Uji Berbagai Level Kecepatan RPM pada Alat Penyangrai Kopi Mekanis Tipe Rotari (Modifikasi) terhadap Kualitas Hasil

28

Lampiran 1. Data pengamatan nilai organoleptik
Data

R1
R2
R3
Total
Rataan

Rpm

17,7
22
29,5

Ulangan
I
2,40
2,50

2,70
7,60
2,53

II
2,30
2,40
2,60
7,30
2,43

III
2,20
2,30
2,70
7,20
2,40

IV
2,20

2,40
2,80
7,40
2,46

Total

Rataan

9,10
9,60
10,80
29,50

2,27
2,40
2,70
2,45

28

Universitas Sumatera Utara

29

Lampiran 2. Data pengamatan rendemen (%)
Data

R1
R2
R3
Total
Rataan

Rpm

17,7
22
29,5

Ulangan

I
84,57
74,00
78,00
236,57
78,85

II
84,28
74,00
78,28
236,56
78,85

III
84,85
73,42
78,00
236,27
78,75


IV
84,57
75,42
79,71
239,7
79,9

Total

Rataan

338,27
296,84
313,99
949,40

84,56
74,71
78,49

79,08

29
Universitas Sumatera Utara

30

Lampiran 3. Data pengamatan kapasitas olah (kg/jam)
Data

R1
R2
R3
Total
Rataan

Rpm

17,7
22

29,5

Ulangan
I
2,96
2,59
2,73
8,28
2,76

II
2,95
2,59
2,74
8,28
2,76

III
2,97
2,57

2,73
8,27
2,75

IV
2,96
2,64
2,79
8,39
2,79

Total

Rataan

11,84
10,39
10,99
33,22


2,96
2,59
2,74
2,76

30
Universitas Sumatera Utara

31

Lampiran 4. Panjang sabuk V standar

31
Universitas Sumatera Utara

32

Lampiran 5. Spesifikasi alat
1. Dimensi
Panjang


= 50 cm

Lebar

= 45 cm

Tinggi

= 110 cm

2. Bahan
Silinder penyangraian

= Stainless steel

Rangka

= Besi siku


3. Tenaga
Motor listrik

= 0.5 HP, 1420 rpm

Speed reducer

= 1:40

4. Pemanas
Sumber panas

= Heater

5. Suhu
Pengukur suhu

= Termokontrol dan Termometer

6. Transmisi
Puli motor listrik

= 3 inch

Puli speed reducer

= 6 inch

Puli poros pengaduk

= 10 inch,8 inch, 6 inch

Sabuk V motor listrik ke speed reducer

= A-41

Sabuk V speed reducerke poros pengaduk

= A-51, A-49,A-47

32
Universitas Sumatera Utara

33

Lampiran 6.Gambar teknik modifikasi alat penyangrai kopi mekanis tipe rotari

Skala = 1:10 (mm)

33
Universitas Sumatera Utara

34

Skala = 1 : 10 (mm)

34
Universitas Sumatera Utara

35

Skala = 1: 10 (mm)

35
Universitas Sumatera Utara

36

POROS PENGADUK

Skala = 1: 1 (cm)

36
Universitas Sumatera Utara

37

Lampiran 7.Gambar alat
Tampak depan

37
Universitas Sumatera Utara

38

Tampak samping

Tampak samping

38
Universitas Sumatera Utara

39

Lampiran 8. Komponen alat
Silinder penyangraian

Heater

39
Universitas Sumatera Utara

40

Motor listrik

Speed reducer dan sabuk V

40
Universitas Sumatera Utara

41

Termokontrol

41
Universitas Sumatera Utara

42

Lampiran 9. Gambar pulley
Pulley 6 inchi

Pulley 8 inchi

42
Universitas Sumatera Utara

43

Pulley10 inchi

43
Universitas Sumatera Utara

44

Lampiran 10. Hasil sangrai

Biji kopi kering sebelum disangrai

Biji kopi setelah disangrai

44
Universitas Sumatera Utara

45

Lampiran 11. Gambar alat penyangrai kopi

45
Universitas Sumatera Utara

46

46
Universitas Sumatera Utara

26

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1991. Budidaya Tanaman Kopi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Anonimous.,2012. Kopi. http://www.plantamor.com/index.php?plant=368
[22 februari 2015].
Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas
PertanianUSU, Medan.
Daryanto, 1984. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Bina Aksara, Jakarta
Daywin,F. J., R. G. Sitompul dan I. Hidayat., 2008. Mesin-Mesin Budidaya
Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Djoekardi, D., 1996. Mesin-Mesin Motor Induksi. Universitas Trisakti, Jakarta.
Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Halim, A., 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis: Kajian dari aspek
keuangan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kastaman, R., 2006. Analisis Kelayakan Ekonomi Suatu Investasi. Tasikmalaya.

Najiyati,S dan Danarti., 2004. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya, Jakarta.ada
Panggabean,E., 2011. Buku Pintar Kopi. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FPUSU,Medan.
Smith, H. P. DanL.H. Wilkes., 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani.
GajahMada University Press, Yoyakarta.
Soeharno, 2007. Teori Mikroekonomi. Andi Offset, Yogyakarta.
Stolk, J dan C. Kross., 1981. Elemen Mesin: Elemen konstruksi dari
bangunanmesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta.
Spillane, J. J., 1990. Komoditi Kopi Peranannya dalam Perekonomian Indonesia.
Kanisius. Westport, USA.

26
Universitas Sumatera Utara

27

Sularso dan K. Suga., 2002.Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin.Pradnya Paramita. Jakarta.
Sumanto, M. A., 1994. Pengetahuan Bahan untuk Mesin dan Listrik. Andi Offset,
Yogyakarta
Varnam, H.A. and J.P.Sutherland., 1994. Beverages (Technology, Chemestry and
Microbiology). Chapman and Hall, London.
Waldiyono, 2008. Ekonomi Teknik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.

27
Universitas Sumatera Utara

15

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2015 di
Laboratorium Keteknikan Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah:
1. Kopi Robusta
2. Pulley10’’, 8” dan 6”
3. V-belt A-51, A-49 dan A-47
Sedangkan alat- alat yang digunakan adalah :
1. Alat Penyangrai Kopi
2. Alat Tulis
3. Kalkulator
4. Komputer
5. Timbangan
6. Kamera
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan
acak lengkap (RAL) non faktorial dengan satu faktor yaitu kecepatan putaran alat
penyangrai. Dengan tiga kali ulangan pada tiap perlakuan.
Faktor kecepatan putaran pada alat penyangrai:
R1 =17,7 RPM

15
Universitas Sumatera Utara

16

R 2=22,12 RPM
R 3=29,5RPM
Model Rancangan Penelitian
Model rancangan penelitian yang akan digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL)
Yik = µ + Ti+ ɛik ..................................................................... (3)
Dimana:
Yik= Hasil pengamatan dari perlakuan faktor rpm pada taraf ke-i dan pada ulangan
ke k
µ= Nilai tengah
Ti = Pengaruh perlakuan ke-i

ɛik= Pengaruh galat percobaan dari perlakuan rpm pada taraf ke-i dan ulangan
ke-k.
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
A. Pembuatan pulley dan persiapan bahan
1. Pembuatan dan pemasangan pulley
a. Disiapkan bahan untuk membuat pulley
b. Dilakukan pengukuran terhadap plat besi sesuai dengan ukuran
yang ditentukan
c.

Dipotong besi yang sudah diukur untuk dilakukan pembentukan
pulley

16
Universitas Sumatera Utara

17

d. Dilubangi bagian tengah untuk lubang poros
e.

Dibuat penampang/alur untuk sabuk V yang akan digunakan

f. Setelah dibubut kemudian dihaluskan seluruh permukaan pulley
g. Dipasangkan pulleyke poros.
h.

Dihubungkan sabuk V pada pulley motor listrik dan pulleysilinder
untuk mentransmisikan tenaga putar dari motor listrik terhadap
silinder

2. Persiapan bahan
a. Disiapkan bahan kopi yang akan disangrai
b. Ditimbang bahan yang akan disangrai
c. Kopi siap untuk disangrai
B. Pelaksanaan penelitian
a. Dipasang pulley sesuai kecepatan yang diinginkan
b. Dihidupkan hieter hingga suhu dalam wadah penyangraian mencapai
+85-1000C.
c. Dihidupkan motor listrik dengan menghubungkan steker motor listrik
pada sumber arus listrik.
d. Dimasukkan bahan kedalam wadah penyangrai melalui saluran
pemasukan.
e. Dilakukan pengamatan sesuai dengan parameter yang ditentukan.
f. Dicatat hasil pengamatan.
Parameter yang diamati
Adapun parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Organoleptik (warna)
17
Universitas Sumatera Utara

18

Uji organoleptik warna dilakukan menggunakan uji hedonik dengan
mengambil sampel secara acak dan diberikan kepada sepuluh orang panelis untuk
diamati dengan kode tertentu. Parameter yang diamati adalah warna kopi hasil
penyangraian.
Tabel 1. Skala hedonik untuk kopi hasil penyangraian:
Skala hedonik
Coklat tua/ Hitam
Coklat agak gelap
Coklat muda

Skala Numerik
3
2
1

2. Rendemen
Rendemen menunjukkan persentase perbandingan berat bahan akhir
terhadap berat bahan awal. Rendemen diperoleh dengan cara sebagai berikut,
bahan ditimbang sebelum percobaan, bahan setelah percobaan ditimbang kembali,
kemudian dihitung dengan rumus:
����� ��ℎ�� (�� )

Rendemen= �����

���� (�� )

x 100% ................................................. (4)

3. Kapasitas olah ( Kg/jam )

Kapasitas olah dilakukan dengan membagi berat awal kopi terhadap waktu
yang dibutuhkan untuk menyangrai kopi.
��

KO= � ............................................................................................ (5)
dimana:

KO = kapasitas Olah ( kg/jam )
BB = berat kopi sesudah disangrai ( kg )
T = waktu ( jam )

18
Universitas Sumatera Utara

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penyangrain memiliki beberapa tahapan yaitu persiapan biji
beras,proses

penyangraian,

pendinginan,

penyimpanan

sementara,

dan

pengemasan. Sebelum disangrai aroma dan cita rasa kopi masih tersimpan di
dalam biji kopi.
Proses penyangraian merupakan tahapan pembentukan aroma dan cita rasa
khas kopi dengan perlakuan panas dan kunci dari produksi kopi bubuk. Proses
penyangraian ini menggunakan mesin sangrai tipe rotari yang digerakkan oleh
motor listrik. Sedangkan sebagai sumber pemanas adalah menggunakan heater.
Silinder penyangraian terbuat dari bahan pipa stainless steel dengan tebal 0,2cm,
diameter 30 cm, panjang 40 cm. Di dalam silinder penyangraian terdapat poros
pengaduk yang terbuat dari bahan stainless steel dengan diameter 25 cm dan
panjang 50 cm.Poros ini dilengkapi dengan empat buah plat dengan ketebalan
masing-masing plat 4 mm panjang 17 cm dan 12 cm lebar . Jarak kisi antara
dinding silinder penyangrai bagian dalam dengan ujung plat pengaduk sebesar 1
cm untuk mempermudah proses pengadukan agar saat plat pengaduk berputar
tidak bergesekan dengan dinding silinder.
Bahan-bahan yang digunakan dalam rancang bangun alat penyangrai ini
sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil kopi sangrai yang akan dibuat, hal ini
sesuai dengan literature Panggabean (2011) yang menyatakan bahwa faktor yang
perlu diperhatikan selama menyangrai kopi diantaranya sistem mesin penyangrai,
bahan tabung penyangrai, stabilitas sumber api tabung penyangrainya, aspek lain
juga penting yaitu suhu, waktu, keahlian, dan teknik penyangraian.
19
Universitas Sumatera Utara

20

Proses penyangraian biji kopi kering dilakukan dengan cara memanaskan
silinder penyangraian terlebih dahulu selama ± 10 menit untuk mencapai suhu di
dalam silinder penyangraian sebesar ± 100oC. Setelah suhu yang diinginkan
tercapai kemudian motor listrik dihidupkan dan dimasukkan biji kopi kering ke
dalam silinder penyangraian melalui saluran pemasukan. Saat disangrai, biji kopi
kering akan diaduk oleh poros pengaduk dengan berbagai tingkatan kecepatan
putaran per menit. Selesainya penyangraian ditandai apabila keluarnya asap putih
dari silinder penyangraian, terciumnya aroma khas biji kopi dan berubahnya
warna biji kopi yang kehijauan menjadi kecoklatan, hal ini sesuai dengan literatur
Najiyati dan Danarti (2004) yang menyatakan bahwa bagian terpenting dari alat
penyangrai adalah silinder, pemanas dan alat penggerak. Pertama silinder
dipanaskan dengan suhu tertentu dan diputar dengan kecepatan tertentu,
tergantung tipe alatnya.Kopi dimasukkan ke dalam silinder, bila kopi sudang
mencapai tahap roasting point tergantung jumlah kopi yang disangrai dan alatnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan lama penyangraian 65 menit,
suhu ± 100-150oC dan dengan menggunakan biji kopi kering jenis robusta
sebanyak 3,5 kg, hal ini sesuai dengan literatur Panjaitan (2011) yang menyatakan
suhu yang digunakan dalam menyangrai kopi sekitar 60-250oC. Sementara itu,
lama waktu penyangrai bervariasi tergantung pada system dan tipe mesin
penyangrai.
Perlakuan berbagai tingkatan kecepatan putaran memberikan pengaruh
terhadap nilai organoleptik dari segi warna, rendemen, kapasitas hasil.Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

20
Universitas Sumatera Utara

21

Tabel 2. Pengaruh berbagai tingkatan kecepatan putaran terhadap parameter yang diamati

Rpm
R1 (17,7)
R2 (22)
R3 (29,5)

Organoleptik
(warna)
2,27
2,40
2,70

Rendemen (%)
84,56
74,71
78,49

Kapasitas
olah(kg/jam)
2,96
2,59
2,74

Tabel 3.Menunjukkan bahwa nilai organoleptik dari segi warna tertinggi
terdapat pada perlakuan R3 yaitu sebesar 2,70 dan yang terendah terdapat pada R1
yaitu sebesar 2,27. Sedangkan untuk rendemen tertinggi terdapat pada R1 yaitu
sebesar 84,56 % dan yang terendah yaitu pada R2 yaitu sebesar 74,71 %.
Sedangkan kapasitas olah tertinggi terdapat pada R1 yairu sebesar 2,96 kg/jam
dan kapasitas hasil terendah terdapat pada R2 yaitu sebesar 2,59 kg/jam.
Nilai organoleptik dari segi warna
Uji organoleptik warna dilakukan menggunakan uji hedonic dengan
mengambil sampel secara acak dan di berikan kepada sepuluh orang panelis untuk
diamati dengan kode tertentu yaitu coklat tua / hitam skala numeriknya 3, coklat
agak gelap skala numeriknya 2, dan coklat muda skala numeriknya 1.
Dari hasil sidik ragam lampiran 1 dapat dilihat bahwa perlakuan berbagai
tingkatan kecepatan putaran memberikan pengaruh tidak nyata terhadap nilai
organoleptik dari segi warna.
Hubungan antara tingkatan kecepatan putaran alat penyangrai kopi
terhadap nilai organoleptik warna bubuk kopi yang dihasilkan dapat dilihat pada
grafik berikut ini:

21
Universitas Sumatera Utara

Organoleptik (Warna)

22

2,8
2,7
2,6
2,5
2,4
2,3
2,2
2,1
2

2,7

2,4
2,27

17,7

22

29,5

RPM (kecepatan putaran)

Gambar 1. Hubungan antara tingkatan kecepatan putaran alat penyangrai kopi
terhadap nilai organoleptik
Nilai organoleptik warna (numerik) tertinggi terdapat pada perlakuan R3
yaitu sebesar 2,70 yang berarti warna dari bubuk kopi yang dihasilkan mendekati
coklat tua atau hitam dan yang terendah terdapat pada R1 yaitu sebesar 2,27 yang
berarti warna dari biji kopi yang dihasilkan coklat agak gelap.
Persentase rendemen
Persentase rendemen diperoleh dengan perbandingan berat bahan akhir terhadap
berat bahan awal dikali 100%.
Dari hasil sidik ragam lampiran 2 dapat dilihat bahwa perlakuan berbagain
tingkatan kecepatan putaran memberikan pengaruh tidak nyata terhadap
persentase rendemen kopi.
Hubungan antara tingkatan kecepatan putaran alat penyangrai kopi
terhadap persentase rendemen kopi yang dihasilkan dapat dilihat pada grafik
berikut:

22
Universitas Sumatera Utara

23

RPM (kecepatan putaran)

35
y = -0,578x + 68,87
R² = 0,231

30
25
20
15
10
5
0
74

76

78

80

82

84

86

RENDEMEN (%)

Gambar 2. Hubungan antara tingkatan kecepatan putaran alat penyangrai kopi
terhadap waktu yang dibutuhkan terhadap persentase rendemen
Kapasitas olah
Kapasitas olah diperoleh dengan membagi berat awal kopi terhadap waktu
yang dibutuhkan untuk menyangrai kopi.
Dari hasil sidik ragam lampiran 3 dapat dilihat bahwa perlakuan berbagai
tingkatan kecepatan putaran memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kapasitas
olah.
Hubungan antara tingkatan kecepatan putaran alat penyangrai kopi
terhadap kapasitas olah yang dihasilkan dapat dlilihat pada grafik berikut:

23
Universitas Sumatera Utara

24

3
Kapasitas Olah (kg/jam)

2,95
2,9
2,85
2,8
2,75
2,7

y = -0,014x + 3,093
R² = 0,210

2,65
2,6
2,55
0

5

10

15

20

25

30

35

Rpm (kecepatan putaran)

Gambar 3. Hubungan antara tingkatan kecepatan putaran alat penyangrai kopi
terhadap kapasitas olah

24
Universitas Sumatera Utara

25

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berbagai tingkatan kecepatan putaran memberikan pengaruh berbeda tidak
nyata terhadap nilai organoleptik, rendemen, kapasitas hasil.
2. Nilai organoleptik dari segi warna tertinggi terdapat pada perlakuan R3
yaitu sebesar 2,70 dan yang terendah terdapat pada R1 yaitu sebesar 2,27.
3. Sedangkan untuk rendemen tertinggi terdapat pada R1 yaitu sebesar 84,56
% dan yang terendah yaitu pada R2 yaitu sebesar 74,71 %.
4. Kapasitas olah tertinggi terdapat pada R1 yairu sebesar 2,96 kg/jam dan
kapasitas hasil terendah terdapat pada R2 yaitu sebesar 2,59 kg/jam.
5. Hasil perlakuan terbaik pada parameter organoleptik dari segi warna
adalah R3 sebesar 2,70 dengan warna hitam.
6. Hasil perlakuan terbaik pada parameter kapasitas olah adalah R1 sebesar
2,96 kg/jam.
7. Hasil perlakuan terbaik pada parameter rendemen adalah R1 84,56%.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanhut mengenai rasa dan aroma kopi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan komoditi yang berbeda.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjud mengenai kadar air biji kopi.

25
Universitas Sumatera Utara

5

TINJAUAN PUSTAKA

Kopi
Botani Tanaman
Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama perpugenus coffea dari
familia Rubiaceae. Tanaman kopi, yang umumnya berasal dari benua Afrika,
termasuk famili Rubiaceae dan jenis kelamin Coffea. Kopi bukan produk
homogen; ada banyak varietas dan beberapa cara pengolahannya (Spillane, 1990).
Adapun klasifikasi tanaman kopi ( Coffea sp.) adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Kelas

: Dycotiledoneae

Ordo

: Rubiales

Famili

: Rubiaceae

Genus

: Coffea

Spesies

: Coffea sp.

(Anonimous, 2012).
Syarat tumbuh
a. Tanah
Sehubungan dengan tanah ini yang penting untuk dipelajari terutama :
Sifat fisis tanah meliputi tekstur, struktur, air dan udara di dalam tanah. Tanah
untuk tanaman kopi berbeda-beda, menurut keadaan dari mana asal tanaman itu.

5
Universitas Sumatera Utara

6

Pada umumnya tanaman humus dan permeable, atau dengan kata lain tekstur
tanah harus baik. Tanah yang struktur/teksturnya baik adalah tanah yang berasal
dari abu gunung berapi atau yang cukup mengandug pasir. Tanah yang demikian
pergiliran udara dan air di dalam tanah akan berjalan dengan baik.
b. Iklim
Pengaruh curah hujan terhadap tanaman kopi, yang penting bukanlah
banyaknya, melainkan pemerataan atau pembagian curah hujan tersebut dalam
masa satu tahun.
Batas minimal dalam satu tahun sekitar 1.000-2.000 mm, sedang yang
optimal sekitar 1.750-2.500 mm. Di Indonesia curah hujan mencapai 2.500-3.500
mm. Iklim besar sekali pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman kopi.
Pengaruh iklim itu mulai nampak sejak cabang-cabang primer menjelang
berbunga.
c. Ketinggian tempat
Kopi adalah suatu jenis tanaman yang terdapat di daerah tropis dan
subtropis yang membentang di sekitar garis equator, dan dapat hidup pada dataran
rendah sampai dataran tinggi. Hal ini sangat tergantung jenisnya
(AAK, 1991).
Jenis-jenis kopi
a. Kopi Robusta
Kadar kafein yang terdapat dalam kopi robusta sedikit lebih tinggi
dibanding kopi arabika. Sebaliknya jenis arabika lebih banyak mengandung zat
gula dan minyak atsiri. Di negara-negara konsumen ramuan minuman kopi ini
biasanya dihidangkan dalam bentuk blending kopi robusta dan arabika. Selain
6
Universitas Sumatera Utara

7

meningkatkan cita rasa hasil blending juga menekan harga pokoknya, karena
harga kopi arabika tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan robusta (Spillane,
1990).
b. Kopi Liberika
Jenis ini tumbuh baik di dataran rendah dekat Monrovia di Liberika, tetapi
penyebarannya di sana sini khususnya, di Afrika Barat hanya berlangsung dalam
waktu yang singkat saja.Waktu kopi Arabika diserang oleh Hemileaia vastatrix,
jenis Liberika pun tidak resisten pula, maka selanjutnya diganti dengan Robusta.
Produksi Liberika yang diperdagangkan secara internasional tidak sampai 1% dari
kopi seluruhnya. Kopi Liberika cocok di dataran rendah yang beriklim panas dan
basah, dapat hidup pada tanah yang agak kurus, dan tidak menuntut pemeliharaan
yang istimewa.
c. Kopi Arabika
Baik perkembangan kopi dunia maupun di Indonesia pada khususnya, kopi
Arabika inilah yang paling banyak dahulu diperkembangkan. Tetapi karena jenis
ini sangat tidak tahan terhadap penyakit Hemileia vastatrix, kemudian jenis
tersebut banyak digantikan dengan jenis lain yang tahan Hemileia vastatrix,
kecuali yang terdapat di dataran tinggi yang lebih 1.000 m dari permukaan laut
(AAK, 1991).
Perkembangan Kopi di Indonesia
Di Indonesia, tanaman kopi di perkenalkan pertama kali oleh VOC antara
tahun 1696- 1699. Penanaman kopi hanya bersifat coba-coba (penelitian). Namun
karena hasilnya memuaskan dan di pandang cukup menguntungkan sebagai
komoditas perdagangan maka VOC menyebarkan bibit kopi ke berbagai daerah
7
Universitas Sumatera Utara

8

agar penduduk dapat menanamnya. Kemudian , perkebunan besarpun didirikan
dan akhirnya tanaman kopi tersebar ke daerah Lampung, Sumatera Barat,
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan daerah lain di Indonesia (Najiyati dan
Danarti, 1997).
Kopi sebagai penghasil devisa
Kopi diperdagangkan sejak dasawarsa terakhir, bukan saja dalam bentuk
traditional green coffee (biji kopi mentah) yang ditampungkan oleh para pengolah
roasters, namun juga dalam bentuk olahan setengah jadi dan bahan jadi siap pakai,
diantaranya dalam bentuk: kopi bubuk (powdered coffee), kopi celup (Spillane,
1990).
Pengolahan hasil
Di dalam dunia perdagangan, kopi hanya dapat diperdagangkan dalam
bentuk biji-biji kering yang sudah terlepas dari daging buah dan kulit arinya. Bijibiji kopi yang diperdagangkan itu disebut “Kopi beras” atau “Markt koffie”.
Untuk mendapatkan kopi beras perlu ada pengolahan. Pada pokonya
pengolahan kopi itu hanya ada dua cara, yaitu:
1. Pengolahan kering
Pengolahan kering ini, hanya dilakukan oleh para petani, yang memiliki
kebun beberapa hektar saja. Sedang perusahaan yang besar terbatas pada kopikopi yang masih hijau atau hasil dari racutan, demikian juga yang terdapat kena
serangan bubuk buah.

8
Universitas Sumatera Utara

9

2. Pengolahan Basah
Pengolahan secara basah pada umumnya hanya dijalankan oleh
perusahaan-perusahaan besar saja. Sedang yang dilakukan oleh petani sangat
sedikit. Pengolahan yang dilakukan oleh perkebunan, karena produksi jauh lebih
banyak, maka tidak mungkin hanya dilakukan dengan tenaga manusia saja,
melainkan dijalankan dengan tenaga mesin (AAK, 1991).
Kualitas kopi yang baik hanya dapat diperoleh dari buah yang telah masak
dan melalui pengolahan yang tepat. Buah kopi yang baru dipanen harus segera
diolah, hal ini dikarenakan buah kopi mudah rusak dan menyebabkan cita rasa
pada seduhan kopi (Panggabean, 2011).
Penyangraian
Proses penyangrain merupakan tahapan pembentukan aroma dan cita rasa
khas kopi dengan perlakuan panas. Proses sangrai diawali dengan penguapan air
yang ada di dalam biji kopi dengan penguapan air yang ada di dalam biji kopi
dengan memanfaatkan panas yang tersedia dari kompor dan kemudian diikuti
dengan reaksi pirolisi. Reaksi ini merupakan reaksi dekomposisi senyawa
hidrokarbon antara lain karbohidrat, hemiselulosa, dan selulosa yang ada dalam
kopi. Reaksi ini biasanya terjadi setelah suhu sangrai diatas 180 derajatC (Tim
Karya Tani Mandiri,2010).
Kisaran suhu sangrai yang umum adalah sebagai berikut:
1. Suhu 190derajat-195derajatC untuk tingkat sangrai ringan (warna
cokelat muda)
2. Suhu 200derajat-205derajatC untuk tingkat sangrai medium (warna
cokelat agak gelap)
9
Universitas Sumatera Utara

10

3. Suhu 205derajatC untuk tingkat sangrai gelap (warna cokelat tua
cenderung agak hitam).
Waktu penyangraian bervariasi mulai dari 7 sampai 20 menit bergantung
pada kadar air biji kopi. Salah satu tolak ukur proses penyangraian adalah derajat
sangrai yang dilihat dari perubahan warna biji kopi yang sedang disangrai (Tim
Karya Mandiri,2010)
Proses penyangraian merupakan tahapan pembentukan aroma dan cita rasa
khas kopi dengan perlakuan panas dan kunci dari proses produksi kopi bubuk.
Proses sangrai diawali dengan penguapan air yang ada di dalam biji kopi dengan
memanfaatkan panas yang tersedia dari kompor dan kemudian diikuti dengan
reaksi pirolisis. Reaksi ini merupakan reaksi dekomposisi senyawa hidrokarbon
antara lain karbohidrat, hemiselulosa dan selulosa yang ada di dalam biji kopi.
Secara kimiawi, proses ini ditandai dengan evolusi gas CO2 dalam jumlah banyak
dari ruang sangrai berwarna putih. Sedang secara fisik, pirolisis ditandai dengan
perubahan warna biji kopi yang semula kehijauan menjadi kecoklatan. Kisaran
suhu sangrai yang umum adalah sebagai berikut:
1. Suhu 190-195oC untuk tingkat sangrai ringan (warna coklat muda)
2. Suhu 200-205oC untuk tingkat sangrai medium (warna coklat agak
gelap)
3. Suhudiatas 205oC untuk tingkat sangrai gelap (warna coklat tua
cenderung agak hitam).
Waktu penyangraian bervariasi mulai dari 7 sampai 20 menit tergantung
pada kadar air biji kopi dan mutu kopi bubuk yang dikehendaki. Salah satu tolak
ukur proses penyangraian adalah derajat sangrai yang dilihat dari perubahan

10
Universitas Sumatera Utara

11

warna biji kopi yang sedang disangrai. Proses sangrai dihentikan pada saat warna
sampel biji kopi sangrai yang diambil dari dalam silinder sudah mendekati warna
sampel standar (Varnam and Sutherland, 1994).
Elemen Mesin
Motor Listrik
Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis. Misalnya mesin pembangkit tenaga listrik maka dapat memutar motor
listrik yang menggunakan mesin untuk berbagai keperluan separti mesin untuk
menggiling padi menjadi beras, untuk pompa irigasi untuk pertanian, untuk kipas
angin serta mesin pendingin (Djoekardi, 1996).
Motor listrik mempunyai keuntungan yaitu dapat dihidupkan dengan
hanya memutar saklar, motor DC mempunyai daya besar pada putaran rendah
(Soenarto dan Shoichi, 1987)
Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik.
Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang
disebut sebagai elektromagnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa kutub-kutub
tidak senama akan tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita
menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet
yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.
Motor listrik mempunyai keuntungan sebagai berikut :
-

Dapat dihidupkan dengan hanya memutar sakelar

-

Suara dan getaran tidak ada yang dihisap, juga tidak ada gas buang, karena
itu tidak perlu mengukur polusi lingkungannya atau membuat ventilasi

11
Universitas Sumatera Utara

12

-

Motor DC mempunyai daya besar pada putaran rendah. Di lain pihak,
motor AC yang menggunakan sumber daya umum tidak mudah mengubah
putarannya
Di lain pihak, motor listrik juga memiliki kekurangan sebagai berikut :

-

Motor listrik membutuhkan sumber daya, kabelnya harus dapat
dihubungkan langsung dengan stop kontak, dengan demikian tempat
penggunaannya sangat terbatas panjang kabel.

-

Kalau dipergunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan
menjadi besar.

-

Secara umum biaya listrik lebih tinggi dari harga bahan bakar minyak.

-

Untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh sebuah motor
pembakaran, maka motor listrik akan lebih berat

(Soenarta dan Furuhama, 2002).
Sabuk V
Sabuk bentuk trapesium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk
dibuat seorang, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V.
Kontak gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur
menyebabkan berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan
tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V
mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian
sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami
tekanan.
Susunan khas sabuk V terdiri atas :
1. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi
12
Universitas Sumatera Utara

13

2. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan
daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut
(Smith dan Wilkes, 1990).
Pulley
Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dengan pasangan roda gigi. Dalam demikian, cara transmisi putaran dan
daya lain yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan sebuah sabuk atau
rantai yang dibelitkan di sekeliling puli atau sprocket pada poros. Jika pada suatu
konstruksi mesin putaran puli penggerak dinyatakan N1 dengan diameter dp dan
puli yang digerakkan n2 dan diameter Dp, maka perbandingan putaran dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:
N1 ��

=

N2 ��

........................................................................................... (1)

(Roth, dkk., 1982).
Roda transmisi beralur untuk sabuk V dibuat dari besi tuang, baja tuang,
atau baja cetak. Keterangan umum yang diperlukan dalam pemesanan roda
transmisi beralur harus mencakup ukuran sabuk, jumlah alur, diameter alur roda,
tipe konstruksi dan ukuran serta tipe nap (Smith dan Wilkes, 1990).
Speed Reducer
Speed reducer (gearbox) adalah jenis motor yang mempunyai sistem
reduksi yangbesar.Gearbox bersinggungan ke dalam motor, tetapi secara
bersamaanrangkaian ini mengurangi kecepatan keluaran (output speed).

13
Universitas Sumatera Utara

14

Speed reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini
perbandingan speed reducer putarannya dapat cukup tinggi.
N1

i = N2 ............................................................................................ (2)
dimana:
i

= Perbandingan reduksi

N1

= Input putaran (rpm)

N2

= Output putaran (rpm)

(Niemann, 1982).

14
Universitas Sumatera Utara

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja,
terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat
dingin atau daerah-daerah tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan
tanaman. Mutu kopi yang baik sangat tergantung pada jenis bibit yang ditanam,
keadaan iklim, tinggi tempat, dan lain-lain. Kesemuanya ini dapat mempengaruhi
perkembangan hama penyakit. Demikian pula cuaca pun sangat berpengaruh
terhadap produksi (AAK, 1988).
Kopi bubuk merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga yang
sudah tersedia di berbagai tempat penjualan baik di perkotaan maupun di
pedesaan dengan berbagai macam merek kopi yang tersedia. Bagi seorang dan
rumah tangga, kebutuhan akan kopi bubuk dirasa sangatlah perlu untuk
melengkapi persediaan barang konsumsi terkait dengan kehidupan berinteraksi
sosial dalam bermasyarakat. Keberadaan kopi bubuk bagi seseorang apalagi
sebagai penikmat kopi adalah sangat membantu dalam berbagai aktifitas atau bisa
dikatakan seseorang akan lebih bersemangat dalam beraktifitas setelah minum
kopi (Spillane, 1990)
Selain kopi digunakan sebagai minuman kenikmatan, juga dibutuhkan
untuk penyedap berbagai panganan, mulai dari tar, moka atau kue hingga es buah
serta es krim moka yang terkenal dan disukai masyarakat. Itulah sebabnya
komoditi kopi dalam dunia perdagangan internasional digolongkan dalam
komoditi pangan kenikmatan (Spillane, 1990).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Selama ± 30 tahun yang terakhir ini perkembangan dibidang teknologi
pengolahan kopi lebih terbatas dibandingkan dengan perkembangan dibidang
budidaya. Namun demikian ada juga perkembangan yang cukup maju, yaitu
mengenai masalah fermentasi. Disamping itu ada pula perkembangan dibidang
peralatan, yaitu antara lain alat pengupas (pulper), alat pengering dan sortasi, serta
alat penyangrai (roaster) yang semuanya itu ditujukan ke arah peningkatan dan ke
arah efisiensi (AAK, 1988).
Pengolahan kopi rakyat harus dilakukan dengan tepat waktu, tepat cara
dan tepat jumlah. Buah kopi hasil panen, seperti halnya produk pertanian yang
lain, perlu segera diolah menjadi bentuk akhir yang stabil agar aman untuk
disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kriteria mutu biji kopi yang meliputi
aspek fisik, cita rasa dan kebersihan serta aspek keseragaman dan konsistensi
sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan proses produksinya. Oleh
karena itu, tahapan proses dan spesifikasi peralatan pengolahan kopi yang
menjamin kepastian mutu yang terjadi penyimpanan dapat dikoreksi secara cepat
dan tepat. Sebagai langkah akhir, upaya perbaikan mutu akan mendapatkan hasil
yang optimal jika disertai dengan mekanisme tata niaga kopi rakyat yang
berorientasi pada mutu (AAK, 1988).
Pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh petani, pedagang pengecer,
industri kecil dan pabrik. Pembuatan kopi bubuk oleh petani biasanya hanya
dilakukan secara tradisional dengan alat-alat sederhana. Hasilnya pun biasanya
hanya dikonsumsi sendiri atau dijual bila ada pesanan. Sedangkan pembuatan
kopi bubuk oleh pabrik biasanya dilakukan secara modern dengan skala yang

2
Universitas Sumatera Utara

3

cukup besar dengan menggunakan alat penyangrai (Tim Karya Tani Mandiri,
2010).
Penyangraian kopi hingga pada saat sekarang ini masih banyak
menggunakan peralatan manual ataupun yang disebut secara tradisional yaitu
dengan menggunakan kuali dan pengadukannya pun menggunakan tenaga
manusia dan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar. Hal ini kurang efektif
dan efisien bagi manusia.
Untuk mengatasi keterbatasan serta tidak efektif dan tidak efisiensi cara
manual ini, maka dirancanglah suatu alat penyangrai kopi mekanis. Untuk
mendapatkan hasil sangrai yang baik, pengaturan kecepatan perlu diperhatikan.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji alat penyangrai kopi tipe rotari pada
berbagai tingkat kecepatan putaran terhadap hasil dan kualitas kopi yang baik.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecepatan putaran pada
alat penyangrai kopi mekanis tipe rotari terhadap uji organoleptik (warna),
rendemen dan kapasitas olah.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Sebagai informasi bagi masyarakat dalam pemanfaatan alat penyangrai
kopi mekanis tipe rotari untuk mempermudah proses pekerjaan.

3
Universitas Sumatera Utara

4

Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh berbagai tingkatan kecepatan putaran alat penyangrai kopi
mekanis tipe rotari terhadap hasil uji organoleptik (warna), rendemen dan
kapasitas olah.

4
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
M AFANDI : Uji berbagai level kecepatan RPM pada alat penyangrai kopi
mekanis tipe rotari (modifikasi) terhadap kualitas hasil. Dibimbing oleh SAIPUL
BAHRI DAULAY dan ACHWIL PUTRA MUNIR.
Proses uji berbagai level kecepatan RPM pada alat penyangrai kopi
mekanis tipe rotari terhadap kualitas hasil, merupakan hal menarik untuk
diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat serta menguji?
perameter yang diamati adalah kapasitas alat, rendemen dan uji organoleptik.
Dari hasil penelitian diperoleh kapasitas alat sebesar 2.76kh/jam,
rendemen yang didapat sebesar 79.25% dan Uji organoleptik yang didapat 2,45%
(warna).
Kata Kunci : kopi, RPM, kapasitas alat, rendemen dan uji organoeptik.

ABSTRACT
M AFANDI : Test of several levels of RPM speed of mechanical coffee roasters
type rotary on the product quality. Supervised by SAIPUL BAHRI DAULAY and
ACHWIL PUTRA MUNIR.
Testing process of several rpm Speed of mechanical coffee roasters type
rotary on the quality of the product, is interesting to note. This research was held
to design, construct and testing of the coffee roaster parameters observed ware
effective capacity, yield and organoleptic test.
It was summerised that the effective capaeity of this equipment was 2.76
kg/hr, the yield percentage was 79.25%, and the organoleptic test was 2.45%
(color).
Keywords: coffee, RPM, effective capacity, yield and organoleptic test.

iii
Universitas Sumatera Utara

UJI BERBAGAI LEVEL KECEPATAN RPM PADA ALAT PENYANGRAI
KOPI MEKANIS TIPE ROTARI (MODIFIKASI) TERHADAP KUALITAS
HASIL

DRAFT
OLEH :
MUHAMMAD AFANDI

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

Universitas Sumatera Utara

UJI BERBAGAI LEVEL KECEPATAN RPM PADA ALAT PENYANGRAI
KOPI MEKANIS TIPE ROTARI (MODIFIKASI) TERHADAP KUALITAS
HASIL
DRAFT
OLEH :
MUHAMMAD AFANDI
110308049/KETEKNIKAN PERTANIAN

Draft sebagai salah satu syarat untuk dapat melaksanakan seminar hasil
di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing

(Ir Saipul Bahri Daulay M.Si)
Ketua

(Achwil Putra Munir, STP, M.Si)
Anggota

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

ii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
M AFANDI : Uji berbagai level kecepatan RPM pada alat penyangrai kopi
mekanis tipe rotari (modifikasi) terhadap kualitas hasil. Dibimbing oleh SAIPUL
BAHRI DAULAY dan ACHWIL PUTRA MUNIR.
Proses uji berbagai level kecepatan RPM pada alat penyangrai kopi
mekanis tipe rotari terhadap kualitas hasil, merupakan hal menarik untuk
diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat serta menguji?
perameter yang diamati adalah kapasitas alat, rendemen dan uji organoleptik.
Dari hasil penelitian diperoleh kapasitas alat sebesar 2.76kh/jam,
rendemen yang didapat sebesar 79.25% dan Uji organoleptik yang didapat 2,45%
(warna).
Kata Kunci : kopi, RPM, kapasitas alat, rendemen dan uji organoeptik.

ABSTRACT
M AFANDI : Test of several levels of RPM speed of mechanical coffee roasters
type rotary on the product quality. Supervised by SAIPUL BAHRI DAULAY and
ACHWIL PUTRA MUNIR.
Testing process of several rpm Speed of mechanical coffee roasters type
rotary on the quality of the product, is interesting to note. This research was held
to design, construct and testing of the coffee roaster parameters observed ware
effective capacity, yield and organoleptic test.
It was summerised that the effective capaeity of this equipment was 2.76
kg/hr, the yield percentage was 79.25%, and the organoleptic test was 2.45%
(color).
Keywords: coffee, RPM, effective capacity, yield and organoleptic test.

iii
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan
anugerah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan darft dengan judul “Uji
berbagai level kecepatan RPM pada alat penyangrai kopi mekanis tipe rotari
(Modifikasi) terhadap kualitas hasil” yang merupakan salah satu syarat untuk
membuat darft di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ir.Saipul Bahri Daulay, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak
Achwil Putra Munir, STP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang banyak
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan darft ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga darft ini
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan,

Februari 2016

Penulis

iv
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
Kegunaan Penelitian ........................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian ............................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA
Kopi..................................................................................................................... 5
Botani tanaman kopi ................................................................................... 5
Syarat tumbuh .............................................................................................. 5
Jenis-jenis kopi ............................................................................................ 6
Perkembangan kopi di Indonesia ................................................................ 7
Kopi sebagai penghasil devisa ..................................................................... 8
Pengolahan hasil .......................................................................................... 8
Penyangraian ................................................................................................ 9
Elemen mesin ............................................................................................... 11
Motor listrik ................................................................................................. 11
Sabuk V........................................................................................................ 12
Pulley ........................................................................................................... 13
Speed reducer .............................................................................................. 13
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 15
Bahan dan Alat Penelitian ............................................................................. 15
Metode Penelitian ........................................................................................ 15
Model Rancangan Penelitian ....................................................................... 16

v
Universitas Sumatera Utara

Prosedur Penelitian ...................................................................................... 16
Parameter yang Diamati ............................................................................... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai Organoleptik dari segi warna ............................................................... 21
Persentase Rendemen.................................................................................... 22
Kapasitas Olah .............................................................................................. 23
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................... 25
Saran ............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 26
LAMPIRAN

vi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No.

Hal

1. Skala hedonik untuk kopi hasil penyangraian.............................................. 30
2. Pengaruh berbagai tingkatan kecepatan putaran terhadap parameter yang
diamati ........................................................................................................ 21

vii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

NO.

Hal

1. Data pengamatan nilai organoleptik ............................................................
2. Data pengamatan rendemen (%) ..................................................................
3. Data pengamatan kapasitas olah (kg/jam) ...................................................
4. Panjang sabuk V standar ..............................................................................
5. Spesifikasi alat .............................................................................................
6. Gambar teknik modifikasi alat penyangrai kopi mekanis tipe rotari ...........
7. Gambar alat ..................................................................................................
8. Komponen alat .............................................................................................
9. Gambar pulley ..............................................................................................
10. Hasil sangraian ...........................................................................................
11. Gambar alat penyangrai kopi .....................................................................

38
40
42
44
32
33
37
39
42
44
45

viii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

1. Hubungan antara tingkatan RPM alat terhadap nilai organoleptik ................. 22
2. Hubungan RPM alat terhadap persentase rendemen....................................... 23
3. Hubungan RPM alat terhadap kapasitas olah ................................................. 24

ix
Universitas Sumatera Utara