Bandwidth management dengan menggunakan mikrotik router OS. pada RTRW-Net: studi kasus RT.005 RW.04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa kotamadya Jakarta Selatan
MIKROTIK ROUTER OS. PADA RTRW-Net
studi kasus : RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan
SKRIPSI
Oleh :
SURYA IMANSYAHNIM : 203091001981
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
Kotamadya Jakarta Selatan
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Surya Imansyah
NIM : 203091001981
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
(3)
MIKROTIK ROUTER OS PADA RTRW-NET
Studi kasus: RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Surya Imansyah 203091001981
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Victor Amrizal, M.Kom
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman M.Sc, MIT NIP. 19710522 200604 1 002 Arini, M.T
NIP. 150 411 288 NIP. 19760131 200901 2 001
(4)
oleh Surya Imansyah, NIM 203091001981 telah diuji dan dinyatakan lulus pada Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, September 2010 Tim Penguji,
Penguji I Penguji II
Herlino Nanang, M.T
Tim Pembimbing,
Mengetahui,
Andrew Fiade, M.Kom NIP. 19731209 200501 1 002 NIP. 19820811 200912 1 004
Pembimbing I Pembimbing II
Arini, M.T Victor Amrizal, M.Kom NIP. 19760131 200901 2 001 NIP. 150 411 288
Ketua Program Studi Dekan
Teknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi
Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP. 19710522 200604 1 002 NIP. 19680117 200112 1 001
(5)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, September 2010
Surya Imansyah 203091001981
(6)
menggunakan Mikrotik Router OS pada RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan. (Di bawah bimbingan Arini dan Victor Amrizal)
RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan saling berbagi data serta informasi dalam mengakses internet. Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas
bandwidth ( Jalur Data ) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Mikrotik merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah
bandwidth management. Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengembangkan jaringan RT/RW-net didalam penelitian ini menggunakan metode
NDLC (Network Development Life Cycle). Bandwidth management diterapkan pada
sistem dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queue) yang
diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue, kedua metode diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal sehingga penggunaan bandwidth
lebih optimal dan efisien. Untuk menghindari kesalahan konfigurasi, backup dan Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada Mikrotik seperti packet sniffer dan Torch.
Kata kunci : RT/RW-net, MikroTik, bandwidth management, Simple Queue,
Queue Tree, PCQ, HTB
(7)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi berjudul “Bandwidth Management dengan menggunakan Mikrotik pada RtRw-Net”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta orang-orang yang istiqomah mengemban risalahnya hingga akhir jaman.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Pada kesempatan ini, perkenankan mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT selaku Ketua dan Viva Arifin, MMSI sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Arini, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Victor Amrizal, M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan kesempatan, waktu, kesabaran dan perhatiannya untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
(8)
vii
5. Para Sahabat : Neon, Bodrex(69 ‘dan), Don one, Boim, Odank, Edho, Dodo, Abu, Asep, Ju-ay, Asep, Ma’ruf, Maya, Jilan, Inul, Tile, Denis dan semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu, terima kasih atas segala motivasi dan bantuannya.
6. The special One: Yuli ‘yuy’, terima kasih atas kesetiaan dan kesabaran serta ke’cerewet’an dan ke’bawel’an sampai akhirnya skripsi ini bisa selesai :p.
Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis sendiri, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan laporan ini. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya tugas akhir ini semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Amin.
Jakarta, September 2010
Surya Imansyah 203091001981
(9)
SURYA IMANSYAH (203091001981), Bandwidth Management dengan menggunakan Mikrotik Router OS pada RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan. (Di bawah bimbingan Arini dan Victor Amrizal)
RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan saling berbagi data serta informasi dalam mengakses internet. Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas
bandwidth ( Jalur Data ) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Mikrotik merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah
bandwidth management. Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengembangkan jaringan RT/RW-net didalam penelitian ini menggunakan metode
NDLC (Network Development Life Cycle). Bandwidth management diterapkan pada
sistem dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queue) yang
diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue, kedua metode diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal sehingga penggunaan bandwidth
lebih optimal dan efisien. Untuk menghindari kesalahan konfigurasi, backup dan Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada Mikrotik seperti packet sniffer dan Torch.
Kata kunci : RT/RW-net, MikroTik, bandwidth management, Simple Queue,
Queue Tree, PCQ, HTB
(10)
viii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Tujuan dan Manfaat ... 4
1.4.1. Tujuan ... 4
1.4.2. Manfaat ... 4
1.5. Metodologi Penelitian ... 5
1.5.1. Metode Pengumpulan Data ... 5
1.5.2. Metode Pengembangan Sistem ... 7
(11)
ix
2.1. Pengertian Bandwidth Management ... 9
2.2. Pengertian Sistem Operasi ... 10
2.3. Pengertian Jaringan Komputer ... 10
2.4. Jenis-jenis Jaringan Komputer ... 11
2.4.1. JaringanKomputerBerdasarkanArea ... 11
2.4.2. JaringanKomputerBerdasarkanMedia Penghantar ... 13
2.4.3. JaringanKomputerBerdasarkanFungsi ... 14
2.5. Perangkat Keras Jaringan Komputer ... 14
2.5.1. Kabel ... 14
2.5.2. Ethernet Card / Network Adapter ... 16
2.5.3. Switch ... 17
2.5.4. Router ... 18
2.6. Topologi Jaringan Komputer ... 19
2.7. Mikrotik Router OS ... 21
2.8. Sejarah Mikrotik ... 21
2.9. Jenis-jenis Mikrotik ... 22
2.9.1. MikroTik RouterOS ... 22
2.9.2. BUILT-IN HardwareMikroTik ... 22
2.10. Fitur-fitur Mikrotik ... 23
2.11. Mikrotik Bandwidth Control ... 26
2.11.1. HTB (Hierarchical Token Bucket) ... 27
2.11.2. PCQ (Per Connection Client) ... 27
2.11.3. Queue Simple ... 28
(12)
x
2.12. Mikrotik Monitoring Tools ... 29
2.12.1. Graphing Traffic ... 29
2.12.2. Packet Sniffing ... 29
2.12.3. Torch ... 29
2.13. JaringanRTRW-Net ... 30
2.14. Sejarah Jaringan RTRW-Net ... 30
2.15. Tujuan RTRW-Net ... 31
2.16. Konsep RTRW-Net ... 31
2.17. Kelurahan Srengseng Sawah ... 33
2.17.1. Sejarah Kelurahan Srengseng Sawah ... 33
2.17.2. Visi dan Misi Kelurahan Srengseng Sawah ... 34
2.17.3. Susunan Organisasi Kelurahan Srengseng Sawah ... 34
2.18. RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ... 36
2.19. RT005 dalam Lingkup RW04 ... 36
2.20. Metodologi Penelitian ... 37
2.20.1. Pengertian Metode Penelitian ... 37
2.20.2. Metodologi Pengumpulan Data ... 37
(13)
xi
3.1. Metode Pengumpulan Data ... 43
3.1.1. Studi Lapangan ... 43
3.1.2. Studi Pustaka ... 44
3.1.2. Studi Literatur ... 44
3.2. Metode Pengembangan Sistem... 45
3.3. Alur Kerja Penelitian ... 47
BAB IV PEMBAHASAN ... 48
4.1. Analysis ... 48
4.1.1. Analisa Masalah ... 48
4.1.2. Analisa Kebutuhan ... 49
4.1.3. Analisa User ... 53
4.1.4. Analisa Jaringan ... 55
4.2. Design ... 59
4.3. Simulation Prototype ... 61
4.3.1. Instalasi VMWare ... 61
4.3.2. Instalasi Sistem Operasi di VMWare ... 63
4.3.3. Simulasi Jaringan ... 66
4.4. Implementation ... 69
4.4.1. Membangun PC Router Mikrotik ... 70
4.4.2. Konfigurasi PC Router Mikrotik ... 76
4.4.3. Konfigurasi Modem ADSL-AP ... 84
(14)
xii
4.5.3. Packet Sniffer ... 110
4.5.4. Torch ... 112
4.5.5. Analisa Implementasi PCQ dan HTB ... 114
4.6. Management ... 118
BAB V PENUTUP ... 119
5.1. Kesimpulan ... 119
5.2. Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 121
DAFTAR ISTILAH ... 123
LAMPIRAN ... A-1
(15)
xiii
Tabel 2.1 Tipe Kabel UTP ... 15
Tabel 3.1 Studi literatur ... 44
Tabel 4.1 Spesifikasi PC Router ... 49
Tabel 4.2 Spesifikasi Komputer Server ... 50
Tabel 4.3 Daftar user pada jaringan RtRw-Net ... 53
Tabel 4.4 Jadwal penggunaan internet pada RTRW-Net ... 54
Tabel 4.5RTRW-Net Team ... 67
Tabel 4.6 Tahapan Implementasi ... 69
Tabel 4.7 Spesifikasi minimum PC Router Mikrotik... 70
Tabel 4.8 Analisa Implementasi PCQ dan HTB ... 114
(16)
xiv
Gambar 2.2 LAN (Local Area Network) ... 12
Gambar 2.3 Straight Cable ... 16
Gambar 2.4 Ethernet card ... 17
Gambar 2.5 HUB ... 18
Gambar 2.6 Topologi star ... 19
Gambar 2.7 Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Srengseng Sawah ... 35
Gambar 2.13 Tahapan NDLC ... 39
Gambar 3.1 Alur Kerja Penelitian ... 47
Gambar 4.1 Komputer Server ... 50
Gambar 4.2 Welcome Screen Mikrotik ... 52
Gambar 4.3 Topologi jaringan sebelum Mikrotik ... 55
Gambar 4.4 RTRW-Net RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ... 57
Gambar 4.5 Topologi jaringan setelah Mikrotik ... 60
Gambar 4.6 Instalasi VMWare Workstation 6 ... 61
Gambar 4.7 Jendela aplikasi VMWare Workstation 6 ... 62
Gambar 4.8 New virtual machine ... 63
Gambar 4.9 Tentukan sistem operasi ... 64
Gambar 4.10 Proses instalasi new virtual machine ... 65
Gambar 4.11 Guest Operating System ... 66
Gambar 4.12 RTRW-Net team setting ... 68
Gambar 4.13 RTRW-Net team connection test ... 68
(17)
xv
Gambar 4.16 Paket software MikroTik ... 73
Gambar 4.17 Proses create partition dan format disk ... 74
Gambar 4.18 Proses install paket software MikroTik ... 74
Gambar 4.19 Halaman login MikroTik dan command line ... 75
Gambar 4.20 Add user via console ... 76
Gambar 4.21 Add user via winbox ... 76
Gambar 4.22 Setting user password via console ... 77
Gambar 4.23 Setting user password via winbox ... 77
Gambar 4.24 Setting Mikrotik name via console ... 78
Gambar 4.25 Setting Mikrotik name via winbox ... 78
Gambar 4.26 Setting Interface name via console... 79
Gambar 4.27 Setting Interface name via winbox ... 79
Gambar 4.28 Setting IP address via console ... 80
Gambar 4.29 Setting IP address via winbox ... 80
Gambar 4.30 Setting IP Route Gateway via console ... 81
Gambar 4.31 Setting IP Route Gateway via winbox ... 81
Gambar 4.32 Setting IP DNS via winbox ... 82
Gambar 4.33 Setting NAT dan Masquerade via console ... 83
Gambar 4.34 Setting NAT dan Masquerade via winbox ... 83
Gambar 4.35 Konfigurasi modem ADSL ... 85
Gambar 4.36 Konfigurasi access point ... 86
Gambar 4.37 Upload file nice.rsc ... 87
Gambar 4.38 import file nice.rsc... 87
(18)
xvi
Gambar 4.43 connection mark dan packet mark HTB ... 96
Gambar 4.44 connection markiix ... 97
Gambar 4.45 connection markinternational ... 97
Gambar 4.46 limit bandwidth with HTB ... 102
Gambar 4.47 limit bandwidth with HTB komputer server ... 103
Gambar 4.48 limit bandwidth with HTB komputer client11 ... 103
Gambar 4.49 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 1 client terkoneksi ... 104
Gambar 4.50 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 3 client terkoneksi ... 105
Gambar 4.51 speed test ke server internasional dengan PCQ dari PC Server ketika 1 client terkoneksi ... 105
Gambar 4.52 speed test ke server internasional dengan PCQ dari PC Server ketika 3 client terkoneksi ... 106
Gambar 4.53 speed test ke server lokal dengan HTB dari PC server ... 106
Gambar 4.54 speed test ke server lokal dengan HTB dari client01 ... 107
Gambar 4.56 speed test ke server internasional dengan HTB dari client01 ... 108
Gambar 4.57 Graphing Traffic ... 109
Gambar 4.58 Packet Sniffer dengan limit bandwidth PCQ ... 110
Gambar 4.59 Packet Sniffer dengan limit bandwidth HTB ... 111
Gambar 4.60 Torch dengan limit bandwidth PCQ ... 112
Gambar 4.61 Torch dengan limit bandwidth HTB... 113
(19)
ADSL : Asymetric Digital Subscriber Line. Sebuahtipe DSL dimana upstream dan downstream.
berjalanpadakecepatan yang berbeda. Dalamhalini, downstream biasanyalebihtinggi..Secarateori, ASDL dapatmelayanikecepatanhingga 9 mbps untuk downstream dan 540 kbps untukupstream.
Bandwidth : Besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang
dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network.
Binary : Biner. Yaitu informasi yang seluruhnya tersusun atas 0
dan 1. Istilah ini biasanya merujuk pada file yang bukan berformat teks, seperti halnya file grafis.
Bit : BInary digiT. Satuan terkecil dalam komputasi, terdiri
dari sebuah besaran yang memiliki nilai antara 0 atau 1.
Bps : Bit Per Seconds. Ukuran yang menyatakan seberapa
cepat data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Byte : Sekumpulan bit yang merepresentasikan sebuah karakter
tunggal. Biasanya 1 byte akan terdiri dari 8 bit, namun bisa juga lebih, tergantung besaran yang digunakan.
Coaxial : Jenis kabel yang terdiri dari sebuah kabel tembaha yang
dikelilingi oleh siolasi dan pelindung lubang kabel yang dihubungkan dengan tanah.
(20)
DHCP : Dynamic Host Control Protocol memungkinkan satu komputer atau peralatan jaringan lainnya(seperti router) memberikan serangkaian alamat IP pribadi kita ke PCyang lain
DNS : Domain Name Service. Merupakan layanan di Internet
untuk jaringan yang menggunakan TCP/IP. Layanan ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah komputer dengan nama bukandengan menggunakan alamat IP (IP address). Singkatnya DNS melakukan konversi dari nama keangka. DNS dilakukan secara desentralisasi, dimana setiap daerah atau tingkat organisasi memilikidomain sendiri. Masing-masing memberikan servis DNS untuk domain yang dikelola.
DSL : Digital Subscriber Line. Sebuah metode transfer data
melalui saluran telepon reguler. Sirkuit DSL dikonfigurasikan untuk menghubungkan dua lokasi yang spesifik, seperti halnya padasambungan Leased Line (DSL berbeda dengan Leased Line). Koneksi melalui DSL jauh lebih cepat dibandingkan dengan koneksi melalui saluran telepon reguler walaupun keduanya sama-samamenggunakan kabel tembaga. DSL menawarkan alternatif yang lebih murah dibandingkan denganISDN.
(21)
Download : Istilah untuk kegiatan menyalin data (biasanya berupa file) dari sebuah komputer yang terhubung dalam sebuah network ke komputer lokal. Proses download merupakan kebalikan dariupload.
Downstream : Istilah yang merujuk kepada kecepatan aliran data dari
komputer lain ke komputer lokal melalui sebuah network. Istilah ini merupakan kebalikan dari upstream.
Host : Sebuahkomputerdalamsebuah network yang
menyediakanlayananuntukkomputerlainnyayang tersambungdalam network yang sama.
Internet : Sejumlahbesar network yang membentukjaringan
inter-koneksi (Inter-connectednetwork) yang terhubungmelaluiprotokol TCP/IP. Internet
merupakankelanjutandariARPANet. Dan kemungkinanmerupakanjaringan WAN yang terbesar
yang adasaatini.
Intranet : Penggunaan teknologi internet dalam pada jaringan
internal suatu perusahaan berdasarkan teknologi web
IP Address : Alamat IP (Internet Protocol), yaitu sistem pengalamatan
di network yangdirepresentasikan dengan sederetan angka berupa kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yangmasing-masing dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga 255.255.255.255.
(22)
ISP : Internet Service Provider. Sebutan untuk penyedia layanan internet.
LAN : Local-area network. Komputer yang terhubung berada
pada tempat yang berdekatansecara gografis (misalkan satu gedung).
Mbps : megabyte per second. Ukuran bandwidth, atau aliran
komunikasi, melalui suatu jaringan atau media komunikasi lain.
NAT Firewall : Metode yang digunakan untuk mengatasi /
memaksimalkan keterbatasan IP yang terdapat pada IP v4
Network : adalah sekumpulan dua atau lebih sistem komputer yang
digandeng danmembentuk sebuah jaringan. Internet sebenarnya adalah sebuah network dengan skalayang sangat besar.
OSI Model : Model arsitektur standar komunikasi dan fungsi kerja
dalam jaringan komputer
Protocol Jaringan : Metode yang digunakan agar komunkasi data
dapatberjalandengan lancerwalaupunberbedadevice.
Quality of Service : Mekanismejaringan yang
mengaturaplikasi-aplikasiatulayanan agar dapatberoperasisesuaidengan yang di harapkan.
(23)
untuk berbagai aplikasi atau layanan
Router : Sebuah komputer atau paket software yang dikhususkan
untuk menangani koneksi antaradua atau lebih network yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja dengan melihatalamat tujuan dan alamat asal dari paket data yang melewatinya dan memutuskan rute yang harusdigunakan oleh paket data tersebut untuk sampai ketujuan.
Routing : Proses dari penentuan sebuah path yang di pakai untuk
mengirim data ke tujuan tertentu.
TCP/IP : Sekumpulan protokol yang di desain untuk melakukan
fungsi – fungsi komunikasi data pada WAN
Topologi : Pengaturan keterhubungan antar sistem komputer.
topologiseperti bus, star, dan ring.
Twisted pair : Media yang digunakn pada topologi star. Media ini saat
ini paling umum dipakaikarena topologi star paling banyak digunakan.
Upload : Kegiatan pengiriman data (berupa file) dari komputer
lokal ke komputer lainnya yangterhubung dalam sebuah network. Kebalikan dari kegiatan ini disebut download.
Upstream : Istilah yang merujuk kepada kecepatan aliran data dari
komputer lokal ke komputerlain yang terhubung melalui sebuah network. Istilah ini merupakan kebalikan dari
(24)
downstream.
WAN : wide-area network. Komputer yang terhubung berada
pada tempat yang berjauhandan dihubungkan dengan line telepon atau gelombang radio.
Wireless : Media tanpakabeluntukmengirimkan data
meliankanmenggunakansinyalelektrikyang
(25)
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mahalnya biaya sewa bandwidth yang diberikan ISP (Internet Service
Provider) membuat mayoritas masyarakat enggan untuk berlangganan internet.
Terlebih lagi belum adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya dunia teknologi informasi di masa yang akan datang. Karena itulah kemudian berdiri Jaringan RTRW-Net (Rukun Tetangga Rukun Warga-Net), RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan dapat berbagi data serta informasi. Konsep lain dari RTRW-Net adalah memberdayakan pemakaian internet dimana fasilitas internet tersedia 24 jam selama sebulan (unlimited) dan
biaya yang akan dikeluarkan pun akan murah, karena biaya langganan akan ditanggung bersama.
Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas bandwidth (Jalur Data) yang sudah ada tidak
mencukupi (over load). Padahal apabila digunakan sesuai dengan kebutuhan
bandwidth yang ada masih mencukupi, oleh karena ini perlu dilakukan suatu
tindakan untuk menghindari penggunaan bandwidth yang berlebihan pada
masing-masing pengguna.
(26)
Dalam struktur jaringan, dikenal istilah router, yaitu pengatur alur data dari
komputer asal (pengirim) ke komputer tujuan (penerima). Dari router dapat
dikembangkan suatu program untuk mengawasi seberapa besar alur data yang berjalan dari semua komputer yang terhubung ke router. Mikrotik merupakan
sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering
disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk
wireline dan wireless, salah satunya adalah bandwidth management.
Bandwidth management diimplementasikan pada RTRW-Net dengan
menggunakan dua metode: PCQ (Per Connection Queue) yang diterapkan pada
Queue Tree di Mikrotik yang dapat membagi bandwidth sama rata berdasarkan
banyaknya koneksi client, HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada
Simple Queue di Mikrotik yang dapat membatasi penggunaan bandwidth
berdasarkan kebutuhan penggunaan pada masing-masing client. Kedua metode
diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal
(scriptschedule) sehingga penggunaan bandwidth lebih optimal dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian yang penulis angkat yaitu:
“Bandwidth Management dengan menggunakan Mikrotik Router OS pada
RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan”
(27)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang ada yaitu:
1. Bagaimana mengimplementasikan sebuah jaringan RTRW-Net
menggunakan PC Router dengan spesifikasi komputer yang minimum. 2. Bagaimana melakukan manajemen bandwidth agar masing-masing user
mendapatkan bandwidth sama rata dan sesuai kebutuhan.
3. Bagaimana agar proses aliran data pada jaringan dapat dimonitor.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bandwidth Management dilakukan menggunakan Mikrotik Router OS
V.2.9.27 pada jaringan wireline RTRW-Net wilayah RT005 RW04
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan dengan koneksi internet Telkom speedy.
2. Penelitian hanya pada manajemen bandwidth dengan tidak membahas
aspek security.
3. Penelitian menggunakan metode pengembangan NDLC tanpa
melakukan tahap akhir yaitu management.
4. SpesifikasiPC Routeryangdigunakan yaitu: Processor P3, memory 128 MB, HDD 4G dan 2 buah NIC (sesuai dengan spesifikasi minimum).
(28)
5. Manajemen bandwidth dilakukan menggunakan metode PCQ (Per
Connection Queue) yang diterapkan pada Queue Tree dan HTB
(Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue
dengan terlebih dahulu dilakukan pemisahan koneksi lokal dan internasional.
1.4. Tujuan dan Manfaat 1.4.1. Tujuan
Membagi bandwidth untuk dibagi ke beberapa PC sama rata dan
sesuai kebutuhan serta menghindari habisnya bandwidth akibat
penggunaan bandwidth secara berlebihan oleh user pada salah satu
PC ketika melakukan transfer data.
1.4.2. Manfaat
a. Bagi Peneliti
• Memahami bagaimana cara menerapkan manajemen
bandwidth dengan menggunakan Mikrotik RouterOS pada
suatu jaringan RT/RW-net agar pembagian bandwidth menjadi
efektif.
• Bertambahnya wawasan dan pengalaman peneliti tentang ilmu
networking dan bagaimana sebuah sistem jaringan yang
menggunakan Mikrotik RouterOS dapat bermanfaat dan berperan dalam suatu jaringan internet bersama.
(29)
• Memahami masalah-masalah yang terjadi pada pengembangan dari sebuah jaringan RT/RW-net serta mengetahui bagaimana cara menanggulanginya.
• Dapat memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
kurikulum tingkat akhir Program Studi Non Reguler Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi user pada jaringan RTRW-Net
Mendapatkan bandwidth yang sama rata dan sesuai kebutuhan
dalam menggunakan koneksi internet bersama pada jaringan RTRW-Net.
c. Bagi Universitas
Dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang teknologi informasi yang bermanfaat bagi civitas akademika kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya mengenai manajemen
bandwidth pada sebuah jaringan lokal yang terhubung ke jaringan
internet.
1.5. Metodologi Penelitian
1.5.1. Metode Pengumpulan Data
Metode untuk pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
(30)
a. Studi Lapangan 1. Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan mengambil data serta dokumentasi di RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan dan melakukan pengecekan ulang terhadap infrastruktur jaringan.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan administrator jaringan dan pengguna untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan penggunaan koneksi internet bersama pada RTRW-Net.
b. Studi Pustaka
Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku dan internet yang menjadi referensi dan pedoman dalam penelitian penelitian.
c. Studi Literatur Sejenis
Meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari dokumen yang berisi informasi yang pernah dilakukan sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Studi literatur ini berupa skripsi dan laporan penelitian yang didapat dari perpustakaan dan internet.
(31)
1.5.2. Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan metode pengembangan dengan menggunakan metode Network Development
Life Cycle (NDLC) dengan tahapan sebagai berikut:
1. Analysis 2. Design
3. Simulation Prototyping 4. Implementation
5. Monitoring 6. Management
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan mengenai latar belakang penulisan skripsi ini, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi, dan sistematika penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dasar penulisan skripsi ini.
(32)
Bab III METODOLOGI PENELITIAN
Bab menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam pencarian data dan metode dalam pengembangan sistem serta tahapan NDLC dari analisis sampai desain sistem yang berhubungan dengan judul skripsi ini.
Bab IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan dan implementasi bandwidth management pada
RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan
Bab V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran yang diberikan untuk pengembangan lebih lanjut.
Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa media cetak maupun media elektronik yang dijadikan acuan dalam penelitian ini
(33)
LAANDASANN TEORI 2.1. P B dapat me tertentu. maupun banyak d
bandwid 2009: 6) M mencapa Pengertian Bandwidth engalir dari Bandwidth data digita dipakai untu
dth adalah B
.
Managemen ai sasaran yg
Bandwidth
adalah ban suatu temp
h dapat dip
al. Sekarang uk menguk
Bits Per Sec
Gambar
nt adalah pr g telah diten
h Managem
nyaknya uk pat ke temp pakai untuk g sudah men kur aliran da
cond atau s
2.1Bandwi 9 roses pemak ntukan. (KB ment kuran suatu at lain dalam k menguku njadi umum ata digital. sering disin
idthUsage D
kaian sumbe BBI, 2008: 9
u data atau m sebuah n
ur baik alir m jika kata
Satuan yan ngkat bps. (
Diagram [1
er daya sec 979).
informasi
network di w
ran data a
bandwidth
ng dipakai u (Rosadi Kar 1] yang waktu nalog lebih untuk rdian,
ara efektif uuntuk
(34)
Bandwidth Management adalah pengalokasian yang tepat dari suatu
bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu
layanan jaringan. (Saptono, 2008: 1).
2.2. Pengertian QoS
QoS (Quality of Service) adalah satuan pengukuran kinerja suatu
sistem transmisi yang merefleksikan kualitas transmisi dan ketersediaan layanan. Istilah QoS biasanya menunjuk pada himpunan teknologi dan teknik jaringan. Tujuan QoS adalah untuk menyediakan jaminan terhadap kemampuan jaringan untuk menyediakan hasil yang telah dapat diperkirakan sebelumnya. Elemen kinerja jaringan dalam cakupan QoS seringkali termasuk ketersediaan (uptime), bandwitdh (throughput), keterlambatan (latency/delay),
dan tingkat kesalahan (Syafrizal, 2007: 260).
Kualitas layanan (QoS) mengacu pada mekanisme kontrol reservasi sumber daya daripada kualitas pelayanan yang dicapai. Kualitas layanan adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, data mengalir, atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data. Sebuah jaringan atau protokol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah kontrak lalu lintas dengan perangkat lunak aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan, misalnya saat sesi fase
pembentukan. Selama sesi dapat memantau tingkat kinerja yang dicapai, misalnya data rate dan delay, dan kontrol secara dinamis prioritas penjadwalan
(35)
kepuasan pelanggan dari semua ketidaksempurnaan yang mempengaruhi layanan. Mencakup aplikasi dan manusia dalam$ penilaian, dan menuntut bobot yang tepat beragam langkah-langkah objektif.
Banyak hal bisa terjadi pada paket ketika melakukan perjalanan dari asal ke tujuan, yang mengakibatkan masalah-masalah berikut dilihat dari sudut pandang pengirim dan penerima:
1. Dropped packets
Router mungkin gagal untuk memberikan (drop) beberapa paket jika
mereka tiba ketika buffer sudah penuh. Beberapa, tidak ada, atau semua
paket mungkin akan dijatuhkan, tergantung pada keadaan jaringan, dan tidak mungkin untuk menentukan apa yang akan terjadi di muka. Aplikasi penerima dapat meminta informasi perihal pengirim, ini mungkin menyebabkan keterlambatan parah dalam keseluruhan transmisi.
2. Delay
Mungkin dibutuhkan waktu yang lama untuk sebuah paket mencapai tujuan, karena itu akan diadakan antrian panjang, atau mengambil rute yang kurang langsung untuk menghindari kemacetan. Dalam beberapa kasus, penundaan yang berlebihan dapat membuat aplikasi seperti VoIP atau online game tidak dapat digunakan.
(36)
3. Jitter
Paket dari source akan mencapai tujuan dengan berbagai
penundaan. Sebuah paket keterlambatan bervariasi posisinya dalam antrian dari router sepanjang jalur antara sumber dan tujuan dan
posisi ini dapat bervariasi tak terduga. Variasi dalam penundaan ini dikenal sebagai jitter dan dapat serius mempengaruhi kualitas
streaming audio dan video.
4. Out-of-order delivery
Ketika sebuah koleksi paket-paket yang terkait disalurkan melalui internet, paket-paket yang berbeda dapat mengambil rute yang berbeda, masing-masing mengakibatkan penundaan yang berbeda. Hasilnya adalah bahwa paket-paket tiba dalam urutan yang berbeda dari mereka dikirim. Masalah ini memerlukan protokol tambahan khusus yang bertanggung jawab untuk mengatur kembali out-of-order
untuk tujuan mereka. Hal ini terutama penting bagi VoIP stream video.
5. Error
Kadang-kadang paket yang salah arah, atau dikombinasikan bersama-sama, atau rusak, sementara perjalanan. Penerima harus mendeteksi ini dan, sama seperti jika paket dijatuhkan, meminta si pengirim untuk mengulang sendiri.
Aplikasi yang membutuhkan QoS mungkin diperlukan untuk beberapa jenis lalu lintas jaringan, misalnya:
(37)
a. Streaming multimedia, mungkin memerlukan jaminan
throughput untuk memastikan bahwa tingkat minimum untuk
menjaga kualitas.
b. IP telephony atau Voice over IP (VOIP) mungkin memerlukan
batasan ketat jitter dan delay.
c. Video Teleconferencing (VTC) membutuhkan jitter dan latensi
yang rendah.
d. Remote system administrator mungkin ingin memprioritaskan
variabel, dan biasanya kecil, jumlah SSH lalu lintas untuk memastikan sesi responsif bahkan di atas link yang bermuatan berat.
e. Online game, seperti berjalan cepat real time simulasi dengan
beberapa pemain. Kurangnya QoS dapat memproduksi ‘ketertinggalan’.
Tujuan dan keuntungan QoS. Tujuan utama dari QoS adalah memberikan prioritas khusus termasuk bandwidth, diperlukan oleh
beberapa real-time interaktif dan lalu lintas. Penting juga adalah
memastikan bahwa memberikan prioritas untuk satu atau lebih mengalir tidak membuat alur lainnya gagal. Sementara keuntungan QoS memungkinkan perangkat lunak kompleks jaringan untuk mengontrol dan dapat diprediksikan layanan jaringan dari berbagai aplikasi dan jenis lalu lintas. (http://en.wikipedia.org/wiki/Quality_of_service).
(38)
2.3. Pengertian Sistem Operasi
Menurut Hariyanto (2006: 25), Sistem operasi adalah sekumpulan rutin perangkat lunak yang berada diantara program aplikasi dan perangkat keras. Sistem operasi memiliki tugas yaitu mengelola seluruh sumber daya sistem komputer dan sebagai penyedia layanan.
Sistem operasi menyediakan System Call yang berfungsi menghindarkan
kompleksitas pemrograman dengan memberi sekumpulan instruksi yang lebih mudah dan nyaman, sistem operasi juga sebagai basis untuk program lain dimana program aplikasi dijalankan diatas sistem operasi, program-program itu memanfaatkan sumber daya sistem komputer dengan cara meminta layanan sistem operasi mengendalikan sumber daya untuk aplikasi sehingga penggunaan sumber daya sistem komputer dapat dilakukan secara benar dan efisien.
2.4. Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Dharma Oetomo dkk (2003: 7), Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehinga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras serta memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik.
Menurut Syafrizal (2005: 2), Jaringan komputer adalah himpunan interkoneksi antara dua komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan
media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Bila sebuah komputer dapat
(39)
maka komputer-komputer tersebut bukan autonomous (tidak melakukan kontrol
terhadap komputer lain dengan akses penuh).
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data atau informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file,
printer, media penyimpanan (harddisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll).
Data yang berupa teks, audio maupun video bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file atau data, mencetak pada printer yang sama dan
menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan secara
bersama-sama.
2.5. Jenis-jenis Jaringan Komputer
2.5.1. Jaringan Komputer Berdasarkan Area
Jaringan komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area atau wilayah, beberapa jenisnya yaitu: LAN, MAN, WAN, Internet dan Intranet. Adapun penelitian yang dilakukan hanya pada jenis jaringan komputer LAN dan internet.
a. Local Area Network (LAN)
Merupakan jenis jaringan yang memiliki area yang relatif kecil, pada umumnya dibatasi oleh area lingkungan, antara lain: kantor pada sebuah gedung, ruangan tiap-tiap kelas pada sebuah sekolah. Jarak antar node atau computer
(40)
Gambar 2.2 LAN (Local Area Network) b. Internet
Internet merupakan gabungan dari berbagai LAN dan WAN yang berada di seluruh jaringan komputer di dunia, sehingga terbentuk jaringan dengan skala yang lebih luas dan global. Internet berasal dari kata Interconnected
Network yang berarti hubungan dari beragam jaringan
komputer di dunia yang saling terintegrasi membentuk suatu jaringan global (Kurniawan, 2007: 21)
2.5.2. Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar
Jaringan komputer berdasarkan media penghantar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Wire Network dan Wireless Network.
a. Wire Network
Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan
kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir pada kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga.
(41)
Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik. (Sofana, 2008: 6)
b. Wireless Network
Wireless Network adalah jaringan tanpa kabel yang
menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya infrared. Frekuensi yang digunakan pada radio untuk
jaringan komputer biasanya menggunakan frekuensi tinggi, yaitu 2.4GHz dan 5.8GHz. (Sofana, 2008: 6)
2.5.3. Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya jaringan komputer dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Client Server dan Peer to Peer, adapun
jenis jaringan pada penelitian adalah Client Server. Menurut
Sofana (2008:6), Client Server adalah jaringan komputer yang
salah satu (boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server atau induk bagi komputer lain. Server melayani komputer lain yang disebut client. Layanan yang diberikan biasanya berupa akses web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak
dipakai pada internet. Namun LAN atau jaringan lain bisa mengimplementasikan client server. Hal ini sangat bergantung
(42)
2.6. Perangkat Keras Jaringan Komputer 2.6.1. Kabel
Ada beberapa tipe (jenis) kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer, di antaranya adalah Coaxial Cable, Twisted
Pair Cable dan Fiber Optic Cable.
Twisted Pair Cable terdiri dari dua jenis, yakni UTP (Unshielded
Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Kabel UTP dan
STP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel yang terpilin.
Tabel 2.1 Tipe Kabel UTP (sumber : syafrizal, 2009: 32)
Type Cable Keterangan
UTP Category 1
Analog. Biasanya digunakan di perangkat telepon pada jalur ISDN (Integrated Service Digital
Network), juga untuk menghubungkan modem dengan line telepon.
UTP Category 2
Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada topologi token ring)
UTP / STP Category 3
16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token ring atau 10BaseT)
UTP / STP Category 4
20 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token ring)
(43)
UTP / STP Category 5
Bisa mencapai 100 Mbits data transfer / 22db (sering digunakan pada topologi star atau tree) UTP / STP
Category 5 Enchanted
1 Gigabit Ethernet, jarak 100m, terdiri dari 4 pasang kabel tembaga yang tiap pasangnya di-plintir (sering digunakan pada topologi token ring 16 Mbps, atau pada Fast Ethernet 100 Mbps) UTP / STP
Category 6
2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga 100m atau 10Gbps up to 25m 20,2 db up to 155 MHz atau 250 MHz
UTP / STP Category 7
Gigabit Ethernet/20,8 db (Gigabit Ethernet). Up to 200 MHz atau 700 MHz
Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum pada jaringan lokal, yaitu:
o Pemasangan lurus (Straight Through Cable)
Jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit komputer melalui perantara Hub/Switch yang berfungsi
(44)
Gambar 2.3Straight Cable [3]
o Pemasangan menyilang (Cross Over Cable)
Penggunaan kabel menyilang ini digunakan untuk komunikasi antar komputer (langsung tanpa hub), atau dapat juga
digunakan untuk meng-cascadehub jika diperlukan.
2.6.2. Ethernet Card / Network Adapter
Kartu jaringan atau network interface card (NIC) adalah sebuah
kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. Cara kerja Ethernet Card berdasarkan
broadcast network, dimana setiap node dalam suatu jaringan
menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node
yang lain. Ethernet card memiliki Ethernet address (MAC
address), yang ditanam kedalam setiap rangkaian kartu jaringan
(45)
Gambar 2.4Ethernet card [2]
2.6.3. Switch
Sebuah konsentrator (Hub atau Switch) adalah sebuah perangkat
yang menyatukan kabel-kabel network dati tiap workstation,
server atau perangkat lain. Switch merupakan konsentrator yang
memiliki kemampuan manajemen traffic data lebih baik bila
dibandingkan dengan hub. (Syafrizal, 2005: 36)
(46)
2.6.4. Router
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu
jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam
jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain (Syafrizal, 2005: 37).
Fungsi router:
o Membaca alamat logika / ip address source & destination
untuk menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.
o Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara
LAN ke WAN.
o Perangkat di layer 3 OSI Layer.
o Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon routing
o Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI.
2.7. Topologi Jaringan Komputer
Menurut (Herlambang, 2008: 14-17) Topologi atau arsitektur jaringan merupakan pola hubungan antar terminal dalam suatu sistem jaringan komputer. Topologi ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas kinerja jaringan. Ada beberapa jenis topologi yang dapat diimplementasikan dalam jaringan diantaranya adalah topologi bus, topologi ring, topologi star. Namun, topologi
(47)
Pada topologi Star, terdapat sebuah terminal pusat (hub/switch) yang
mengatur dan mengendalikan semua kegiatan komunikasi data. traffic data
mengalir dari nide ke terminal pusat dan diteruskan ke node (station) tujuan.
Gambar 2.6 topologi star [2]
a. Keuntungan:
o Akses ke station lain (client atau server) cepat.
o Dapat menerima workstation baru selama port di central
node (hub/switch) tersedia.
o Hub/switch bertindak sebagai konsentrator.
o Hub/switch dapat disusun seri (bertingkat) untuk
menambah jumlah station yang terkoneksi pada jaringan.
o Mendukung user yang banyak dibanding topologi Bus
(48)
b. Kerugian:
Bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision, semua
komunikasi akan ditunda. Koneksi akan dilanjutkan / dipersilakan dengan cara random ketika hub/switch
mendeteksi bahwa tidak ada jalur yang sedang digunakan oleh node lain.
2.8. Mikrotik Router OS
MikroTik RouterOS™ merupakan sistem operasi Linux base yang
diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan
bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows
Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standar
komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun
tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard,
misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network
yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan
pemilihan resource PC yang memadai (Herlambang, 2008: 19).
2.9. Sejarah Mikrotik
MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia,
bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan
Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika
yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995. John dan Arnis mulai me-routing
(49)
dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me- routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi
Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara
tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.
Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2
yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff
Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia
routing di negara-negara berkembang. (Herlambang, 2008: 20-21).
2.10. Jenis-jenis Mikrotik 2.10.1.MikroTik RouterOS
MikroTik RouterOS yang berbentuk perangkat lunak yang dapat
di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada komputer rumahan (PC). (Herlambang, 2008: 21).
2.10.2.BUILT-IN Hardware MikroTik
BUILT-IN Hardware MikroTik merupakan Mikrotik dalam bentuk
perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang
didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS (Herlambang,
(50)
2.11. Mikrotik Bandwidth Control
Bandwidth Control adalah seperangkat mekanisme yang mengontrol alokasi data rate, variabilitas keterlambatan, pengiriman tepat waktu, dan keandalan pengiriman. MikroTik RouterOS mendukung disiplin antrian berikut: PFIFO (Packets First-In First-Out), BFIFO (Bytes First-In First-Out), SFQ (Stochastic Fairness Queuing), RED (Random Early Detect), PCQ (Per Connection Queue) dan HTB (Hierarchical Token Bucket). Adapun penelitian terkonsenttasi pada PCQ dan HTB.
2.11.1.HTB (Hierarchical Token Bucket)
HTB (Hierarchical Token Bucket) adalah suatu disiplin antrian yang berguna untuk menerapkan penanganan yang berbeda untuk berbagai jenis aliran data. Secara umum, kita dapat mengatur hanya satu antrian untuk satu interface, kemudian mengatur
max-limit untuk workgroup pada parent dan kemudian
mendistribusikan jumlah aliran data antara anggota workgroup
tersebut. HTB memungkinkan kita membuat queue menjadi lebih terstruktur dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan bertingkat, keuntungan HTB adalah Jika semua client memiliki prioritas yang sama, maka client akan berbagi bandwidth sisa.
(51)
Ketentuan HTB:
1. HTB hanya bisa berjalan, apabila rule queue client berada di bawah setidaknya 1 level parent, setiap queue client memiliki parameter limit-at dan max-limit, dan parent queue harus memiliki besaran max-limit.
2. Jumlah seluruh limit-at client tidak boleh melebihi max-limit parent.
3. Max-limit setiap client harus lebih kecil atau sama dengan max-limit parent.
2.11.2.PCQ (Per Connection Queue)
PCQ adalah jenis antrian tanpa kelas yang dapat melakukan pembatasan bandwidth. PCQ juga menciptakan subqueues,
masing-masing subqueue memiliki batas kecepatan data pcq-rate dan pcq-limit packet. Ukuran total antrian PCQ tidak boleh lebih besar dari pcq-total-limitpackets.
Membagi bandwidth dengan PCQ (Per Connection Queue)
prinsipnya menggunakan metode antrian untuk menyamakan
bandwidth yang dipakai pada multiple client, sehingga tiap client
akan mendapatkan jatah bandwidth yang sama. Didalam mikrotik
PCQ sudah terinstal default dan merupakan program untuk mengatur traffic jaringan Quality of Service (QoS).
Mikrotik menyediakan 2 jenis metode untuk melakukan bandwidth
(52)
2.11.3.Queue Simple
Queue simple adalah cara termudah untuk melakukan limit
bandwidth yang dapat digunakan untuk membatasi bandwidth
berdasarkan alamat IP tertentu. kita juga dapat menggunakan Queue simple untuk membangun aplikasi QoS yang lebih rumit. Queue Simple memiliki fitur:
• Peer-to-peer traffic queuing.
• Menerapkan aturan antrian pada interval waktu yang dipilih
• Prioritas
• Menggunakan multiple packet marks dari / ip firewall mangle
• Membentuk lalu lintas dua arah (satu batas untuk jumlah download + upload)
2.11.4.Queue Tree
Queue Tree digunakan untuk melakukan alokasi bandwidth
berdasarkan protokol, port, kelompok alamat IP, dan lain-lain. Sebelumnya buat mark packet dengan tanda di bawah / ip firewall mangle dan kemudian mark packet tersebut sebagai sebuah pengidentifikasi untuk arus paket pada queue tree.
(53)
2.12. Mikrotik Monitoring Tools 2.12.1.Graphing Traffic
MRTG adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk melihat besarnya traffic yang terjadi pada saat pemakaian internet. Itu digambarkan dalam bentuk grafik. Mikrotik memiliki fasilitas tersebut namanya graphing traffic yang digunakan dengan memasukkan
alamat IP Mikrotik pada browser.
2.12.2.Packet Sniffer
Packet Sniffer adalah tool yang disediakan dalam Mikrotik untuk menangkap dan menyadap paket-paket yang berjalan di jaringan. Tool ini sangat berguna untuk menganalisa trafik jaringan.
2.12.3.Torch
Torch merupakan Real Time Traffik Monitor yang digunakan untuk menganalisa aliran traffik yang lewat pada suatu interface berdasarkan protocol, sumber, dan tujuan serta port. Torch
menampilkan traffic protokol dan kecepatan saat diterima dan
dikirim.
2.13. Jaringan RTRW-Net
RTRW-Net merupakan suatu konsep dimana beberapa komputer dalam
suatu perumahan atau blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data serta informasi. Konsep lain dari RTRW-Net adalah memberdayakan pemakaian
(54)
Biaya yang akan dikeluarkan juga relatif murah, karena semua biaya pembangunan infrastruktur, operasional dan biaya langganan akan ditanggung bersama. Konsep RTRW-Net sebetulnya sama dengan konsep Warnet, pemilik Warnet akan membeli atau menyewa pulsa atau bandwidth dari
penyedia internet/ISP (Internet Service Provider), seperti Telkom, Indosat
atau Indonet, lalu dijual kembali ke pelanggan yang datang menyewa komputer untuk bermain internet (Purbo, 2006: 19).
2.14. Sejarah Jaringan RTRW-Net
Istilah RTRW-Net pertamakali digunakan sekitar tahun 1996- an oleh
para mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang menyambungkan rumah kos mereka ke kampus Universitas Muhammadiyah Malang yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di Malang dengan Gateway Internet di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sambungan antara RTRW-Net dari rumah kos ke UMM dilakukan
menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps.
Dengan nada bercanda, para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan mereka dengan ”RTRW-Net” karena memang disambungkan ke beberapa
rumah di sekitar rumah kos mereka.
Implementasi dari RTRW-Net pertama kali dilakukan oleh Michael
Sunggiardi di perumahannya, di Bogor sekitar tahun 2000-an. Dalam hal ini Michael Sunggiardi banyak menggunakan kabel LAN untuk menyambungkan antar rumah, karena lebih reliable dan lebih murah
(55)
2.15. Tujuan RTRW-Net
Diantara tujuan dalam membangun RTRW-Net ini adalah :
1. Turut serta dalam pengembangan internet murah di masyarakat. 2. Membangun komunitas yang sadar akan kehadiran teknologi
informasi dan internet.
3. Sharing informasi di lingkungan RT/RW sehingga masyarakat
lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Mempromosikan setiap kegiatan masyarakat RT/RW melalui internet, sehingga komunitas tersebut dapat lebih dikenal dan bisa dijadikan sarana untuk melakukan bisnis internet.
2.16. Konsep RTRW-Net
Konsep RTRW-Net adalah sebuah upaya untuk mengakses internet
dari rumah dengan biaya yang relatif murah. Menjadi murah karena biaya akses ditanggung bersama-sama dengan tetangga rumah. Makin banyak tetangga yang ikut, akan makin murah biayanya. Hampir sama dengan konsep warnet, pemilik warnet akan membeli atau menyewa bandwidth dari
ISP (Internet Service Provider) lalu dijual kembali ke client.(Purbo, 2006: 29).
Untuk memulai RTRW-Net harus ada tempat yang akan
dijadikan sebagai Base Station (server) RTRW-Net yakni tempat untuk
mengelola system jaringan atau tempat akan diletakannya server
sebagai Bandwitdh Management, Access Point dan Switch dan juga
sebagai tempat untuk mendistribusikan koneksi internet ke seluruh pelanggan/rumah setiap anggota. Rumah/tempat sebagai Base Station ini
(56)
akan diberikan sambungan internet, tetapi dengan kewajiban menyediakan listrik 24 jam untuk keperluan Base Station. Untuk mendistribusikan koneksi
internet keseluruh pelanggan maka ada dua cara yang umunya ditempuh yakni dengan menggunakan media kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) dan
media Wireless (Gelombang Radio). (Purbo, 2006: 30).
Konsep RTRW-Net pada RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah
ini muncul karena : Pertama, masih mahalnya warnet yang ada di sekeliling
wilayah RT005 RW04 Srengseng Sawah antara Rp.3000,00 sampai dengan Rp.5000,00. Jika dihitung setiap hari, minimal 3 jam, maka paling tidak kita akan menghabiskan biaya sekitar 10000/hari. Jika dikalikan dengan 30 hari (1 bulan) maka dalam satu bulan kita bisa menghabiskan biaya Rp. 300.000,00 hanya untuk mengakses internet. Kedua, jaringan RTRW-Net ini adalah
sebagai sarana untuk mengenalkan internet kepada warga RT005 RW04 sekaligus dapat mengakses internet dengan harga yang lebih terjangkau. Oleh karenanya, jaringan RTRW-Net ini juga merupakan solusi internet murah
karena menggunakan sistem patungan sesama warga yang turut serta dalam jaringan RTRW-Net ini.
2.17. Kelurahan Srengseng Sawah
Untuk memahami jaringan RTRW-Net yang menjadi concern penelitian,
maka perlu juga mengenal beberapa variable keberadaan kelurahan Srengseng
Sawah. Diantaranya adalah sejarah, struktur organisasi aparat kelurahan, keadaan penduduk dan lain sebagainya.
(57)
2.17.1.Sejarah Kelurahan Srengseng Sawah
Pada abad 20, kawasan Srengseng Sawah menjadi bagian dari wilayah Distrik (Kewedanan) Kebayoran, Kabupaten Meestercornelis. Dahulu kawasan ini biasa disebut Srengseng saja, tanpa kata Sawah. Para pedagang Belanda yang tergabung dalam VOC (Vereenigde Oost Company) menyebutnya dengan nama
Sringsing, karena banyak dibuka area persawahan. Oleh karenanya, di kemudian hari, wilayah tersebut dinamakan Srengseng Sawah. (Sibuki, 2008).
Kata Srengseng sendiri diambil dari nama pohon pandan berdaun lebar dan pinggirnya berduri (Pandanus caricosus Ramph), yang
termasuk spisies dari Pandaneseae yang daunnya bisa dianyam
dijadikan tikar atau topi kasar. Pada Perang Dunia II, produksi tikar dan topi pandan dari Distrik Kebayoran mempunyai nilai ekonomi yang cukup berarti dan dipasarkan ke daerah-daerah lain, di luar Pulau Jawa.
Kelurahan Srengseng Sawah dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1251 tahun 1986. Luas wilayah Kelurahan Srengseng Sawah mencapai 674,70 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Lenteng Agung dan Kelurahan Jagakarsa.
(58)
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Ciganjur dan Kelurahan Cipedak.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Ciliwung.
2.17.2.Visi dan Misi Kelurahan Srengseng Sawah
o Visi : Terwujudnya Kelurahan Srengseng sawah sebagai
kawasan jasa dan perdagangan dengan pemukiman yang bersih, tertib, indah, aman, nyaman serta berwawasan lingkungan.
o Misi : Mengembangkan sumber daya manusia yang handal
dan religius, Meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur yang berwawasan lingkungan, Menciptakan situasi yang aman, tertib, nyaman, dan kondusif, Meningkatkan kinerja aparatur kelurahan untuk selalu dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
2.17.3.Susunan Organisasi Kelurahan Srengseng Sawah
Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 40 Tahun 2002 tentang Organisasi dan tata kerja pemerintah kelurahan di provinsi DKI Jakarta, berikut struktur organisasi Kantor Pemerintah Kelurahan Srengseng Sawah adalah sebagai berikut:
(59)
Gambar 2.7Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Srengseng Sawah
(Sumber : Kantor Kelurahan Srengseng Sawah, 2009)
LURAH
Wakil Lurah H. Achmadarsani S.Sos
NIP: 470053094
Ganefin Prakoso.S.Sos NIP: 47005462
Sekretaris Kelurahan
Suwarto NIP: 470054656
Sub Seksi Pemerintahan
Sub Seksi Pemberdayaan Masy
Sub Seksi Prasarana umum
Sub Seksi Pelayanan Umum Sub
Seksi Trantib Muryant
o
DRA. Hj. Kendarwati
(60)
2.18. RW04 Kelurahan Srengseng Sawah
Rukun Warga (RW) adalah pembagian wilayah di Indonesia yang berada di bawah kelurahan. Di RW04, kepadatan penduduknya adalah 1.459 jiwa dalan 337 KK yang terdiri atas laki-laki (794 jiwa) dan perempuan (665 jiwa). Melihat kondisi penduduk yang demikian padat, tentu berbagai kebutuhan juga semakin banyak, termasuk salah satunya kebutuhan akan informasi teknologi yang semakin pesat. Apalagi dengan konteks kota Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia, tentu semakin menuntut warganya untuk lebih meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan.
2.19. RT005 dalam Lingkup RW04
Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia yang berada di bawah Rukun Warga (RW). Rukun Tetangga bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan. Seperti halnya di wilayah Indonesia yang lain, keberadaan RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah juga dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kelurahan.
Sebagian besar warga RT005 terdiri dari berbagai latar belakang suku bangsa di Indonesia. Mata pencaharian mayoritas warga adalah sebagai wiraswasta, pegawai dan karyawan. Oleh karena itu, tentu membutuhkan sarana dan infrastruktur untuk berkomunikasi dalam berbagai kegiatannya, seperti kegiatan Karang Taruna dan kepemudaan, olah raga, pendidikan, penyuluhan ekonomi, keamanan, kebersihan dan lainnya.
(61)
2.20. Metodologi Penelitian
2.20.1.Pengertian Metode Penelitian
Menurut Hasibuan (2007:432), Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan. Metode penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan teknik atau prosedur untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah yang ada.
Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya disesuaikan dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya.
Hal ini berguna untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam menangani, mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian.
2.20.2.Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara pengumpulan. (Hasan, 2004: 23)
(62)
1. Studi Lapangan a. Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium) terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel). (Hasan, 2004:23)
b. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang diteliti. (Hasan, 2004:24)
2. Studi Pustaka
Kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.(Anggoro, 2007: 22)
3. Studi Literatur Sejenis
Studi literatur sejenis adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. (Hasan, 2004: 24)
(63)
2.20.3.Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan metode
pengembangan dengan menggunakan metode Network
Development Life Cycle (NDLC). Berikut adalah tahapan model
pengembangan sistem Network Development Life Cycle (NDLC)
Gambar. 2.8. Tahapan NDLC [4]
1. Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah ;
(64)
• User / people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user
• Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi s/w yang digunakan
• Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan
da saat ini, harapan
yang ada, dan kemungkinan pengembangan kedepan.
2.
ikan gambaran jelas an dibangun.
data.
• Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol, monitoring network yang a
dan rencana pengembangan kedepan
• Perencanaan fisik: masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan
akan
Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design
ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur
topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan member
(65)
3.
k melihat kinerja yang akan dibangun.
4.
-masalah yang sering muncul pada tahapan
mbat an dan perubahan kebijakan pendukung
5.
g. Monitoring bisa berupa melakukan
Simulation Prototype
Beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi
dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti
BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, VMWARE dan
sebagainya, hal ini dimaksudkan untu awal dari network
Implementation
Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua
yang telah direncanakan dan didesign sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun. Ada beberapa Masalah
ini, diantaranya ;
a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor pengha b. masalah dana / anggar
c. peralatan
Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal pada tahap analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitorin
(66)
ngun
di jaringan
komunikasi secara umum usat atau tersebar
6.
n sejalan dengan aktifitas perawatan
(Setiawan, 2009: 2-5)
a. Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan sistem yang telah diba (reliability = performance + availability + security),
b. Memperhatikan jalannya packet data
(pewaktuan, latency, peektime, troughput)
c. Metode yang digunakan untuk mengamati
”kesehatan” jaringan dan secara terp
Management
Pada NDLC, aktifitas perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan dikategorikan pada fase ini, karena proses manajemen / pengelolaa
(67)
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya:
3.1.1. Studi Lapangan
a. Observasi
Observasi dilakukan pada tanggal 27-28 Februari 2010 untuk melakukan pengumpulan data dan informasi serta dokumentasi mengenai peralatan yang ada, status jaringan, konfigurasi jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan dan aplikasi yang digunakan di RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan adminisrator jaringan (27-28 Februari 2010) yaitu Bapak Achmad Nursoleh, Skom. dan 3 orang pengguna pada jaringan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan konfigurasi jaringan, jumlah user dan kegiatan yang sering dilakukan dalam penggunaan koneksi internet bersama pada RTRW-Net, adapun hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
43
(68)
3.1.2. Studi Pustaka
Pengumpulan data bersumber dari buku dan beberapa situs internet yang menjadi referensi dan pedoman dalam penulisan penelitian yang dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.1.3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk membandingkan penelitian sebelumnya yang memiliki kemiripan judul dengan skripsi yang penulis angkat.
Tabel 3.1. Studi literatur
Nama Judul Skripsi Kesimpulan
Fandi Fasarilla Pengembangan Sistem QoS (Quality of Service) pada Bandwidth Jaringan Internet RT/RW-net di Komplek DEPLU Cendrawasih Jakarta Selatan.
QoS diterapkan pada sistem melalui cara Simple Queue, sehingga client dapat dapat menerima bandwidth secara merata.
Firewall difungsikan
dengan mengaktifkan tools
Connection dan Service Port yang terdapat pada sistem
(69)
Deni Zakya Pengembangan Aplikasi
DiffServ dengan Disiplin Antrian Hierarchy Token Bucket dan
Random Early Detection
Sebagai Bandwidth Limiting.
Penerapan QoS untuk melakukan pengaturan Bandwidth yaitu HTB dan RED, Aplikasi dapat membedakan asal paket dari jaringan IIX(lokal) atau internasional.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti mengembangkan penelitian untuk melakukan manajemen
bandwidth pada Mikrotik dengan menggunakan 2 metode, yaitu
metode PCQ yang diterapkan pada Queue Tree dan HTB yang
diterapkan pada Simple Queue dengan pembedaan koneksi internet
lokal dan internasional terlebih dahulu.
3.2. Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan metode pengembangan dengan menggunakan metode Network Development Life Cycle
(NDLC). Berikut adalah penjelasan dari tahapan model pengembangan sistem Network Development Life Cycle (NDLC) yang penulis lakukan dalam
penelitian.
a. Analysis
Pada tahap analisis peneliti melakukan analisa masalah, analisa kebutuhan, analisa user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada sebelumnya.
(70)
b. Design
Pada tahap ini peneliti membuat gambar design topologi jaringan yang akan dibangun, Design berupa design struktur topologi,
Gambar topologi dibuat menggunakan tool Microsoft Visio 2007.
c. Simulation Prototype
Peneliti melakukan simulasi jaringan dengan bantuan tools Vmware
untuk membangun jaringan internet yang telah didesign dan
dirancang sebelumnya.
d. Implementation
Pada tahap implementasi peneliti melakukan instalasi Mikrotik PC Router, setting konfigurasi dasar Mikrotik, setting konfigurasi modem, dan bandwidth management yang meliputi: implementasi PCQ pada simple queue dan implementasi HTB pada Queue tree.
e. Monitoring
Pada tahapan monitoring pada jaringan RT/RW-net, peneliti menggunakan tools yang terdapat pada Mikrotik. Tools tersebut
adalah Graphing traffic, Packet Sniffer dan Torch, peneliti juga
melakukan bandwidth test ke server lokal dan internasional.
f. Management
Peneliti tidak melakukan tahapan management karena pada tahap ini
seorang Admin mempunyai otoritas penuh dalam melakukan pemeliharaan dan perawatan serta modifikasi baik pada struktur jaringan Internet ataupun pada sistem yang telah ada.
(71)
3.3. Alur Kerja Penelitian
Perencanaan Penelitian Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Melakukan Penelitian Tahap 6 Management Tahap 5 Monitoring Tahap 4 Implementation Tahap 3 Simulation Prototyping
N e t w o r k D e v e l o p m e n t L i f e C y c l e ( N D L C ) Mulai
Analisis Masalah
Tahap 1 Analysis
Analisis Kebutuhan
Analisis User
Tahap 2 Design System
Analisis Jaringan
Perancangan Topologi
Selesai Membangun PC Router Mikrotik Instalasi VMWare
Instalasi Guest OS
Simulasi Jaringan
Konfigurasi PC Router Mikrotik
Manajemen Bandwidth Konfigurasi Modem ADSL-AP
Speed Test
Graphing Traffic
Gambar 3.1 Alur kerja penelitian
Packet Sniffer
Torch
(72)
Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian adalah metode Network Development Life
Cycle (NDLC), Pada penelitian ini dimulai dari Analysis, Design, Simulation
Prototyping, Implementation, Monitoring, dan Management.
4.1. Analysis
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan analisis diantaranya berupa; analisa masalah, analisa kebutuhan teknologi yang digunakan (hardware
dan software), analisa topologi jaringan dan analisa user. Kegiatan tersebut
dilakukan peneliti melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka dalam hal yang berkaitan dengan jaringan RT/RW-net.
4.1.1. Analisa Masalah
Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan dengan cara observasi dan wawancara peneliti dengan administrator jaringan dan client pada jaringan RtRw-Net (data terlampir), bahwa
permasalahan yang ada adalah sering terdapat masalah pada keterbatasan bandwidth yang menyebabkan penurunan kualitas
bandwidth yang diterima oleh masing-masing client pada saat
melakukan aktifitas internet pada traffic yang padat, ini
disebabkan tidak adanya mekanisme yang mampu melakukan manajemen bandwidth dengan baik.
48
(73)
4.1.2. Analisa Kebutuhan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka untuk mengatasinya diperlukan infrastruktur baik Hardware maupun software seperti diuraikan berikut ini:
a. ISP (Internet Service Provider)
Peneliti menggunakan Telkom Speedy dengan mengambil
paket speedy familia. Proses penyambungan speedy
berlangsung maksimal selama 7 hari setelah pendaftaran dengan memenuhi berbagai persyaratan. Alasan utama memilih Telkom Speedy adalah proses konfigurasi yang
mudah dan harga yang relatif terjangkau dengan bandwith
hingga 1 Mbps.
b. Perangkat Keras (hardware) 1. PC Router
Tabel di bawah merupakan spesifikasi PC Router Mikrotik yang peneliti gunakan.
Tabel 4.1 Spesifikasi PC Router
No Perangkat Keterangan
1. Processor Pentium 3
2. Motherboard Compatible dengan processor
3. Memory fisik 128 Mb RAM
4. Harddisk 4 Gb
5. CDROM Drive Kecepatan baca 52x
(1)
121
DAFTAR PUSTAKA
Herlambang, Moch. Linto. 2009. Membangun Sharing Koneksi Internet di Windows, Mikrotik, Linux dan OpenBSD. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Herlambang, Moch. Linto dan Catur L., Azis. 2008. Panduan Lengkap Menguasai
Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOSTM. Penerbit ANDI:
Yogyakarta.
Iqbal, Hasan. Analisis Data Penelitian dengan Statistik, 2004. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Jogiyanto, Pengenalan Komputer, 2005. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Kurniawan, Wiharsono, 2007. (Computer Starter Guide: Jaringan Komputer), Jakarta: CV. Andi.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, dkk. 2006. Konsep dan Aplikasi Pemrograman Client Server dan Sistem Terdistribusi. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Saputro, Daniel T. & Kustanto. 2008. Membangun Server Internet dengan MikroTik OS. Gava Media: Yogyakarta.
Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer Membuat Jaringan Komputer (Wire & Wireless) untuk Pengguna Windows dan Linux. Informatika. Bandung. Syafrizal, Melwin. 2007. Pengantar Jaringan Komputer. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
[1] Alfiansyah, Muhammad. Pengertian BandWidth [Online] Tersedia: http://www.sentra-edukasi.com/2009/07/materi-telkom-definisi-bandwidth.html
[01:20 25/03/2010]
[2] http://agunghernowo.wordpress.com/2008/12/18/pertemuan-12/ [3] http://ciptakanlahkarya2barumu.blogspot.com
[4] Setiawan, Deris.Fundamental Internetworking Development & Design Life Cycle. [Online] Tersedia: http://www.deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/network_
development_cycles.pdf. [22:16 24/03/2010]
Handriyanto, Dwi Febrian. Kajian Penggunaan Mikrotik Os Sebagai Router. [Online] Tersedia: http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/kajian%20penggunaan%20 mikrotik%20os%20sebagai%20router.pdf [22:20 24/03/2010]
(2)
Kardian, Aqwam Rosadi. Pengelolaan Bandwtih Menggunakan “xxx” Bandwidth Management pada ISP WAN. [Online] Tersedia:
http://aqwamrosadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1001/jurnal+(Aqwa m).doc [01:20 25/03/2010]
Purbo W, Onno, RT/RW-Net. [Online] Tersedia:
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php [22:35 06/08/2010] Saptono, Henry. Bandwith Management. [Online] Tersedia:
http://overflow.web.id/source/bandwith_management.pdf [22:31 06/08/2010] http://www.mikrotik.com
(3)
Lampiran
Tanggal : 27 Februari 2010 Waktu : 11.00 s/d Selesai
Subjek : Analisis sistem yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan Responden : Achmad Nursoleh, S.kom (administrator jaringan)
Penanya : Surya Imansyah
Tujuan Wawancara :
1. Mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Mengetahui Kebutuhan Sistem yang akan dikembangkan.
Pertanyaan :
1. Saat ini berapa banyak client yang terkoneksi pada jaringan RtRw-Net? 2. Berapa besar bandwidth yang disediakan oleh ISP?
3. Kapan waktu penggunaan internet sangat padat, siang atau malam? Kisaran jam berapa?
4. Saat ini sudah adakah sistem yang berfungsi untuk melakukan kontrol bandwidth?
5. Perlukah ada sistem untuk memanajemen bandwidth agar penggunaan bandwidth lebih optimal?
Jawaban :
1. 11 client dan 1 server
2. Speedy paket familia, downstream up to 1 Mbps dan upstream 256 Mbps 3. Siang, jam 1 sampai dengan jam 5 sore
Malam, jam 8 sampai dengan jam 1 pagi 4. Tidak ada
5. Perlu sekali, karena selama ini sering terjadi saling berebut bandwidth apalagi ketika penggunaan download accelerator sehingga menyebabkan habisnya bandwidth yang ada.
(4)
Responden : Harmono (client02) Penanya : Surya Imansyah
Tujuan Wawancara :
1. Mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Mengetahui Kebutuhan Sistem yang akan dikembangkan.
Pertanyaan :
1. Jam berapa saja anda memanfaatkan fasilitas internet? 2. Fasilitas apa saja yang anda manfaatkan dari internet?
3. Apakah anda menggunakan program aplikasi download accelerator ketika melakukan download?
4. Apakah anda pernah mengamalami koneksi terasa lambat ketika berinternet? 5. Perlukah ada sistem untuk memanajemen bandwidth agar penggunaan
bandwidth lebih optimal? Jawaban :
1. Malam, Jam 8 sampai jam 12
2. Browsing dan chatting saja, sesekali download lagu 3. Tidak pernah
4. Sering, padahal saya hanya browsing ke situs umum (facebook, yahoo mail, google dll)
5. Perlu, karena hak saya sebagai client di jaringan RTW-Net, berhak mendapatkan jatah bandwidth yang sama dengan yang lain, setidaknya browsing tidak terganggu.
(5)
Lampiran
Tanggal : 28 Februari 2010 Waktu : 10.00 s/d Selesai
Subjek : Analisis sistem yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan Responden : Andar (client04)
Penanya : Surya Imansyah
Tujuan Wawancara :
1. Mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Mengetahui Kebutuhan Sistem yang akan dikembangkan.
Pertanyaan :
1. Jam berapa saja anda memanfaatkan fasilitas internet? 2. Fasilitas apa saja yang anda manfaatkan dari internet?
3. Apakah anda menggunakan program aplikasi download accelerator ketika melakukan download?
4. Apakah anda pernah mengamalami koneksi terasa lambat ketika berinternet? 5. Perlukah ada sistem untuk memanajemen bandwidth agar penggunaan
bandwidth lebih optimal? Jawaban :
1. Siang pulang sekolah, jam 2 sampai jam 6 sore Malam sebelum tidur, Jam 8 sampai jam 12
2. Browsing, chatting, game online (point blank), download film, lagu dll 3. Download menggunakan Internet Download accelerator
4. Sering, ketika bermain game online, suka ngelek (gerakan tersendat-sendat) kadang karena koneksi di jaringan RTW-Net kurang bagus, saya beralih ke warnet untuk bermain game online.
5. Kalau bertujuan untuk kenyamanan bersama saya rasa harus, apalagi kalau membuat koneksi ke server game lancar.
(6)
Responden : Gepenk (client11) Penanya : Surya Imansyah
Tujuan Wawancara :
1. Mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Mengetahui Kebutuhan Sistem yang akan dikembangkan.
Pertanyaan :
1. Jam berapa saja anda memanfaatkan fasilitas internet? 2. Fasilitas apa saja yang anda manfaatkan dari internet?
3. Apakah anda menggunakan program aplikasi download accelerator ketika melakukan download?
4. Apakah anda pernah mengamalami koneksi terasa lambat ketika berinternet? 5. Perlukah ada sistem untuk memanajemen bandwidth agar penggunaan
bandwidth lebih optimal? Jawaban :
1. Tidak tentu, karena internet digunakan oleh hampir seluruh anggota keluarga secara bergantian.
2. Browsing, chatting, kirim email, game online, download dll 3. Download menggunakan Internet Download accelerator
4. Hampir tiap kali menggunakan fasilitas internet, terutama siang dan malam hari. 5. Perlu.