Hubungan Kerapatan Mangrove terhadap Laju Sedimen Transpor di Wilayah Pesisir Desa Pulau Sembilan Kabupaten Langkat Sumatera Utara
40
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
39
Lampiran 1. Foto Alat dan Bahan
Tali Rafia
Kamera
pH meter
Refraktometer
GPS
Meteran
Universitas Sumatera Utara
40
Lampiran 1. Lanjutan
Buku Identifikasi mangrove
Timbangan Analitik (master chep)
Bola Duga
Lakban
Sediment trap
Pisau dan Gunting
Universitas Sumatera Utara
41
Lampiran 2. Perhitungan Laju sedimen transfor
Berat kering sedimen
Ulangan
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
(1 x 2 minggu)
100.000 mg 79.000 mg 27.000 mg 508.000 mg 157.000 mg
U1
220.000 mg 50.000 mg 50.000 mg 157.000 mg 112.000 mg
U2
120.000 mg 70.000 mg 30.000 mg 140.000 mg 160.000 mg
U3
Rumus Perhitungan Laju Sedimentasi :
BS
LS = Jumlah hari x πr2
Keterangan :
LS = Laju sedimentasi (mg/cm2/hari)
BS = Berat kering sedimen (mg)
π = Konstanta (3.14)
r
= Jari-jari lingkaran sediment trap (5.5 cm)
Stasiun 1.
Ulangan 1.
LS =
100.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 75. 199 (mg/cm2/hari)
Stasiun 2.
Ulangan 1.
LS =
79.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 59.407 (mg/cm2/hari)
Stasiun 3.
Ulangan 1.
LS =
157.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 118.063 (mg/cm2/hari)
Stasiun 4
Ulangan 1.
LS =
27.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 20.303 (mg/cm2/hari)
Stasiun 5.
Ulangan 1.
LS =
508.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 382.015 (mg/cm2/hari)
Ulangan 2.
LS =
Ulangan 3
220.000
14 x (3.14 x 5.52)
LS =
=165.439 (mg/cm2/hari)
Ulangan 2.
LS =
50.000
14 x (3.14 x 5.52)
LS =
Ulangan 2.
112.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 52.632 (mg/cm2/hari)
LS =
Ulangan 2.
165.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 124.062 (mg/cm2/hari)
Ulangan 3.
50.000
14 x (3.14 x 5.52)
LS =
= 37.599 (mg/cm2/hari)
Ulangan 2.
LS =
70.000
14 x (3.14 x 5.52)
Ulangan 3.
= 84.223 (mg/cm2/hari)
LS =
= 90.239 (mg/cm2/hari)
Ulangan 3.
= 37.599 (mg/cm2/hari)
LS =
120.000
14 x (3.14 x 5.52)
30.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 22.550 (mg/cm2/hari)
Ulangan .3
157.000
14 x (3.14 x 5.52)
LS =
= 118.063 (mg/cm2/hari)
140.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 140.2655 (mg/cm2/hari
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Parameter Fisika Kimia
Suhu Kecepatan
Parameter Ulangan
(2 minggu) Air (0C) Arus (m/s)
Stasiun
28
0.076
U1
29
0.075
Stasiun 1
U2
30
0.2
U3
Rata-Rata
∑U
29.33
0.117
28
0.06
U1
Stasiun 2
30
0.02
U2
31
0.1
U3
Rata-Rata
∑U
29.66
0.06
32
0.01
U1
Stasiun 3
30
0.06
U2
30
0.2
U3
Rata-Rata
∑U
30.66
0.09
28
0.03
U1
Stasiun 4
31
0.05
U2
30.5
0.07
U3
Rata-Rata
∑U
29.83
0.05
30
0.015
U1
Stasiun 5
31
0.02
U2
30.5
0.1
U3
Rata-Rata
∑U
30.50
0.045
Sedimen transfor
(mg/cm/hari)
75.199
165.439
90.139
110.259
59.407
37.599
52.632
49.87
118.063
84.223
124.062
108.782
20.303
37.599
22.550
26.817
382.015
118.063
140.265
213.515
Salinitas
(ppt)
25
21
26.5
24.16
28
25
25
26
26
26
24
25.33
28
25
26.5
26.50
29
25
25
26.33
pH
6.8
7.1
7.8
7.23
6.6
6.7
7.8
7.03
7.6
6.9
7.5
7.33
7.0
7.2
7.1
7.1
6.8
7.4
7.0
7.06
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Analisis Statistik Regresi Linear Sederhana
a. Kerapatan Pohon dan Laju sedimen transfor
Kerapatan
Laju sedimen transfor
Stasiun (pohon/ha)
(mg/cm2/hari)
1
4160
110.259
2
4495
49.87
3
4296
108.782
4
4866
26.817
5
3566
213.515
b. Grafik Regresi Linear
c. Statistik Regresi
SUMMARY OUTPUT
Groups
Count
Column 1
5
Column 2
5
Sum
Average
21383
4276,6
509,243 101,8486
Variance
228503,8
5229,927
ANOVA
Source of Variation
SS
df
MS
F
Between Groups
Within Groups
43571373,13
934934,9076
1 43571373,13 372,8291
8 116866,8635
Total
44506308,04
9
P-value
F crit
5,37E08 5,317655
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Kegiatan Penelitian
Pengukuran Suhu Air
Pengukuran pH Air
Transek Mangrove
Mengukur Diameter Pohon
Mencatat Jumlah Vegetasi Mangrove
Persiapan Pemasangan Sedimen trap
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Lanjutan
Pemindahan sedimen dari sedimen trap
Penimbangan Berat Kering Sedimen
Universitas Sumatera Utara
37
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut.
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB, Bogor.
Bengen, D.G. 2004. Pedoman Teknis: Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. PKSPL-IPB, Bogor.
Daulay, A.B., A, Pratomo., dan D, Afdillah. 2014. Karakteristik Sedimen di
Perairan Sungai Carang Kota Rebah Kota Tanjung Pinang Provinsi
Kepulauan Riau. UMRAH, Riau.
Eddy, S. 2007. Pengelolaan Potensi Hutan Mangrove Secara Berkelanjutan.
Universitas PGRI, Palembang.
English, S. C., Wilkinson., and V, Baker. 1994. Survey Manual For Tropical
Marine Resources. Townsville. Australian Institute Of Marine Science.
Ghufran, M dan Kordi, K. 2012. Ekosistem Mangrove Potensi, Fungsi dan
Pengelolaan. Rineka Cipta, Jakarta.
Halidah. 2007. Avicennia Marina (Forssk.) Vierh Jenis Mangrove yang Kaya
Manfaat. Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Makassar.
Hermanto, W.K., dan Manengkey. 2010. Kandungan Bahan Organik Pada
Sedimen di Perairan Teluk Buyat dan Sekitarnya. Jurnal Perikanan dan
Kelautan Tropis. Vol. 6 (3).
Hillel, D. 1982. Introduction to Soil Rhysics. Academic Press, Inc. San Diego,
Calipornia.
Indah, R., A, Jabarsyah., dan A, Laga. 2008. Perbedaan Substrat dan Distribusi
Jenis Mangrove (Studi Kasus: Hutan Mangrove di Kota
Tarakan).Universitas Borneo Tarakan, Borneo.
Kariada, N.T.M., dan A, Irsadi. 2014. Peranan Mangrove sebagai Biofilter
Pencemaran Air Wilayah Tambak Bandeng Tapak, Semarang. Jurnal J.
Manusia dan Lingkungan. Vol. 21 (2) Hal : 188-194.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Ligkungan
Hidup: 201 Tahun 2004 Tentang Kriteria baku dan Pedoman Kerusakan
Hutan Mangrove. Jakarta
Kushartono, E.W. 2009. Beberapa Aspek Bio-Fisik Kimia Tanah di Daerah
Mangrove Desa Pasar Banggi Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu
Kelautan. Vol. 14 (2) Hal : 76-83.
Universitas Sumatera Utara
38
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Muharram. 2014. Penanaman Mangrove sebagai Salah Satu Upaya Rehabilitasi
Lahan dan Lingkungan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Kabupaten
Karawang. Jurnal Ilmiah solusi. Vol. 1(1). Hal : 1-14
Munandar, F.K., dan A.Y, Baeda. 2014. Kajian Laju Transfor Sedimen di Pantai
Akkarena. Jurnal Penelitian Sain. Vol. 10(2). Hal : 204-211.
Noor, Y. K., M. Khazali dan I. N. N. Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan
Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.
Onrizal, dan C, Kusmana. 2005. Ekologi dan Manajemen Mangrove Indonesia.
Buku Ajar. USU, Medan.
Pradipta, Y., S. Saputro dan A. Satriadi. 2013. Laju Sedimentasi Di Muara
Sungai Slamaran Pekalongan. Jurnal Oseonografi. Vol. 2(4). Hal : 378386.
Rifardi, 2008. Ekologi Sedimen Laut Modern. UR-Press, Pekanbaru.
Romimohtarto, K dan S, Juwana. 2006. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang
Biota Laut. Djambatan, Jakarta.
Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Penerbit
Kanasius, Yogyakarta.
Setyawan, A. D dan K, Winarno. 2006. Permasalahan Konservasi Ekosistem
Mangrove di Pesisir Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Jurnal
Biodiversitas. Vol 7(2). Hal : 159-163.
Suryawan, F. 2007. Keanekaragaman Vegetasi Mangrove Pasca Tsunami di
Kawasan Pesisir Pantai Timur Nangroe Aceh Darussalam. UNSYIAH,
Aceh.
Talib, M.F. 2008. Struktur dan Pola Zonasi (Sebaran) Mangrove Serta
Makrozoobenthos yang Berkoeksistensi, di Desa Tanah Merah dan
Oebelo Kecil Kabupaten Kupang [Skiripsi]. IPB, Bogor.
Tobing, A.K.B.R. 2011. Studi Kecepatan Jatuh Sedimen di Pantai Bunga
Berlumpur (Studi Kasus Lokasi Pantai Bunga Batubara Sumatera
Utara)[Skiripsi]. USU, Medan.
Wantasen, A. S. 2013. Kondisi Kualitas Perairan dan Substrat Dasar sebagai
Faktor Pendukung Aktivitas Pertumbuhan Mangrove di Pantai Pesisir
Desa Basaan I, Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Platax. Vol
1(4).
Universitas Sumatera Utara
39
Widjojo, S. 2010. Transportasi Sedimen Oleh Kombinasi Aliran Permanen
Beraturan dan Gelombang Seragam. Jurnal Media Teknik Sipil. Vol.
10.(2). Hal : 75-80.
Yunus, K., J, Tajam., H, Shaari., N.A, Mohd., Shazili., Misbahul., dan M, Amin.
2008. Kadar Pengenapan Sedimen Hutan Paya Bakau di Sungai Miang,
Pahang, Malaysia: Kepekatan Menegak Melawan Kaedah Penanda
Buatan Mendatar. Jurnal of Analytical Sciences Malaysian, Vol 12 (2)
Hal :403 - 409
Universitas Sumatera Utara
15
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2016 di Desa Pulau
Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Identifikasi jenis mangrove dan kandungan sedimen tanah akan dilakukan
langsung di lapangan dan di Laboratorium Ilmu Riset dan Teknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang, tali rafia,
kantong plastik, jangka sorong, kompas, GPS (Global Positioning System),
meteran, alat tulis, Thermometer, Refraktometer, sediment trap, pH meter,
kamera, bola duga, papan tide, kawat, tiang besi dan buku identifikasi mangrove
Noor dkk., 2006.
Universitas Sumatera Utara
16
Bahan yang digunakan adalah sampel vegetasi mangrove untuk
diidentifikasi dan sedimen.
Deskripsi Stasiun Pengambilan Sampel
Stasiun 1
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.
Stasiun 1 berada pada titik koordinat 98°14’65”BT, 4°8’49”LU. Stasiun
ini
merupakan alur pelayaran dan banyak dilakukan penangkapan ikan, udang dan
kepiting oleh masyarakat.
Gambar 3. Lokasi Stasiun 1
Stasiun 2
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun II dapat dilihat pada Gambar 4.
Stasiun 2 berada pada titik koordinat 98°14’63”BT, 4°8’59”LU. Stasiun
ini
merupakan daerah rehabilitasi mangrove.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 4. Lokasi Stasiun 2
Stasiun 3
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun III dapat dilihat pada Gambar 5.
Stasiun 3 berada pada titik koordinat 98°14’67”BT, 4°8’58”LU. Lokasi ini
berjarak kurang dari 50 meter dari stasiun dua dengan adanya tambak udang oleh
masyarakat.
Gambar 5. Lokasi Stasiun 3
Stasiun 4
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun 4 dapat dilihat pada Gambar 6.
Stasiun 4 berada pada titik koordinat 98°14’67”BT, 4°8’70”LU. Stasiun ini
Universitas Sumatera Utara
18
merupakan daerah
mangrove yang masih alami dengan sedikit aktivitas
masyarakat sekitar.
Gambar 6. Lokasi Stasiun 4
Stasiun 5
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun V dapat dilihat pada Gambar 7.
Stasiun 5 berada pada titik koordinat 98°14’65”BT, 4°8’77”LU. Stasiun ini
banyak dilakukan penebangan oleh masyarakat sekitar dan diambil kayunya.
Gambar 7. Lokasi Stasiun 5
Universitas Sumatera Utara
19
Prosedur Kerja
Analisis Data Vegetasi Mangrove
Penentuan lokasi penelitian berdasarkan metode purposive sampling yang
dianggap telah mewakili daerah penelitian tersebut dan analisis vegetasi mangrove
dengan metode transeks (transect methods) yang dibagi menjadi 5 stasiun
pengamatan dengan menggunakan 3 plot pada setiap stasiun. Tranksek diletakkan
tegak lurus garis pantai menuju daratan dengan ukuran 10 x 10 m panjangnya,
tergantung kondisi lapangan. Identifikasi jenis mengrove dapat langsung
dilapangan dan bagi jenis mangrove yang belum diketahui jenisnya akan
diidentifikasi di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan dengan
mengacu pada buku identifikasi Noor, dkk (2006).
Menurut Onrizal dan Kusmana (2005) ukuran tegakan yang digunakan
dalam kegiatan analisis vegetasi hutan mangrove adalah sebagai berikut
a.
Petak contoh 10 x 10 m untuk pohon berdiameter >10 cm dengan tinggi >1.5
m.
b.
Petak contoh 5 x 5 m untuk anakan pohon (pancang) dengan diameter 70
Rusak
Sedang
>50-1000-
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
39
Lampiran 1. Foto Alat dan Bahan
Tali Rafia
Kamera
pH meter
Refraktometer
GPS
Meteran
Universitas Sumatera Utara
40
Lampiran 1. Lanjutan
Buku Identifikasi mangrove
Timbangan Analitik (master chep)
Bola Duga
Lakban
Sediment trap
Pisau dan Gunting
Universitas Sumatera Utara
41
Lampiran 2. Perhitungan Laju sedimen transfor
Berat kering sedimen
Ulangan
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
(1 x 2 minggu)
100.000 mg 79.000 mg 27.000 mg 508.000 mg 157.000 mg
U1
220.000 mg 50.000 mg 50.000 mg 157.000 mg 112.000 mg
U2
120.000 mg 70.000 mg 30.000 mg 140.000 mg 160.000 mg
U3
Rumus Perhitungan Laju Sedimentasi :
BS
LS = Jumlah hari x πr2
Keterangan :
LS = Laju sedimentasi (mg/cm2/hari)
BS = Berat kering sedimen (mg)
π = Konstanta (3.14)
r
= Jari-jari lingkaran sediment trap (5.5 cm)
Stasiun 1.
Ulangan 1.
LS =
100.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 75. 199 (mg/cm2/hari)
Stasiun 2.
Ulangan 1.
LS =
79.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 59.407 (mg/cm2/hari)
Stasiun 3.
Ulangan 1.
LS =
157.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 118.063 (mg/cm2/hari)
Stasiun 4
Ulangan 1.
LS =
27.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 20.303 (mg/cm2/hari)
Stasiun 5.
Ulangan 1.
LS =
508.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 382.015 (mg/cm2/hari)
Ulangan 2.
LS =
Ulangan 3
220.000
14 x (3.14 x 5.52)
LS =
=165.439 (mg/cm2/hari)
Ulangan 2.
LS =
50.000
14 x (3.14 x 5.52)
LS =
Ulangan 2.
112.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 52.632 (mg/cm2/hari)
LS =
Ulangan 2.
165.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 124.062 (mg/cm2/hari)
Ulangan 3.
50.000
14 x (3.14 x 5.52)
LS =
= 37.599 (mg/cm2/hari)
Ulangan 2.
LS =
70.000
14 x (3.14 x 5.52)
Ulangan 3.
= 84.223 (mg/cm2/hari)
LS =
= 90.239 (mg/cm2/hari)
Ulangan 3.
= 37.599 (mg/cm2/hari)
LS =
120.000
14 x (3.14 x 5.52)
30.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 22.550 (mg/cm2/hari)
Ulangan .3
157.000
14 x (3.14 x 5.52)
LS =
= 118.063 (mg/cm2/hari)
140.000
14 x (3.14 x 5.52)
= 140.2655 (mg/cm2/hari
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Parameter Fisika Kimia
Suhu Kecepatan
Parameter Ulangan
(2 minggu) Air (0C) Arus (m/s)
Stasiun
28
0.076
U1
29
0.075
Stasiun 1
U2
30
0.2
U3
Rata-Rata
∑U
29.33
0.117
28
0.06
U1
Stasiun 2
30
0.02
U2
31
0.1
U3
Rata-Rata
∑U
29.66
0.06
32
0.01
U1
Stasiun 3
30
0.06
U2
30
0.2
U3
Rata-Rata
∑U
30.66
0.09
28
0.03
U1
Stasiun 4
31
0.05
U2
30.5
0.07
U3
Rata-Rata
∑U
29.83
0.05
30
0.015
U1
Stasiun 5
31
0.02
U2
30.5
0.1
U3
Rata-Rata
∑U
30.50
0.045
Sedimen transfor
(mg/cm/hari)
75.199
165.439
90.139
110.259
59.407
37.599
52.632
49.87
118.063
84.223
124.062
108.782
20.303
37.599
22.550
26.817
382.015
118.063
140.265
213.515
Salinitas
(ppt)
25
21
26.5
24.16
28
25
25
26
26
26
24
25.33
28
25
26.5
26.50
29
25
25
26.33
pH
6.8
7.1
7.8
7.23
6.6
6.7
7.8
7.03
7.6
6.9
7.5
7.33
7.0
7.2
7.1
7.1
6.8
7.4
7.0
7.06
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Analisis Statistik Regresi Linear Sederhana
a. Kerapatan Pohon dan Laju sedimen transfor
Kerapatan
Laju sedimen transfor
Stasiun (pohon/ha)
(mg/cm2/hari)
1
4160
110.259
2
4495
49.87
3
4296
108.782
4
4866
26.817
5
3566
213.515
b. Grafik Regresi Linear
c. Statistik Regresi
SUMMARY OUTPUT
Groups
Count
Column 1
5
Column 2
5
Sum
Average
21383
4276,6
509,243 101,8486
Variance
228503,8
5229,927
ANOVA
Source of Variation
SS
df
MS
F
Between Groups
Within Groups
43571373,13
934934,9076
1 43571373,13 372,8291
8 116866,8635
Total
44506308,04
9
P-value
F crit
5,37E08 5,317655
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Kegiatan Penelitian
Pengukuran Suhu Air
Pengukuran pH Air
Transek Mangrove
Mengukur Diameter Pohon
Mencatat Jumlah Vegetasi Mangrove
Persiapan Pemasangan Sedimen trap
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Lanjutan
Pemindahan sedimen dari sedimen trap
Penimbangan Berat Kering Sedimen
Universitas Sumatera Utara
37
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut.
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB, Bogor.
Bengen, D.G. 2004. Pedoman Teknis: Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. PKSPL-IPB, Bogor.
Daulay, A.B., A, Pratomo., dan D, Afdillah. 2014. Karakteristik Sedimen di
Perairan Sungai Carang Kota Rebah Kota Tanjung Pinang Provinsi
Kepulauan Riau. UMRAH, Riau.
Eddy, S. 2007. Pengelolaan Potensi Hutan Mangrove Secara Berkelanjutan.
Universitas PGRI, Palembang.
English, S. C., Wilkinson., and V, Baker. 1994. Survey Manual For Tropical
Marine Resources. Townsville. Australian Institute Of Marine Science.
Ghufran, M dan Kordi, K. 2012. Ekosistem Mangrove Potensi, Fungsi dan
Pengelolaan. Rineka Cipta, Jakarta.
Halidah. 2007. Avicennia Marina (Forssk.) Vierh Jenis Mangrove yang Kaya
Manfaat. Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Makassar.
Hermanto, W.K., dan Manengkey. 2010. Kandungan Bahan Organik Pada
Sedimen di Perairan Teluk Buyat dan Sekitarnya. Jurnal Perikanan dan
Kelautan Tropis. Vol. 6 (3).
Hillel, D. 1982. Introduction to Soil Rhysics. Academic Press, Inc. San Diego,
Calipornia.
Indah, R., A, Jabarsyah., dan A, Laga. 2008. Perbedaan Substrat dan Distribusi
Jenis Mangrove (Studi Kasus: Hutan Mangrove di Kota
Tarakan).Universitas Borneo Tarakan, Borneo.
Kariada, N.T.M., dan A, Irsadi. 2014. Peranan Mangrove sebagai Biofilter
Pencemaran Air Wilayah Tambak Bandeng Tapak, Semarang. Jurnal J.
Manusia dan Lingkungan. Vol. 21 (2) Hal : 188-194.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Ligkungan
Hidup: 201 Tahun 2004 Tentang Kriteria baku dan Pedoman Kerusakan
Hutan Mangrove. Jakarta
Kushartono, E.W. 2009. Beberapa Aspek Bio-Fisik Kimia Tanah di Daerah
Mangrove Desa Pasar Banggi Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu
Kelautan. Vol. 14 (2) Hal : 76-83.
Universitas Sumatera Utara
38
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Muharram. 2014. Penanaman Mangrove sebagai Salah Satu Upaya Rehabilitasi
Lahan dan Lingkungan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Kabupaten
Karawang. Jurnal Ilmiah solusi. Vol. 1(1). Hal : 1-14
Munandar, F.K., dan A.Y, Baeda. 2014. Kajian Laju Transfor Sedimen di Pantai
Akkarena. Jurnal Penelitian Sain. Vol. 10(2). Hal : 204-211.
Noor, Y. K., M. Khazali dan I. N. N. Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan
Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.
Onrizal, dan C, Kusmana. 2005. Ekologi dan Manajemen Mangrove Indonesia.
Buku Ajar. USU, Medan.
Pradipta, Y., S. Saputro dan A. Satriadi. 2013. Laju Sedimentasi Di Muara
Sungai Slamaran Pekalongan. Jurnal Oseonografi. Vol. 2(4). Hal : 378386.
Rifardi, 2008. Ekologi Sedimen Laut Modern. UR-Press, Pekanbaru.
Romimohtarto, K dan S, Juwana. 2006. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang
Biota Laut. Djambatan, Jakarta.
Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Penerbit
Kanasius, Yogyakarta.
Setyawan, A. D dan K, Winarno. 2006. Permasalahan Konservasi Ekosistem
Mangrove di Pesisir Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Jurnal
Biodiversitas. Vol 7(2). Hal : 159-163.
Suryawan, F. 2007. Keanekaragaman Vegetasi Mangrove Pasca Tsunami di
Kawasan Pesisir Pantai Timur Nangroe Aceh Darussalam. UNSYIAH,
Aceh.
Talib, M.F. 2008. Struktur dan Pola Zonasi (Sebaran) Mangrove Serta
Makrozoobenthos yang Berkoeksistensi, di Desa Tanah Merah dan
Oebelo Kecil Kabupaten Kupang [Skiripsi]. IPB, Bogor.
Tobing, A.K.B.R. 2011. Studi Kecepatan Jatuh Sedimen di Pantai Bunga
Berlumpur (Studi Kasus Lokasi Pantai Bunga Batubara Sumatera
Utara)[Skiripsi]. USU, Medan.
Wantasen, A. S. 2013. Kondisi Kualitas Perairan dan Substrat Dasar sebagai
Faktor Pendukung Aktivitas Pertumbuhan Mangrove di Pantai Pesisir
Desa Basaan I, Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Platax. Vol
1(4).
Universitas Sumatera Utara
39
Widjojo, S. 2010. Transportasi Sedimen Oleh Kombinasi Aliran Permanen
Beraturan dan Gelombang Seragam. Jurnal Media Teknik Sipil. Vol.
10.(2). Hal : 75-80.
Yunus, K., J, Tajam., H, Shaari., N.A, Mohd., Shazili., Misbahul., dan M, Amin.
2008. Kadar Pengenapan Sedimen Hutan Paya Bakau di Sungai Miang,
Pahang, Malaysia: Kepekatan Menegak Melawan Kaedah Penanda
Buatan Mendatar. Jurnal of Analytical Sciences Malaysian, Vol 12 (2)
Hal :403 - 409
Universitas Sumatera Utara
15
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2016 di Desa Pulau
Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Identifikasi jenis mangrove dan kandungan sedimen tanah akan dilakukan
langsung di lapangan dan di Laboratorium Ilmu Riset dan Teknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang, tali rafia,
kantong plastik, jangka sorong, kompas, GPS (Global Positioning System),
meteran, alat tulis, Thermometer, Refraktometer, sediment trap, pH meter,
kamera, bola duga, papan tide, kawat, tiang besi dan buku identifikasi mangrove
Noor dkk., 2006.
Universitas Sumatera Utara
16
Bahan yang digunakan adalah sampel vegetasi mangrove untuk
diidentifikasi dan sedimen.
Deskripsi Stasiun Pengambilan Sampel
Stasiun 1
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.
Stasiun 1 berada pada titik koordinat 98°14’65”BT, 4°8’49”LU. Stasiun
ini
merupakan alur pelayaran dan banyak dilakukan penangkapan ikan, udang dan
kepiting oleh masyarakat.
Gambar 3. Lokasi Stasiun 1
Stasiun 2
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun II dapat dilihat pada Gambar 4.
Stasiun 2 berada pada titik koordinat 98°14’63”BT, 4°8’59”LU. Stasiun
ini
merupakan daerah rehabilitasi mangrove.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 4. Lokasi Stasiun 2
Stasiun 3
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun III dapat dilihat pada Gambar 5.
Stasiun 3 berada pada titik koordinat 98°14’67”BT, 4°8’58”LU. Lokasi ini
berjarak kurang dari 50 meter dari stasiun dua dengan adanya tambak udang oleh
masyarakat.
Gambar 5. Lokasi Stasiun 3
Stasiun 4
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun 4 dapat dilihat pada Gambar 6.
Stasiun 4 berada pada titik koordinat 98°14’67”BT, 4°8’70”LU. Stasiun ini
Universitas Sumatera Utara
18
merupakan daerah
mangrove yang masih alami dengan sedikit aktivitas
masyarakat sekitar.
Gambar 6. Lokasi Stasiun 4
Stasiun 5
Lokasi pengambilan sampel pada stasiun V dapat dilihat pada Gambar 7.
Stasiun 5 berada pada titik koordinat 98°14’65”BT, 4°8’77”LU. Stasiun ini
banyak dilakukan penebangan oleh masyarakat sekitar dan diambil kayunya.
Gambar 7. Lokasi Stasiun 5
Universitas Sumatera Utara
19
Prosedur Kerja
Analisis Data Vegetasi Mangrove
Penentuan lokasi penelitian berdasarkan metode purposive sampling yang
dianggap telah mewakili daerah penelitian tersebut dan analisis vegetasi mangrove
dengan metode transeks (transect methods) yang dibagi menjadi 5 stasiun
pengamatan dengan menggunakan 3 plot pada setiap stasiun. Tranksek diletakkan
tegak lurus garis pantai menuju daratan dengan ukuran 10 x 10 m panjangnya,
tergantung kondisi lapangan. Identifikasi jenis mengrove dapat langsung
dilapangan dan bagi jenis mangrove yang belum diketahui jenisnya akan
diidentifikasi di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan dengan
mengacu pada buku identifikasi Noor, dkk (2006).
Menurut Onrizal dan Kusmana (2005) ukuran tegakan yang digunakan
dalam kegiatan analisis vegetasi hutan mangrove adalah sebagai berikut
a.
Petak contoh 10 x 10 m untuk pohon berdiameter >10 cm dengan tinggi >1.5
m.
b.
Petak contoh 5 x 5 m untuk anakan pohon (pancang) dengan diameter 70
Rusak
Sedang
>50-1000-