Komunikasi Seksualitas Secara Islami oleh Orangtua terhadap Anak sebagai Salah Satu Alternatif Pendidikan Seks Uutuk Mengatasi Persoalan Kesehatan Reproduksi Remaja

B.02

KOMUNIKASI SEKSUALITAS SECARA ISLAMI OLEH ORANGTUA
TERHADAP ANAK SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF
PENDIDIKAN SEKS UNTUK MENGATASI PERSOALAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Rr. Setyawati, S.Psi.,M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
rorosetyawati@yahoo.co.id

Abstraksi. Tujuan penulisan artikel ilmiah ini untuk mengkaji secara pustaka
pendekatan perspektif Islam dalam mengatasi persoalan kesehatan reproduksi
remaja. Informasi seksualitas sering kali dianggap sebagai sesuatu yang tabu dalam
budaya timur seperti Indonesia. Pengetahuan mengenai masalah seks yang
seharusnya bersumber dari orangtua, tidak tersampaikan dengan baik. Akibatnya,
banyak remaja yang berusaha mencari tahu sendiri melalui berbagai sumber.
Komunikasi efektif orangtua - remaja telah diidentifikasi sebagai strategi utama
dalam meningkatkan perilaku seksual bertanggung jawab dan pengalaman seksual
yang minim pada remaja (Burgess,dkk,2005). Komunikasi interpersonal merupakan
komunikasi yang terjadi antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap
antara orangtua anak. Dalam komunikasi seksualitas dari perspektif Islam meliputi

topik pembicaraan tentang seksualitas dari tinjauan Al Qur’an dan Hadist.
Komunikasi seksualitas secara islami dimaksudkan agar anak remaja dapat mengerti
tentang seks yang benar dan sesuai dengan landasan atau dasar agama. Tanpa ada
landasan agama yang kuat, generasi anak bangsa ini akan hancur terjerembab ke
dalam kehinaan. Padahal Islam sangat memperhatikan penyaluran hasrat seksual
sesuai aturan dan etika yang benar. Proses dialogis yang santun dengan sentuhan
agama akan menambah harmonisasi antara orangtua dan remaja. Keberhasilan anak
sangat tergantung kepiawaian orangtua dalam memberikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan remaja dalam bingkai nilai-nilai Islami dan memperhatikan aspek
psikologis perkembangan anak.
Kata kunci: komunikasi seksualitas, kesehatan reproduksi remaja

Komunikasi memiliki peran kunci

tanggungjawab

peran

orangtua


dalam keseluruhan aspek interaksi di dalam

mengasuh

keluarga,

termasuk

seksualitas pada dasarnya menggambarkan

informasi

seksualitas.

dalam
Dalam

pemberian

proses


konteks

anak-anaknya.

dalam

pemberian

Komunikasi

informasi

tentang

keluarga istilah komunikasi orangtua dan

seksualitas oleh orangtua kepada anak.

anak lebih tepat menggambarkan sebagai


Penyampaian informasi tentang seksualitas

344

Komunikasi Seksualitas secara Islami oleh Orangtua terhadap Anak
sebagai Salah satu Alternatif Pendidikan Seks untuk Mengatasi Persoalan
Kesehatan Reproduksi Remaja | 345
Setyawati [hal.344-355]
yang dilakukan oleh orangtua merupakan

Dalam

Program

Pembangunan

bagian dari parenting atau pengasuhan anak.

Nasional (Prope-Nas) tahun 2000-2004,


Pada

seksualitas

kesehatan reproduksi remaja merupakan

merupakan jenis komunikasi interpersonal

salah satu program pemerintah di dalam

dengan

dasarnya

komunikasi

muatan

Komunikasi


pesan

seksualitas.

sektor

interpersonal

merupakan

(BKKBN

pembangunan

sosial

budaya

Republik


Indonesia,

2000).

komunikasi yang terjadi antara dua orang

Namun pada kenyataannya, kasus perilaku

yang mempunyai hubungan yang mantap,

seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan

seperti suami-istri dan orangtua anak.

HIV/AIDS semakin meningkat di kalangan

Komunikasi efektif orangtua - remaja

remaja.


Upaya

penanggulangan

kasus

telah diidentifikasi sebagai strategi utama

tersebut di kalangan remaja telah di lakukan

dalam

dengan

meningkatkan

perilaku

seksual


berbagai

cara.

Memberikan

bertanggung jawab dan pengalaman seksual

informasi tentang perilaku yang dapat

yang

(Burgess,

meningkatkan risiko tertular HIV/AIDS,

dkk,2005). Melalui komunikasi, orangtua

antara lain, memakai jarum narkoba suntik


seharusnya menjadi sumber informasi dan

secara bergantian dan melakukan hubungan

pendidik utama tentang seksualitas bagi

seksual yang berisiko tinggi.

minim

remajanya.

pada

Namun,

remaja

sering


Persoalan seksualitas remaja saat ini

menghadapi kesulitan untuk membicarakan

memasuki tahap yang mengkhawatirkan, hal

masalah seksual kepada remajanya, begitu

ini di dukung dari hasil penelitian Setyawati

pun sebaliknya (Kirbi D, dkk,2002). Dari

dan Suwarti (2011) tentang perilaku seksual

sisi orangtua, mereka menganggap dirinya

remaja SMP di Kabupaten Banyumas

tidak memiliki cukup pengetahuan tentang

diperoleh data responden berjumlah 356

isu seksualitas, merasa malu dan mengalami

yang telah

kesulitan untuk mencari tempat dan waktu

dengan

yang tepat untuk berkomunikasi. Dari sisi

meliputi paling banyak melihat film porno

remaja, mereka memandang orangtuanya

sebanyak 53%, 60% sumber memperoleh

tidak memiliki cukup keahlian tentang topik

majalah porno dan film porno berasal dari

seksualitas,

teman-teman.

kurang

orangtua

dapat

dipercaya,

berpacaran sebanyak

perilaku

seksual

Pengaruh

yang

teman

50%
terjadi

sebaya

cenderung menghakimi, terlalu melindungi

sangat besar bagi remaja, hal tersebut

dan sering tidak menghormati privasi dan

berdasarkan

keinginan remaja untuk mandiri (Jaccard

mendapat majalah porno dari teman-teman,

dkk, 2005).

61% melihat film porno diperoleh dari

data

bahwa

70%

remaja

346 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

teman

sebaya

juga.

menggambarkan

Hasil

penelitian

bahwa

remaja

membahas
orientasi

pula

tentang

seksual,gender

peran

jenis,

dan pelayanan

mendapatkan informasi tentang seksualitas

kesehatan reproduksi (IPPF,2009).

bukan berasal dari orangtua namun peran

negara Barat para orangtua mempunyai

orangtua di ambil alih oleh teman-teman dan

panduan untuk

media

mendapatkan

tentang seksualitas dengan topik seperti

informasi yang berbentuk media tulisan atau

tersebut diatas dan lebih mengarah pada

film melalui teman-temannya.

upaya “safe sex”.

massa.

Remaja

Persoalan tersebut di atas menunjukan

Persoalan

Di

memberikan penjelasan

kesehatan

reproduksi

bahwa upaya untuk mengatasi masalah

memerlukan

kesehatan reproduksi remaja yang selama

sungguh dari berbagai kalangan agar dapat

ini dilaksanakan belum mencapai hasil yang

dirumuskan suatu bentuk yang sesuai

optimal.

yang

dengan kondisi masyarakat. Oleh karena itu

dikeluarkan pada saat Kongres Internasional

penulis mengajukan sebuah gagasan tentang

Kependudukan tahun 1994 pendidikan seks

pendidikan

yaitu penyampaian informasi tentang isu-isu

Mengapa? Dalam Al Qur’an pada dasarnya

yang berkaitan dengan seksualitas manusia,

seksualitas dipandang sebagai suatu hal

termasuk

yang sakral atau suci dan sejak jaman

Berdasarkan

anatomi

definisi

seksual

manusia,

reproduksi, hubungan seksual atau aktivitas

Rasulullah

seksual

disebutkan

lainnya,

kesehatan

reproduksi,

komitmen

yang

seksualitas

dalam

sungguh-

secara

beberapa

masalah

Islami.

hadist

seksualitas

hubungan emosional, hak dan tanggung

diperbincangkan dengan terbuka namun

jawab

dan

dalam kemasan bahasa yang santun. Di sini

pengendalian kelahiran. Metode yang umum

menjadi jelas bahwa seksualitas dipandang

digunakan untuk pendidikan seks adalah

sebagai satu hal yang kotor dan tabu lebih

orangtua atau pengasuh, program sekolah

mengarah kepada konstruksi budaya yang

formal,

dimiliki oleh masyarakat.

reproduksi,

dan

pantang

kampanye

kesehatan

masyarakat (Wikipedia,2013). Definisi yang

Orangtua selaku pendidik di keluarga

lain menyebutkan pendidikan seks yaitu

muslim seyogyanya melihat pentingnya

pendidikan dasar tentang proses reproduksi,

mengatur aktivitas seksual sebagai satu

pubertas dan perilaku seksual. Pendidikan

bagian dari pendidikan seks. Proses ini tidak

seks

mengenai

akan sempurna tanpa ada ikut ambil bagian

kontrasepsi, perlindungan dari penyakit

dalam merumuskan semua aspek pendidikan

Infeksi Menular Seksual dan peran orangtua

seksualitas yang mengacu pada nilai-nilai Al

dalam pengasuhan anak. Pendidikan seks

Qur’an dan hadist (Madani,2003). Mengkaji

termasuk

informasi

Komunikasi Seksualitas secara Islami oleh Orangtua terhadap Anak
sebagai Salah satu Alternatif Pendidikan Seks untuk Mengatasi Persoalan
Kesehatan Reproduksi Remaja | 347
Setyawati [hal.344-355]
sebuah

tema

penting

kotor, jahat, atau pun yang harus dihindari,

berdasarkan asas-asas Islam,seperti tema

apapun bentuknya. Seks adalah karunia dan

seks merupakan sebuah tanggung jawab

rahmat

besar karena merupakan tema moral dan

gambaran dan kenikmatan surgawi yang

ilmiah yang sensitif. Tanggung jawab ini

akan tiba. Seks adalah aspek yang sangat

bertambah besar jika pengkajian diarahkan

penting dari perilaku manusia. Semua

pada dunia anak yang bagi sebagian orang

manusia

yang tidak meyakini adanya kebutuhan

kepribadian, yaitu agama, intelektual dan

mendesak terhadap pendidikan seksual.

fisik,

Oleh karena itu tidak mengherankan jika

memuaskan ketiganya. Islam menganjurkan

tulisan tentang teori Islam dalam mengatur

bahwa ketiga aspek tersebut harus dipenuhi

pendidikan seksual bagi anak-anak sangat

dengan cara yang suci dan sehat, tanpa

terbatas

berlebihan,

dan

cakupannya.

yang

sangat

masih

harus

Kurangnya

diperluas

Tuhan

memiliki

serta

dan

tiga

memiliki

tanpa

merupakan

aspek

gairah

tekanan,

dan

sisi

untuk

tanpa

dalam

penderitaan, sesuai dengan perintah dalam

masalah ini disebabkan oleh beberapa hal di

Al Qur’an. Setiap muslim percaya bahwa

antaranya,

hubungan seksual adalah suci dan tidak

pertama,

kajian

dari

adanya

keyakinan

sebagian orang tentang tidak pentingnya

bertentangan

persiapan seksual ini bagi anak hingga

spiritualitas, atau keimanan. Karenanya,

mencapai usia pubertas. Kedua, kepekaan

seks pun harus disalurkan sesuai dengan

moral terhadap tema ini dan keengganan

jalan yang benar serta harus dikendalikan

masyarakat

dan dikelola jika tidak sesuai dengan jalur

terhadapnya.

menyebabkan
keluarga

Hal

minimnya

Muslim

ini

pengetahuan

terhadap

Selain
memantau
pendidikan

orangtua

harus

perkembangan
seks

secara

selalu
anaknya,

Islami

ketuhanan,

yang sah (Mujtahid, 2011).

perilaku

seksualitas pada usia anak hingga remaja.

dengan

Dari penjelasan Al Quran, sunah
dan kitab fikih Islam didapati bahwa
pendidikan seksual dalam Islam tidak
terbatas

pada

orang

baligh.

Islam

juga

menetapkan untuk melatih anak agar dapat

seharusnya ditanamkan sejak dini. Inilah

beradaptasi secara baik dengan sikap-sikap

sebabnya orangtua harus memahami tentang

seksual sejak usia tamyiz yang tidak

perkembangan psikologis remaja. Persoalan

ditentukan syariat secara detail karena

ini kini menjadi tantangan terbesar bagi

perbedaan-perbedan individual di antara

orangtua ketika memiliki anak menginjak

anak-anak

remaja. Menurut Islam, seks bukanlah

intelektualitasnya (Madani,2003)

ciptaan setan. Seks juga buka sesuatu yang

dalam

perkembangan

348 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

masalah

Komunikasi Seksualitas
Komunikasi memiliki peran kunci

termasuk

dalam

kehamilan

dan

sebagainya (Alim, 2011).

dalam keseluruhan aspek interaksi di dalam
keluarga,

perkawinan,

Menurut Ulwan (1996), pendidikan

pemberian

seks adalah upaya pengajaran, penyadaran,

informasi seksualitas. Banyak orang lebih

dan penerangan tentang masalah-masalah

terbiasa

pendidikan

seksual yang diberikan kepada anak sejak ia

seksualitas, walaupun untuk konteks yang

mengerti masalah-masalah yang berkenaan

berlangsung di dalam keluarga istilah ini

dengan seks, naluri, dan perkawinan.

mendengar

istilah

terasa kurang tepat. Komunikasi seksualitas

Komunikasi

adalah

pengiriman

mungkin lebih cocok untuk menggambarkan

informasi dari satu orang ke orang lain.

proses

Komunikasi dapat berbentuk lisan, misalnya

pemberian

informasi

tentang

seksualitas oleh orangtua kepada anak.
Dalam

tinjauan

definisi

satu orang berbicara pada orang lain atau

tentang

dapat

menjadi

non

verbal

misalnya

pendidikan seks (sex education) adalah

cemberut di wajah seseorang yang mungkin

suatu

persoalan

akan memberitahukan ke orang lain bahwa

seksualitas manusia yang jelas dan benar.

dia marah. Komunikasi bisa positif atau

Informasi itu meliputi proses terjadinya

negatif, efektif atau tidak efektif. Hal ini

pembuahan, kehamilan sampai kelahiran,

sangat penting bagi orangtua untuk dapat

tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan

berkomunikasi secara terbuka dan efektif

aspek-aspek

dengan anak-anaknya. Manfaat komunikasi

informasi

mengenai

kesehatan,

kejiwaan

dan

kemasyarakatan (Septi, 2011)

yang efektif dan terbuka akan meningkatkan

Pendapat lain mengatakan bahwa
pendidikan seks (sex education) adalah
suatu

pengetahuan

yang

kita

hubungan antara orangtua dan anak (Zolten
& Long, 2006)

ajarkan

mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai

Pedidikan Seksual secara Islami
Menurut

Ulwan

(1996)

terdapat

dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki

beberapa fase pendidikan seksual secara

atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin

Islami yang meliputi:

sebagai

alat

reproduksi.

Bagaimana

1. Fase Pertama,

usia
tamyiz

7-10

tahun,

perkembangan alat kelamin itu pada wanita

disebut

dan pada laki-laki. Tentang menstruasi,

pubertas) Pada masa ini, anak diberi

mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada

pelajaran tentang etika meminta izin

timbulnya birahi karena adanya perubahan

dan memandang sesuatu.

pada hormon-hormon. Termasuk nantinya

masa

(masa

pra

Komunikasi Seksualitas secara Islami oleh Orangtua terhadap Anak
sebagai Salah satu Alternatif Pendidikan Seks untuk Mengatasi Persoalan
Kesehatan Reproduksi Remaja | 349
Setyawati [hal.344-355]
2. Fase Kedua, usia 10-14 tahun, disebut
murahaqah
pubertas

(masa peralihan atau
pada

masa

ini

Komunikasi seksualitas secara Islami
sebagai bagian dari tugas orangtua dalam

anak

mendidik anak, mengutip pendapat Ulwan

dijauhkan dari berbagai rangsangan

(1996) dan Pratiwi (2011) maka orangtua

seksual).

dalam

3. Fase ketiga, usia 14-16 tahun disebut
fase bulugh (masa adoloscent). Pada

menyampaikan

komunikasi

seksualitas meliputi;
1.

Menanamkan rasa malu pada anak.

usia ini anak sudah memasuki usia

Rasa malu harus ditanamkan kepada

siap menikah sehingga pada masa ini

anak sejak awal lagi. Jangan biasakan

diberikan tema tentang etika yang

anak-anak,

berkaitan dengan hubungan seksual.

bertelanjang di depan orang lain;

4. Fase keempat setelah masa adolescent

masih

kecil,

misalnya ketika keluar kamar mandi,
salin pakaian, dan sebagainya.

disebut masa pemuda, pada masa ini
anak diberikan informasi tentang

walau

2.

Menanamkan jiwa kelelakian pada

melakukan isti’af atau bersuci jika

anak lelaki dan jiwa keperempuan

belum

pada anak perempuan.

mampu

melangsungkan

pernikahan.

Secara fisik maupun psikologis, lelaki

Dorongan seksual yang ada dalam diri

dan

perempuan

manusia pada dasarnya bersifat amat kuat

perbedaan

dan agresif. Oleh karena itu saat anak

Allah. Adanya perbedaan ini bukan

memasuki masa remja di mana terjadi

untuk saling merendahkan, namun

kematangan organ seksual maka menjadi

semata-mata

penting untuk mengatur, mengelola dan

berbeda

mengendalikan

sehingga

dimainkannya. Islam menghendaki

tercapai keseimbangan. Sejarah manusia

agar lelaki memiliki keperibadian

membuktikan bahwa jika terjadi gangguan

maskulin, dan perempuan memiliki

dalam

keperibadian feminin. Islam tidak

dorongan

masalah

menganggu

ini

seksual

ketertiban

maka
budaya

dapat

diciptakan

karena
yang

menghendaki

dan

fungsi
kelak

wanita

oleh

yang
akan

menyerupai

lelaki, begitu juga sebaliknya.

kehidupan masyarakat. Di sisi lain menekan
dorongan seks merupakan sikap negatif dan

yang

mempunyai

3.

Memisahkan tempat tidur mereka.

pada kenyataannya merupakan penindasan

Usia antara 7-10 tahun merupakan

atas

usia

naluri

(Rahman,2007).

dan

watak

manusiawi

saat

perkembangan

anak

mengalami

yang pesat.

Anak

mulai melakukan eksplorasi ke dunia

350 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

luar.

Anak tidak hanya

berfikir

sikap moral yang memperhatikan

tentang dirinya, tetapi juga mengenai

tentang etika sopan santun dalam

sesuatu yang ada di luar dirinya.

melakukan hajat.

Pemisahan tempat tidur merupakan

4.

Mengenalkan mahramnya.

cara untuk menanamkan kesadaran

Tidak

pada anak tentang dirinya sebagai

dinikahi oleh seorang laki-laki. Siapa

entiti yang berlainan dan disamping

saja perempuan yang diharamkan dan

melatihnya berdikari.

yang dihalalkan telah ditentukan oleh

Mengenalkan

waktu

berkunjung

syariat

semua

Islam..

perempuan

berhak

Inilah salah satu

(meminta izin dalam 3 waktu).

bahagian terpenting dikenalkannya

Tiga ketentuan waktu yang tidak

kedudukan orang-orang yang haram

diperbolehkan

untuk

dinikahi dalam pendidikan seks anak.

memasuki ruangan (kamar) orang

Dengan demikian dapat diketahui

dewasa kecuali meminta izin terlebih

dengan

dulu adalah: sebelum solat subuh,

mengharamkan

tengah hari, dan setelah solat isya.

Allah Swt telah menjelaskan tentang

Aturan ini ditetapkan mengingat di

siapa mahram dalam surat an-Nisa (4)

antara

ayat 22-23.

anak-anak

ketiga

waktu

tersebut

merupakan waktu aurat, yakni waktu

5.

6.

7.

tegas

bahwa
sumbang

Islam
mahram.

Mengkomunikasikan pada anak agar

ketika badan atau aurat orang dewasa

selalu menjaga pandangan mata.

banyak terbuka (Lihat: QS al-Ahzab

Telah menjadi fitrah bagi setiap

[33]: 13).

manusia untuk tertarik dengan lawan

Menjelaskan

cara

menjaga

kebersihan alat kelamin.
Mengajari

anak

untuk

jenisnya. Namun, jika fitrah tersebut
dibiarkan bebas lepas tanpa kendali,

menjaga

justru hanya akan merusak kehidupan

kebersihan alat kelamin selain agar

manusia itu sendiri. Begitu pula

bersih dan sehat

dengan mata yang dibiarkan melihat

sekaligus

juga

mengajari anak tentang najis. Anak

gambar-gambar

juga harus dibiasakan untuk buang air

mengandung

pada tempatnya. Dengan cara ini akan

Karena itu, jauhkan anak-anak dari

terbentuk pada diri anak sikap hati-

gambar, film, atau bacaan yang

hati, mandiri, mencintai kebersihan,

mengandung unsur pornografi dan

mampu menguasai diri, disiplin, dan

pornoaksi.

atau
unsur

film

yang

pornografi.

Komunikasi Seksualitas secara Islami oleh Orangtua terhadap Anak
sebagai Salah satu Alternatif Pendidikan Seks untuk Mengatasi Persoalan
Kesehatan Reproduksi Remaja | 351
Setyawati [hal.344-355]
8.

Mengkomunikasikan pada anak agar

dengan yang berlainan jenis, harus

tidak melakukan ikhtilât.

diingatkan untuk tidak berkhalwat.

Ikhtilât

adalah bercampur-baurnya

laki-laki

dan

perempuan

bukan

Berhias, jika tidak diatur secara

mahram tanpa adanya keperluan yang

Islami,

akan

dibolehkan

seseorang

pada

oleh

syariat

Islam.

menjerumuskan
perbuatan

dosa.

Perbuatan semacam ini pada masa

Berhias bererti memperindah atau

sekarang

biasa.

mempercantik

Mereka bebas berpandangan, saling

berpenampilan

berdekatan dan bersentuhan; seolah

pendidikan seks dalam kaitannya

tidak ada lagi batas yang ditentukan

dengan etika berhias adalah agar

syariah yang mengatur interaksi di

berhias

antara

sudah

mereka.

dianggap

Ikhtilât

dilarang

karena interaksi semacam ini boleh

9.

10. Memberikan bimbingan etika berhias.

diri

agar

menawan.

tidak

untuk

Tujuan

perbuatan

maksiat.
11. Menyampaikan pada anak tentang

menjadi penyebab kepada perbuatan

Ihtilâm dan haid.

zina yang diharamkan Islam. Kerana

Ihtilâm adalah tanda anak laki-laki

itu, jangan biasakan anak diajak ke

sudah mulai memasuki usia baligh.

tempat-tempat

Adapun haid dialami oleh anak

yang di dalamnya

terjadi percampuran laki-laki dan

perempuan.

perempuan secara bebas.

tentang ihtilâm dan haid tidak hanya

Mengkomunikasikan pada anak agar

sekadar untuk dapat memahami anak

tidak melakukan khalwat.

dari

Dinamakan khalwat jika seorang laki-

psikologis semata. Jika terjadi ihtilâm

laki dan wanita bukan mahram-nya

dan haid,

berada di suatu tempat, hanya berdua

beberapa ketentuan yang berkaitan

saja.

memilih

dengan masalah tersebut, antara lain

tempat yang tersembunyi, yang tidak

kewajiban untuk melakukan mandi.

boleh

Penekanan

Biasanya

dilihat

mereka

oleh

orang

lain.

Mengenalkan

pendekatan

anak

fisiologis

dan

Islam telah mengatur

yang

paling

penting,

Sebagaimana ikhtilât, khalwat pun

bahwa kini mereka telah menjadi

merupakan perantara bagi terjadinya

muslim dan muslimah dewasa yang

perbuatan zina. Anak-anak sejak kecil

wajib terikat pada semua ketentuan

harus

syariah.

diajari

untuk

menghindari

perbuatan semacam ini. jika bermain,
bermainlah dengan sesama jenis. Jika

Artinya,

mereka

harus

diarahkan menjadi manusia yang

352 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

bertanggung jawab atas hidupnya

informasi campuran tentang bagaimana

sebagai hamba Allah yang taat.

peran yang seharusnya di lakukan. Padahal

Menurut Athar (2004) selain itu

dalam proses perkembangan kepribadian

komunikasi seksualitas untuk remaja berupa

anak,

informasi yang berkaitan dengan:

pendidik yaitu bertugas untuk menanamkan

1. Pertumbuhan

dan

orangtua

juga

berperan sebagai

perkembangan

nilai-nilai moral dan kehidupan yang akan

seksual yaitu jadwal bagi pubertas,

menjadi landasan yang kuat bagi bagi

perubahan fisik selama pubertas dan

tumbuhnya jiwa dan pribadi anak. Orangtua

kebutuhan berkeluarga.

mempunyai

2. Fisiologi sistem reproduksi

yaitu

mengasuh

tanggung
anaknya

jawab
sesuai

untuk
dengan

tentang organ seksual, menstruasi,

perkembangan jaman. Pengasuhan anak atau

sindrom pra menstruasi dan dorongan

parenting adalah proses mempromosikan

seksual.

dan memberikan dukungan secara fisik,

3. Konsepsi, perkembangan janin dan
kelahiran serta

penyakit

emosi, sosial, dan intelektual seorang anak

menular

dari masa bayi sampai dewasa. Pengasuhan

seksual dengan menekankan aspek

anak atau parenting mengacu pada aspek

Islami.

membesarkan anak selain dari hubungan

4. Aspek-aspek mental, emosi dan sosial
dari pubertas

secara

biologis

(Davies,

2000).

Peran

orangtua dalam mengasuh anak khusunya

5. Etika sosial, moral dan agama

saat masa remaja memerlukan perhatian

6. Bagaimana

yang

menghindari

pengaruh

negatif teman sebaya.

serius

karena

banyak

terjadi

penyimpangan perilaku remaja.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk
merespon masalah remaja, antara lain

Pembahasan
Indonesia merupakan negara dengan

melalui program di sekolah, masyarakat,

penduduk Muslim terbesar di dunia, ikut

keluarga

mengalami perubahan nilai-nilai masyarakat

berbagai upaya tersebut, keluarga terutama

yang sekarang ini tidak terlepas dari

pola asuh orangtua, telah diidentifikasi

pengaruh

pesatnya

membawa pengaruh dalam membentuk

informasi.

sikap dan perilaku seksual remaja. Proses

globalisasi

dan

perkembangan

teknologi

Perkembangan

jaman

kelompok

sebaya.

Dari

cepat

pola asuh orangtua meliputi kedekatan

mengakibatkan pergeseran nilai-nilai yang

orangtua - remaja, pengawasan orangtua dan

dimiliki

Indonesia.

komunikasi orangtua - remaja tentang topik

Orangtua dan remaja Muslim memperoleh

seksualitas. Di antara proses pola asuh

oleh

keluarga

yang

dan

di

Komunikasi Seksualitas secara Islami oleh Orangtua terhadap Anak
sebagai Salah satu Alternatif Pendidikan Seks untuk Mengatasi Persoalan
Kesehatan Reproduksi Remaja | 353
Setyawati [hal.344-355]
tersebut, komunikasi orangtua - remaja

untuk siap memasuki masa dewasa. Pada

tentang

dasarnya komunikasi seksualitas merupakan

seksualitas

telah

diketahui

merupakan pengaruh yang paling penting

jenis

komunikasi

dan signifikan terhadap sikap dan perilaku

muatan

seksual remaja (Hutchinson, 2007).

interpersonal merupakan komunikasi yang

pesan

interpersonal

seksualitas.

dengan

Komunikasi

Penelitian komunikasi orangtua dan

terjadi antara dua orang yang mempunyai

anak tentang seksualitas (Setyawati, 2010)

hubungan yang mantap, seperti suami-istri

memperoleh hasil temuan yang menunjukan

dan orangtua anak.

bahwa bentuk komunikasi yang dilakukan

Proses

komunikasi

timbal

balik

orangtua pada anak masih bersifat defensif

menjadi sangat relevan ketika komunikasi

yaitu

karena

menyangkut topik yang sensitif, yang dapat

orangtua cenderung pada pikirannya sendiri

menimbulkan kesalahpahaman. Seksualitas

bersifat satu arah. Sikap yang ditunjukan

merupakan jenis informasi yang sensitif

orangtua yaitu superior, dominan dan ingin

karena adanya rasa malu yang intuitif dalam

mengendalikan

diri manusia. Karena sifatnya yang sensitif

meniadakan

isi

keterbukaan

bicara

anak.

Pola

pendidikan seksual yang dilakukan orangtua

ini

pada anak masih tertutup, tidak jelas dan

mengharapkan orangtua sebagai sumber

utuh karena hambatan pengetahuan orangtua

yang utama tentang informasi seksualitas.

tentang seksualitas masih terbatas dan

Sayangnya dari penelitian terungkap bahwa

menganggap masalah seksual merupakan

remaja cenderung enggan bertanya tentang

sesuatu yang tabu untuk diajarkan pada

topik seksualitas karena dalam persepsi

anak.

mereka orangtua tidak bersikap terbuka

Penelitian

Resnick

(1997)

maka

sesungguhnya

menunjukan hasil bahwa remaja yang

untuk

membicarakan

memiliki hubungan dekat dengan orangtua

dengan anak.

anak

topik

lebih

seksualitas

menunda

Agar komunikasi seksualitas antara

hubungan seksual serta penyalahgunaan

orangtua dengan anak dapat berlangsung

obat.

dengan

dan

keluarga

lebih

mampu

baik,

hal

utama

yang

harus

Komunikasi seksualitas merupakan

dikembangkan orangtua adalah rasa percaya

bagian dari cara orangtua mendidik anak.

(trust) anak kepada orangtua. Orangtua

Dari definisi tentang pendidikan seks pada

harus mampu membuat anak yakin bahwa

dasarnya memberikan informasi pada anak

dirinya dapat diandalkan untuk memberikan

tentang seksualitas. Orangtua sebagai pihak

informasi

yang paling dekat dengan anak memiliki

seksualitas dan pertumbuhan. Oleh karena

tanggung jawab dalam mendidik anak-anak

itu tulisan ini pada dasarnya membahas

yang

benar

tentang

topik

354 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013

tentang pendidikan seksual dalam konteks

guru dan ulama sebagai orang dewasa

keluarga, sehingga lebih sesuai dengan

sebaiknya mmberikan bimbingan seksualitas

menggunakan istilah komunikasi seksualitas

berdasarkan tuntunan nilai-nilai Islami. Para

yang mengandung pesan tentang seksualitas

ayah bertanggung jawab menyampaikan

secara Islami.

informasi seksualitas pada anak laki-laki
sedangkan ibu yang menjelaskan pada anak
perempuan. Perkembangan seksualitas anak

Simpulan dan Saran
Untuk

mengatasi

seks

tidak bisa diabaikan oleh orangtua sebagai

dikalangan remaja membutuhkan kesabaran,

bagian dari tanggung jawab dan perannya

pengalaman,

dalam pengasuhan anak.

dan

problema

kondisi

yang

tepat.

Sebagai orangtua misalnya, harus mengerti
kapan

Penelitian dan pengkajian seksualitas

harus berlaku lunak dan lemah

dari perpektif Islam masih jarang dilakukan

lembut, juga kapan harus bersikap tegas dan

oleh para peneliti maupun ilmuwan. Padahal

disiplin. Tidak bisa orangtua hanya bersikap

persoalan yang dihadapi oleh orangtua dan

kasar

atau sebaliknya.

anak mengenai masalah seksual mulai

Pendek kata, orangtua harus sering-sering

menunjukan kasus yang mengkhawatirkan.

menjalin komunikasi secara dialogis. Proses

Tulisan ini masih merupakan gagasan

dialogis yang santun dengan sentuhan

tertulis sehingga masih harus dilakukan

agama akan menambah harmonisasi antara

penelitian secara empiris mengenai tinjauan

orangtua dan remaja. Keberhasilan anak

seksualitas secara Islami. Orangtua dan guru

sangat

orangtua

dapat memberikan bimbingan pada putra-

dalam memberikan informasi yang sesuai

putrinya dengan menyesuaikan pada aspek

dengan kebutuhan remaja dalam bingkai

psikologi perkembangan anak serta topik

nilai-nilai Islami.

komunikasi seksualitas yang berpedoman

terus

manerus,

tergantung

kepiawaian

Pendidikan seksualitas secara islami

pada Al Qur’an dan hadist.

seharusnya di mulai dari keluarga dan
membentuk

sinergi

dengan

institusi

pendidikan formal. Pendidik yaitu orangtua,

DAFTAR PUSTAKA

Alim,

Nur. (2011). Pendidikan Seks Bagi Remaja Dalam Islam. http://zona99.blogspot.com/2011/11/pendidikan-seks-bagi-remaja-menurut.html diakses pada tanggal
19 September 2012

Komunikasi Seksualitas secara Islami oleh Orangtua terhadap Anak
sebagai Salah satu Alternatif Pendidikan Seks untuk Mengatasi Persoalan
Kesehatan Reproduksi Remaja | 355
Setyawati [hal.344-355]
Athar, Shahid. (2004). Bimbingan Seks bagi Kaum Muda Muslimin. Jakarta: Pustaka Zahra
Burgess V, Dziegielewski SF, Green CE. (2005). Improving Comfort about Sex Communication
between Parents and Their Adolescents: Practice-Based Research within A Teen Sexuality
Group. Brief Treatment and Crisis Intervention. 5:379-390.
Davies, Martin. (2000). The Blackwell Encyclopedia of social work. Wiley-Blackwell. p. 245.
Hutchinson MK, Montgomery AJ. Parent Communication and Sexual Risk among African
Americans. (2007). West J Nurs Res.; 29:691.
International Planned Parenthood (IPPF)/ Western Hemisphere Region. (2009). Available from
:www.ippfwhr.org/en/resources/g;ossary
Jaccard J, Dodge T, Dittus P. Parent-Adolescent Communication about Sex and Birth Control: A
Conceptual Framework. (2002). New Direction for Child and Adolescent Development.
2002; 97.
Jahanath, Suloshini. 2012.Arrow for change. Implementing Sexuality Education In asia and The
Pasific: Progress and gaps. Vol 18.No.2
Madani, Yusuf. (2003). Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam: panduan bagi Orangtua, Guru,
Ulama dan Kalangan Lainnya. Jakarta: Pustaka Zahra
Mujtahid.
(2011).
Pendidikan
Seks
Bagi
Remaja.
http://www.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2477:pendidikan-seksbagi-remaja&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210 diakses pada tanggal 19 September 2012
Pratiwi,
Niken.
(2011).
Pendidikan
Sex
Bagi
Anak
Dalam
Islam.
http://zillamoslem.multiply.com/journal/item/125/Pendidikan_Seks_Untuk_Anak_Dalam_
Islam diakses pada tanggal 19 September 2012
Rahman,Afzal ur. (2007). Ensiklopedi Ilmu dalam al Qur’an. Jakarta:Mizan
Resnick MD et al. (1997). Protecting adolescents from harm: findings from the National
Longitudinal Study on Adolescent Health. JAMA 1997;278:823-32.
Septi,Diana.2011. Pentingnya Pendidikan Seks. http://belajarpsikologi.com/
pendidikan-seks-sex-education/ diakses pada tanggal 19 September 2012

pentingnya-

Setyawati, Rr.,., Naimah, Tri. (2012). Model Keluarga Kompak Melalui Pengembangan
Komunikasi Terpadu antara Orangtua dan Anak untuk Mengatasi Perilaku Seks Pranikah
remaja di Purwokerto Selatan. Prosiding Seminar Nasional Parenting and Education
About Sex. Fakultas psikologi UMP
Setyawati,Rr.,Suwarti. (2011). Profil Perilaku Seks sebelum Menikah Pada Siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Banyumas. Jurnal SAINTEKS. Vol.VII No.2
Oktober 2011.LPPM UMP. Hal 1-13
Ulwan,Abdullah Nashih. (1993). Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam. Semarang: Penerbit
Asyifa’
Zolten,Kristin.,Long,Nicholas. (2006). Parent/Chid Communication. Center For Effective
Parenting. Diakses dari www.parenting-ed.org pada tanggal 13 Mei 2013