mendownload data file, PC1 melakukan video streaming dan PC2 data gaming. Setiap PC terdapat aplikasi Wireshark untuk capture dan analisa paket.
b) Router Client dan Router Server
Pada bagian ini Router Client berfungsi sebagai pengontrol utama yaitu sebagai router yang melakukan manajemen bandwidth. Router Client dikonfigurasi menggunakan Mangle sebagai penanda paket dan Simple Queue sebagai pengontrol bandwidth. Router Server bertugas mengirimkan paket dari Router Client ke Server dan sebaliknya.
(19)
14
c) Server
Server bertugas mengirimkan data ke PC Client. Data file dikirimkan menuju PC0, Video Streaming dikirimkan menuju PC1 dan data gaming dikirimkan menuju PC2.
3.3 Perancangan Sistem
Adapun perancangan blok diagram ditunjukkan sebagaimana gambar 3.2:
PC0 PC1 PC2
Router Server Server Router Client
Manajemen Bandwidth
Analisa QoS
Analisa QoS
Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem
Dalam tugas akhir ini, penulis akan memfokuskan penerapan manajemen bandwidth di setiap PC client. Indikator pencapaian keberhasilannya adalah apabila bandwidth setiap paket data dapat dikontrol sesuai yang diterapkan.
3.4 Desain Topologi Jaringan
Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis menggunakan topologi jaringan yang menggunakan 3 PC sebagai client, 2 router sebagai router client dan router server, dan 1 server. Berikut adalah desain topologi yang digunakan :
(20)
Gambar 3.3 Desain Topologi Jaringan
Setiap perangkat jaringan akan diberi alamat dan dikonfigurasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Berikut adalah tabel pengalamatan setiap perangkat jaringan :
Tabel 3.1 Pengalamatan Jaringan
Perangkat Interface IP Address Subnet Mask
PC0 Fa0 192.168.1.2 255.255.255.0
PC1 Fa0 192.168.1.3 255.255.255.0
PC2 Fa0 192.168.1.4 255.255.255.0
Router Client Fa0/0 192.168.1.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.2.1 255.255.255.252
Router Server Fa0/0 192.168.2.2 255.255.255.252
Fa0/1 192.168.3.1 255.255.255.252
(21)
16
3.5 Perancangan PC
3.5.1 Perancangan PC Client
Pada PC Client menggunakan PC dengan spesifikasi sebagai berikut : Prosessor : Intel Core 2 Duo 2.93 GHz
Operating System : Windows XP RAM : 512 MB
Berikut adalah cara konfigurasi IP Address pada PC Client :
1. Masuk Network Connections. Klik kanan pada Local Area Connection, klik Properties.
Gambar 3.4 Tampilan Network Connections
2. Pada menu Local Area Connection, pada bagian This connection uses the following items, pilih Internet Protocol (TCP/IP) dan klik Properties.
(22)
Gambar 3.5 Tampilan Local Area Connection
3. Pada menu Internet Protocol (TCP/IP) Properties, isikan IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway jaringan. Isikan juga Preferred DNS Server dan Alternate DNS Server jika menggunakan DNS. Jika sudah, klik OK.
(23)
18
Gambar 3.6 Tampilan Internet Protocol (TCP/IP) Properties 3.5.2 Perancangan PC Server
Pada PC Server menggunakan PC dengan spesifikasi sebagai berikut : Prosessor : Intel Core 2 Duo 2.93 GHz
Operating System : Windows 7 RAM : 2 GB
Berikut adalah cara konfigurasi IP Address pada PC Server :
1. Masuk ke Network and Sharing Center, kemudian klik Change Adapter Settings.
(24)
Gambar 3.7 Tampilan Network and Sharing Center
2. Pada menu Network Connections, klik kanan Local Area Connection, klik Properties.
(25)
20
Gambar 3.8 Tampilan Network Connections
3. Pada menu Local Area Connection Properties, klik Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) dan klik Properties.
(26)
Gambar 3.9 Tampilan Local Area Connection
4. Pada menu Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4), isikan IP Address, Subnet Mask, Default Gateway, beserta DNS.
(27)
22
Gambar 3.10 Tampilan Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) 3.6 Konfigurasi Router
3.6.1 Konfigurasi IP Address Router Server & Router Client
Router menggunakan menggunakan router Mikrotik tipe RB951Ui-2HND. Berikut adalah cara konfigurasi IP Address pada router :
1. Buka Winbox. Isi Connect to dengan IP Address Mikrotik (default : 192.168.88.1)
(28)
Gambar 3.11 Tampilan Login Winbox 2. Masuk ke IP -> Addresses.
(29)
24
3. Masukkan IP Address dan interface yang diberi IP.
Gambar 3.13 Tampilan New Address 3.6.2 Konfigurasi Mangle
Konfigurasi Mangle dilakukan pada router client. Mangle digunakan untuk menandai paket data dari jaringan client menuju jaringan server. Berikut adalah cara konfigurasi Mangle pada router client:
1. Buka Winbox. Isi Connect to dengan IP Address Mikrotik (default : 192.168.88.1)
(30)
Gambar 3.14 Tampilan Login Winbox 2. Masuk ke IP -> Firewall.
Gambar 3.15 Tampilan Menu Utama Winbox 3. Pilih Mangle dan klik Add (+).
(31)
26
4. Pada tampilan Mangle, isi parameter yang diperlukan untuk menandai paket data. Misal untuk paket data HTTP, isilah Protocol dengan TCP dan Dst. Port dengan 80.
(32)
5. Klik tab Action. Pada bagian Action, ubah menjadi mark packet dan Pada New Packet Mark isi HTTP (untuk menandai paket HTTP). Klik OK.
Gambar 3.18 Tampilan menu Mangle bagian Action 3.6.3 Konfigurasi Simple Queue
Simple Queue berfungsi sebagai pengatur bandwidth pada Mikrotik. Simple Queue dikonfigurasi di sisi router client. Berikut adalah cara konfigurasi Simple Queue pada router client:
1. Buka Winbox. Isi Connect to dengan IP Address Mikrotik (default : 192.168.88.1)
(33)
28
2. Klik Queues. Pada tampilan Queue List, klik Add (+) pada Simple Queue.
Gambar 3.20 Tampilan Queue List
3. Pada tampilan New Simple Queue bagian General, isi nama, target, serta berapa bandwidth yang diinginkan pada Max Limit.
(34)
4. Pada tampilan New Simple Queue bagian Advanced, pada bagian Packet Marks isi packet mark sesuai dengan Mangle (dalam hal ini adalah HTTP). Kemudian klik OK..
(35)
BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN
Pengujian dan pengamatan yang dilakukan penulis merupakan pengujian dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui konfigurasi yang digunakan dalam sistem ini apakah berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Terdapat beberapa pengujian sistem yang dilakukan, antara lain :
4.1 Pengujian Perangkat PC Client
Pengujian yang pertama ini merupakan pengujian yang dilakukan terhadap PC Client. Pengujian yang dilakukan terhadap PC menggunakan aplikasi PING dimana aplikasi ini yang berfungsi untuk mengetes apakah koneksi sudah terhubung atau tidak..
4.1.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat PC Client yang digunakan dapat berfungsi dengan baik. Indikator keberhasilannya adalah PC dapat terhubung dengan server.
4.1.2 Alat yang digunakan
Untuk melakukan percobaan ini maka diperlukan beberapa alat. Alat yang digunakan diantaranya sebagai berikut :
a. PC Client
b. Server
(36)
d. Program PING 4.1.3 Prosedur Pengujian Prosedur pengujian perangkat :
a. Aktifkan semua perangkat baik PC Client, router, maupun server. b. Buka aplikasi Ping pada PC Client.
c. Ketik IP Address tujuan yaitu IP Address server dengan perintah “ping <ip address server>”.
Gambar 4.1 Tampilan aplikasi Ping
d. Setelah proses ping selesai,maka akan keluar tampilan hasil ping. Pada bagian ini, program akan menampilkan hasil ping yang menyatakan ping berhasil atau tidak.
4.1.4 Hasil Pengujian
Pada hasil percobaan diatas apabila langkah ke “d” atau langkah ping ke server ini berhasil dikerjakan maka perangkat PC dapat dikatakan bekerja dan
(37)
32
mampu berkomunikasi dengan baik. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.2 Proses Ping dari PC Client menuju Server 4.2 Pengujian Perangkat Router
4.2.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat router yang digunakan dapat berfungsi dengan baik. Indikator keberhasilannya adalah Router dapat terhubung dengan server.
4.2.2 Alat yang digunakan
Untuk melakukan percobaan ini maka diperlukan beberapa alat. Alat yang digunakan diantaranya sebagai berikut :
a. Server
b. 2 buah Router Mikrotik tipe RB951Ui-2HND c. Program PING
(38)
4.2.3 Prosedur Pengujian
a. Buka Winbox. Masukkan IP Address Router. b. Masuk ke Tools -> Ping.
Gambar 4.3 Tampilan Winbox
c. Pada bagian ini, isikan Ping to dengan IP Address server. Jika sudah, klik Start.
(39)
34
4.2.4 Hasil Pengujian
Berikut ini adalah hasil pengujian ping pada router menuju server. Hasil dari percobaan ditampilkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.5 Ping dari router menuju server 4.3 Pengujian Packet Marking (Mangle)
4.3.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah mangle dapat menandai paket data yang melewati router.
4.3.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a. PC Client
(40)
b. Server
c. 2 buah Router Mikrotik tipe RB951Ui-2HND 4.3.3 Prosedur Pengujian
a. Buka PC Client dan Winbox.
b. Pada PC Client, buka browser dan ketikkan IP Address Server pada address bar.
Gambar 4.6 Tampilan browser pada PC Client c. Pada Winbox, pilih IP -> Firewall -> Mangle. Klik HTTP.
(41)
36
d. Pada tampilan HTTP, klik Statistics.
Gambar 4.8 Tampilan Statistics
(42)
4.3.4 Hasil Pengujian
Berikut ini adalah hasil pengujian terhadap packet marking :
Gambar 4.9 Tampilan Packet Marking
4.4 Pengujian Simple Queue 4.4.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengatahui apakah paket yang sudah ditandai dapat bekerja pada simple queue .
(43)
38
4.4.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a. PC Client
b. Server
c. 2 buah Router Mikrotik tipe RB951Ui-2HND 4.4.3 Prosedur Pengujian
a. Buka PC Client dan Winbox.
b. Pada PC Client, buka browser dan ketikkan IP Address Server pada address bar.
c. Pada Winbox, pilih Queues. Pada tampilan Queue List bagian Simple Queues, klik HTTP.
(44)
d. Pada tampilan Simple Queue, klik Traffic.
e. Kembali ke browser pada PC Client, kemudian download salah satu file.
Gambar 4.11 Tampilan Simple Queue 4.4.4 Hasil Pengujian
Hasil pengujian yang dilakukan adalah simple queue dapat aktif sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini adalah hasil pengujian yang dilakukan pada simple queue :
(45)
40
Gambar 4.12 Hasil Simple Queue saat trafik data melewati router
4.5 Pengujian Sistem 4.5.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan data hasil manajemen bandwidth yang didapat dari simple queue. Serta menganalisa throughput, packet loss, dan delay dari system yang sudah dibuat.
4.5.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a. PC Client
b. Server
c. 2 buah Router Mikrotik tipe RB951Ui-2HND
(46)
4.5.3 Prosedur Pengujian
a. Buka PC Client dan Winbox.
b. Pada PC Client, jalankan Aplikasi Wireshark.
Gambar 4.13 Tampilan aplikasi Wireshark
c. Pada bagian Capture, pilih interface yang akan dicapture. Jika sudah, klik Start.
Gambar 4.14 Tampilan capture Wireshark d. Jika data yang ingin dianalisa sudah mencukupi, klik Stop.
(47)
42
e. Klik File -> Export Packet Dissections -> as “CSV” file.
Gambar 4.15 Menyimpan kedalam file CSV f. Klik File -> Export Packet Dissections -> as “CSV” file. 4.5.4 Hasil Pengujian
1. Pengujian HTTP dengan bandwidth 256 kbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data HTTP dengan bandwidth 256 kbps :
Gambar 4.16 Hasil Capture Data HTTP Bandwidth 256 kbps Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
(48)
, ,
% , %
, ,
2. Pengujian HTTP dengan bandwidth 512 kbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data HTTP dengan bandwidth 512 kbps :
Gambar 4. 17 Hasil Capture Data HTTP Bandwidth 512 kbps Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
, ,
% , %
(49)
44
3. Pengujian HTTP dengan bandwidth 1 Mbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data HTTP dengan bandwidth 1 Mbps :
Gambar 4. 18 Hasil Capture Data HTTP Bandwidth 1 Mbps Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
, ,
% , %
(50)
4. Pengujian Video Streaming dengan bandwidth 256 kbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data Video Streaming dengan bandwidth 256 kbps :
Gambar 4. 19 Hasil Capture Data Video StreamingBandwidth 256 kbps
Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
, ,
% , %
,
(51)
46
5. Pengujian Video Streaming dengan bandwidth 512 kbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data Video Streaming dengan bandwidth 512 kbps :
Gambar 4. 20 Hasil Capture Data Video StreamingBandwidth 512 kbps
Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
, ,
% , %
,
(52)
6. Pengujian Video Streaming dengan bandwidth 1 Mbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data Video Streaming dengan bandwidth 1 Mbps :
Gambar 4. 21 Hasil Capture Data Video StreamingBandwidth 1 Mbps
Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
, ,
% , %
,
(53)
48
7. Pengujian Game dengan bandwidth 256 kbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data Game dengan bandwidth 256 kbps :
Gambar 4. 22 Hasil Capture Data Game Bandwidth 256 kbps Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
, ,
,
(54)
8. Pengujian Game dengan bandwidth 512 kbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data Game dengan bandwidth 512 kbps :
Gambar 4. 23 Hasil Capture Data Game Bandwidth 512 kbps Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
, ,
,
(55)
50
9. Pengujian Game dengan bandwidth 1 Mbps
Berikut adalah hasil statistik dari capture data Game dengan bandwidth 1 Mbps :
Gambar 4. 24 Hasil Capture Data Game Bandwidth 1 Mbps Dari hasil statistik diatas, diperoleh throughput, packet loss, dan delay. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
, ,
,
,
Berikut adalah hasil perbandingan Simple Queue dan Queue Tree : Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Simple Queue dan Queue Tree Bandwidth /
Jenis Queue Jenis Data
Throughput (Mbps)
Packet Loss (%)
Delay (s)
256 kbps / Simple Queue
HTTP 1,68 13,7 0,0009
Video Streaming
(56)
Bandwidth /
Jenis Queue Jenis Data
Throughput (Mbps)
Packet Loss (%)
Delay (s)
256 kbps / Queue Tree
HTTP 3,32 0,000032 0,000428
Video Streaming
0,303 0,0058 0,00425
512 kbps / Simple Queue
HTTP 1,65 11,17 0,0009
Video Streaming
0,104 2,57 0,0123
512 kbps / Queue Tree
HTTP 9,48 0,000052 0,000092
Video Streaming
0,304 0,0062 0,00423
1 Mbps / Simple Queue
HTTP 3,65 2,18 0,0004
Video Streaming
0,102 2,66 0,0124
1 Mbps / Queue Tree
HTTP 8,236777 0,00074 0,00018
Video Streaming
0,307 0,00643 0,00421
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan rata-rata untuk HTTP dengan metode Simple Queue sebesar 2,327 Mbps, HTTP dengan metode Queue Tree sebesar 7,0123 Mbps, Video Streaming dengan metode Simple Queue
(57)
52
sebesar 0,103 Mbps, dan Video Streaming dengan metode Queue Tree sebesar 0,305 Mbps.
Berikut adalah hasil perbandingan Simple Queue dengan Mangle , Simple Queue tanpa Mangle,dan Queue Tree dengan Mangle :
Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Simple Queue dengan Mangle , Simple Queue tanpa Mangle, Queue Tree dengan Mangle dan Queue Tree tanpa
Mangle
Jenis Queue Bandwidth
Throughput (Mbps)
Packet Loss
(%) Delay (s)
Simple Queue + Mangle
256 kbps 1,823704 0,00384 0,0077
512 kbps 2,430458 0,0019 0,00058
1 Mbps 6,42423 0,0013 0,00022
Simple Queue tanpa Mangle
256 kbps 0,061 0,0123 0,024
512 kbps 0,118008 0,001008 0,01204
1 Mbps 0,244 0,0087 0,0059
Queue Tree + Mangle
256 kbps 1,9273 0,0025 0,00073
512 kbps 3,427601 0,00178 0,000411
1 Mbps 6.365 0,00126 0,00022
Queue Tree tanpa Mangle
256 kbps 0,0634 0,00066 0,0214
512 kbps 0,126 0,0082 0,011
(58)
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan rata-rata untuk Simple Queue dengan Mangle sebesar 3,5595 Mbps, Simple Queue tanpa Mangle sebesar 0,141 Mbps, Queue Tree dengan Mangle sebesar 3,9066 Mbps, dan Queue Tree tanpa Mangle sebesar 0,145 Mbps.
Gambar 4.25 Grafik trafik data dengan menggunakan Simple Queue dan Mangle
(59)
54
Gambar 4.26 Grafik trafik data dengan menggunakan Simple Queue tanpa Mangle
(60)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada projek tugas akhir ini yang
dikontrol oleh Mangle & Simple Queue. Didapatkan beberapa poin kesimpulan
sebagai berikut :
1. Telah berhasil diimplementasikan manajemen bandwidth dalam mengatur
bandwidth pada semua perangkat jaringan yang melalui router Mikrotik pada bab 4.5.
2. Telah berhasil dilakukan pengujian dan analisis unjuk kerja jaringan dengan
menggunakan parameter uji delay, packet loss dan throughput dengan
bandwidth yang berbeda dengan hasil rata-rata HTTP dengan metode Simple Queue sebesar 2,327 Mbps, HTTP dengan metode Queue Tree sebesar 7,0123
Mbps, Video Streaming dengan metode Simple Queue sebesar 0,103 Mbps,
dan Video Streaming dengan metode Queue Tree sebesar 0,305 Mbps.
3. Simple Queue akan berjalan dengan efektif dan efisien jika ditambahkan
dengan Mangle. Jika tidak ditambahkan Mangle maka akan terjadi perebutan
alokasi bandwidth.
5.2 Saran
Pengembangan lebih lanjut mengenai penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :
(61)
56
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode Queue Tree
dikarenakan metode ini mempunyai fitur packet marking yang lebih kompleks,
sehingga hasilnya diharapkan lebih efektif dan efisien.
2. Pengecekan terhadap protokol dan port yang digunakan harus dilakukan secara
(62)
DAFTAR PUSTAKA
BelajarMikroTik. 2015. Mikrotik Certified Network Associate MTCNA –
Fundamental Class. Bogor.
Ferguson, Paul. 1998. Quality of Service : Delivering QoS on the Internet and in
Corporate Networks. John Wiley & Sons. Canada.
Forouzan, Behrouz A. 2013. Data Communication and Networking Fifth Edition.
McGraw-Hill. New York.
Kaewwong, Surachai. 2015. The Good Practice For Understand Bandwidth
Control. Thailand.
MUM Czech Republic. 2009. MikroTik RouterOS Workshop QoS Best Practice.
Rizaldi, Haidar, dkk. 2010. QoS (Quality of Service). Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Saniya, Yoga, dkk. 2013. Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat
(63)
58
Syaifuddin, Aris. 2013. Perbandingan Metode Simple Queues dan Queue Tree
untuk Optimasi Manajemen Bandwidth di STMIK PPKIA Pradnya
Paramita Malang. STMIK PPKIA Pradnya Paramita: Malang.
Tanenbaum, Andrew S. 2011. Computer Networks Fifth Edition. Pearson
Education. New Jersey.
Yanto. 2013. Analisis QoS (Quality of Service) pada Jaringan Internet. Universitas
(1)
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan rata-rata untuk Simple Queue dengan Mangle sebesar 3,5595 Mbps, Simple Queue tanpa Mangle sebesar 0,141 Mbps, Queue Tree dengan Mangle sebesar 3,9066 Mbps, dan Queue Tree tanpa Mangle sebesar 0,145 Mbps.
Gambar 4.25 Grafik trafik data dengan menggunakan Simple Queue dan Mangle
(2)
54
Gambar 4.26 Grafik trafik data dengan menggunakan Simple Queue tanpa Mangle
(3)
55
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada projek tugas akhir ini yang
dikontrol oleh Mangle & Simple Queue. Didapatkan beberapa poin kesimpulan
sebagai berikut :
1. Telah berhasil diimplementasikan manajemen bandwidth dalam mengatur
bandwidth pada semua perangkat jaringan yang melalui router Mikrotik pada bab 4.5.
2. Telah berhasil dilakukan pengujian dan analisis unjuk kerja jaringan dengan
menggunakan parameter uji delay, packet loss dan throughput dengan
bandwidth yang berbeda dengan hasil rata-rata HTTP dengan metode Simple Queue sebesar 2,327 Mbps, HTTP dengan metode Queue Tree sebesar 7,0123
Mbps, Video Streaming dengan metode Simple Queue sebesar 0,103 Mbps,
dan Video Streaming dengan metode Queue Tree sebesar 0,305 Mbps.
3. Simple Queue akan berjalan dengan efektif dan efisien jika ditambahkan
dengan Mangle. Jika tidak ditambahkan Mangle maka akan terjadi perebutan
alokasi bandwidth.
5.2 Saran
Pengembangan lebih lanjut mengenai penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :
(4)
56
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode Queue Tree
dikarenakan metode ini mempunyai fitur packet marking yang lebih kompleks,
sehingga hasilnya diharapkan lebih efektif dan efisien.
2. Pengecekan terhadap protokol dan port yang digunakan harus dilakukan secara
(5)
57
DAFTAR PUSTAKA
BelajarMikroTik. 2015. Mikrotik Certified Network Associate MTCNA – Fundamental Class. Bogor.
Ferguson, Paul. 1998. Quality of Service : Delivering QoS on the Internet and in Corporate Networks. John Wiley & Sons. Canada.
Forouzan, Behrouz A. 2013. Data Communication and Networking Fifth Edition. McGraw-Hill. New York.
Kaewwong, Surachai. 2015. The Good Practice For Understand Bandwidth Control. Thailand.
MUM Czech Republic. 2009. MikroTik RouterOS Workshop QoS Best Practice.
Rizaldi, Haidar, dkk. 2010. QoS (Quality of Service). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Saniya, Yoga, dkk. 2013. Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client. Universitas Brawijaya: Malang.
(6)
58
Syaifuddin, Aris. 2013. Perbandingan Metode Simple Queues dan Queue Tree untuk Optimasi Manajemen Bandwidth di STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang. STMIK PPKIA Pradnya Paramita: Malang.
Tanenbaum, Andrew S. 2011. Computer Networks Fifth Edition. Pearson Education. New Jersey.
Yanto. 2013. Analisis QoS (Quality of Service) pada Jaringan Internet. Universitas Tanjungpura: Pontianak.